Kekurangan Dan Kelebihan Metode Penskalaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) MATA KULIAH



METODE PENSKALAAN Jenis Tugas : Mendeskripsikan Kelebihan dan Kekurangan Setiap Teknik Penskalaan



Dosen Pengampu: Dr. Samsul Hadi, M.Pd.,M.T Dr. Ir. Bastari



Oleh: CITRA NURMALITA NIM. 16701261014



PROGRAM PASCASARJANA PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN



UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2017



2



DAFTAR ISI Halaman A. Tinjauan Tentang Metode Penskalaan ................................................................. 1 B. Macam-macam Teknik Penskalaan ...................................................................... 1 1. Skala Komparatif (Comparative Scale) ............................................................ 1 1.1 Paired Comparison Scaling ............................................................................... 1 Kelebihan .......................................................................................................... 2 Kelemahan ....................................................................................................... 2 1.2 Rank Order ........................................................................................................ 2 Kelebihan .......................................................................................................... 3 Kelemahan ....................................................................................................... 3 1.3 Constant Sum .................................................................................................... 3 Kelebihan .......................................................................................................... 3 Kelemahan ....................................................................................................... 3 2. Skala Non Komparatif (Non Comparative Scale) ............................................ 3 2.1 Continuous Rating Scale ................................................................................... 4 Kelebihan .......................................................................................................... 4 Kelemahan ....................................................................................................... 4 2.2 Itemized Rating Scale ........................................................................................ 4 2.2.1 Likert Scale ..................................................................................................... 5 Kelebihan .......................................................................................................... 5 Kelemahan ....................................................................................................... 5 2.2.2 Semantic Differential Scale ............................................................................. 5 Kelebihan .......................................................................................................... 6 Kelemahan ....................................................................................................... 6 2.2.1 Stapel Scale .................................................................................................... 6 Kelebihan .......................................................................................................... 7 Kelemahan ....................................................................................................... 7 Daftar Pustaka



3 A. Tinjauan Tentang Metode Penskalaan Berkaitan dengan prosedur penskalaan ini, Torgerson (1958) mengemukakan adanya tiga pendekatan utama yaitu pendekatan dengan metode-metode yang berorientasi pada subjek, pendekatan dengan metode-metode yang berorientasi pada stimulus, dan pendekatan dengan metode-metode yang berorientasi pada respons. Dalam pendekatan penskalaan yang berorientasi pada subjek, perhatian ditujukan pada masalah penempatan individu pada titik-titik di sepanjang suatu kontinum. Inilah yang pada umumnya menjadi tujuan pengadaan tes bakat dan tes prestasi. Pada tes semacam ini subjek diminta memberikan responsnya terhadap beberapa pertanyaan sebagai stimulus sedangkan respons yang diberikan akan diberi skor, misalnya, 0 atau 1. B. Macam-macam Teknik Penskalaan Skala adalah suatu alat atau mekanisme yang dapat digunakan untuk membedakan individual-individual kedalam variabel-variabel yang akan digunakan dalam riset. Terdapat dua macam teknik penskalaan sebagai berikut, 1. Skala Komparatif (Comparative Scale) Skala komparatif (comparative scale) memberikan standar (benchmark) atau poin referensi untuk menilai sikap terhadap objek, kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti. Skala komparatif, mengukur dua atau lebih kualitas dengan cara membandingkan, misalnya, dengan menyusun peringkat secara berurutan atau perbandingan pasangan Contoh skala komparatif: Pada kuisioner membandingkan kemampuan soft skill siswa A, siswa B, dan Siswa C dibawah ini dengan tanda centang (V), Skala Penilaian Nama Siswa 1 2 3 4 5 A B C Petunjuk Penilaian : 1 Sangat rendah 4 Tinggi 2 Rendah 5 Sangat Tinggi 3 Cukup Dalam skala komparatif terdapat beberapa teknik penskalaan yang dapat dilakukan diantaranya, 1.1 Paired Comparison Scaling Metode paired comparison merupakan model penskalaan dimana stimulus atau objek psikologis dibandingkan dalam suatu pasangan. Pasangan stimulus ini dibuat sama atau equal, stimulus satu tidak dibuat lebih positif dari stimulus lain dan sebaliknya. Dalam metode ini penilai atau judgment diminta untuk memilih salah satu dari stimulus yang berpasangan. Stimulus yang dipilih adalah yang lebih menggambarkan karakteristik dirinya, atau sesuatu yang lebih disukai, tergantung pada tujuan pengukuran. Apabila ada dua stimulus yaitu stimulus i dan j, maka subjek hanya dapat memilih salah satu dari 2 stimulus tersebut, meskipun dari 2



