Kel 1 - Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA



KELOMPOK : 1 NAMA ANGGOTA : 1. DARWIN RIYAN RAMADHAN (051911133001) 2. RIKA PUTRI SEPTIAWATI (051911133002) 3. DZIHNI NAHDLIYYATI (051911133005) 4. FEBI EKA SULISTYANI (051911133007)



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2019



BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Indonesia



merupakan



negara



beribu



pulau



dengan



keanekaragamannya. Meskipun berbeda, keanekaragaman ini menyatu dalam Bhinneka Tunggal Ika dengan berdasar Pancasila. Sejak dahulu nilainilai budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan agama sudah melekat di jiwa masyarakat. Oleh karena itu, Pancasila mencerminkan kepribadian bangsa. Pastinya semua hal yang berkaitan dengan kepribadian bangsa Indonesia merupakan budi pekerti yang luhur. Keberadaan budaya yang dianggap baik kemudian turun kepada tokoh perumus pancasila. Sehingga tidak diragukan lagi jika dasar negara ini merupakan proyeksi dari kepribadian bangsa Indonesia. Penilaian tentang pancasila akan terus berlanjut hingga suatu saat tidak bisa dinilai lagi atau saat kepribadian Indonesia benar-benar hilang dari peradaban. Tentunya bangsa ini tidak ingin kehilangan kepribadiannya. Oleh karena itu, pancasila yang lahir dari pribadi yang luhur ini harus terus diimplementasikan. Sehingga tercapainya tujuan dasar negara ini, yaitu kepribadian budi pekerti luhur akan dapat dilarutkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.



B. Permasalahan 1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila? 2. Mengapa Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia? 3. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai kepribadian angsa Indonesia?



C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah wajib umum Pancasila, serta untuk mengetahui tentang bagaimana Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dan implementasinya.



BAB II Pembahasan A. Pengertian Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Pancasila tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Adapun fungsi dari pancasila, antara lain : Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam teori Von Savigny artinya bahwa setiap Bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu pada jaman Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo dalam tulisann beliau dalam Pancasila. Beliau mengatakan antara lain bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah



Hari Lahir istilah Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia



B. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa (Bakry, 1994: 157). Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia kelima sila tersebut mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara simultan. Di samping itu, proses akulturasi dan inkulturasi ikut memengaruhi kepribadian bangsa Indonesia dengan berbagai variasi yang sangat beragam. Kendatipun demikian, kepribadian bangsa Indonesia sendiri sudah terbentuk sejak lama sehingga sejarah mencatat kejayaan di zaman Majapahit, Sriwijaya, Mataram, dan lain-lain yang memperlihatkan keunggulan peradaban di masa itu. Nilai-nilai spiritual, sistem perekonomian, politik, budaya merupakan contoh keunggulan yang berakar dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri.



C. Implementasi Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Dewasa ini, perkembangan dan kemajuan pola berpikir manusia semakin maju dan akan terus maju. Hal ini adalah sebuah keniscayaan. Keberadaan teknologi akan sangat membantu manusia dalam beraktifitas. Di sisi lain, nilai-nilai moral semakin tergerus. Bukan karena teknologi, tetapi oleh masyarakatnya sendiri. Budaya saling menghargai dan menghormati terkesan luntur. Meskipun tidak semua orang yang kehilangan etika dan adab, tapi kondisi ini cukup membuat seseorang merasa prihatin.



Kepribadian bangsa Indonesia terasa kental di era kemerdekaan masih hangat-hangatnya. Budaya saling sapa, peduli terhadap sesama, dan sikap tidak mudah terprovokasi masih mendarah daging. Proses pembuatan pancasila sudah menjadi cermin kepribadian baik yang harus dilestarikan. Yaitu sikap menghargai pendapat dan menerima keputusan bersama, meskipun keputusan tersebut sangat berat untuk diterima. Namun, di masa sekarang banyak yang saling mencemooh hanya karena berbeda partai kebanggaan. Mereka saling mencela, menyebut dengan sebutan yang kurang baik, menebar berita kebohongan, bahkan aksi turun ke jalan yang mengakibatkan korban berjatuhan. Semua hal itu sangat berlawanan dengan nilai-nilai luhur kepribadian Indonesia, yaitu pancasila. Sehingga terjawablah pertanyaan tentang apakah pancasila yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sudah diterapkan, maka jawabannya adalah sudah diterapkan. Akan tetapi, penerapannya masih sebatas angka 1 dari skala 1 sampai 10.



BAB III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila merupakan cerminan dari kepribadian bangsa Indonesia secara turun-temurun. Pancasila dijadikan pedoman bangsa dalam menggapai cita-cita, yaitu menjadi negara yang berketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, sangat disayangkan, penerapan butir-butir Pancasila masih belum maksimal. Sebagian masyarakat terutama kaum muda tidak mengerti apa sebenarnya Pancasila dan untuk apa Pancasila dirumuskan. Sebagian masyarakat tidak mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, mereka bertindak semena-mena demi kepuasan individu, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Bahkan mereka cenderung acuh tak acuh pada hakikat Pancasila itu sendiri yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa mereka tidak peduli dengan negaranya.



B. Saran Berdasarkan uraian di atas kiranya kita sebagai warga negara Indonesia dan sebagai generasi muda bangsa Indonesia dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. kita juga harus mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar tercipta sebuah negara yang sejahtera. Agar pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.



Daftar Pustaka Direktorat



Jenderal



Pembelajaran



dan



Kemahasiswaan



Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2016. Buku Ajar Mata kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sulisworo, Dwi, Tri Wahyuningsih, dan Dikdik Baehaqi Arif. 2012. Pancasila. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila