Pembelajaran Multikultural [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL 2.1 PENGERTIAN Paradigma pendidikan yang berwawasan mutikultural sebenarnya berangkat dari suatu kesadaran, bahwa setiap manusia mempunyai potensi yang berbeda-beda(heterogen). Dengan menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi(kemampuan), maka proses pendidikan wajib dilaksanakan dengan prinsip kearifan. Jangan sampai setiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik diabaikan begitu saja. Sebab yang demikian justru akan menimbulkan model penindasan dalam dunia pendidikan. Pendidikan berwawasan multikulturalisme kemudian sebenarnya lebih mudah dipahami sebagai pandangan pluralisme dalam pendidikan yang membutuhkan kearifan dalam menyikapi pluralisme itu. Wacana pendidikan multikultural menjadi tema sentral. Dunia pendidikan menjadi marak dengan wacana multikultural wacana kependidikan kontemporer mulai melirik. Paradigma multikultural sebagai landasan filosofis untuk membangun konsep pendidikan yang berwawasan pada perbedaan kultur yang ada. Bahkan, beberapa kalangan akademis yang perhatian terhadap masa depan pendidikan telah menerbitkan buku-buku yang secara khusus berkiblat pada paradigma multikultural itu. 2.2 TUJUAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL Tujuan utama pendidikan berwawasan multikultural adalah: 1. Untuk menerapkan keadilan 2. Untuk menerapkan demokrasi 3. Untuk menerapkan humanisasi Oleh karena itu di alam demokrasi seperti di Indonesia, wacana berbasis kesadaran multikultural wajib menjadi agenda pada masa yang akan datang. Tujuan utama pendidikan multikultural, sebagaimana telah di sebutkan di atas, adalah untuk demokratisasi, humanisasi, dan keadilan yaitu dengan prinsip mengakomodir ragam perbedaan kultur yang dibawa oleh masing-masing peserta didik disekolah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi perbedaan-perbedaan kultur yaitu; 1. Peribedaan prilaku keagamaan yang dimiliki siswa Perilaku keagamaan yang dimiliki setiap siswa tentu berbeda. Perbedaan ini dalam konteks bukan pada ajaran agama itu sendiri, karena agama jelas bukan suatu kultur, tapi perilaku yang didasarkan pada mata pelajaran agama kemudian disebut kultur. Dan dalam hal ini sangat mungkin terjadi ketika disebuah kelas terdapat banyak keyakinan agama yang dianut oleh para peserta didik. Perilaku keagamaan antara yang satu dengan yang lain jelas berbeda sehingga membutuhkan sikap kearifan untuk menyikapinya sebagai seorang pendidik. 2. Perbedaan etnis dan corak bahasa



Zaman sekarang merupakan era globalisasi sehingga sangat mudah terjadi pertemuan antara berbagai macam budaya (akulturasi). Seperti dalam sebuah kelas, sangat mungkin latar belakang para peserta didiknya berasal dari berbagai daerah. Hal itu mewujudkan adanya ragam bahasa yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Maka, peran guru jelas sangat perlu untuk menyikapi perbedaan etnis dan bahasa yang dimiliki para peserta didik. 3. Perbedaan jenis kelamin dan gender (konstruksi sosial) 4. Perbedaan status sosial Setiap peserta didik sudah barang tentu berlatar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada peserta didik yang berasal dari kalangan mampu. Namun, ada juga yang berasal dari keluarga miskin. Disini pendidikan harus mampu mengakomodir kedua jenis latar belakang itu. 5. Perbedaan kemampuan Proses pendidikan yang diselenggarakan secara general mengaburkan aspek perbedaan segi kemampuan, baik secara fisik maupun nonfisik. 2.3 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL Dalam pembelajaran tidak terlepas dari keragaman budaya yang dimiliki oleh peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat, yaitu keragaman dalam hal bahasa, etnis, cara hidup, nilai-nilai, dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Dalam pembelajaran tidak terlepas dari unsur kebudayaan, karena; 1. kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks; 2. kebudayaan merupakan prestasi manusia yang material; 3. kebudayaan dapat berbentuk fisik; 4. kebudayaan dapat berbentuk perilaku; 5. kebudayaan merupakan realitas yang objektif; 6. kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang terasing. Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang beragam kompleks dan terintegrasi, dalma proses pembelajaran harus menggunakan multi disipliner, seperti: filsafat, sosiologi, antropologi, biologi, psikologi, komunikasi. Keanekaragaman budaya yang ada di masyarakat harus dijadikan dasar pengayaan dalam pembeljaran sehingga guru harus menciptakan “belajar untuk hidup bersama dalam damai dan harmoni” sesuai dengan salah satu pilar belajar dan UNESCO yaitu learning to live together. Peran guru dalam menerapkan nilai-nilai sebagai inti kebudayaan adalah:



1.



pendidik harus menjadi model;



2.



harus menciptakan masyarakat bermoral



3.



mempraktekkan disiplin moral;



4.



menciptakan situasi demokrasi;



5.



mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum;



6.



menciptakan budaya kerja sama;



7.



menumbuhkan kesadaran karya;



8.



mengembangkan refleksi moral;



9.



mengajarkan revolusi konflik.



