Makalah Dermatologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II TENTANG “PEMERIKSAAN DERMATOLOGI”



DOSEN PEMBIMBING: Di susun oleh kelompok 1.Ulpa nurholiza



3.wahyu syahputra



2.Widiawati



4.Yulia ariska TINGKAT IIlB



DIII KEPERAWATAN



JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI TAHUN AJARAN2018/2019



1



KATA PENGANTAR



Puji Syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugasmakalah ini.Tidak lupa



kami ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah



memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan disana sini masih banyak kekurangan, dan oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Pada kesempatan kali ini juga saya taklupa mengucapkan terimakasih,dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.



Penulis



Kelompok KMBII



2



HALAMAN SAMPUL DEPAN KATA PENGANTAR...............................................................................................................2 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................3 LATAR BELAKANG............................................................................................................3 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................3 TUJUAN.................................................................................................................................4 BAB II........................................................................................................................................4 PEMBAHASAN........................................................................................................................4 Pengertian Kulit (Dermatologi)..............................................................................................4 Struktur Kulit..........................................................................................................................5 Tipe-tipe jerawat...................................................................................................................17 Obat Topikal atau Obat Oles................................................................................................21 BAB III..................................................................................................................................................25



KESIMPULAN.................................................................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................26



3



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dermatologi (bahasa Yunani: derma yang berarti kulit) adalah cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan bagian-bagian yang berhubungan dengan kulit seperti rambut, kuku, kelenjar keringat, dan lain sebagainya. Cabang-cabang dari dermatologi antara lain adalah venereologi yaitu ilmu yang mempelajari penyakit yang ditularkan melalui alat kelamin, dermatologi kosmetik dan bedah dermatologi.  Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet.



B. RUMUSAN MASALAH Apa yang dimaksud dengan dermatologi ? Apa fungsi dan struktur kulit? Apa saja kelenjar – kelenjar kulit? Apa saja modalitas rasa pada kulit? Apa defenisi penyakit kulit dan macam-macam penyakit kulit ? Bagaimana cara perawatan penyakit kulit ?



C. TUJUAN Tujuan dari makalah ini yaitu pembaca dapat mengetahui dan memahami banyak tentang dermatologi.



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kulit (Dermatologi) Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel. Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka kulit yang pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar. Fungsi kulit antara lain : melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal dari sinar ultraviolet. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organ-organ tubuh di dalamnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain sebagai pelindung tubuh, kulit juga memiliki nilai estetika. Kulit yang bersih dan terawat akan tampak indah dilihat. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.



B. Struktur Kulit



5



1.      Kulit Ari (Epidermis) Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.  Sel-sel epidermis disebut  keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.  Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu : Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan tanduk sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia, dikenal dengan lapisan  horny.  Lapisan  horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan sel  baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit terasa sedikit kasar. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki  self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Dengan bertambahnya usia, proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai  sekitar  60-tahunan, proses keratinisasi membutuhkan waktu sekitar 45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak putih karena melanosit lambat bekerjanya dan penyebaran melanin  tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit. Lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini paling jelas pada kulit telapak tangan dan kaki. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel 6



taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam  salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation. Lapisan benih (stratum germinatifum atau stratum basale) merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.  Alas  sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demoepidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas  atau  melanosit) pembuat pigmen melanin kulit. 2.      Kulit Jangat (Dermis) Kulit jangat atau  dermis  menjadi tempat ujung saraf perasa,  tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar.  Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak  menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kulit jangat terdiri dari serat – serat kolagen, serabut – serabut elastis, dan serabut – serabut retikulin. Serat – serat ini bersama pembuluh darah dan pembuluhgetah bening membentuk anyam – anyaman yang memberikan perdarahan untuk kulit. Lapisan dermis terdiri dari : Lapisan papila, mengandung lekuk – lekuk papila sehingga stratum malfigi juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratum spongeosum. Lapisan papila terdiri serat kolagen halus, alastin, dan retikulum yang tersusun membentuk jaringan halus terdapat di bawah epidermis. 7



