Kel 10 (Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN TUGAS INI UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN YANG DIAMPU DOSEN DIAN DEVITA YOHANIE, M.Pd.



KELOMPOK 10: 1.



DANDY ESA ARDANA



(18.1.01.05.0017)



2.



ARIS CANDRA WIBOWO



(18.1.01.05.0018)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2020



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, taufik, dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan”. Penulis juga bersyukur terhadap tugas makalah yang telah diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan, karena dengan adanya tugas ini penulis dapat memahami tentang : 1. Dasar-Dasar Kepemimpinan 2. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 3. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan 4. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Kediri,



April 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



............................................



ii



DAFTAR ISI



............................................



iii



PETA KONSEP



............................................



iv



BAB I



PENDAHULUAN



............................................



1



1.1 LATAR BELAKANG



...................................



1



1.2 RUMUSAN MASALAH



............................................



1



1.3 TUJUAN



............................................



1



PEMBAHASAN



............................................



2



2.1 DASAR-DASAR



............................................



2



............................................



13



............................................



16



............................................



18



PENUTUP



............................................



24



3.1 KESIMPULAN



............................................



24



............................................



25



BAB II



KEPEMIMPINAN 2.2 KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN 2.3 JENIS-JENIS SUPERVISI PENDIDIKAN 2.4 TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN BAB III



DAFTAR PUSTAKA



iii



PETA KONSEP Pengertian Kepemimpinan Teori-Teori Kepemimpinan Dasar-Dasar kepemimpinanan



Fungsi-Fungsi Kepemimpinan



Kepem im pinan dan Supervisi Pendidikan



Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Tipe-Tipe Kepemimpinan Hakekat Supervisi Pendidikan Konsep Dasar Supervisi Pendidikan



Tujuan Supervisi Pendidikan Prinsip upervisi Pendidikan



Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan



Supervisi Umum dan Sepervisi Pendidikan Supervisi Klinis Teknik Individu



Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan Teknik Kelompok



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang diselenggarakan dengan rencana yang matang, mantap, menyeluruh dan jelas agar bisa mencapai tujuan pendidikan Negara kita, Indonesia. Pendidikan juga merupakan bagian penting dari pembangunan maka sudah barang tentu penyelenggaraannya harus diarahkan pada pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas yakni yang cerdas kehidupannya. Melalui



pendidikan



pemerintah



berupaya



mencerdaskan



kehidupan



bangsanya dengan pembelajaran di sekolah. Peran guru sangat signifikan dimana perannya sebagai pendidik, pembina, fasilitator belajar bagi siswa. Maka seorang guru harus benar-benar bekerja keras agar mencapai tujuan yang diharapkan karena mengemban tanggung jawab yang besar. Pemimpin yang baik harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Supervisi pendidikan merupakan suatu upaya yang bisa dilakukan oleh supervisor untuk mengoptimalkan tanggung jawab dari program yang dilakukan guru. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Dasar-Dasar Kepemimpinan? 2. Bagaimana Konsep Dasar Supervisi Pendidikan? 3. Bagaimana Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan? 4. Bagaiaman Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan? 1.3 Tujuan 1. Untuk Mengetahui Dasar-Dasar Kepemimpinan 2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan 4. Untuk Mengetahui Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan



v



BAB II PEMBAHASAN 2.1 DASAR –DASAR KEPEMIMPINAN A. Pengertian Kepemimpinan Pemimpin berasal dari kata “leader” dan kepemimpinan berasal dari kata “leadership”. Pemimpin merupakan orang yang berorientasi pada hasil, hasil akan diperoleh jika pemimpin mengetahui apa yang diinginkannya. Kartono (2005), menjelaskan bahwa pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukanusaha bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Martin M. Chemers in Hoy and Miskel (2001: 392) said “leadership is a process of social influence in which one person is able to enlist the aid and support of others in the accomplishment of a common task.” Artinya kepemimpinan adalah suatu proses pengaruh sosial diman satu orang dapat memeinta bantuan dan dukungan orang lai dalam penyelesaian tugas bersama. Menurut bafadal (2003), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan dan menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia (2014) kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok akan menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dalam



pernyataan



lain



Siagian



(2003)



memaparkan



bahwa



kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua vi



sumber-sumber dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia, 2014). Kemudian Atmosudirdjo (1961) mengungkapkan juga kepemimpinan merupakan sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. Jadi, kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok



