Kel 1 Muntah Gumoh Oral Trush [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BBL, BAYI, BALITA & APS Konsep Dasar Neonatus Dengan Masalah Yang Lazim Timbul “Muntah, Gumoh, Oral Trush” Dosen Pengampu : Rusmilawaty, SKM, MPH



Oleh : KELOMPOK 1 Amalia Rahmah Annisa Salsa Bella Arbiati Aulia Azrahana Kartini Aulia Rahmah Bella Anggraini Cantika Fatimatuzzahra Dewi Erika Adriani Dina Malinda Ditta Shafira Elrana Salsabilla Ely Prasenda Riswandani Erlinawati Fatma Rizki Wijanarko Febri Yulida



P07124118164 P07124118167 P07124118169 P07124118171 P07124118173 P07124118175 P07124118177 P07124118179 P07124118181 P07124118183 P07124118184 P07124118187 P07124118189 P07124118191 P07124118193



Kelas B Semester 3 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIPLOMA III 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Ada beberapa masalah yang dapat terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti muntah dan gumoh. Masyarakat di Indonesia khususnya di daerah terpencil yang kehidupannya masih primitif, masih banyak ibu yang memiliki anak tetapi belum mengetahui penanganan gangguan yang terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti contohnya muntah dan gumoh yang kerap kali terjadi. Oleh karena itu dikhawatirkan ibu tidak bisa menangani masalah ini dengan benar. Dalam keadaan seperti ini maka peran bidan pendidik sangat diperlukan. Muntah dan gumoh pada neonatus, bayi dan balita dapat terjadi disebabkan posisi saat menyusu yang tidak tepat, minum terburu-buru, atau bayi sudah kenyang tetapi diberi minum serta dapat disebabkan karena faktor fisiologis seperti kelainan kongenital dan infeksi, juga karena gangguan psikologi seperti cemas. Kasus seperti ini merupakan hal yang lazim terjadi pada neonatus, bayi dan balita yang dapat dicegah dengan mudah. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan muntah dan gumoh pada bayi/anak ? 2. Bagaimana etiologi terjadinya muntah dan gumoh pada bayi/anak ? 3. Bagaimana insiden yang terjadi pada muntah dan gumoh pada bayi/anak ? 4. Bagaimana patofisiologi terjadinya muntah dan gumoh pada bayi/anak ? 5. Apa saja tanda dan gejala muntah dan gumoh pada bayi/anak ? 6. Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi terhadap muntah dan gumoh pada bayi/anak? 7. Bagaimana penatalaksanaan kasus muntah dan gumoh pada bayi/anak ? 8. Bagaimana peran bidan dalam menangani kasus muntah dan gumoh pada bayi/anak ? C. Tujuan 1. Mengetahui penegrtian muntah, gumoh dan oral trush pada bayi/anak.



1



2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya muntah,gumoh dan oral trush pada bayi/anak. 3. Mengetahui angka kejadian yang terjadi pada kasus muntah, gumoh dan oral trush pada bayi/anak. 4. Mengetahui patofisiologi yang terjadi pada muntah, gumoh dan oral trush pada bayi/anak. 5. Mengetahui tanda dan gejala muntah, gumoh dan oral trush pada bayi/anak. 6. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi karena adanya muntah,gumoh dan oral trush pada bayi/anak. 7. Mengetahui penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menangani kasus muntah,gumoh dan oral trush pada bayi/anak. 8. Menegtahui peran bidan dalam menangani kasus muntah,gumoh dan oral trush pada bayi/anak.