2.4 STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL Seorang guru dituntut harus mampu menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam menciptakan harmoni dan kedamaian di antara peserta didik yang dilandasi oleh keanekaragaman budaya yang dimiliki peserta didik. Dalam kegiatan multikultural tidak lepas dari hakikat pendidikan yaitu suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudayan dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Komponen-komponen yang berhubungan dengan hakikat pendidikan adalah; 1. pendidik merupakan proses berkesinambungan; 2. proses pendidikan menumbuhkembangkan eksistensi manusia; 3. proses pendidikan muwujudkan eksistensi manusia; 4. proses pendidikan berlangsung dalam masyarakat membudaya; 5. proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang. Pembelajaran multikultural dapat difokuskan pada pembelajaran perdamaian, pembelajaran hak asasi manusia, dan pembelajaran untuk demokrasi. Strategi pembelajaran perdamaian dapat menggunakan strategi introspektif, interaksi sosial, pengenalan lingkungan alam dan rekreasi. Strategi pembelajaran hak-hak asasi manusia dapat dilakukan dengan cara; belajar tentang hak-hak asasi manusia, belajar bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia, belajar melalui pelaksanaan hak-hak asasi manusia. Strategi pembelajaran untuk demokrasi dapat dilakukan dengan cara; etos demokrasi harus berlaku ditempat pembelajaran, pembelajaran untuk demokrasi berlangsung secara terusmenerus, penafsiran demokrasi harus sesuai dengan konteks sosial budaya, ekonomis, dan evolusinya.



2.5 PROSEDUR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL Prosedur yang ditempuh dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah melalui tahapan; kegiatan pendahuluan, kegiatan utama, analisis, abstraksi, penerapan, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran multikultural adalah menciptakan suasana yang kondusif sehingga setiap peserta didik dapat belajar dalam harmoni dan kebersamaan. Kegiatan utama merupakan kegiatan instruksional yang menekankan pada penciptaan pembelajaran yang harmoni untuk membentuk kepribadian peserta didik yang penuh toleransi didasarkan pada keanekaragaman budaya. Kegiatan analisis dalam tahapan pembelajaran multikultural adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berbagi pemikiran dan pemahaman pribadi tentang sesuatu yang sudah dipelajarinya. Abstraksi dalam pembelajaran multikultural merupakan upaya pendidik untuk memperjelas materi inti yang harus dipahami oleh peserta didik. Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah untuk mengukur perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Kegiatan penutup adalah kegiatan akhir dari prosedur pembelajaran multikultural yang dapat dilakukan sekaligus dengan kegiatan penilaian.



PEMBELAJARAN DALAM LINGKUNGAN A.



Latar Belakang



Pembelajaran memiliki peranan penting dalam perkembangan kehidupan manusia. Keluarga digunakan sebagai lembaga utama dalam pengenalan kebudayaan pada anak-anaknya. Selain dalam keluarga,sekolah juga merupakan salah satu lembaga utama untuk mewariskan kebudayaan. Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan merupakan perwujudan dari demokratisasi pembelajaran melalui pelayanan, pembelajaran untuk kepentingan masyarakat. Pembelajaran berwawasan masyarakat menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar dalam mengatasi tantangan kehidupan yang berubah ubah dan semakin berat. Dalam pembelajaran berwawasan kemasyarakatan, masyarakat sebagai satu sistem sosial yang di dalamnya terdapat proses-proses sosial. Pendidikan nasional sebagai bagian dari



pembelajaran umat manusia harus berpartisipasi untuk bersama-sama membangun masyarakat madani.



PEMBAHASAN



A.



Definisi Pembelajaran



Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.



Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyaikonotasi yang berbeda. Dalam konteks pembelajaran, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pengertian pembelajaran menurut para ahli: 1.



Knowles



Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai yujuan pembelajaran. 2.



Slawvin



Pembelajaran di definisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang di sebabkan oleh pengalaman. 3.



Woolfolk



Pembelajaran berlaku apabila sesutu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan, kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku. 4.



Crow and Crow Pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap.



5.



Rahil mahyuddin



Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan keterampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemakhiran intelek. 6.



Achjar khalil



Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dan pendidik, serta sumber belajar di lingkungan belajar, yang dilakukan kapanpun dan dimanapun, yang menyebabkan suatu perubahan tingkah laku pada peseta didik. B.