dengan



berbagai



metode



yang



telah



ditetapkan



dan



memanfaatkan segala sumber daya yang ada menuju pencapaian sasaran secara efektif dan efisien. Kalau diibaratkan di sekolah, kepemimpinan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Oleh karena itu, kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif merupakan kepemimpinan yang mampu memberikan inspirasi dan teladan yang baik bagi guru, staf, dan pegawai lainnya. Seorang pemimpin harus mampu membimbing dan mengkoordinir pengikutnya (anggota kelompoknya) dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga dalam hubungan ini, seorang pemimpin harus mampu memahami bahkan mementingkan kebutuhan-kebutuhan kelompoknya dalam usaha-usahanya sebagai pemimpin. Bahkan seorang pemimpin tidak hanya cukup memperhatikan kebutuhan dari kelompoknya tetapi dia juga harus mampu menstimulir anggota kelompoknya, dan juga terlibat secara mendalam terhadap emosi dan situasi yang mungkin terjadi dalam anggota kelompoknya. Untuk jelasnya, mengenai tugas-tugas pemimpin ini, Floyd Ruch menjelaskan sebagai berikut: 1. Structuring the situation 2. Controlling group behavior 3. Spoksman of the group Dengan Structuring the situation dimaksudkan bahwa seorang pemimpin harus mampu mengambil kesimpulan-kesimpulan terhadap



vii



situasi yang rumit yang dihadapi kelompoknya, seorang pemimpin harus mampu memberikan satu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota kelompoknya. Disini pengetahuan pemimpin atas frame of reference dan field of experience dari anggota kelompoknya menjadi penting untuk diperhatikan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan controlling group behavior artinya seorang pemimpin harus mampu menilai, dan bahkan mengarahkan sikap dan tingkah laku anggota kelompoknya sesuai dengan harapan yang dibutuhkan dalam tujuan kelompoknya. Spoksman of the group artinya dalam situasi tertentu, pemimpin harus mampu tampil kedepan berbicara atas nama kelompoknya. Informasi yang disampaikan harus mampu diterima oleh anggota kelompoknya, sehingga tidak timbul keluhan dan perasaan tidak puas atas hasil pembicaraan pemimpin tersebut. B. Teori Kepemimpinan Selain definisi-definisi mengenai Kepemimpinan terdapat juga beberapa teori kepemimpinan (leadership) yang menjadi dasar dari kepemimpinan



itu



sendiri.



Berikut



ini



adalah



beberapa



teori



kepemimpinan: 1. Teori Orang Hebat (Great Man Theory) Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang tersebut dilahirkan. Great Man Theory ini berkembang



sejak



abad



ke-19.



Meskipun



tidak



dapat



diidentifikasikan dengan kepastian ilmiah tentang karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, namun semua orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara mereka yang memiliki ciri khas sebagai pemimpin hebat. Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang pemimpin hebat akan muncul saat dalam



viii



menghadapi situasi tertentu. Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam bukunya yang berjudul “On Heroes, HeroWorship, and the Heroic in History”. 2. Teori Sifat (Traits Theory) Teori ini beranggapan bahwa apa yang membuat seorang pemimpin



berhasil



(efektif)



bersumber



dari



kepribadian



(personality) pemimpin itu sebagai seorang insan. Penganut teori ini berusaha mengidentifikasikan ciri-ciri seorang pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil melalui sifat-sifat pemimpin. Sifatsifat tersebut antara lain intelektual, hubungan sosial, keadaan emosional, keadaan fisik, imajinasi, kekuatan imajinasi dan sebagainya yang di perkirakan merupakan sifat-sifat yang dimiliki seorang pemimpin. 3. Teori Lingkungan (Environmental Theory) Teori



ini



berpendapat



bahwa



kemunculan



pemimpin



merupakan hasil dari waktu, tempat, dan situasi sesaat. Seorang pemimpin akan timbul dari situasi tertentu dan dari situasi tertentu ini sekelompok orang akan memerlukan seseorang yang memiliki kelebihan dan ketrampilan tertentu untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam situasi tersebut. Dengan demikian, kepemimpinan tidak terletak pada diri individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa. Kepemimpinan



dapat



dianggap



sebagai



faktor



instrument



pemimpin dalam memecahkan masalah yang muncul. Melalui teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan muncul sebagai pemimpin apabila ia berada dalam lingkungan sosial, yaitu suatu kehidupan kelompok dan memanfaatkan situasi dan kondisi sosial untuk bertindak dan berkarya mengatasi masalah-masalah social yang timbul. 4. Teori Pribadi dan Situasi (Personal – Situational Theory) Teori ini Menjelaskan kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat kekuatan yang tunggal. Sementara itu adanya



ix



interaktif antara faktor pribadi dan faktor situasi diabaikan. Pada dasarnya teori ini mengakui bahwa kepemimpinan merupakan produk dari terkaitnya 3 faktor: 



Perangkai (sifat-sifat) pribadi dari pemimpin,







Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya, dan







Kejadian-kejadian (atau masalah-masalah) yang di hadapi oleh kelompok.