Lapisan ini memegang peranan penting dalam peremajaan dan penggandaan unsur – unsur kulit. Serat retulin dermis membentuk alas dari serabut yang menyisip ke dalam membran basal di bawah epidermis. Pada umumnya papil – papil kulit jangat rendah tapi pada telapak kaki dan telapak tangan papil tinggi tebal dan banyak sehingga tampak berhimpitan membentuk rigi – rigi yang menonnjol di permukaan kulit ari dan membentuk pola sidik jari tangan dan jari kaki. Setiap papil dibentuk oleh anyaman serabut hhalus yang mengandung serabut elastin, padabagian ini terlihat lengkung – lengkung kapiler dan ujung – ujung saraf perasa. Lapisan retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit serat retikulin, dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan serat – serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit. Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat kolagen, elastin, dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit adalah asam hialuronat,dermatan sulfat dengan perbandinganyang beragam di berbagai tempat, bahandasar ini sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang lebih tebal. Dalam lapisan ini ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel lemak, danotot penegak rambut. 3.      Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis) Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh  dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak,  akan berkurang lemaknya dan akibatnya kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur. C. Fungsi Kulit 1.      Fungsi Termoregulasi Panas tubuh dihasilkan dari aktifitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti ini harus dikeluarkan atau suhu tubuh akannaikdi atas batas normal. Pada lingkungan suhu dingin panas harus dipertahankan atau suhu tubuh akan turun di bawah batas normal. Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi air (perubahan molekul air) yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi keringat), difusi molekul air melalui kulit. Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adiposa dalam lapisan subkutan. Lemak merupakan insulator (pelepasan eenergi) panas untuk tubuh dan derajat insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa. 8



Pembuluh darah dalam papila demal juga dikendalikan oleh sistem saraf. Jika pembuluh darah berdilatasi, aliran darah kepermukaan kulit meningkat, sehingga konduksi panas pada bagian eksterior dapat terjadi. Peembuluh arah berkontraksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam upaya memprtaankan panas tubu sentral. Dalam pengaturansuu tubuh kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup bai tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstra cairan sehingga kulit bayi tampak edema karena lebih banyak mengandung air dan nutrium. 2.      Fungsi Proteksi Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis (mis., gesekan, tarikan, gangguan kimiawi) yang menimbulkan iritasi, gangguan panas (mis., radiasi, sinar ultraviolet, dan infeksi dari luar [bakteri/jamur]). Bantalan lemak di bawah kulit berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit melindungi kulit dari sinar matahari. Proteksi rangsangan kimia karena stratum korneum yang impermeabel terhadap zat kimia dan air. Terdapat lapisan keasaman pada kulit untuk melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Sabun menyebabkan keasaman kulit berada antara pH 5-5, 6 merupakan perlindungan terhadap infeksi dan jamur .sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur. 3.      Fungsi Absorpsi Kulit yang sehat tidakmudah menyerap air dan larut tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbon dioksida, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal atau tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar-sel, menembus sel-sel epidermis, dan saluran kelenjar 4.      Fungsi Ekskresi Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa metabolisme) dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Lapisan sebum berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum mengandung minyak untuk melindungi kulit, menahan air yang berlebihan seingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keeringat menyebabkan keasaman pada kulit. 5.      Fungsi Persepsi Kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis. Sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan oleh papila dermis markel renvier yang terletak pada dermis, sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis serabut saraf sensorik yang lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.



9



6.      Fungsi Pembentukan Pigmen Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosom dibentuk alat golgi dengan bantuan tiroksinasi yang meningkatkan metabolisme sel, ion Cu, dan oksigen. Sinar matahari memengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan – tangan dendrit, sedangkan lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal/tipisnya kulit. 7.      Fungsi Keratinasi Sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Selanjutnya inti sel menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira – kira 14-21 hari. Keratin memberi perlindungan kulit terhadap infeksi melalui mekanisme fisiologis. 8.      Fungsi Pembentukan Vitamin D Pembentukan vitamin D berlangsung dengan mengubah dihidroksi kolestrol dengan pertolongan sinar matahari. Kebutuhan vitamin D tidak cukup hanya dari proses tersebut, pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. D. Kelenjar – Keelenjar Kulit Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae. 1.      Kelenjar Sebasea Kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel rambut. Kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut tetapi saluran bermuara langsung ke peermukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan dan terletak di dalam dermis. Setiap kelenjar berkapsul jaringan ikat tipis berupa kelenjar alveolar yang membuat lipid. Kebanyakan kelenjar alveolus bermuara ke dalam sebuah saluran keluar pendak dan lebar, tercurah kedalam leher folikel rambut. Setiap alveolus terisi penuh dengan epitel berlapis trletak d atas membran basal tipis yang permukaan dalamnya ditempati oleh sederetan sel kubis kecil yang berhubungan dengan sel – sel basal epidermis pada leheer folikel rambut.



2.      Kelenjar Keringat Kelenjar tubular bergelung tidak bercabang, terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis, dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapang tangan dan kaki. Bagian sekretori terletak di dalam dermis atau hipodermis 10