Definisi Wawasan



Wawasan menurut kamus dewan bahasa dan pustaka ialah bayangan, penglihatan, dan gambaran. Didalam konteks yang lebih luas lagi, wawasan boleh dinyatakan sebagai anggapan, paham atau tanggapan pikiran. Wawasan merupakan pandangan, pendapat, pengertian, dan konsepsi suatu perkara.



C.



Definisi Masyarakat



Untuk lebih memahami definisi masyarakat, ada beberapa definisi masyarakat dari beberapa tokoh berikut ini. 1.



Selo Sumarjan (1974)



Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. 2.



Ralph Linton (1968)



Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial. 3.



Karl Marx



Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. 4.



Emile Durkheim



Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya. 5.



Paul B. Horton & C. Hunt



Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut. 6.



Prof. Dr. Koentjaraningrat (1994)



Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. Dengan demikian, masyarakat memiliki unsur-unsur berikut. a.



Ada sejumlah orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.



b.



Berinteraksi dalam waktu yang relatif lama.



c.



Pola interaksinya menurut sistem adat tertentu.



d.



Ada kontinuitas dari proses interaksi menurut adat istiadat.



e.



Ada keterkaitan suatu rasa identitas bersama.



Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang samaseperti; sekolah, keluarga, dan perkumpulan. Jadi, “Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan adalah pembelajaran yang diselenggarakan dengan menggunakan berbagai potensi (sumber daya) yang ada pada lingkungan masyarakat, yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya, dan sumber daya teknologi dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dalam dirinya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.”



D.



Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan



Prinsip-prinsip pembelajaran berwawasan kemasyarakatan sebagai berikut: 1.



Determinasi diri (self determination)



Determinasi diri mengandung makna bahwa setiap keputusan untuk kepentingan peserta didik harus dimusyawarahkan terlebih dahulu secara bersama. Prinsip ini akan mendorong terciptanya kondisi yang kondusif dalam melakukan berbagai kegiatan. Peserta didik akan merasa dihargai apabila dilibatkan dalam pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil didasarkan kepada kepentingan bersama. 2.



Membantu dirinya sendiri (self help)



Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya sehingga setiap pesserta didik dapat membantu dirinya untuk berkembang sesuai dengan



kapasitas yang dimilikinya. Prinsip ini akan menumbuhkan kemandirian pada peserta didik untuk melakukan sesuatu keputusan, tanpa ketergantungan pada pihak lain. 3.



Mengembangkan kepemimpinan (leadership development)



Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam berbagai kegiatan. Hal ini sangat penting, yaitu untuk melatih keberanian peserta didik dalam mengatur sebuah kegiatan sehingga kepercayaan diri dari peserta didik akan terbentuk dengan adanya pemimpin yang dapat diharapkan. 4.



Lokalisasi (localization)



Lokalisasi kegiatan pembelajaran diupayakan memiliki nilai strategis bagi pserta didiksehingga memiliki kemudahan untuk dapat dijangkau oleh setiap peserta didik. Apabila tempat kegiatan dianggap strategis, diharapkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran selalu tinggi. 5.



Pelayanan terpadu (integrated delivery of services)



Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dilakukan secara terpadu dari berbagai komponen yang terlibat, hal ini didasarkan bahwa peserta didik merupakan sasaran yang berhak menerima pelayanan secara maksimal. 6.



Menerima perbedaan (accept diversity)



Peserta didik yang mengikuti pembelajaran memiliki karakteristik yang heterogen, dengan keanekaragaman karakteristik tersebut diharapkan menjadi modal untuk menciptakan kebersamaan melalui pemenuhan kebutuhan belajar yang beraneka ragam. Perbedaan yang dimiliki peserta didik bukan unntuk dijadikan sumber konflik, tetapi dengan perbedaan dapat dijadikan sumber pengalaman dalam pembelajaran sehingga erjadi saling membelajarkan diantara peserta didik. 7.



Belajar terus menerus (life long learning)



Prinsip belajar terus menerus harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk terus belajar sesuai dengan kebutuhannya. Konsekuensinya dalam kegiatan pembelajaran harus menyediakan program materi yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.



E.



Tujuan Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan



Adapun tujuan pembelajaran berwawasan kemasyarakatan: 1.



Melatih kemampuan akademis peserta didik.



2.



Memperkuat mental fisik dan disiplin.



3.



Memperkenalkan tanggung jawab.



4.



Membangun jiwa sosial.



5.



Sebagai identitas diri.



6.



Sarana mengembangkan diri dan berkreativitas



F.



Teori Dasar Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan



Teori-teori pembelajaran yang menggunakan konsep pembelajaran berbasis masyarakat, maka pembelajaran berwawasan kemasyarakatan didasarkan pada hal-hal berikut, yaitu: 1.



Kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik



2.



Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran



3.



Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari dengan peserta didik



4. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik 5.



Menekankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta didik



6.



Menumbuhkan kerja sama di antara peserta didik



7.



Menumbuhkan kemandirian



G.