4 stimulus yang sama-sama diminati, subjek tetap harus memilih salah satu darinya yang lebih diminati. Begitu pula jika ada stimulus yang tidak diminat, maka subjek tetap harus memilih salah satu yang lebih diminati. Karena ada kewajiban subjek untuk memilih, metode ini dikenal dengan forced-choice (Mc Donald, 1999:24). Instrumen tipe paired comparison merupakan dasar pengukuran forced choice. Model instrumen ini juga mengharuskan subjek untuk memilih satu pernyataan dari beberapa pernyataan yang disediakan. Pilihan subjek didasarkan pada kesesuaian dirinya, namun dalam model ini subjek tetap harus memilih satu pernyataan meskipun pernyataan yang dipilih kurang menggambarkan keadaan dirinya atau semua pernyataan sesuai dengan keadaaan subjek. Instrumen tipe paied comparison digunakan dengan meminta responden memilih satu dari sepasang stimulus atau pernyataan yang disediakan. Contoh lain model instrumen tipe ini adalah instrumen tipe ranking, dinama responden diminta untuk meranking atau mengurutkan beberapa pernyataan dari yang paling sesuai hingga tidak sesuai. Dalam analisisnya instrumen tipe ranking didasari dengan metode paired comparison dari Thurstone. Kelebihan :  Olivares & Böckenholt (2005:285) menjelaskan beberapa kelebihan metode paired comparison adalah memaksa minimal constrain pada perilaku responden terutama pada pilihan alternative yang sedikit. Metode ini dapat memberikan informasi lebih terkait perbedaan individu dibandingkan dengan metode rating, disamping itu, metode ini juga memiliki kelebihan karena adanya pengecekan konsistensi internal. Kelemahan :  beban kerjanya yang banyak disebabkan karena item yang digunakan berjumlah cukup banyak akibat dari setiap item yang harus mendapat kesempatan untuk berpasangan dengan item dari aspek lain (Kwan & Chiu,2007:433). Kelemahan lain model ini menurut McIver & Carmines (1986: 21) adalah dipengaruhi oleh karakteristik judgment. Hal ini disebabkan karena proses penskalaan model ini terkait dengan orang yang akan memberikan judgment, maka karakteristik judgment juga akan mempengaruhi hasil penskalaan. 1.2 Rank Order Skala Order Rank memberi responden seperangkat item dan meminta mereka untuk meletakkan barang-barang itu dalam beberapa bentuk order. Responden disajikan dengan beberapa benda secara bersamaan dan diminta untuk mengurutkan atau memberikan peringkat sesuai dengan beberapa kriteria. Ukuran 'urutan‟ dapat mencakup seperti preferensi, kepentingan, keinginan, efektivitas dan sebagainya. Urutannya seringkali merupakan struktur ordinal sederhana (A lebih tinggi dari B). Hal ini juga dapat dilakukan dengan posisi relatif (Skor A adalah 10 sementara skor B adalah 6).