bergabung membentuk massa tersendiri. Duktusnya keluar menuju epidermis, berjalan berkelok – kelok menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat dua macam kelenjar keringat : ·        Kelenjar keringat ekrin : Tersebar diseluruh kulit tubuh kecuali kulup penis, bagian dalam telinga luar, telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Badan kelenjar terdapat antara perbatasan kulit ari dan kulit jangat. Saluran berbelok – beelok keluar berada pada lapisan jangat, brjalan lurus ke lapisan epidermis, dan bermuara pada permukaan kulit pada pori – pori keringat. ·        Kelenjar keringat apokrin : Kelenjar keringat yang besar hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting susu, kulit sekitar alat kelamin, dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam, saluran keeluarnya berbelok – belok, kemudian lurus menuju epidermis, dan bermuara pada folikel rambut. Beersama keringat keluar bagian – bagian sel kelenjar yang sudah rusak dan berbau khas. 3.      Kelenjar Mamae Glandula mamae sebagai kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodeermal. Secara fungsional termasuk sistem reproduksi, terletak di atas fasia pektoralis superfisialis dan dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, serta melekat erat dengan kulit di atasnya. Di sekitar puting susu (papila mamae) terdapat retikulum kutis yang tumbu dengan baik, dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam puting susu bermuara 15 – 20 duktus lakiferus. Di sekitar papila mamae terdapat areola mamae yang mengandung kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola mamae) untuk melindungi dan melicinkan puting susu pada waktu bayi mengisap. Pada daerah subkutan terdapat lobus – lobus yang berhubungan satu sama lain oleh jaringan areolar, pembuluh darah, dan duktus laktiferus. E. Modalitas Rasa kulit 1.      Rasa Mekanik Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan, rasa raba, rasa getar, dan rasa geli berada disetiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan aestesiometerdapat mengetahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsangan pada permukaan kulit yang peka. Titik tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit lain. Hal ini merupakan manifestasi adanya reseptor tekan pada kulit dibawahnya. 2.      Rasa Suhu Kulit mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor ini brfungsi mengindra rasa dingin/panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor dalam sistem saraf pusat, dengan pengukuran waktu reaksi dapat dinyatakan kecepatan rasa dingin lebih cepat dibandingkan keecepatan hantaran rasa panas. Rasa suhu kulit tetap (statis). bila seseorang berada dalam air hangat mula – mula akan timbul rasa hangat, kemudian rasa hangat tidak dirasakan lagi dan bila keluar dari air, rasa 11



hangat akan kembali. Hal ini karena tubu secara penuh beadaptasi terhadap suhu kulit yang baru. Aaptasi penuh ini hanya terjadi pada suhu netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan di atas 36oC dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17oC. Rasa suhu kulit yang berubah. Terdapat 3 parameter trtentu, yaitu suhu awal, kecepatan perubahan suhu, dan luas kulit yang terpapar terhadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah ambang rasa hangat tinggi. Sedangkan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas atau dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga berpengaruh pada timbulnya rasa panas/dingin. Titik – titik rasa dingin dan panas. Permukaan kulit yang peka terhadap rasa panas dan dingin berlokasi pada titik – titik tertentu. Kepadatan titik – titik rasa suhu lebih rendah dibanding titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan rasa panas. Kulit wajah merupakan daerah yang paling peka trhadap rasa suhu dan kepadatan titik – titik rasa dingin yang paling tinggi. 3.      Rasa Prospriosepsi Rasa prospriosepsi berasal dari dalam tubuh, disebut juga rasa dalam. Rasa ini tidak terdapat pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam, misalnya otot, tendo, dan sendi. Informasi prospriosepsi dihantarkan ke medula spinalis melalui kolom dorsal dan masuk ke serebelum. Sebagian berjalan ke laminikulus medial, talamus, dan sebagian lagi ke korteks. Impuls berasal dari kumparan otot berbentuk urat golgi, organ sensorik dalam, dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris berespons terhadap gerakan – gerakan tertentu. 4.      Rasa Nyeri Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi melindungi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Rasa nyeri terdiri dari : a.  Nyeri proyeksi : Nyer yang timbul bila rangsangan bukan pada reseptornya tetapi langsung pada serat saraf di salah satu tempat dalam perjalanan sarafnya. Nyerinya bukan pada tempat rangsangan tetapi pada proyeksi perifer (ujung) saraf yang bersangkutan. b.  Nyeri alih : Rasa nyeri berasal dari alat dalam. Serat saraf yang terangsang di alat dalam dan serat saraf dari kulit satu segmen dengan alat dalam, dan bersinaps pada satu neuron yang smam serta menimbulkan eksitasi diinterpretasikan datang dari kulit. c.  Hiperalgesia : Salah satu bentuk nyeri khusus yang dialami seorang yang kulitnya terkena rangsangan nosiseptif. Misalnya, terik matahari dan luka bakar. Bagian yang luka mengalami vasodilatasi dan rasa nyeri yang lama kelamaan bagian yang nyeri akan menjadi lebih peka trhaddap rangsangan mekanik. Kemungknan rasa nyeri ditimbulkan oleh zat kimia yang akandi lepas oleh jaringan yang rusak, vasodilatasi berlangsung beberapa hari. d. Hipolgesia : Menurunnya rasa nyeri (analgesia) akibat kerusakan saraf atau tindakan analgesia dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini dapat disertai dengan hilangnya modalitas rasa (anestsia) 12