2



BAB II PEMBAHASAN A. MUNTAH 1. Pengertian Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen (Markum, 1992). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi. Selain itu muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke lambung, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami



muntah lendir, bahkan



kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama proses persalinan. 2. Etiologi Muntah dapat disebabkan karena faktor fisiologis seperti kelainan kongenital dan infeksi, juga karena gangguan psikologi seperti cemas. Muntah harus dibedakan dengan gumoh/regurgitasi. Gangguan yang diidentifikasikan menyerti muntah antara lain : a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai sedikit darah. Kemungkinan iritasi lambung akbiat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak tidak proyektil, cenderung menetap biasanya terjadi akibat dari obstruksi usus halus. Muntah proyektil merupakan tanda adanya stenosis pilorus, juga merupakan tanda peningkatan tekanan intrakranial. 3. Insiden Catatan Depkes 2010 Sekitar 45% anak/bayi berumur di bawah 12 bulan dapat mengalami muntah, dan kejadian tersebut menurun sesuai



3



dengan bertambahnya usia serta perbaikan cara maupun pola makan pada anak/bayi. 4. Patofisiologi Suatu keadaan dimana anak/ bayi menyemprotkan isi perutnya keluar, kadang-kadang sampai sleuruh isinya dikeluarkan. Pada bayi sering timbul pada minggu pertama. Hal tersebut merupakan aksi refleks yang dikoordinasi dalam medulla oblongata dimana isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran penceranaan, penyakit intracranial dan toksin yang dihasilkan oleh bakteri. 5. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada bayi yang mengalami muntah yaitu keluarnya cairan (susu atau makanan yang halus) dari lambung melalui mulut bayi dalam jumlah yang banyak dimana bayi juga mengalami batuk saat memuntahkan isi lambungnya. 6. Komplikasi Muntah yang terjadi pada bayi umumnya mengalir melalui mulut saja namun dalam jumlah yang banyak. Namun apabila muntah pada bayi terjadi secara proyektil atau menyemprot secara tidak biasa kemungkinan terjadi stenosis pylorus yaitu kondisi umum yang mempengaruhi pembukaan pilorus (katup otot yang menjaga makanan diperut sampai masuk ke tahap pencernaan berikutnya) antara lambung dan usus kecil pada bayi. Sehingga makanan bayi tertimbun dalam lambung dan saat ditambah makanan lagi isi lambung akan naik ke atas lagi dengan cara menyemprot melalui mulut bayi secara tidak biasa. Selain itu, muntah yang berlebihan pada bayi dapat menimbulkan dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh/elektrolit, ketosisi karena bayi cenderung tidak ingin makan dan minum, asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang serta ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva ruptur esofagus, aspirasi yang disebabkan karena muntah yang sangat sehat.



4



7. Penatalaksanaan Muntah yang terjadi pada bayi dapat dipengaruhi oleh faktor psikologi yang cemas oleh karena itu saat menyusui perlu diciptakan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak/bayi, ciptakan suasana yang menyenangkan saat makan atau menyusui, dan perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati. Ajarkan dan terapkan pola makan yang benar, hindari makanan yang menimbulkan alergi agar tidak terjadi permasalahan pencernaan pada anak/bayi. Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah jika simptomatis dapat diberi emetik. Jaga kebersihan mulut anak/bayi. Cegah aspirasi saat anak/bayi mengalami muntah. Jangan langsung mengangkat bayi saat muntah. Seringkali khawatir, dan bermaksud untuk menangani muntah, kita cenderung mengangkat anak/bayi dari posisi tidurnya. Padahal cara ini justru berbahaya, karena muntah bisa turun lagi, masuk ke paru, dan akhirnya malah mengganggu paru-paru. Biarkan saja bayi bila mengeluarkan cairan muntahan dari hidungnya. Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk e dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Kolaborasi bila muntah disertai gangguan fisiologis seperti warna hijau dan muntah proyektil/menyemprot.



8. Peran bidan Bidan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai bidan pendidik dalam mengatasi masalah muntah pada bayi yaitu bidan harus segera memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada keluarga sang bayi terutama ibu bahwa muntah bukanlah suatu keadaan yang harus diatasi dengan rasa kepanikan melainkan harus ditangani dengan asuhan yang tepat. Ibu dianjurkan untuk tidak panik akan tetapi harus dapat menangani sendiri ketika bayi muntah di rumah. Oleh karena itu bidan harus menjelaskan cara dan teknik menangani bayi yang muntah agar tidak terjadi salah asuhan sehingga tidak menimbulkan dampak yang fatal pada gumoh bayi tersebut.