5. Teori Humanistik (Humanistic Theory) Menurut teori ini menjelaskan bahwa perlu dilakukannya otivasi pada pengikut dengan memenuhi harapan mereka dan memuaskan



kebutuhan



mereka.



Dengan



mengusahakan



keseimbangan antara kebutuhan/ kepentingan perseorangan dan kebutuhan/ kepentingan umum organisasi. 6. Teori Kepemimpinan Situasional (Situational Theories). Teori Kepemimpinan Situasional ini merekomendasikan kepada kita bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang paling tepat dalam kehidupan ini. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan yang perlu kita terapkan tergantung dengan suatu keadaan tertentu. Teori Kepemimpinan Situasional menyampaikan kepada kita bahwa gaya kepemimpinan yang tepat itu bergantung pada faktor-faktor tertentu seperti, kualitas dan situasi para pengikut kita (anggota tim). Teori kepemimpinan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 yang mengungkapkan bahwa tidak ada cara yang paling tepat untuk memimpin, yang ada hanyalah para pemimpin harus mampu beradaptasi dengan segala situasi dan mengubah gaya kepemimpinan berdasarkan situasi yang dirinya hadapi. Jadi, setiap gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, karena semuanya tergantung dari tingkat kesiapan para pengikut atau anggota timnya. 7. Teori Gaya dan Perilaku (Style and Behavior Theory).



x



Dalam teori gaya dan perilaku ini, kita bisa melihat bahwa kesuksesan dan keberhasilan yang diraih oleh seorang pemimpin semuanya tergantung dengan perilaku, sikap, dan karakteristik yang dirinya miliki. Dengan kata lain, keberhasilan kepemimpinan tergantung pada sikap dan perilaku pemimpin dalam memenuhi fungsi-fungsi kepemimpinannya. Misalnya, kita perlu melihat bagaimana cara seorang pemimpin mengambil keputusan dengan tepat,



bagaimana



cara



seorang



pemimpin



memotivasi



karyawannya, bagaimana cara pemimpin tersebut memberikan perintah atau instruksi, berkomunikasi dengan sesama pemimpin maupun dengan seluruh anggota timnya. 8. Teori Transformasional (Transformational Theory). Kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang relevan dengan kehidupan modern saat ini. Dalam hal ini, teori kepemimpinan transformasional mencakup dua elemen yang sangat penting. Kedua elemen yang dimaksud adalah relasional dan hal-hal yang berurusan dengan perubahan riil. Teori kepemimpinan ini terjadi ketika satu orang atau sekelompok orang berhubungan



dengan



orang



banyak



dengan



upaya



untuk



mengangkat posisi atau pencapaian para pemimpin dan pengikut (anggota tim). Dengan kata lain, antara pemimpin dan pengikut saling mengangkat pencapaian mereka sampai kepada tingkat motivasi dan moralitas (semangat) yang lebih tinggi. C. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam manajemen adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin agar dapat menambah nilai pada suatu kelompok. Suatu kepemimpinan akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, jika pemimpin di dalamnya memiliki dominasi yang kuat terhadap kelompok sosial lainnya. Berikut beberapa fungsi kepemiminan: 1) Menyusun Strategi yang Tepat.



xi



Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting dan utama adalah menyusun strategi yang tepat. Kepemimpinan yang baik akan membantu grup atau anggota tim dalam menyusun tujuan-tujuan apa saja yang menjadi prioritas penting. Strategi juga berperan penting dalam menyusun langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil agar bisa lebih mudah meraih tujuan kepemimpinan yang diinginkan. 2) Merancang Taktik. Kepemimpinan sangat identik dengan peluang dan risiko. Nah, disinilah fungsi kepemimpinan memainkan perannya. Salah satu fungsi kepemimpinan akan memudahkan kita untuk merancang taktik yang tepat dalam meraih peluang baru dan mengendalikan risiko yang datang. 3) Penyelesaian Masalah (Problem Solving). Setiap kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan memang tidak akan pernah terlepas dari masalah, masalah dan masalah. Masalah datang untuk dihadapi dan diselesaikan, bukan untuk dihindari. Nah inilah salah satu fungsi kepemimpinan yaitu, menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang cepat dan tepat. 4) Pengambilan Keputusan yang Tepat. Fungsi kepemimpinan keempat adalah membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Seringkali, keputusan yang diambil secara konsensus malah mengarahkan kita pada keputusan yang tidak optimal dan kurang bijak. Dalam hal ini, peran kepemimpinan benar-benar harus bekerja dengan sangat baik, sehingga kepemimpinan berfungsi untuk bersikap adil antara otoritas



dan



akuntabilitas



keputusan.