5 Kelebihan :  Memerlukan sedikit waktu untuk estimasi, karena menghilangkan semua respons intransitive (bukan objek yang diarahkan). Seperto, jika terdapat benda „n‟, maka hanya keputusan skala „n-1‟ yang harus dibuat jika terjadi pendkalaan rank order.  Metode mudah dipahami peneliti Kelemahan :  Memiliki keterbatasan yang utama yait proses rank order hanya menghasilkan data ordinal. 1.3 Constant Sum Teknik penskalaan dimana responden diminta untuk mengalokasikan jumlah unit konstan, seperti poin, rupiah, unit diantara objek stimulus sesuai dengan beberapa kriteria yang ditentukan. Penskalaan jumlah konstan dianggap sebagai skala ordinal karena sifatnya komparatif dan tidak adanya generalisasi. Responden diminta untuk mengalkasikan sejumlah angka (misal 100) ke dalam beberapa atribut untuk merefleksikan tingkat kepentingan atribut tersebut. Total tingkat kepentingan dari semua atribut harus sama dengan sejumlah angka yang ditetapkan sesuai contoh adalah 100. Kelebihan : Memungkinkan diskrimisasi yang tepat diantara unit stimulus tanpa menghabiskan banyak waktu. Kelemahan :  Responden mungkin mengalokasikan lebih banyak atau lebih sedikit unit daripada yang ditentukan dan memungkinkan adanya kesalahan pembulatan seandainya terlalu sedikit unit yang dianalisis.  Jika unit yang digunakan besar maka akan memberatkan responden dan menyebabkan kebingungan dan kelelahan analisis. 2. Skala Non Komparatif (Non Comparative Scale) Skala non komparatif juga dapat disebut sebagai skala monadik atau metrik. Responden hanya mengevaluasi satu objek pada satu waktu dan kumpulan data yang dihasilkan adalah skala interval atau rasi. Teknik non komparatif terdiri dari skala penilaian yang kontinyu dan terperinci. Contoh dari ini adalah jika Anda mengambil benda seperti iPod dan meminta setiap responden sejauh mana mereka memandang iPod dengan baik. Teknik ini meliputi skala suku bunga yang terus menerus dan skala suku bunga terukur seperti Likert, Semantic Differential, dan Stapel Scale. Skala jenis ini disukai dalam riset pasar karena lebih banyak yang bisa dilakukan dengan itu. Skala ini dapat digunakan saat karakteristik benda fisik dibandingkan namun paling sering digunakan bila sikap, persepsi, atau karakteristik psikologis lainnya diukur (ActiveCampaign, 2008)



6 2.1 Continuos Rating Scale Termasuk dalam teknik skala non komparatif dimana responden diminta untuk menilai objek stimulus dengan menempatkan titik atau tanda secara tepat pada garis yang berjalan dari satu ekstrem kriteria ke kriteria variabel lainnya. Continuous Rating Scale disebut juga skala penilaian grafis. Teknik ini responden dapat menempatkan tanda dimana saja sesuai dengan pendapat dan tidak dibatasi untuk memilih dari nilai yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya. Skala ini dapat mengamati banyak bentuk yaitu dapat berupa vertical atau horizontal; poin skala, dalam bentuk angka atau deskripsi singkat. Setelah penilaian diperoleh, peneliti membagi garis ke dalam beberapa kategori dan kemudian menetapkan skornya tergantung pada kategori di mana peringkat tersebut jatuh. Kita dapat mengatakan bahwa skala pemeringkatan terus menerus memiliki karakteristik deskripsi, keteraturan dan jarak. Dengan deskripsi, maksud kami, tag unik, nama atau label yang digunakan untuk menentukan setiap nilai skala. Urutan mengacu pada posisi deskriptor relatif, dan jaraknya berarti perbedaan absolut antara deskriptor diketahui dan dapat dinyatakan dalam istilah kesatuan.



Kelebihan :  Mudah dikembangkan karena meningkatnya popularitas wawancara pribadi dengan bantuan komputer (CAPI), sebuah teknik dimana responden dan pewawancara memberikan jawaban melalui komputer, penggunaan teknik penskalaan terus menerus telah meningkat. Skala penilaian terus menerus dapat diterapkan dengan baik di CAPI atau di internet yang memungkinkan kursor bergerak secara terus menerus untuk memilih posisi yang sesuai dalam skala yang paling tepat menggambarkan evaluasi kandidat. Kelemahan :  Skornya membebani dan sembrono. Selain itu, skala penilaian ini hanya memberikan sedikit informasi. Oleh karena itu, skala pemeringkatan terus menerus terbatas penggunaannya dalam riset pemasaran 2.2 Itemized Rating Scales Skala Penilaian Itemized adalah Skala Ordinal yang memiliki deskripsi atau angka singkat yang terkait dengan setiap kategori, diurutkan berdasarkan posisi skala. Responden diminta untuk memilih kategori yang paling menggambarkan nilai stimulus yang dianalisis. Responden diberikan skala yang memiliki nomor atau deskripsi singkat yang terkait dengan masing-masing kategori. Kategori durutkan berdasarkan posisi skala, dan responden diminta untuk memilih karegori tertentu