e. Nyeri kronis : Suatu perubahan pada sistem saraf pusat dalam pengolahan rasa nyerinya belum diketahui sebabnya. Salah satu organ tubuh yang diamputasi dapat mengalami rasa nyeri yang dirasakan seprti berasal dari bagian tubuh yang telah dibuang. Rasa nyeri ini sukar diobati dan timbul karena gangguan sentral yang prosesnya belum dapat diterangkan. 5.      Rasa Gatal Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi perangsangan tertentu. Rangsangan semakin kuat saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi maka rasa gatal yang dialami dapat hilang. Pada jaras spinotalmik yang sedang diewati rasa gatal dilewati juga oleh rasa nyeri dengan cara tertentu jika titik gatal sesuai dngan titik nyeri. Reseptor gatal terletak pada bagian kulit permukaan, sedangkan reseptor nyri terdapat lebih dalam dari kulit. F. Defenisi penyakit kulit Penyakit kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek. Masalah menjadi lebih mencemaskan jika pnyakit tidak merespon terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktukan bahwa frekwensi yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis jika menderita penyakit pada kulit. G. Penyebab Penyakit Kulit Beberapa penyebab penyakit kulit yaitu : Kebersihan diri yang buruk Virus Bakteri Reaksi alergi Daya tahan tubuh rendah H. Berdasarkan Kategorinya Jenis-Jenis Penyakit Kulit Ada Beberapa Macam Yaitu :  Gangguan inflamasi jenis penyakit kulit ini kebanyakan kondisinya jangka panjang, menyebabkan kemerahan, pembengkakan, lesi, dan plak pada kulit, kulit meradan, melepuh dan berisi cairan.biasanya menimbulkan rasa gatal. Yang termasuk jenis-jenis penyakit kulit kategori ini yaitu: eksim (dermatitis), psoriasis, jerawat.  Penyakit kulit viral



13



Jenis penyakit kulit ini diakibatkan oleh virus dengan kondisi hidup pendek. Gejala awalnya demam, ruam kulit, dan gejala lain seperti dingin. Penyakit ini menyebar melalui kontak fisik. Termasuk jenis-jenis panyakit kulit kategori penyakit kulit viral: cacar air, campak, herpes zoster.  Kanker Kulit jenis penyakit kulit disebabkan oleh paparan sinar cahaya tertentu dari matahari dan dari tanning bed. Kanker ini telah meningkat di masyarakat umum selama bertahun-tahun dan telah muncul sebagai jenis utama kanker pada pria. Melanoma jenis penyakit kulit berupa kanker berbentuk seperti tompel tapi terus membesar dan menyebar. I. Tanda-tanda Gejala Penyakit Kulit Tanda-tanda gejala penyakitt kulit berupa : Gatal-gatal (saat pagi,siang,mala, ataupun sepanjamg hari) Muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan bning ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh Timbul ruam-ruam Kadang disertai demam Kemungkinan cara penularan Penularan langsung : sentuhan langsung dengan penderita Melalui perantara : malalui pakaian, selimut, handuk, sabun mandi yang dipakai oleh penderita. J. Macam-macam Penyakit Kulit Dermatologi 1. Eksim Merupakan penyakit kulit yang di tandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama pada malam hari (eksim karing), timbul gelembunggelembung kecil yang mengandung air atau nanah. Bengkak, melepuh, tampak merah, sangat gatal dan terasa panas dan dingin yang berlebihan pada kulit (eksim basah). Bagian tubuh yang sering diserang eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha, dan telinga. Eksim disebabkankarena alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti yang terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin (MSG), dan lain-lain. Eksim juga dapat disebabkan karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangsangan iklim, bahkan gangguan emosi, Eksim lebih sering menyerang pada orang-orang yang berbakat alergi. Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh. Oleh karena itu harus



14



diperhatikan untuk mnghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi (alergan).



2. Jerawat Jerawat adalah kondisi kronis yang ditandai dengan pertumbuhan jerawat atau bengkak dan sakit radang pada kulit yang tidak terkendali. Jerawat umumnya timbul di kulit wajah, meskipun juga dapat timbul di dada, punggung, lengan atas, dan bahu. Jerawat diketahui disebabkan oleh kecenderungan genetik serta ketidakseimbangan hormon. Stres tidak dianggap sebagai penyebab, tetapi merupakan pemicu umum yang dapat memulai wabah atau memperburuk kondisi. Ada berbagai pilihan pengobatan jerawat; untuk jerawat kronis, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter kulit yang dapat memberikan perawatan rutin dan berkesinambungan.