5



Kemudian bidan juga perlu memberi tahu kepada ibu apabila bayi muntah proyektik/menyemprot harus segera diperiksakan agar dapat dirujuk ke rumah sakit. 9. Gambar



6



B. GUMOH 1. Pengertian Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut tanpa paksaaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 1999). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi. Selain itu gumoh juga dapat diartiakn sebagai keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal ynag agak umum, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan berat badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena bayi menelan udara pada saat menyusui. Selanjutnya, gumoh dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi, regurgitasi adalah gejala klinis dna merupakan keadaan fisiologis yang normal pada bayi berusia dibawah satu tahun. Kejadian tersebut akan menurun seiring pertambahan usia. Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa mengakibatkan gangguan pada bayi tersebut. Baik gangguan pertumbuhan karena asupan gizi berkurang maupun karena asupan makanan tersebut keluar lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat asam lambung yang ikut keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau sampai gumoh melalui hidung dan bahkan disertai muntah. Perlu diwaspadai juga adanya kelainan organ lain yang mungkin ada. Bila disertai kondisi tidak ada cairan yang bisa masuk sama sekali, dapat menyebabkan terjadinya kekurangan cairan tubuh. Gumoh terjadi karena ada udara di dalam lambung yang terdorong keluar kala makanan masuk ke dalam lambung bayi. Gumoh terjadi secara pasif atau terjadi secara spontan. Berbeda dari muntah, ketika isi perut keluar karena anak berusaha mengeluarkannya. Dalam kondisi normal, gumoh bisa dialami bayi antara 1-4 kali sehari. Gumoh dikategorikan normal, jika terjadinya beberapa saat setelah makan dan minum serta tidak diikuti gejala lain mencurigakan. Selama berat badan bayi meningkat sesuai standar kesehatan, tidak rewel, gumoh 7



tidak bercampur darah dan tidak susah makan atau minum, maka gumoh tak perlu dipermasalahkan. 2. Etiologi Penyebab



terjadinya



gumoh memang



bisa bermacam-macam.



Diantaranya adalah : a. Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung, b.



padahal di usia itu kapasitas lambung bayi masih sangat kecil. Terlalu aktif, misalnya pada saat bayi menggeliat atau terus-terus



c.



menangis. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna, akibatnnya apabila setelah menyusu bayi ditidurkan atau dibiarkan dalam posisi salah,



d. e. f. g.



susu akan keluar dari mulut. Bayi sudah kenyang tapi tetap diberi minum. Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol. Tergesa-gesa saat pemberian susu. Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.



3. Insiden Catatan Depkes 2010 Sekitar 70% bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga (8-10) % pada umur 912 bulan dan 5% pada umur 18 bulan. 4. Patofisiologi Pada keadaan biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga kadang-kadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik yang seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini juga dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya. 5. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada bayi yang mengalami gumoh ialah keluarnya cairan dari sudut-sudut bibir bayi berupa cairan putih yang



8



mana biasanya adalah ASI atau susu bercampur dengan air liur bayi sendiri yang jumlahnya tidak terlalu banyak. 6. Komplikasi Gumoh yang terjadi biasanya akan berhenti apabila isi lambung sudah sesuai dengan kapasitasnya dalam arti tidak melebihi kapasitas lambung bayi lagi. Akan tetapi gumoh dapat pula terjadi secara terus menerus dimana cairan akan terus keluar lewat mulut bayi tanpa henti setelah diberi ASI atau susu maupun makanan. Hal tersebut kemungkinan karena obstruksi esofagus (tidak berkembangnya esofagus sehingga makanan tidak dapat dilewatkan dari mulut ke lambung). Oleh karena itu ASI atau susu yang masuk ke kerongkongan akan naik dan kembali lagi keluar melewati mulut bayi. 7. Penatalaksanaan Beri susu yang lebih kental pada bayi yang sudah dapat mengkonsumsi susu formula atau makanan pendamping ASI. Campurkan tepung beras sebanyak 5 gram untuk setiap 100 cc susu. Lalu minumkan seperti biasanya. Posisi menyusu bersudut 45°. Posisi terlentang membentuk sudut 45° antara badan, pinggang dan tempat tidur bayi, terbukti membantu menguranggi aliran balik susu dari lambung ke kerongkongan. Perbaiki teknik menyusui yang benar yaitu dagu bayi menempel pada payudara, areola atas lebih terlihat, bibir bawah melebar keluar dan mulut membuka lebar. Jangan memaksakan memberi ASI atau susu dan makanan apabila bayi masih kenyang atau baru saja makan dan minum. Sendawakan bayi segera setelah selesai makan dan minum. Gendong si kecil dalam posisi 45° atau tidurkan terlentang dan ganjalan berupa bantalan atas tumpukan kain di punggungnnya. Biarkan ia pada posisi tersebut selama mungkin (minimal 2 jam). Jangan langsung mengangkat bayi saat ia gumoh. Seringkali khawatir, dan bermaksud untuk menghentikan gumoh, kita cenderung mengangkat anak dari posisi tidurnya. Padahal cara ini justru berbahaya, karena cairan