7 yang paling menggambarkan objek yang diberikan nilai. Skala penilaian itemized yang umum digunakan dalam skala penilaian likert, skala deferensial semantik, dan skala staple. 2.2.1 Likert Scale Skala respons psikometri terutama digunakan dalam kuesioner untuk mendapatkan peserta. Preferensi atau tingkat kesepakatan dengan pernyataan atau kumpulan pernyataan. Skala likert adalah teknik penskalaan non-komparatif dan bersifat unidimensional (hanya mengukur sifat tunggal) di alam. Responden diminta untuk menunjukkan tingkat kesepakatan mereka dengan pernyataan yang diberikan dengan cara skala ordinal. Paling sering dilihat sebagai skala 5 poin mulai dari "Sangat Tidak Setuju" di satu sisi "Sangat Setuju" di sisi lain dengan "Tidak Setuju atau Tidak Setuju" di tengah; Namun, beberapa Praktisi menganjurkan penggunaan sisik 7 dan 9 poin yang menambahkan granularitas tambahan.Kadang-kadang skala 4 titik (atau nomor genap lainnya) digunakan untuk menghasilkan ipsatif (paksa Pilihan) mengukur dimana tidak ada pilihan yang acuh tak acuh. Setiap tingkat pada skala ditugaskan Nilai numerik atau coding, biasanya dimulai pada 1 dan bertambah satu untuk setiap level. Untuk contoh:



Kelebihan :  Mudah pengembangan analisis  Cenderung menghasilkan skala yang sangat handal  Mudah dibaca dan lengkap untuk responden Kelemahan :  Kecenderungan menghasilkan data yang bias. Respo mungkin setuju dengan pernyataan seperti yang disajikan untuk menolong jalannya eksperimen.  Keingan sosial yang bias. Menggambarkan diri mereka dalam posisi yang lebih menguntungkan secara sosial daripada bersikap jujur.  Reproduktifitas kurang  Validitas sulit ditunjukkan. 2.2.2 Semantic Differential Scale Teknik Pengukuran ini diperkenalkan oleh Charles Osgoog (1957) yang menekankan pada aspek sematik sebuah kata (Wahyu). Skala diferensial semantik adalah skala nilai tujuh poin dengan poin ekstrim yang memiliki makna semantik. skala yang digunakan untuk mengukur makna atau semantik kata-kata, terutama



8 kata sifat bi-polar (seperti “jahat” atau “baik”, “hangat” atau “dingin”) untuk memperoleh sikap responden terhadap objek stimulus. Responden akan menempatkan tanda di antara dua kata sifat ekstrem, yang mewakili sikapnya terhadap objek. Seperti contoh di atas, pembelanja berhenti dievaluasi secara terorganisir, dingin, modern, andal dan sederhana. Terkadang kata sifat negatif diletakkan di sebelah kanan dan terkadang di sisi kiri berskala. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan kecenderungan responden, terutama mereka yang memiliki sikap positif atau negatif, untuk menandai sisi kanan atau kiri skala tanpa membaca labelnya. Item pada skala diferensial semantik dapat dinilai pada rentang numerik -3 sampai +3 atau 1 sampai 7. Data yang diperoleh dianalisis melalui analisis profil. Dalam analisis profil, mean dan median nilai skala ditemukan dan kemudian dibandingkan dengan analisis plot atau statistik. Melalui metode ini, adalah mungkin untuk membandingkan keseluruhan kesamaan dan perbedaan di antara objek.