Fakta tentang penyakit jerawat 80% dari seluruh tubuh manusia pernah mempunyai jerawat. Jerawat adalah penyakit kulit yang diakibatkan oleh bakteri yang tumbuh di kulit dan poripori yang memiliki kelenjar minyak di bawah kulit. Jika tidak dilakukan pengobatan pada tahap awal munculnya maka jerawat akan berkembang. Sebagai informasi, jerawat tidak hanya bisa tumbuh dan berkembang di wajah tetapi juga bisa di punggung yang dinamakan sebagai jerawat punggung. Munculnya berbagai jenis penyakit kulit pada tubuh akan sangat menggangu aktifitas seharihari jika serangan penyakit kulit tersebut terdapat pada anggota tubuh yang sering kita gunakan untuk bergerak seperti tangan dan kaki, selain itu rasa percaya diri juga akan menurun karena ganguan penyakit kulit ini. Jerawat, campak, kudis dan kurap merupakan jenis-jenis penyakit kulit yang sangat mengganggu rasa percaya diri karena sering menyerang bagian muka, dan kulit yang tidak tertutup oleh pakaian. Tipe-tipe jerawat 15



Komedo. Komedo sebenarnya adalah pori-pori yang tersumbat, bisa terbuka atau tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti pori-pori yang membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead) memiliki kulit yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil. Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan sekresi kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Jerawat biasa. Jenis jerawat ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan. Terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri jenis propionibacterium acne. Bakteri ini biasanya hidup di saluran kelenjar sebaceous yang tersumbat, yaitu di daerah tempat beradanya asam lemak pada kantung kelenjar sebaceous yang tersembunyi di dalam pori-pori kulit. Diberi nama propionibacterium karena mampu memproduksi asam propionik (propionic acid). Bakteri ini merupakan jenis anaerobik sehingga dapat hidup tanpa butuh oksigen, dan mempunyai ciri-ciri aerotolerant yang menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya [sumber: Video cara mengatasi jerawat]. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap, kuas make up, jari tangan, juga telepon. Stres, hormon dan udara yang lembap, dapat memperbesar kemungkinan terbentuknya jerawat. Jerawat batu (Cystic acne). Cystic acne adalah jerawat yang besar-besar, dengan peradangan hebat, berkumpul diseluruh muka. Penderita cystic acne biasanya juga memiliki keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini. Secara genetik penderitanya memiliki: Kelenjar minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori dengan kelenjar minyak, Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa beregenerasi secepat kulit normal Memiliki respon yang berlebihan terhadap peradangan sehingga meninggalkan bekas di kulit. 3. Kudis Merupakan penyakit kulit yang disebabkan pleh parasit/tungau yang gatal taitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk dan menyerang orang yang kurang menjaga kebersihan tubuhnya. Gjala yang timbul antara lain : timbul gatal yang hebat pada malam hari. Gatal yang terjadi terutama dibagian sla-sela jari tangan, dibawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola (area sekeliling puting susu), dan permukaan depan pergelangan. Penyakit ini mudah sekali menular ke orang lain secara langsung misalnya bersentuhan dengan penderita, atau tidak langsung misalnya melalui handuk atau pakaian.



16



4. Kurap Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Gejalany antara lain yaitu : kulit menjadi tebal dan timnul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, berair, dan terasa gatal, kemudian timbul bercak keputih-putihan. Kurap biasanya timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagaian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan kuolit kepala.



5. Bisul (Furunkel) Bisul merupakan infeksi berupa benjilan, tampak memerah, yang akan membesar, berisi nanah, dan terasa panas, dapat tumbuh di semua bagian tubuh, namun biasnya tumbuh pada bagian tubuh yang lembab, seperti : leher, lipatan lengan, atau lipatan paha, kulit kepala. Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokud aureus pada kulit melalui falikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan resiko trkena bisul antara lain kebersiham yang buruk, lukayang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori, dan pemakaian bahan kimia.



6. Campak (Rubella)



17



Merupakan penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus, dan biasnya menyerang anak-anak. Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala, badan terasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mara. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh.



K. Upaya Pencegahan Terjadinya Penularan Penyakit kulit 1. Tingkatkan kebersihan diri. 2. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan cara banyak mengkosumsi makanan bergizi (multivitamin) dan istirahat yang cukup. 3. Hindari kontak langsung dengan penderita, bila bersentuhan atau bersinggungan dengan penderita segera cuci tangan dengan air bersih yang mengalir bila perlu menggunakan sabun. 4. Hindari penggunaan perlengkapan pribadi secara bersamaan (selimut, pakaian, handuk, sabun mandi, dll). 5. Lakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit kulit yang cendrung menular. Dampak yang mungkin terjadi bila penyakit kulit yang cendrung menular tidak ditangani secara cepat dan benar : Gangguan rasa nyaman gatal meningkat/berlarut-larut Menigkatkan resiko penularan kepada anggota keluarga yang lain Kerusakan jaringan kulit Gangguan/hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari Mesalah ksehatan kemungkinan bertambah (gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat).