Metode Yang Digunakan Untuk Mempertemukan Penyuluh Dengan Khalayak



Dilihat dari metodenya atau cara mempertemukan penyuluh dengan khalayak sasaran yang disuluh dikenal ada tiga metode penyuluhan, yaitu: 1.



Metode pendekatan masal.



Metode ini tepat di dalam menggugah kesadaran dan ketertarikan khalayak sasaran terhadap suatu inovasi. Yang termasuk metode ini adalah ceramah atau rapat, siaran pedesaan, pertunjukan film, penyebaran brosur dan pameran. 2.



Metode pendekatan kelompok.



Metode ini tepat di dalam menumbuhkan kemampuan evaluatif atau penilaian dan dalam memberikan rangsangan pada khalayak sasaran penyuluhan agar mencoba suatu inovasi. Contoh dari metode ini adalah diskusi kelompok, kursus tani, demonstrasi plot (demplot), karyawisata, temu lapang. 3.



Metode pendekatan perorangan.



Metode ini tepat di dalam memberikan keyakinan kepada khalayak sasaran agar mau menerapkan suatu inovasi. Contoh dari metode ini adalah kunjungan rumah atau anjangsana, anjangkarya, surat-menyurat dan hubungan telpon. Beberapa Metode Penyuluhan yang lain sebagai berikut. 1.



Anjangsana, anjangkarya



Anjangsana adalah kunjungan ke rumah terutama pada tokoh tani agar mau menjadi penyuluh sukarela bagi anggota masyarakat di lingkungan pengaruhnya. Sedangkan anjangkarya adalah kunjungan ke lahan tani agar petani mampu melaksanakan contoh penerapan inovasi yang direkomendasikan. 2.



Pertemuan umum, ceramah, diskusi



Pada pertemuan umum pesertanya campuran dan banyak, sedangkan informasinya tertentu untuk dipertimbangkan lagi dan dilaksanakan kemudian hari. Pada ceramah, pesertanya lebih homogen, baik dalam pengetahuan maupun kepentingannya. Materi yang disampaikan lebih spesifik dan lebih mendalam, dapat segera dipertimbangkan untuk pengadopsiannya. Pada diskusi, para pesertanya lebih terbatas dan terjadi tukar pendapat, baik pengetahuan maupun pengalamannya. Metode diskusi dipandang efektif dan efisien di dalam menumbuhkan kreativitas dan tanggungjawab dan mempercapat proses adopsi karena terjadi interaksi diantara anggota kelompok. 3.



Demonstrasi cara dan hasil



Metode ini dapat mempertunjukkan cara-cara atau hasil dari cara tersebut yang dianjurkan dengan menggunakan teknologi baru. Demonstrasi cara bukan suatu percobaan tetapi suatu percontohan yang telah diyakini kebaikan dan keberhasilannya. Pada demonstrasi hasil dipertunjukkan hasil dari cara baru yang lebih meyakinkan dapat meningkatkan hasil dan cocok bagi daerah tersebut. Metode ini baik untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan menambah keterampilan peserta demonstrasi. Kegiatan ini memerlukan persiapan yang matang, baik tempat, waktu maupun sarana penunjangnya. 4.



Karyawisata atau widiawisata



Metode ini adalah metode kelompok yang berkarya sambil berwisata atau menambah ilmu sambil berwisata. Tajuannya adalah memahami sesuatu cara usahatani yang berhasil di daerah lain yang kondisi alamnya identik dengan keadaan alam tempat asal para peserta widiawisata. 5.



Kursus tani



Metode ini adalah proses belajar mengajar di ruangan kelas dan di lapangan dengan pendekatan kelompok, biasa terhadap tokoh-tokoh tani atau orang yang dianggap potensial untuk bisa menyebarkan inovasi pada anggota yang lainnya. Dari hasil belajar mereka diharapkan dapat menerapkan di lingkungannya agar dapat dicontoh oleh petani disekitarnya.



6.



Pameran



Metode pameran adalah untuk memperlihatkan secara sistematis tentang model, contoh, barang, peta, grafik, gambar benda hidup sebagai hasil dari suatu kegiatan yang dianjurkan. Pameran meliputi tiga tahap maksud komunikasi, yaitu: menarik perhatian, menggugah hati, dan membangkitkan keinginan. 7.



Siaran melalui radio



Metode ini ditujukan khusus kepada petani dan keluarganya yang dapat mendengarkan acara siaran melalui radio dengan topic-topik pembicaraan tertentu. Agar metode ini lebih efektif, sebaiknya dikembangkan melalui pembinaan kelompok pendengar yang melakukan diskusi kelompok di tempat kediamannya. 8.



Kampanye



Kampanye biasanya dilakukan dalam satu wilayah dan jangka waktu tertentu apabila terdesak untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan masyarakat. Syarat agar kegiatan tersebut berhasil, maka kampanye harus bermata acara tunggal dan dilancarkan sebagai jawaban terhadap masalah yang dihadapi bersama oleh sebagian besar petani. H. 1.