9



gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru, dan akhirnya malah mengganggu paru-paru. Biarkan saja bayi bila mengeluarkan gumoh dari hidungnya. Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paruparu karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. 8. Peran Bidan Bidan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai bidan pendidik dalam mengatasi masalah gumoh pada bayi yaitu bidan harus segera memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada keluarga sang bayi terutama ibu bahwa gumoh merupakan kejadian yang lazim dialami oleh bayi pada bulan-bulan pertama kehidupannya. Ibu dianjurkan untuk tidak panik akan tetapi harus dapat menangani sendiri ketika bayi gumoh di rumah. Oleh karena itu bidan harus menjelaskan cara dan teknik menangani bayi yang gumoh agar tidak terjadi salah asuhan sehingga tidak menimbulkan dampak yang fatal pada gumoh bayi tersebut.



9. Gambar



C. ORAL TRUSH 1. Pengertian Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah.



10



Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan. 2. Etiologi Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral thrush yang menetap. Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan.Oral thrush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di mulut. Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah. Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme. Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus 3. Tanda Dan Gejala Pada bayi, gejala sariawan berupa suhu badan meninggi hingga 40 derajat Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tak mau 11



makan atau makanan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus. Biasanya disertai dengan bau mulut yang kurang sedap, akibat kuman atau jamur. Sedangkan pada balita, kadang suhu yang naik tak terlalu tinggi dan nafsu makannya berkurang. a) Tanda Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil. Warnanya putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm. Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan tetap, tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti halnya bisul. Biasanya pemunculan vesikel ini bersamaan dengan timbulnya panas. Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah tanpa disertai panas, jika vesikel yang muncul cuma satu. Yang membuat panas umumnya sariawan karena jamur candida atau virus herpes.Sebetulnya sariawan bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Namun sariawan karena jamur harus diobati dengan obat anti-jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika sariawan tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut. Tetapi, sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah. b) Gejala Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah sehingga mulut terasa perih.Secara keseluruhan Gejala oral trush yaitu:



12



1) Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan. 2) Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu 3) Mukosa mulut mengelupas 4) Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah. 5) Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak. 6) gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius 7) Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus 8) Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel. 4. Komplikasi Apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menebabkan kesukaran minum(menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan.Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang diare. Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang lama. 5. Penatalaksanaan Terdiri dari 2 cara : a) Medik /pengobatan Memberikan obat antijamur, misalnya :



13



1) Miconazol : mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah makan. 2) Nystatin : tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin. Satu pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7-14 hari. Pastille lebih enak daripada sediaan nistatin lain. Nistatin ini mengandung gula. b) Keperawatan Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan risiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai. Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih dan disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih. Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat menyebabkan



oral



thrush



juga



dapat



mempengaruhi



bentuk



rahang.Jika bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika kebetulan ada bakteri di dalam mulut. Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada mulut tersebut.Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga kebersihan 14



mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan air putih dan usahakan agar sering minum.Oral thrush dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan mulut dan sering-seringlah minum apalagi sehabis makan. Sariawan dapat sembuh dengan sendirinya, kecuali sariawan akibat jamur yang harus diobati dengan obat antijamur. Masa penyembuhan relatif lama, yaitu seminggu. Jika tak segera diobati, dapat berkelanjutan meski hanya menyebar di sekitar mulut saja. Tapi jamur yang tertelan dan melewati pembuluh darah, juga bisa menyebabkan diare. Saat sariawan, biasanya si kecil enggan makan atau minum. Berikut kiat untuk membantunya mendapatkan asupan yang dibutuhkan : 