18



L. Cara Perawatan Penyakit Kulit Ada beberapa cara perawatan penyakit kulit yaitu : 1. Hindari menggaruk area gatal, bila gatal lebih baik diusap-usap atau bisa juga direndam air hangat (tetapi harus dipastikan tidak ada luka/bula-bula yang berisi cairan/nanah tidak pecah) 2. Pada area gatal dan terdapat luka/bekas bula yang pecah hindari terkena air (bila dipermukaan tubuh terdapat luka/bekas bula yang pecah untuk sementara waktu jangan mandi) 3. Bila terdapat luka berisi nanah/cairan yang pecah, segera keringkan menggunakan kapas, dan buang kapas pada tempat sampah (jangan diletakkkan disembarangan tempat) 4. Jaga kebersihan diri dan ganti pakaian sehari minimal sekali. 5. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan mengkosumsi makanan bergizi dan istirahat secara cukup. Lakukan kompres dengan rivanol pada daerah bekas luka yang pecah atau bernanah. M. Obat Topikal atau Obat Oles 1. Prinsip Terapi Topikal/oles Terapi topikal memungkinkan pengiriman langsung obat ke kulit dengan resiko efek samping sistemik yang minimal . Masalah dalam penggunaan obat ini termasuk ketidakpatuhan akan tata cara dan waktu menggunakan obat dan ketidaknyamanan aplikasi. Efektivitas obat topikal tergantung pada kemampuan mereka untuk menembus epidermis. Hal ini dipengaruhi oleh pilihan dan konsentrasi obat, vehikulum dan zat dasar obat, serta usia dan tingkat hidrasi kulit. Berikut beberapa hal terkait obat oles : • Zat memasuki kulit yang berusia tua akan lebih mudah, tapi bersihan yang sampai ke sirkulasi lebih lambat karena perubahan pada matriks dermal dan berkurangnya pembuluh darah, sehingga kulit mungkin lebih peka terhadap baik efek menguntungkan maupun merugikan dari obat oles tersebut. • Penggunaan pelembab untuk meningkatkan hidrasi kulit sebelum aplikasi agen topikal seperti kortikosteroid dapat meningkatkan penetrasi mereka lima kali lipat. Oklusi kulit juga akan meningkatkan penetrasi obat. • Kondisi spesifik dan daerah tubuh yang mendapat terapi juga penting, misalnya, penyerapan lebih besar terjadi pada daerah fleksor dan kortikosteroid yang kurang kuat dapat digunakan pada daerah tersebut . 2. Vehikulum



19



Pemahaman tentang vehikulum yang digunakan adalah penting untuk efektivitas dari terapi topikal yang diresepkan. Vehikulum dapat menghidrasi kulit, memiliki efek antiinflamasi, dan membantu zat aktif obat untuk menembus kulit. 







 



Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan emolien. Mereka mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak alergi. Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi. Salep tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit untuk mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan pengawet. Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh yang luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan. Gel adalah suspensi encer obat yang tidak larut seperti kortikosteroid, asam salisilat, dan retinoid. Obat tersebut ditambahkan gel untuk membantu penyerapan mereka.



3. Agen topikal a. Emolien Istilah "emolien" mencakup beragam produk, termasuk bahan pengganti sabun, aditif mandi, krim, salep dan bahkan produk aerosol semprot. Emolien penting dalam pengelolaan gatal, kondisi kulit kering, mengurangi gejala simptomatis, dan dapat mengurangi kebutuhan untuk kortikosteroid topikal. Efek emolien bersifat sementara dan aplikasi masih sering dibutuhkan bahkan setelah perbaikan klinis awal. Pilihan menggunakan emolien didasarkan pada sifat penyakit tersebut, tingkat keparahan, dan keinginan pasien. Emolien, krim, salep dan semprotan sangat baik diberikan setelah mandi. Banyak emollien mengandung bahan pengawet dan zat aditif lainnya, dan sensitisasi kadang-kadang dapat terjadi.



b. Kortikosteroid topikal Kortikosteroid topikal diklasifikasikan sesuai dengan potensi mereka . Efek kulit dari kortikosteroid topikal meliputi vasokonstriksi, penurunan permeabilitas pembuluh darah dermal, dan penghambatan phospholipase, fibrin dan kinin. Penghambatan phospholipase akan menyebabkan penyumbatan jalur asam arakidonat, yang penting sebagai mediator reaksi inflamasi. Sehingga terjadilah efek Anti-inflamasi , dan beberapa kondisi yang responsif terhadap kortikosteroid seperti eksim, biasanya menunjukkan perbaikan klinis dalam waktu 2 minggu setelah memulai pengobatan dengan agen yang potensial. Kondisi kulit yang mengalami inflamasi seperti di daerah kulit wajah, daerah lipatan atau alat kelamin memerlukan kortikosteroid berpotensi ringan atau, paling tidak, kortikosteroid potensi