Kelebihan :  Item pada skala diferensial semantik dapat dinilai pada rentang numerik -3 sampai +3 atau 1 sampai 7.  Dapat membandingkan keseluruhan kesamaan dan perbedaan di antara objek.  Fleksibilitas dari skala diferensial semantik meningkatkan penerapannya dalam riset pemasaran  Membantu dalam mengembangkan kampanye iklan dan strategi promosi dalam studi pengembangan produk baru. Kelemahan :  Bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis continue yang jawabannya „sangat positif‟ dibagian kanan, dan jawaban „negatif‟ disebelah kiri, dengan demikian jika skala pengukuran ini diberikan kepada orang awam yang belum diberikan penjelasan terkait pengisian skala semantic differential masih membingungkan untuk mengisi. 2.2.3 Stapel Scale Stapel Scale adalah skala penilaian unipolar (satu kata sifat) yang dirancang untuk mengukur sikap responden terhadap objek atau peristiwa. Skala ini terdiri dari 10 kategori mulai dari -5 sampai +5 tanpa titik netral (nol). Skala stapel mendapat namanya setelah pengembangnya Jan Stapel. Skala biasanya dibangun secara vertikal dengan satu kata sifat di tengah rentang nilai (-5 sampai +5). Responden diminta untuk memilih kategori tanggapan numerik yang tepat yang menggambarkan sejauh mana kata sifat yang terkait dengan objek akurat atau tidak akurat. Semakin tinggi skor positif yang dipilih oleh responden, maka kata sifat yang lebih tepat menggambarkan objek dan sebaliknya. Misalnya, responden diminta untuk



9 menentukan peringkat kualitas makanan, dan layanan awak kapal dari sebuah maskapai penerbangan dalam skala mulai dari -5 sampai +5, seperti sebagai berikut,



Dari contoh di atas, maskapai ini dievaluasi memiliki kualitas makanan yang tinggi namun agak layanan awak kabin yang buruk. Skala stapel seperti skala diferensial semantik dengan sedikit modifikasi. Hal ini sering digunakan dalam situasi ketika dua kata sifat bi-polar sulit untuk diketahui. Data yang diperoleh adalah interval dan dianalisis dengan cara yang sama seperti data diferensial semantik. Kelebihan :  Skala stapel tidak memerlukan pra-pengujian kata sifat untuk memastikan bipolaritas pada analisisnya.  Dapat dilakukan dengan mudah, seperti contoh analisis dengan skala stapel dengan komunikasi melalui telepon. Kelemahan :  Skala stapel dapat dipengaruhi oleh metode administrasi jika dilakukan pada penelitian pada proses marketing (Hawkins el, 1974).



10 Daftar Pustaka



ActiveCampaign. 2008. http://www.activecampaign.com/blog/non-comparativescaling-techniques-for-survey-research/. Diakses tanggal 20 Mei 2017 Agus, Farida Setiawati. Paired Comparison sebagai sebuah model instrument untuk menggali karakteristik non-kognitif siswa. UNY: International Smeinar on guidance and conseling Azwar, Syaifuddin. 2016. Dasar-dasar Psikometrika Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Belajar BussinessJargon. http://businessjargons.com/constant-sum-scaling.html. tanggal 19 Mei 2017



Diakses



BussinessJargon. http://businessjargons.com/semantic-differential-scale.html Diakses tanggal 20 Mei 2017 BussinessJargon. http://businessjargons.com/stapel-scale.html. Diakses tanggal 20 Mei 2017 Hawkins, Del I; Albaum, Gerald, Best Roger. 1974. Stapel Sacel or Semantic Differential in Marketing Research. Journal of Marketing Research (JMR) Aug 1974, Vol. 11 Issue 3, p318. http://connection. ebscohost.com/c/articles/5002178/stapel-scale-semantic-differential-marketingresearch . Diakses tanggal 20 Mei 2017 L L.Thurstone . "The Method of Paired Comparisons for Social Values," Journal of Abnormal and Social Psychology, 21, (1927): 384-400 Shardaharyani. Non Comparative Technique. https://id.scribd.com/ presentation/233448489/Non-Comparative-Techniques. Diakses tanggal 19 Mei 2017 Wahyu Widhiarso. Semantik Diferensial. http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/3__semantik_diferensial.pdf . diakses Diakses tanggal 20 Mei 2017 Snider, J.G., and Osgood, C.E. (1969). Semantic Differential Technique: A Sourcebook. Chicago: Aldine