4 0 6 MB
Kegawat-daruratan dalam bidang dermatologi Sri Linuwih SW Menaldi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM
Pengertian Gawat: • keadaan/situasi berbahaya, kritis, mengkhawatirkan, dekat dengan kematian
Darurat: • keadaan sulit, perlu penanggulangan segera
(KBBI)
Kegawat-daruratan penyakit kulit meliputi: (SKDI 2012)
1. Erupsi obat alergik:
Sindrom StevensJohnson (SSJ)
2. Infeksi: Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) Toxic shock syndrome (TSS)
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)
3. Alergi:
Varisela hemoragik
Angioedema
3. Penyakit bulosa:
4. Luka bakar:
pemfigus vulgaris
luka bakar derajat 3 dan 4
pemfigoid bulosa
luka bakar akibat bahan kimia; dan sengatan listrik
Kegawat-daruratan Tingkat kompetensi sesuai SKDI 2012:
mampu membuat diagnosis klinis
mencegah keparahan/kecacatan
memberikan terapi pendahuluan
menyelamatkan nyawa
mampu menentukan rujukan yang tepat
mampu menindaklanjuti ketika kembali dari rujukan
Keterampilan yang harus dimiliki sesuai SKDI:
Transpor pasien (transport of casuality)
kompetensi
4A
Tata laksana awal secara umum
Perhatikan dan perbaiki keadaan umum
Pasang IVline
Terapi suportif disesuaikan
Pemeriksaan laboratorium dasar sesuai kebutuhan
Persiapan merujuk
mengacu pada kompetensi transpor pasien
Anamnesis penggunaan obat: riwayat penggunaan obat cara pemakaian (oral, iv, topikal) bentuk obat: kimiawi, herbal/tradisional
riwayat alergi obat sebelumnya obat yang bereaksi silang hubungan waktu pemakaian obat & erupsi kulit
Data obat penyebab erupsi obat alergik (EOA) yang sering:
sulfonamida
fenobarbital
Karbamazepin
Alopurinol
Antibiotik
OAINS (oksikam)
penisilin, sefalosporin, kuinolon, siklin, makrolid
TIMBUL LESI MAKULOPAPUL AR
Timeline Pemberian Obat 28des12
30des12
31des12
9Jan13
10Jan13
13Jan13
Masih muncul lesi baru 16Jan13
17Jan13
19Jan13
Ranitidin
Lasix Curcuma Transamin Simvastatin Kodein Laxadin Cefotaxime
Azitromicin Paracetamol Vitamin K Metronidazol Metilprednisolone Cetirizine Aspar K
Manifestasi klinis: Onset
Gejala awal:
Lesi kulit
Tanda Nikolsky (+) (Epidermolisis)
• 8 minggu setelah pajanan obat
• demam, sakit kepala, malese
• Simetris, makula eritem, purpurik, lesi target, nekrosis, vesikel-bula • ≤10 %/ lpb SSJ • >30 %/ lpb NET
SCORTEN a prognostic scoring system for patients with epidermolysis
Prognostic factors
points
age > 40 years
1
heart rate >120 /minute
1
cancer/hematologic malignancy
1
body surface area involved >10%
1
serum urea level >10mM
1
serum bicarbonate level 252 mg/dl
1
SCORTEN
Mortality rate (%)
0-1
3,2
2
12,1
3
35,8
4
58,3
5
90
Keterlibatan mukosa mulut, mata dan genitalia (90%)
Harr T, French LE. Stevens-Johnson Syndrome Toxic Epidermal Necrolyis. In ; Adverse Cutaneous Drug Eruptions, Karger 2012
Angioedema
Terapi awal Hentikan semua obat tersangka ! Te r a p i s u p o r t i f • kortikosteroid dengan dosis 0,5 mg/kgBB per hari bila ringan. 1-4 mg/kg BB/hari bila berat. • antihistamin terutama EOA tipe urtikaria dan angioedema
Persiapan merujuk pasien untuk tata laksana komprehensif
SSSS - TSS Manifestasi klinis
Lesi kulit
Tanda Nikolsky (+)
• Demam tinggi, disertai infeksi saluran napas atas
• Lesi eritema mendadak di wajah, leher, aksila, inguinal, menyebar dalam 24 jam • Timbul bula besar, dinding kendur
• Komplikasi: berat TSS
Terapi: Antibiotik sistemik
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Perawatan kulit berlepuh / erosif
Tidak diperlukan kortikosteroid !
Kasus anak berusia < 1 tahun: mortalitas meningkat! • Tata laksana awal • Persiapan merujuk
SSSS
Varisela
Morbiditas & mortalitas meningkat pada:
Varisela Pasien dewasa, neonatus
Imunitas buruk atau defisiensi
Perluasan meningitis
Varisela hemoragik
Disertai infeksi organ lain (pneumoni)
Terapi:
Antivirus: asiklovir atau valasiklovir
Antipiretik bila diperlukan
Mandi dengan menggunakan sabun
Bila berat: Tata laksana awal
Persiapan merujuk
Luka bakar
Luka bakar derajat 3-4 & trauma kimia
1. mendinginkan area lesi segera
2. mencegah penguapan + emolien (kemitule/sofratulle)
3. tata laksana awal
4. persiapan merujuk
Pemfigus vulgaris • Keadaan umum buruk, lesi erosif di skalp, mukosa mulut, mata, hidung, esofagus, genital • Meluas keseluruh tubuh, timbul vesikel, bula • Epidermolisis
• lesi luas • komplikasi gangguan elektrolit akibat terbentuk bula yang luas, erosi/ekskoriasi • infeksi sekunder pada kulit • gangguan sistemik pada ginjal dan paru.
Tata laksana awal Berat: 3 mg/kgBB/h ari
60 -150 mg/hari
Kortikosteroid sistemik
Persiapan
MERUJUK
Pemfigus vulgaris
PENUTUP Diagnosis tepat sedini mungkin penting untuk keselamatan pasien.
• Menentukan kondisi gawat darurat • Tata laksana awal • Segera merujuk untuk tata laksana komprehensif
“..dermatology is the best specialty. The patient never dies – and never gets well..” (ANONYMOUS)
Ronny Wolf et al. Emergency Dermatology. Cambridge University Press 2010.
Daftar pustaka 1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010 2. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Konsil Kedokteran Indonesia, 2012. 3. Kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2012. Unit Pendidikan Kedokteran FKUI 2012. 4. Budianti WK. Pendekatan diagnosis dan tatalaksana alergi obat pada kulit. Dalam: Rahmayunita G dan Wibawa LA, editor. Kegawatdaruratan dan deteksi dini dalam bidang dermato-venereologi. Badan Penerbit FKUI 2014. 5. Wolf R, Davidovici BB, Parish JL, Parish LC. Emergency dermatology. Cambridge University Press 2010. 6. Halim EF. Sindrom Stevens-Johnson dan Nekrolisis Epidermal Toksik. Dalam: Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Badan Penerbit FKUI 2016. 7. Claude Roujeau J. Erythema multiforme. Dalam: goldsmith LA, et al, editor. Dermatology in General Medicine.McGraw-Hill 2008.
…….terima kasih..