20



sedang. Sebaliknya, telapak tangan, tumit dan kulit yang menebal (yang mungkin terjadi akibat garukan kronis ) sering memerlukan kortikosteroid potensi kuat atau sangat kuat. Kortikosteroid harus dioleskan sekali atau dua kali sehari. Jumlah yang diberikan dapat dinilai secara sederhana dengan menggunakan 'konsep unit ujung jari' (Fingertip Unit/FTU) yakni sejumlah salep atau krim sepanjang ujung jari dewasa adalah berjumlah kira-kira sekitar 0,5 g dan cukup untuk mengobati kulit yang sakit seluas 300 cm 2 . Sebuah aplikasi tunggal untuk satu lengan atau kaki, misalnya, memerlukan 3 FTU atau 6 FTU, masingmasingnya. Kegagalan respon terhadap kortikosteroid topikal dapat terjadi sebagai akibat dari diagnosa yang salah, infeksi kulit atau kutu, alergi kontak, kurang patuh, atau aplikasi yang tidak memadai . Pengobatan dengan kortikosteroid topikal yang tidak memadai akibat penggunaan obat dalam jumlah yang terlalu sedikit ataupun berpotensi rendah merupakan masalah signifikan dan sekarang tampaknya lebih sering terjadi dalam praktek klinis daripada overtreatment akibat penggunaan jangka panjang dengan kortikosteroid yang berpotensi tinggi. Resiko efek samping meningkat sesuai dengan potensi kortikosteroid tersebut.



c. Retinoid Topikal Retinoid topikal adalah kelompok obat yang unik sebab banyak diresepkan untuk berbagai kondisi kulit, termasuk psoriasis, jerawat dan photodamage. Retinoid topikal yang pertama dibuat adalah turunan sintetis vitamin A. Senyawa baru (misalnya, adapalene) memiliki konfigurasi struktural yang berbeda tetapi juga bekerja melalui reseptor untuk retinoid. Efek samping dari retinoid topikal termasuk deskuamasi kulit dan eritema, menyebabkan dermatitis iritan ringan. Tazarotene adalah agonis reseptor retinoid selektif dengan efek anti inflamasi dan antiproliferatif yang bekerja pada keratinosit. Digunakan sebagai terapi untuk psoriasis plak yang mempengaruhi sampai 10% dari luas kulit. Obat ini diberikan sekali sehari selama sampai 12 minggu dan tersedia sebagai gel 0,05-0,1%. Efek samping meliputi iritasi kulit lokal, eritema, terbakar, photosensitivity, dan memperburuk psoriasis. Penggunaan Tazarotene harus dihindari oleh wanita usia subur, dan pemberian pada kulit wajah dan lipatan. Kombinasi pengobatan dengan kortikosteroid topikal dan fototerapi terbukti efektif. Adapalene adalah obat retinoid topikal digunakan untuk jerawat. Obat ini kurang iritan dibandingkan obat retinoid geherasi yang lebih tua lainnya dan efektif baik untuk jerawat tipe komedonal maupun yang inflamasi. Tretinoin dan isotretinoin berguna untuk jerawat komedonal tetapi memiliki sedikit efek pada jerawat inflamasi.



21



d. Derivatif Vitamin D Topikal Vitamin D analog telah ditetapkan sebagai terapi topikal pilihan pertama dalam pengobatan psoriasis. Produk-produk ini secara kosmetik dapat diterima, karena mereka tidak berbau dan tidak meninggalkan noda atau tanda pada pakaian atau kulit dimana hal ini merupakan kelebihan yang signifikan dibandingkan perawatan dengan obat topikal tradisional, seperti menggunakan tar batubara dan produk dithranol. Derivatif vitamin D topikal dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal dan fototerapi. Kalsipotriol adalah analog vitamin D yang menekan proliferasi keratinosit dan menginduksi diferensiasi epidermis. Obat ini digunakan dalam pengobatan psoriasis plak ringan sampai sedang yang mempengaruhi hingga 40% dari luas permukaan tubuh. Obat ini tidak boleh digunakan atau psoriasis tipe eritrodermik ataupun pustular. Manfaat maksimal terlihat setelah 8-12 minggu dengan permberian sekali atau dua kali sehari. Hiperkalsemia dapat terjadi jika dosis yang dianjurkan 100 g per minggu terlampaui. Efek samping lainnya termasuk iritasi lokal, pruritus, dan eritema. Kalsipotriol merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan tidak boleh digunakan pada daerah wajah. Tacalcitol digunakan sekali sehari, sebaiknya pada malam hari. Efek samping nya adalah serupa dengan kalsipotriol. Obat ini tidak diizinkan untuk digunakan pada anak-anak. Calcitriol adalah salah satu topikal vitamin D analog terbaru. Di Inggris, dilisensikan untuk digunakan pada wajah dan daerah flexor sebagai tambahan psoriasis yang terdapat pada badan dan ekstremitas. Obat ini diberikan dua kali sehari sampai maksimum 210 g per minggu. e. Inhibitor Kalsineurin Penghambat kalsineurin adalah kelas baru Immunomodulator topikal yang berkerja dengan mengurangi inflamasi melalui penekanan sel T. Tacrolimus dan pimecrolimus telah dinilai oleh Institut Nasional Inggris untuk Kesehatan and Kelayakan Klinik (NICE). Mereka direkomendasikan sebagai pengobatan lini kedua untuk eksim atopik sedang sampai berat yang tidak dapat dikendalikan oleh kortikosteroid topikal atau ketika terdapat resiko tinggi efek samping kortikosteroid seperti atrofi kulit. Efek samping utama obat golongan ini adalah iritasi kulit, terbakar, eritema, infeksi, dan intoleransi alkohol. Efek samping jangka panjang seperti kecenderungan untuk terjadinya keganasan kulit tidak diketahui. Perawatan dengan obat golongan ini harus dimulai hanya oleh dokter (termasuk dokter umum) dengan minat khusus dan pengalaman di bidang dermatologi. Tacrolimus dapat digunakan pada semua area tubuh, termasuk wajah dan daerah flexor. Pada orang dewasa, salep 0,1% dapat digunakan dua kali sehari selama 3 minggu sebagai awal; kemudian dilanjutkan Salep 0,03% sekali atau dua kali sehari. Pada anak-anak di atas usia 2 tahun, hanya salep 0,03% yang diijinkan untuk digunakan. Pimecrolimus tersedia sebagai krim 1% dan dapat digunakan dua kali sehari di daerah termasuk leher, wajah dan flexor pada orang dewasa dan anak-anak berusia 2-16 tahun. Obat ini dapat digunakan untuk jangka pendek atau intermiten dalam pengobatan jangka panjang untuk mencegah suar. Efek samping yang terjadi sama dengan tacrolimus. 22



