Kegiatan Belajar 1 Konsep Dasar Pembelajaran Multikultural [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 7 PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL



KEGIATAN BELAJAR 1 Konsep Dasar Pembelajaran Multikultural KONSEP PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL Proses pembelajaran tidak terlepas dari keragaman budaya yang dimiliki oleh peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Taylor (Tilaar : 2000), bahwa “budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaa, seni, moral, hukum, adat istiadat serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam proses pembelajaran tidak dapat lepas dari unsur kebudayaan, karena berikut ini : 1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks. 2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang material artinya berupa bentuk-bentuk 3. 4. 5. 6.



prestasi psikologi seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni dan sebagainya. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif yang dapat dilihat. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi hidup di dalam suatu masyarakat tertentu. Jadi, kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks dan tidak dapat diredusir hanya



dalam satu atau beberapa nilai saja (misalnya nilai iptek saja, seni saja), tetapi merupakan suatu kompleks dari nilai-nilai sebagai keseluruhan. Rumusan kebudayaan menurut Ki Hadjar Dewantoro mengandung makna : 1. Kebudayaan selalu bersifat kebangsaan (nasional) 2. Kebudayaan menunjukkan keindahan dan tingginya adat kemanusiaan. 3. Kebudayaan sebagai buah kemenangan manusia terhadap kekuatan alam dan zaman selalu memudahkan dan melancarkan hidupnya serta memberi alat-alat baru untuk meneruskan kemajuan hidup dan mempertinggi taraf kehidupan. Untuk menciptakan hubungan yang harmoni dalam pembelajaran, nilai-nilai moral merupakan sarana pengatur dari kehidupan bersama. Peserta didik perlu disadarkan akan tanggung jawabnya untuk hidup bersama dengan menghormati nilai-nilai dasar, seperti saling percaya mempercayai, kejujuran, rasa solidaritas sosial, dan nilai-nilai kemasyarakatan lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai hakikat kemanusiaan (human diguity) yang diperlukan untuk meningkatkan kemakmuran hidup bersama. Thomas Hickema (Tillaar : 2000) mengungkapkan tentang tugas guru dalam menerapkan nilainilai sebagai inti kebudayaan adalah :



1. Pendidik haruslah menjadi seorang model dan sekaligus menjadi mentor dari peserta didik dalam 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan disekolah. Masyarakat sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral. Praktekkan disiplin moral. Menciptakan situasi demokratis di ruang kelas. Mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum. Budaya bekerja sama (cooperative learning). Tugas pendidik ialah menumbuhkan kesadaran karya. Mengembangkan refleksi moral. Mengerjakan resolusi konflik.



KEGIATAN BELAJAR 2 Strategi Pengelolaan Pembelajaran Multikultural STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL



Dalam kegiatan pembelajaran multikultural tidak lepas dari hakikat pendidikan yang mendasarinya, yaitu bahwa hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Menurut Tilaar (2000), rumusan operasional mengenai hakikat pendidikan mempunyai komponen-komponen sebagai berikut : 1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan. 2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia. 3. Eksistensi manusia yang memasyarakat. 4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya. 5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-dimensi waktu yang ruang.



1. Pembelajaran Perdamaian Javier Perez (Tilaar : 2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus dimulai dari kita masing-masing. Melalui pemikiran yang tenang dan sungguh-sungguh tentang maknanya, maka cara-cara baru dan kreatif dapat ditemukan untuk mengembangkan pengertian, persahabatan dan kerja sama antara semua manusia. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran perdamaian di dalam kelas adalah strategi introspektif dan interaksi sosial yang positif. Strategi introspektif yaitu cara untuk menumbuhkan kesadaran bagi peserta didik untuk berani mengoreksi dirinya sendiri tentang kegiatan/perbuatan yang sudah dilakukan. Interaksi sosial yang positif yaitu car untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis di antara peserta didik dan antara perserta didik dengan lingkungan lainnya. Bahan-bahan belajar yang dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran perdamaian adalah : a. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus memberi bantuan praktis dalam pembelajaran tentang perdamaian; b. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus menggunakan metode yang dapat mengembangkan peran serta peserta didik secara aktif; c. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan; d. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus merangsang minat peserta didik untuk lebih memahami kelompok-kelompok atau kebudayaan-kebudayaan lain;



e. Bahan-bahan/materi pembelajaran berisi kasus-kasus yang menunjukkan pertikaian antar manusia yang dapat diselesaikan secara damai; f. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus menerangkan masalah-masalah yang paling penting untuk menciptakan perdamaian.



2. Pembelajaran Hak Asasi Manusia Semua hak asasi manusia adalah universal, tak terbagi, interdependen dan saling terkait. Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk pengembangan nilai-nilai yang berhubungan dengan hak-hak asasi manusia. Pendidikan hak-hak asasi manusia haruslah mengembangkan kemampuan untuk menilai kebebasan pemikiran, kata hati dan keyakinan, kemampuan untuk menilai kesamaan, keadilan dan cinta, dan suatu kemauan untuk mengasuh dan melindungi hakhak anak, kaum wanita, kaum pekerja, minoritas etnik, kelompok-kelompok yang tidak beruntung. Strategi untuk mempelajari nilai-nilai inti yang berhubungan dengan hak-hak asasi manusia adalah belajar tentang hak-hak asasi manusia, belajar bagaimana memperjuangkan hakhak asasi manusia, dan belajar dengan jalan mempraktekkan hak-hak asasi manusia. a.