Penerapan Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Satuan pembelajaran di masyarakat



Dengan mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 tentang SisDikNas dan pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan pembelajaran nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pembelajaran yang sejenis. a.



Kursus



Menurut arta sasmita (1985) kursus adalah sebagai mata kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan secara sengaja, terorganisir, dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada orang dewasa atau remaja dalam waktu yang relative singkat agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dari dan masyarakat. Contoh: kursus menjahit, kursus computer, dan kursus kecantikan. b.



Pelatihan



Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Adanya program pelatihan yang terencana dengan baik dan sistematis merupakan cara utama untuk membiasakan atau memberikan kecakapan kepada individu agar dia terampil mengerjakan pekerjaannya. Contoh: pelatihan kepemimpinan, pelatihan tutor, dan pelatihan metode pembelajaran. c.



Kelompok belajar



Kelompok belajar adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang. Contoh: kelompok belajar paket A, kelompok belajar paket B, kelompok belajar paket C, kelompok belajar usaha. d.



Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)



Dengan mengacu kepada pendapat Sihombing (2001), PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga masyarakat. Contoh: kejar paket A, kejar paket B, kejar paket C, KBU, PADU, kelompok pemuda produktif. e.



Majelis taklim



Majelis taklim adalah suatu lembaga pembelajaran yang dibentuk atas dasar pendekatan dari kebuthan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya lebih berorientasi pada keagamaan, khususnya agam Islam. Melalui majelis taklim dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang agama Islam. f.



Satuan pembelajaran yang sejenis



Satuan pembelajaran yang sejenis adalah satuan yang tidak termasuk pada luar satuan yang sudah dijelaskan terdahulu satuan lainnya diantaranya pesantren, sanggar seni, dan TKA/TPA.



2.



Program pembelajaran di masyarakat



Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang SisDikNas dan pada pasal 26 ayat (3), tercantum program pembelajaran nonformal meliputi pembelajaran kecakapan hidup, pembelajaran anak usia dini, pembelajaran kepemudaan, pembelajaran pemberdayaan perempuan, pembelajaran keaksaraan, pembelajaran keterampilan dan pelatihan kerja, pembelajaran kesetaraan, serta pembelajaran lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. a.



Pembelajaran kecakapan hidup



Adalah kemampuan yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saling berinteraksi diyakini sebagai unsure penting untuk lebih mandiri. Pada dasarnya pembelajaran kecakapan hidup bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap untuk bekerja dan berusaha mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya. b.



Pembelajaran anak usia dini (PAUD)



Adalah pembelajaran yang ditujukan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pembelajaran selanjutnya. c.



Pembelajaran kepemudaan



Adalah program pembelajaran yang sasarannya khusus pemuda. Program kepemudaan yang dikembangkan di Indonesia ini contohnya adalah dengan dibentuknya kelompok usia pemuda produktif (KUPP). Melalui program KUPP diharapkan para pemuda melalui kemampuan tertentu dalam bidang usaha sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. d.



Pembelajaran pemberdayaan perempuan



Pembelajaran pemberdayaan perempuan diperuntukan khusus untuk perempuan. Hal ini didasarkan bahwa masih banyak perempuan yang belum berdaya, padahal mereka memiliki potensi yang perlu dikembangkan. e.



Pembelajaran keaksaraan



Pembelajaran keaksaraan yang dikembangkan adalah program keaksaraan fungsional yang pada dasarnya merupakan suatu pengembangan dari program keaksaraan sebelumnya. f.



Pembelajaran keterampilan



Program pembelajaran keterampilan ditujukan untuk membekali warga belajar dalam bidang keterampilan yang dapat dijadikan bekal usaha. Dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk peningkatan kesejahteraan hidupnya. g.



Pembelajaran kesetaraan



Program kesetaraan yang ada dimasyarakat yaitu mencakup kelompok belajar paket A, kejar paket A yaitu suatu upaya belajar dan bekerja secara sadar dan berencana dalam organisasi kelompok untuk meningkatkan pembelajaran warga belajar, sehingga setara dengan sekolah dasar melalui paket A sebagai media/bahan belajarnya.



I. Implementasi Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan di Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Lingkugan Masyarakat 1.



Keluarga



a) Orang tua menanamkan nilai dan moral dengan cara membimbing anak untuk saling menyayangi, menghormati orang yang lebih tua, berbicara sopan, dan lain- lain. b) Orang tua mendampingi anak dalam belajar berbagai pengetahuan, seperti berhitung dan membaca.



2.



Sekolah



a)



Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler misalnya Pramuka, PMR, dan lain-lain.



b)



Melakukan tanggung jawab dengan baik jika menjadi pengurus kelas.



c)



Menjadi anggota koperasi sekolah.



3.



