Makalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ENGINE MANAGEMENT SYSTEM SENSOR TEMPERATUR



Disusun Oleh : BAYU OKTAFIANTO HIDAYAT NIM. 15504241005



PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK 2018



A. Judul Laporan “Memperbaiki Penyensoran Temperatur Pada EMS” B. Tujuan 1. Mengidentifikasi sensor temperatur yang diaplikasikan pada EMS 2. Memeriksa rangkaian komponen dan rangkaian sensor temperatur 3. Menguji kerja penyensoran temperatur 4. Mendiagnosis rangkaian kelistrikan, keadaan sensor suhu, dan PCM. C. Alat dan bahan 1. Engine stand TIMOR 2. WTS dan IAT sensor 3. Multimeter 4. Thermometer 5. Kompor listrik dan panci 6. Manual book D. Dasar Teori 1. Sensor WTS (Water Temperature Sensor) Sensor WTS (Water Temperature Sensor) merupakan salah satu dari sensor-sensor yang ada pada mesin EFI. Sensor WTS memiliki fungsi untuk mensensor atau mendeteksi suhu dari air pendingin. Sensor WTS ini juga ada yang menyebutnya dengan istilah sensor ECT (Engine Coolant Temperature). Letak dari sensor WTS ini yaitu di tempatkan di blok mesin atau pada rumah thermostat bagian bawah. Sensor ini menggunakan komponen



elektronika



yaitu



thermistor



tipe



NTC



(Negative



Temperature Coefisien), yaitu bekerjanya sensor ini adalah ketika suhu air pendingin naik maka tahanan atau resistansi pada sensor ini akan menurun dan sebaliknya bila suhu air pendingin ini turun maka tahanan atau resistansi pada sensor ini akan naik. Sensor WTS dihubungkan ke ECU (Engine Control Unit), ECU akan memberikan signal tegangan sumber sebesar 5 volt ke sensor melalui terminal THW. Tegangan output dari sensor WTS ini



akan berubah-ubah besarnya sesuai dengan nilai tahanan atau resistansi yang ada pada sensor WTS ini, kemudian output signal sensor WTS ini akan dikirim kembali ke ECU dan akan menjadi signal inputan ECU yang nantinya akan digunakan sebagai data masukkan untuk mengontrol aktuator-aktuator pada mesin EFI. 2. Sensor IAT (Intake Air Temperature) Intake air temperatur sensor berfungsi untuk mengukur atau mendeteksi temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold. Kemudian sensor IAT sensor ini akan mengirimkan sinyal ke ECU berdasarkan hasil pengukuran temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold. Sinyal dari IAT sensor ini kemudian digunakan oleh ECU salah satunya untuk mengatur berapa banyaknya jumlah penyemprotan bahan bakar yang akan diinjeksikan oleh injektor. IAT Sensor pada mesin injeksi tipe L-EFI menyatu dengan Air flow sensor dan IAT sensor ini berada disaluran antara filter udara dan throttle body, sedangkan pada mesin injeksi tipe D-EFI, IAT sensor ini berada di belakang air filter. Pada komponen IAT Sensor ini menggunakan komponen elektronika yaitu thermistor yang digunakan sebagai pendeteksi temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold. Besar kecilnya tahanan pada komponen thermistor ini berubah-ubah sesuai dengan tingginya temperatur udara. Thermistor yang digunakan pada IAT sensor ini tipenya adalah NTC (Negative Temperature Coefisien) yang artinya perbandingan antara temperatur udara dan resistansi atau tahanan pada IAT sensor ini adalah berbanding terbalik. Semakin tinggi temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold maka tahanan pada thermistornya akan semakin rendah, dan sebaliknya bila semakin rendah temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold maka tahanan pada thermistornya akan semakin tinggi. Cara kerja rangkaian kelistrikan IAT sensor ini adalah ECU akan memberikan sinyal tegangan sebesar 5 volt ke IAT sensor melalui