Suapi makannya dengan menggunakan sendok secara perlahanlahan. Usahakan minum menggunakan sedotan dan gelas, untuk menghindari kontak langsung dengan sariawan serta tak menimbulkan gesekan dan trauma lebih lanjut.







Berikan makanan yang bertekstur lembut dan cair, pada intinya yang mudah ditelan dan disuapi. Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, agar tidak menambah luka.







Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B serta zat besi, dapat memercepat proses penyembuhan. Misalnya buahbuahan dan sayuran hijau. Kekurangan vitamin C dapat memudahkan si kecil mengalami sariawan.







Olesi bagian yang sariawan dengan madu.Jika telah diberi obat, biasanya obat kumur, tetapi tak juga sembuh, kemungkinan ada penyebab lain. Misalnya kuman yang telah bertambah, pemakaian



15



obat dengan dosis tak tepat, atau cara memberi makanan yang membuat sariawan si kecil kembali mengalami trauma di lidah. 



Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak yang rendah. Biasanya anak yang sering sariawan, lebih banyak akibat daya tahan tubuhnya rendah dan kebersihan mulut dan gigi yang tak terjaga.



6. Gambar



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen (Markum, 1992). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi. Selain itu muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke lambung, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama proses persalinan. Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut tanpa paksaaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 1999). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi. 16



Selain itu gumoh juga dapat diartiakn sebagai keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal ynag agak umum, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan berat badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena bayi menelan udara pada saat menyusui. Selanjutnya, gumoh dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi, regurgitasi adalah gejala klinis dna merupakan keadaan fisiologis yang normal pada bayi berusia dibawah satu tahun. Kejadian tersebut akan menurun seiring pertambahan usia. Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa mengakibatkan gangguan pada bayi tersebut. Baik gangguan pertumbuhan karena asupan gizi berkurang maupun karena asupan makanan tersebut keluar lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat asam lambung yang ikut keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau sampai gumoh melalui hidung dan bahkan disertai muntah. Perlu diwaspadai juga adanya kelainan organ lain yang mungkin ada. Bila disertai kondisi tidak ada cairan yang bisa masuk sama sekali, dapat menyebabkan terjadinya kekurangan cairan tubuh. Gumoh terjadi karena ada udara di dalam lambung yang terdorong keluar kala makanan masuk ke dalam lambung bayi. Gumoh terjadi secara pasif atau terjadi secara spontan. Berbeda dari muntah, ketika isi perut keluar karena anak berusaha mengeluarkannya. Dalam kondisi normal, gumoh bisa dialami bayi antara 1-4 kali sehari. Gumoh dikategorikan normal, jika terjadinya beberapa saat setelah makan dan minum serta tidak diikuti gejala lain mencurigakan. Selama berat badan bayi meningkat sesuai standar kesehatan, tidak rewel, gumoh tidak bercampur darah dan tidak susah makan atau minum, maka gumoh tak perlu dipermasalahkan. Peran bidan sebagai pendidik sangat penting dalam menangani kasus semacam ini. Bidan berkewajiban memberikan pengetahuan dan informasi kepada ibu bagaimana cara mencegah dan menangani neonatus, bayi dan balita yang mengalami muntah dan gumoh.



17



Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah. Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral thrush yang menetap. Pada bayi, gejala sariawan berupa suhu badan meninggi hingga 40 derajat Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tak mau makan atau makanan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus. Biasanya disertai dengan bau mulut yang kurang sedap, akibat kuman atau jamur. Sedangkan pada balita, kadang suhu yang naik tak terlalu tinggi dan nafsu makannya berkurang. B. Saran Saran kepada para ibu yang memiliki bayi baru lahir maupun balita agar segera mencari tahu informasi tentang bagaimana cara menangani kasus yang sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita. Dengan ini ibu diharapkan dapat selalu memantau anak agar kesehatannya dapat terjaga dengan baik, serta apabila sewaktu-waktu bayi mengalami salah satu kasus yang sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita ibu dapat melakukan tindakan sesuai dengan anjuran.