Belajar tentang hak-hak asasi manusia.



b. Belajar bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia. c. Belajar melalui pelaksanaan hak-hak asasi manusia.



3. Demokrasi Pembelajaran untuk demokrasi pada hakikatnya adalah untuk mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya dalam pengertian martabat dan persamaan, saling mempercayai, toleransi, penghargaan pada kepercayaan dan kebudayaan orang lain, penghormatan pada individu, peran serta aktif dalam semua aspek kehidupan sosial, kebebasan berekspresi, kepercayaan dan beribadat. Untuk menciptakan demokrasi, dapat digunakan berbagai strategi, yaitu : a. Etos demokrasi harus berlaku di tempat pembelajaran. b. Pembelajaran untuk demokrasi berlangsung secara berlanjut.



KEGIATAN BELAJAR 3 Prosedur Pengelolaan Pembelajaran Multikultural



A. PROSEDUR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL Prosedur yang ditempuh dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah melalui tahapan-tahapan, antara lain : 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran multikultural harus menciptakan suasana yang kondusif sehingga setiap peserta dapat saling membelajarkan diri dan menerima perbedaan sebagai suatu kebersamaan. Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam tahap pendahuluan adalah penciptaan kondisi awal pembelajaran, kegiatan apersepsi, dan penilaian awal (pre-test). Dalam penciptaan kondisi awal pembelajaran, guru dapat melakukan beberapa kegiatan, yaitu : a. Menggunakan berbagai metode permainan untuk mengakrabkan di antara peserta didik; b. Menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness); c. Menciptakan suasana belajar yang demokratis; d. Menciptakan suasana belajar yang penuh toleransi; e. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Apersepsi berfungsi untuk mempersiapkan kondisi awal belajar peserta didik terutama kesiapan peserta didik dalam menghadapi pelajaran. Pre-test perlu dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran utama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dimiliki peserta didik.



2. Kegiatan Utama Kegiatan utama atau kegiatan instruksional pada dasarnya merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran multikultural yang menekankan pada penciptaan pembelajaran yang harmoni untuk membentuk kepribadian peserta didik dengna penuh toleransi yang didasarkan ata keanekaragaman budaya. Kegiatan yang harus dilakukan pendidik dalam tahap kegiatan utama adalah : a. Melibatkan peserta didik tentang perumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Dalam penyampaian materi harus menggunakan berbagai pendekatan/strategi/metode pembelajaran yang dapat menimbulkan partisipasi di antara peserta didik.



c. Media yang digunakan dalam pembelajaran multikultural harus dapat memperjelas peserta didik. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media, yaitu : 1) Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran; 2) Kegunaan dari berbagai jenis media; 3) Kemampuan sumber belajar dalam menggunakan jenis media; 4) Keluwesan alat (fleksibilitas) dalam penggunaannya; 5) Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada; dan 6) Ketersediaan media yang diperlukan. d. Interaksi komunikasi dalam pembelajaran multikultural dapat mengguakan perpaduan antara komunikasi linear, komunikasi cybernetic, dan komunikasi konvergen. Komunikasi yang sering digunakan adalah komunikasi konvergen karena komunikasi ini berlangsung secara multi arah di antara penerima menuju ke suatu fokus atau minat yang dipahami bersama.



3. Analisis Analisis dalam kegiatan pembelajaran multikultural adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berbagi pemikiran dan pemahaman pribadi tentang sesuatu yagn sudah dipelajarinya.. Tahapan ini perlu dilakukan dalam pembelajaran multikultural karena dalam rangka melatih peserta didik untuk : a. Mengungkapkan sesuatu secara objektif; b. Melatih toleran terhadap pendapat yang berbeda; c. Melatih menghargai pendapat orang lain; d. Melatih kesabaran; e. Meningkatkan keberanian dan tanggung jawab dalam melakukan suatu kegiatan.



4. Abstraksi



Abstarksi dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah merupakan upaya pendidik untuk memberikan materi inti dari pembelajaran yang sudah dibicarakan bersama selama proses pembelajaran.



5. Penerapan Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah upaya pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat catatan tersendiri tentang penerapan berbagai materi dalam aplikasi kehidupannya.



6. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran multikultural dapat dilakukan dengna mengadakan penilaian baik secara lisan maupun tulisan, atau ungkapan langsung dari peserta didik tentang pengalamannya selama mengikuti pembelajaran.



TUGAS KELOMPOK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN “ P B K “ Dosen



: Dian Rinantasari, S.Sos



Di susun oleh : Kelompok III (Tiga) 1. 2. 3. 4. 5.



HELMI HISMATULLAH AJAT HIDAYATULLAH DEVI HOTMARIANI EPRIYASTIN HERTANTI YULIANDARI



817700293 817733711 818702583 818627478



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA (UT) UPBJJ JAKARTA 2011