internal resistor. Nilai tegangan ini akan berubah sesuai dengan kondisi dari temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold. Fluktuasi dari tegangan yang ditimbulkan oleh IAT sensor ini akan dideteksi oleh ECU sebagai perubahan temperatur udara yang masuk pada sensor dan menjadi sinyal inputan dari ECU. E. Data praktik A. Memeriksa rangkaian terbuka pada sensor suhu 1. Memutar kunci kotak pada posisi ON (mesin dalam keadaan mati) 2. Melepaskan socket terminal pada WTS 3. Memeriksa tegangan antara terminal 15 dan 46 pada socket Jumper (+) voltmeter pada terminal 15 dan jumper (-) pada terminal 46 4. Bila tegangan menunjukan antara 4,2 – 5 volt, maka kondisi rangkaian kelistrikan dan power train control module (PCM) baik 5. Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 volt,maka kerusakan bisa terjadi pada rangkaian kelistrikan atau pada PCM-nya. B. Memeriksa rangkaian terbuka pada power train control module (PCM) 1. Memutar kunci kotak pada posisi ON (mesin dalam keadaan mati) 2. Melepaskan socket terminal pada WTS 3. Memeriksa tegangan antara terminal 15 dan 46 pada PCM Jumper (+) voltmeter pada terminal 15 dan jumper (-) pada terminal 46 Bila tegangan menunjukan antara 4,2 – 5 volt, maka kondisi rangkaian kelistrikan dan power train control module (PCM) baik 4. Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 volt,maka kerusakan bisa terjadi pada rangkaian kelistrikan atau pada PCM-nya. C. Memeriksa rangkaian kelistrikan 1. Memutar kunci kotak pada posisi OFF 2. Melepaskan socket terminal pada WTS 3. Melepaskan socket terminal pada PCM



4. Memeriksa hubungan antara terminal 15 pada socket terminal WTS dan terminal 46 pada socket terminal PCM 5. Memeriksa rangkaian kelistrikan terhadap hubungan singkat, rangkaian putus, atau mungkin kondisi kabel sudah mempunyai nilai hambatan yang tinggi. Catatan : teknik dan urutan pemeriksaan pada kedua sensor diatas (WTS dan IAT sensor adalah sama) Memeriksa sensor suhu



a. Menuangkan air secukupnya ke dalam panci, kemudian letakkan panci diatas kompor b. Pasang thermometer dan celupkan ujung sensor suhu ke dalam panic c. Menyalakan kompor d. Mengukur suhu air dan tahanan sensor suhu



e. Mencatat pada table laporan dan membuat grafik hubungan suhu dan resistensi sensor suhu f. Menyimpulkan keadaan sensor suhu.



F. Pembahasan 1. Memeriksa rangkaian kelistrikan water thermosensor (WTS) Rangkaian kelistrikan water thermosensor



Identifikasi Terminal WTS



NO Terminal 1 15



Warna Kabel Hitam



Hubungan Sebagai sumber arus positif dan sebagai signal untuk suhu



2



46



Merah



temperatur Sebagai sumber arus negative



Hasil pemeriksaan rangkaian kelistrikan water thermosensor (WTS) pada rangkaian terbuka yaitu 4,9V sehingga dapat disimpulkan kondisi kelistrikan dan power train control module (PCM) baik. Grafik hubungan antar suhu dan hambatan



Hasil pemeriksaan temperatur dan suhu adalah berbanding terbalik karena dalam hal ini menggunakan komponen NTC (Negative Thermosensor Coefficient). Jika nilai resistensi tinggi maka suhunya rendah, sebaliknya jika nilai resistensi rendah maka suhunya tinggi.



2. Hasil pemeriksaan Intake Air Temperature Sensor (IATS) Rangkaian kelistrikan Intake Air Temperatur Sensor



Identifikasi Terminal IATS



NO Terminal 1 20 2 44



Warna Kabel Hijau Merah



Hubungan Sebagai sumber arus + Sebagai sumber arus -



Hasil pemeriksaan rangkaian kelistrikan Intake Air Temperature Sensor (IATS) pada rangkaian terbuka yaitu 4,9V sehingga dapat disimpulkan kondisi kelistrikan dan power train control module (PCM) baik. Grafik hubungan antar suhu dan hambatan



Hasil pemeriksaan temperature dan suhu adalah berbanding terbalik karena dalam hal ini menggunakn komponen NTC yaitu negative thermosensor coefficient. Jika nilai resistensi tinggi maka suhunya rendah, sebaliknya jika nilai resistensi rendah maka suhunya tinggi. G. Kesimpulan Sensor WTS dan IATS menggunakan komponen elektronika yaitu thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefisien), yaitu bekerjanya



sensor ini adalah ketika suhu air pendingin naik maka tahanan atau resistansi pada sensor ini akan menurun dan sebaliknya bila suhu air pendingin ini turun maka tahanan atau resistansi pada sensor ini akan naik.