f. Antibakteri Baru Retapamulin merupakan turunan dari antibakteri pleuromutilin, merupakan produk mutilus Pleurotus , sejenis jamur merang. Salep Retapamulin 1% merupakan antibakteri baru yang diijinkan untuk pengobatan impetigo, luka terinfeksi, dan luas jahitan untuk pasien berusia 9 bulan ke atas. Obat ini harus digunakan pada daerah yang terinfeksi dua kali sehari selama 5 hari. Efek sampingnya termasuk iritasi kulit, nyeri, gatal, dan kemerahan.



BAB III KESIMPULAN Dermatologi (bahasa Yunani: derma yang berarti kulit) adalah cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan bagian-bagian yang berhubungan dengan kulit seperti rambut, kuku, kelenjar keringat, dan lain sebagainya Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka kulit yang pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar. Fungsi kulit antara lain : melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Penyakit kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek.



23



Penyebab penyakit kulit yaitu : kebersihan diri yang buruk, virus, bakteri, reaksi alergi, daya tahan tubuh rendah. Berdasarkan Kategorinya Jenis-Jenis Penyakit Kulit Ada Beberapa Macam Yaitu : Gangguan inflamasi, penyakit kulit viral,  kanker Kulit. Tanda-tanda gejala penyakitt kulit berupa : Gatal-gatal (saat pagi,siang,mala, ataupun sepanjamg hari), muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan bning ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh, timbul ruam-ruam, kadang disertai demam, kemungkinan cara penularan, penularan langsung : sentuhan langsung dengan penderita, melalui perantara : malalui pakaian, selimut, handuk, sabun mandi yang dipakai oleh penderita. Macam-macam Penyakit Kulit Dermatologi yaitu : Eksim, jerawat, kudis, kurap, bisul (Furunkel), campak (Rubella). Dampak yang mungkin terjadi bila penyakit kulit yang cendrung menular tidak ditangani secara cepat dan benar : Gangguan rasa nyaman gatal meningkat/berlarut-larut, menigkatkan resiko penularan kepada anggota keluarga yang lain, kerusakan jaringan kulit, gangguan/hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, masalah ksehatan kemungkinan bertambah (gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat).



DAFTAR PUSTAKA Drs. H. Syafuddin, AMK (2014). AnatomiFisiologi edisi 4. Penerbit buku kedokteran. http://id.wikipedia.org/wiki/Dermatologi Muammar. (2006). Penyebab penyakit kulit. Diunduh pada tanggal 18 Oktober 2016 dari Http://obatherbalplus.com/penyebab-penyakit-kulit/ Indrayatna. (2010). Penyakit kulit, tanda dan gejala, cara penularan, dampaj dan upaya pencegahan. Diunduh pada tanggal 18 Oktober 2016 dari http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/kulit.htm Fenissa. (2004). Penyakit kuli. Diunduh pada tanggal http://www.dectology.com/penyakit-kulit.htm 24



18 Oktober



2012 dari



http://www.kesehatan123.com/1034/penyakit-kulit/ http://www.medicinestuffs.com/2011/05/farmakologi-dermatologi-obat-topikal.html?m=1



25