Masyarakat



a)



Kerja bakti



b)



Siskamling



c)



Karang Taruna



d)



Pembelajaran keaksaraan atau buta aksara



e)



Pembelajaran keterampilan atau pelatihan



PENUTUP



Simpulan Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan pembelajaran yang diselenggarakan dengan menggunakan berbagai potensi (sumber daya) yang ada pada lingkungan masyarakat, yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya, dan sumber daya teknologi dengan tujuan untuk melatih kemampuan akademis peserta didik dan Memperkuat mental fisik dan disiplin Pembelajaran berbasis. Dengan mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan pembelajaran nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pembelajaran yang sejenis.



Saran Dengan membaca makalah ”Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan” dapat mengadakan kegiatan yang bermanfaat baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pembaca mampu mencari sumber informasi lain, sebagai pengetahuan untuk membuat kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.



PENDIDIKAN BERWAWASAN KEWIRAUSAHAAN



Pendahuluan



Industri yang berkembang sampai saat ini belum dapat menyerap tenaga muda dengan pendidikan tinggi. Hal ini seperti yang dilaporkan dalam kemajuan pembangunan milenium Indonesia tahun 2007, jumlah penduduk miskin (pendapatan kurang dari US$2/hari) masih 49% sedangkan penggangguran usia 15-24 th adalah 57% . Jumlah sarjana mengganggur melonjak dratis dari 183.629 orang pada tahun 2006 menjadi 409.890 orang padatahun 2007. Ditambah dengan pemegang gelar diploma I,II dan III yang mengganggur menurutdata tahun 2007 lebih dari 740.000 orang. (Kompas, 2008). Berdasarkan analisis data tersebutdapat diketahui bahwa industri yang berkembang belum dapat menyerap tenaga muda denganpendidikan tinggi. Tidak terserapnya lulusan pendidikan tinggi tersebut antara lain karenakompetensi lulusan yang masih rendah atau tidak sesuai dengan kebutuhan kerja.



Oleh karena itu para tenaga kerja muda ini harus mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, dengan meningkatkan kreativitas dan kemampuan entrepreneur. Kewirausahaan merupakan jiwa yang bisa dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi bukan jaminan menjadi pengusaha, dan pengusaha umumnya memiliki jiwa kewirausahaan. Ciri penting dari seseorang yang memiliki jiwa entrepreneurship adalah kemampuan pemimpin, kemandirian, kerjasama dalam tim, kreativitas dan inovasi, serta keberaniannya dalam menghadapi dan mengambil resiko terhadap



keputusan yang dibuat yang mendasari tindakan riil yang dilakukan. Berani mengambil resiko itu bukan berarti nekad dan ‘ngawur’. Resiko apapun yang diambil oleh seorang entrepreneur seebnarnya melalui perhitungan secara hati-hati, cermat, meskipun dalam waktu yang singkat.



Entrepreneurship Hakikat dasar dari kewirausahaan adalah krativitas dan inovasi. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah berbuat sesuatu yang baru Masih menurut Zimmerer (1996) kewirusahaan dapt dipelajari dan diajarkan sebagai sesuatu disiplin ilmu tersendiri karena memiliki objek, konsep, teori dan metode ilmiah.



Hubungan antara entrepreneurship dan pengembangan metode pembelajaran Sehubungan dengan entreprenurship yang dikaitkan dengan pengembangan metode pembelajaran, dan sebaliknya (Harsono,1999) menyampiakan pesan-pesan sebagai berikut : a. Anda harus belajar banyak tentang diri sendiri, jika anda bermaksud untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang paling anda inginkan dalam hidup ini. Kekuatan anda datang dari tindakan-tindakan anda sendiri dan bukan dari tindakan orang lain. Meskipun resiko kegagalan selalu ada, para entrepreneurship mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar pengalaman masa lampau akan membantu anda menyalurkan kegiatan anda untuk mencapai hasil yang lebih baik, lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tak mengenal lelah. b. Anda harus bersedia belajar dari berbagai pengalaman yang berubah dari waktu ke waktu. Anda harus selalu sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas anda sendiri. Salah satu kunci utama bagi keberhasilan anda adalah keterlibatan anda dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus. Dalam pesan yang pertama terkandung makna self directed learning, ialah belajar



secara mandiri. Pesan yang kedua mengandung makna problem based learning dan sekaligus problem solving. Entrepreneurship membutuhkan proses belajar mengajar yang memusatkan diri pada pencapaian hasil belajar pada domain cognitive tingkatan yang lebih tinggi, yaitu application, analysis, synthesis dan evaluation. Pembekalan kewirausahaan (mata kuliah) Sense of business dapat dikembangkan melalui pendidikan kewirausahaan yang baik berupa kegiatan di dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan Pembelajaran Wawasan Multikultural 1.