18



DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DENGAN GUMOH DI PUSKESMAS SERONGGA



PENGKAJIAN Hari/Tanggal : Senin, 29 April 2019 Jam



: 09.20 WITA



IDENTITAS 1. Bayi Nama bayi



: By Ny Sati



Umur



: 2 hari



Tanggal/jam lahir



: 28 April 2008/08.000 WIB



Jenis kelamin



: Laki-laki



2. Orang Tua Ibu Nama Umur Agama Pekerjaan Pendidikan Suku/Bangsa Alamat



Ayah



Ny. S Tn. R 23 Tahun 27 Tahun Islam Islam IRT Swasta Sarjana Sarjana Jawa/indonesia Jawa/Indonesia Ds. Kapas Kec. Kunjang Kab. Kediri



PROLOG Ibu datang ke Puskesmas serongga pada hari senin, 29 april 2019 pukul 09.20 WITA Ibu mengatakan anaknya sering mengeluarkan ASI yang diminum terutama pada malam hari sejak 1 minggu yang lalu. ASI yang dimuntahkan kira – kira satu sendok. Ibu mengatakan tidak tahu cara menyusui yang benar, cara menyendawakan bayi dan ASI ekslusif. Ibu mengatakan sejak bayi lahir belum pernah ke posyandu.



19



DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan anaknya sering gumoh, mengeluarkan ASI yang diminumnya DATA OBJEKTIF KU baik, kesadaran composmentis, BB 2800 gram, PB 51 cm, N : 121 x/menit, T 36,5ºC, sklera putih, konjungtiva pucat (Anemis), pernapasan cuping hidung tidak ada ANALISA By. Ny. S umur 2 hari dengan gumoh PENATALAKSANAAN 1. Menjelaskan kepada ibu bahwa kondisi bayi saat ini baik. 2. Memberitahu ibu cara menyendawakan bayi dengan cara bayi digendong agak tinggi (posisi berdiri) dengan kepala bersandar di pundak ibu, kemudian punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa, atau menelungkapkan bayi di pangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa. 3. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu mulut bayi menempel pada sebagian areola dan dagu menempel pada payudara ibu, jika dengan botol posisi, botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu. 4. Menganjurkan ibu untuk menambah frekuensi minum atau menyusui bayi yaitu 2 – 3 jam sekali, baik siang maupun malam hari. Jika anak tertidur harus dibangunkan dan disusui sesuai jadwal agar kebutuhan bayi terpenuhi dan agar bayi tidak merasa sangat lapar jika disusui yang dapat menyebabkan tergesa – gesa saat pemberian susu sehingga teknik pemberian susu salah. 5. Mengajarkan ibu cara – cara perawatan bayi sehari – hari dengan gumoh pada bayi yaitu dengan segera membersihkan wajah bayi yang terkena gumoh serta mulut bayi yang terdapat sisa susu dengan kapas dan air matang agar tidak menjadi media berkembangbiaknya jamur 6. Beritahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan yaitu bayi hanya diberi ASI tanpa makanan tambahan atau cairan lain selama 6 bulan.



20



Menjelaskan pada ibu manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu memberikan kekebalan pada bayi, sumber nutrisi yang lengkap bagi bayi, dan meningkatkan ikatan psikologis ibu-bayi. 7. Menganjurkan ibu untuk datang rutin ke posyandu setiap bulan untuk mengetahui kemajuan pertumbuhan perkembangan dan kesehatan anak serta mendapat imunisasi sesuai jadwal.