Pengertian dan Latar Belakang



Kata “Multikultural” tatanan budaya masyarakat erat hubungannya dengan pluralisme namun berbeda. Ada banyak ilmuan yang memberikan definisi sebagai berikut (Naim dan Sauqi, 2008 : 121-122). a.



Elizabeth B. Taylor dan L.H Morgan



Sebuah budaya yang universal bagi manusia dalam berbagai macam tingkatan. b.



Emile Durkheim dan Marcel Maus



Adalah sekolompok masyarakat yang menganut simbol yang mengikat. c.



Franz Boas dan A.L Kroeber



Adalah hasil sebuah sejarah khusus umat manusia yang melewati secara bersama-sama. 2.



Tujuan Pendidikan Berbasis Multikultural



Menurut Banks, tujuan pendidikan berbasis multukultural yaitu : a. Memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam. b. Membantu membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik dan kelompok beragama. c.



Memberikan ketahanan siswa dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya.



d. Membantu membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif mengenai perbedaan kelompok. Menurut Dickerson dan Banks konsep pendidikan untuk kebebasan bertujuan untuk :



a. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk berpartisipasi didalam demkorasi dan kebebasan masyarakat. b. Memajukan kebebasan, kecakapan dan keterampilan terhadap lintas batas etnik dan budaya.



A. Pembelajaran Berwawasan Lingkungan 1.



Pengertian dan Latar Belakang



Sartain (psikologi Amerika) lingkungan (environment) meliputi semua kondisi dalam dunia ini, memengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan atau life process manusia kecuali gen (Purwanto, 2009 : 72). Pendidikan lingkungan harus berdasarkan konsep dasar makna lingkungan hidup untuk mengajarkan, membina, memberi teladan dan dorongan sikap dan perilaku untuk melaksanakan pengelolaan ekosistem secara bermakna. Pengelolaan lingkungan hidup makna sebenarnya adalah pengelolaan perilaku makhluk hidup, sikap, kelakuan dan berbagai serasi dengan tatanan alam. 2.



Ruang Lingkup



Sartain (dalam Purwanto, 2009 : 72) membagi lingkungan menjadi tiga bagian yaitu : a.



Lingkungan Alam atau Luar (External or Physical Environtment)



Yang bukan manusia. Seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan hewan. b.



Lingkungan Terdalam (Internal Environment)



Sesuatu yang termasuk dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik. c.



Lingkungan Sosial (Social Environment)



B. Pembelajaran Berwawasan Entrepreneurship 1.



Pengertian dan Latar Belakang



Entrepreneurship merupakan istilah bahasa Prancis memiliki arti between taker atau go-between. Pengertian go-between atau “perantara” adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ketimur jauh, Marcopolo tidak menjula barangnya sendiri, dia hanya membawa pengusaha penandatanganan kontrak. Dalam kontrak ini dinyatakan bahwa si pengusaha memberi pinjaman dagang kepada Marcopolo, dari penjualan barang tersebut Marcopolo mendapat bagain 25% termasuk asuransi, sedangkan si pengusaha memperoleh keuntungan lebih dari 75%, segala resiko ditanggung oleh pedagang.



Menurut Schumpeter seorang Entrepreneur tidak selalu pedagang (businessman). Istilah “kewirausahaan” mulai dipopulerkan tahun 1990-an. Pengertian secara harfiah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha diberi awalan ke- dan akhiran –an yang bersifat membuat kata benda. Bila wira diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai kegiatan bisnis yang komersial maupun non-bisnis dan non-komersial, kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan bisnis atau non-bisnis atau non-bisnis (mandiri). Menurut hasil Simposium Nasional Kewirausahaan 7-8 Februari 1995 diJakarta kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai prinsip sikap, kiat seni dan tindakan nyata. Dalam Inpres No.4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan dalam menangani usaha atau kegiatan. Pengertian Entrepreneur dan Entrepreneurship diantaranya : a.



Orang yang menanggung resiko.



b.



Orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal.



c.



Orang yang menciptakan barang.



d. Orang yang mengurus perusahaan. e. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu efektif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan. f. Kewirausahaan adalah proses seseorang guna mengejar pelunag memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa memerhatiakn sumber daya yang mereka kendalikan. g.



Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran.



h. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan risiko serta menerima balas jasa, kepuasan dan kebebasan pribadi. Adapun yang dimaksud dengan wirausaha adalah sebagai berikut : a. Wirausaha adalah mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsanya. b. Wirausaha adalah seseorang pakar tentang dirinya sendiri. Orang yang mendobrak sistem ekonomi dengan memperkenalkan barang dan jasa dengan menciptakan organisasi baru atau mengelola bahan baku baru. Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain (Gede Prama). c. Menurut businessman, wirausaha adalah ancaman pesaing baru (rekan, pemasok, konsumen atau seseorang yang bisa diajak kerjasama).



d. Menurut pemodal, wirausaha adalah seseorang yang menciptakan kesejahteraan buat oranglain yang menemukan cara baru untuk menggunakan resouces, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat. e. Menurut ekonom, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasi faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal, dan keterampilan untuk tujuan berproduksi. f. Menurut psikologis, wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan oranglain.



2.



Ciri-Ciri Entrepreneur



Ciri-ciri seseorang Entrepreneur menurut Edvardson adalah : a.



Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)



b.



High energy level (bersemangat tinggi)



c.



High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)



d. Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat) e.



Self confidence (percaya diri)



f.



Action oriented (berorientasi tindakan)



3.



Mengembangkan Jiwa Entrepreneurship



·



Kesediaan bekerja keras dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan.



· Mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usaha guna mencapai tujuan pribadi, keluarga, bangsa dan negara. ·



Mengetahui dan mengerti bahwa wirausaha merupakan pejuang kemajuan.



·



Memperkuat perekonomian.



·



Memahami jiwa dan semangat wirausahaan.



4.



Tujuan Mengembangkan Jiwa Entrepreneurship



a.



Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.



b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. c. Membudayakan semangat sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul. d. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap siswa dan masyarakat.



5.



Ruang Lingkup Entrepreneurship



a.



Lapangan agraris, seperti pertanian, perkebunan dan kehutanan.



b. Lapangan perikanan, seperti pemeliharaan ikan, penetasan ikan, makanan ikan dan pengangkutan ikan. c.



Lapangan peternakan, seperti burung atau ungas, binatang menyusui.



d. Lapangan perindustrian dan kerajinan, seperti industri besar, industri menengah, industri kecil, pengrajin, pengelolaan hasil pertanian, pengelolaan hasil perkebunan, hasil perikanan, peternakan dan kehutanan. e. f.



Lapangan pertambangan dan energi. Lapangan perdagangan, seperti pedagang besar, menengah dan kecil.



g. Lapangan pemberi jasa, seperti pedagang perantara, pemberi kredit dan perbankan, sebagai pengusaha angkutan, pengusaha hotel dan restauran, sebagai biro jasa travel pariwisata, pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, tata busana, dan sebagainya.



6.



Praktik



a. Mengundang tokoh Entrepreneur terkemuka sebagai pembicara seminar tentang Entrepreneurship yang diadakan di sekolah. b.



Berjualan kecil-kecilan sambil bersekolah.



c.



Dapat dipercaya saat menjadi bendahara kelas atau sebagai pengatur uang kas kelas.



d. Menggunakan uang jajan dari orangtua dengan bijak dan tepat guna. e.



Selalu disiplin masuk sekolah, mengerjakan PR tepat waktu, dan sesuai perintah.



f.



Menghargai pendapat dan hasil orang lain.



g.



Memiliki semangat belajar tanpa imbalan.



h.



Selalu muncul motivasi baru saat melihat teman berprestasi.



DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Prof.Dr.Oemar.2001.Proses Belajar Mengajar.Bandung:Bumi Aksara Hatimah, Ihat, dkk. 2007. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta:Universitas Terbuka Wahyuni, Niniek Sri dan Yuniarti. 2007. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca Exact Zubaedi M.Ag, M.Pd.2009.Pembelajaran Berbasis Masyarakat.Yogyakarta:pustaka pelajar http://sdnlombang03.wordpress.com/2011/01/17/contoh-laporan-pembelajaranberwawasan kemasyarakatan/file:///G:/pendekatan-pembelajaran-dalam-berbagai.html file:///G:/SATUAN%20DAN%20PROGRAM%20PEMBELAJARAN %20MASYARAKAT 20_%20Mudiartana's%20Blog.htm Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor : 045/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi, 2003. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan nasional, Higher Education Long Term Strategy 2003- 2010, 1 April 2003. Buku Referensi Gerson Richard F (2004), Mengukur kepuasan pelanggan, PPM Jakarta Buku karya M.Thobroni



Contoh Soal 1.



Jelaskan dan berikan contoh yang dimaksud dengan teori belajar dan pembelajaran?



2.



Siapa saja yang termasuk kedalam pemikiran pembelajaran dalam negri?



3.



Jelaskan pemikiran pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara!



4.



Jelaskan apa yang dimaksud pembelajaran berwawasan multicultural?



5. Lima komponen utama dalam pembelajaran berwawasan dalam negri, yaitu pembelajaran berwawasan multicultural, lingkungan, enterpreunership, gender, anti korupsi. Jelaskan makna 5 hal tersebut? 6. Apa tujuan belajar dan pembelajaran? 7.



Buatlah peta konsep mengenai teori belajar dan pembelajaran?



8.



Sebutkan teori belajar dan pembelajaran menurut para ahli?



9.



Mengapa RPP diperlukan dalam konsep teori belajar dan pembelajaran?



10. Apa perbedaan pembelajaran dalam negri dan pembelajaran berwawasan dalam negri?