21



ASUHAN KEBIDANAN PADA By. R DENGAN ORAL TRUSH PADA BAYI“R” UMUR 7 BULAN 10 HARI Di Praktik Mndiri Bidan “H”



PENGKAJIAN Hari/Tanggal : Rabu, 25-09-2017 jam : 09.00 WITA IDENTITAS A. Identitas Bayi Nama



: By. R



Tanggal Lahir,



: 15 Februari 20117



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Anak ke



:1



B. Identitas Orang tua Istri



Suami



Nama



Ny. M



Tn. F



Umur



21 tahun



25 Tahun



Pendidikan



SMA



SMA



Pekerjaan



IRT



Swasta



Agama



Islam



Islam



Suku/Bangsa



Jawa/Indonesia



Banjar/Indonesia



Alamat



Banjarbaru



PROLOG



22



Ibu datang ke Praktik mandiri bidan “H” pada hari rabu, tanggal 25 September 2019 ingin memeriksakan bayinya. Ibu mengatakan anaknya rewel dan tidak mau menyusui dari 3 hari yang lalu, badan panas sejak 3 hari yang lalu serta ada bercak keputihan pada mulut seperti sisa susu yang melekat. Ibu mengatakan bahwa ini adalah kelahiran anak yang pertama. Ibu melahirkan pada usia kehamilan 40 minggu dan penolong persalinan bidan, lahir spontan, menangis keras, warna kulit kemerahan. BL 3600 gram, PL 49,9 cm. Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak memilki penyakit menular,, menahun atau menurun. SUBJEKTIF Ibu mengatakan anak rewel dan tidak mau menyusui dari 3 hari yang lalu. OBJEKTIF KU Baik, Kesadaran composmentis, Nadi : 100 x/menit , Suhu : 36ºC, R: 24 x/menit, BB: 7,2 kg, PB: 51 cm, Lk : 46 cm, LD : 44 cm, LILA : 15 cm, Konjungtiva merah muda (tidak anemis), sklera putih (tidak kekuning-kuningan), Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, parotis, limfe dan tidak ada pembesaran vena jugularis, ada lesi berwarna potih, membentuk plak-plak yang menutupi sebagian besar lidah , kedua bibir, pipi bagian dalam dan gusi. ANALISA By. Ny. R Usia 7 bulan dengan oral thrust PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya mengalami oral Trush dan ibu tidak perlu khawatir. 2. Memberikan konseling pada ibu apa itu Oral Trush yaitu infeksi yang terjadi karena Pola pembersihan cenderung kurang. Orang tua jarang mencuci tangan bila merawat atau meneteki bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau puting ketika menyusui jarang diperhatikan.Untuk perawatan mulut bayi, bersihkan lebih dulu dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah dibasahi dengan larutan garam.



23



3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh bayinya agar tidak terjadi infeksi atau iritasi lagi.Jaga kebersihan bayi dan peralatan yang digunakan. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi 4. Memberikan terapi Olesi mulut dengan gentian violet 0,25% atau 1 ml suspensi nistatin. Cara menyiapkan gentian violet adalah 1 bagian gentian violet 1% ditambah 3 bagian akuades. Misalnya 10 ml gentian violet 1% ditambah 30 ml akuades. Sedangkan Cara menyiapkan suspensi nistatin adalah 2 tablet nistatin (500.000 unit) disuspensi dalam 10 ml gliserin. 5. Memberikan mycostatin(oral mycoststin) kepada bayi 4x sehari atau tiap 6 jam sebanyak 1 cc selama 1 minggu atau sampai menghilang. 6. Menjelaskan pada ibu nutrisi yang baik untuk bayi berumur 7 bulan yaitu ASI ditambah dengan MP-ASI misalnya bubur nasi, nasi tim dan 1x makanan kecil (biskuit).Apabila infeksi jamur pada mulut terasa sangat nyeri dan tidak mampu untuk menyusui, berikan bayi asi perah selama menunggu penyembuhan. 7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika bayi ada keluhan.



24



DAFTAR PUSTAKA Karyuni, P.E dan Eny Meliya (Ed). 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC. Kosim, M. S, Achmad Surdjono dan Dwikisworo Setyowireni (Ed). 2005. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Rukiyah, A.Y dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : CV. Trans Info Media. WHO. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.



25