Jika



kita



berhasil



melakukannya, maka kita akan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk meraih keputusan yang bijak, optimal dan rasional. 5) Melakukan Pengorganisasian dengan Teratur. Selain itu, kepemimpinan juga berfungsi untuk melakukan pengorganisasian secara teratur. Maksudnya, kepemimpinan



xii



berupaya untuk mengatur sumber daya manusia (SDM) agar mampu menyelesaikan tugas-tugas kerjanya dengan hasil yang baik. Pengorganisasian mengatur bagaimana anggota tim harus menggunakan



waktu



dengan



seefisien



mungkin



dengan



menghasilkan karya atau hasil kerja yang lebih banyak. Dengan menerapkan pengorganisasian yang baik, maka semua hal akan menjadi sangat teratur. 6) Manajemen yang Baik. Fungsi kepemimpinan keenam ini hampir sama dengan fungsi kepemimpinan sebelumnya yaitu, pengorganisasian yang teratur. Namun, fungsi kepemimpinan yang keenam ini lebih mengarah pada



manajemen



yang



baik.



Dalam



manajemen,



prinsip



kepemimpinan harus mengarahkan dan mengendalikan para anggota timnya ke arah yang benar. Maksudnya, seorang pemimpin harus tahu kemana arah yang benar untuk para anggotanya agar bisa mengejar tujuan bersama. Jika seorang pemimpin tidak bisa menjalankan sistem manajemennya dengan baik, maka bisa dikatakan bahwa kepemimpinannya tidak menerapkan fungsinya dengan baik. 7) Membangun Relasi yang Luas. Fungsi kepemimpinan ini adalah membantu para pemimpin dalam membangun relasi yang kuat, memperluas network, membina hubungan yang baik, serta menghubungkan satu grup dengan grup lainnya. 8) Memberikan Pengaruh dan Motivasi yang Kuat. Kepemimpinan berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada para anggota timnya, serta menularkan motivasi yang kuat kepada mereka, sehingga anggota tim selalu bersemangat dan berambisi dalam mengejar cita-cita bersama. Pengaruh dan motivasi yang kuat dapat diterapkan ke dalam strategi penjualan, taktik dan strategi yang dapat mengajak seluruh lapisan anggota untuk



xiii



bergerak maju ke arah yang sama dengan memiliki komitmen dan energi yang tinggi. 9) Manajemen Waktu yang Baik. Fungsi kepemimpinan ini akan memudahkan kita dalam memanfaatkan waktu dengan sebijak mungkin. Kepemimpinan berperan untuk mengarahkan kita pada tugas-tugas yang menjadi prioritas, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas-tugas penting tersebut dengan tepat waktu. Dalam hal ini, fungsi kepemimpinan dapat membantu kita dalam meningkatkan produktivitas. 10) Membentuk Ketangguhan. Terakhir, kepemimpinan berfungsi untuk memimpin para anggota tim atau karyawan dengan bersikap tangguh dalam menghadapi segala tekanan, masalah dan kegagalan yang hadir dalam kehidupan. Hal ini bertujuan agar semua motivasi, fokus dan semangat yang kita miliki tidak mudah hilang begitu saja. D. Prinsip-Prinsip kepemimpinan 1) Prinsip Pelayanan Prinsip pelayanan berarti bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan unsur-unsur pelayanan dalam kegiatan operasional di sekolahannya. Unsur pelayanan dititikberatkan pada diri pemimpin pendidikan (kepala sekolah). Yang difokuskan pada kepentingan dan perkembangan peserta didik dan para guru agar dapat mencapai prestasi yang diharapkan. 2) Prinsip Persuasi Prinsip persuasi menekankan agar dalam menjalankan kepemimpinannya, pemimpin pendidikan memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan kepemimpinan pendidikan atau program pendidikan yang sedang dan akan dilaksanakan. Diharapkan agar segala sesuatu dapat berjalan secara serasi, seimbang dan selaras sehingga proses brlajar-mengajar dapart berlangsung secara wajar dan mantap.



xiv



Dengan melihat beberapa faktor yang ada; faktor lingkungan, peraturan, dan kebijakan yang berlaku. 3) Prinsip Bimbingan Prinsip bimbingan ini menyatakan bahwa dalam melaksanakan kepemimpinannya, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan peserta didik di lembaga yang ada dalam wilayah pembinaannya. 4) Prinsip Efisiensi Prinsip ini merupakan prinsip yang bersifat ekonomis. Pada dasarnya prinsip ini menekankan pada pengolahan daya guna yang maksimal dalam melaksanakan kepemimpinannya. Yang berkaitan dengan dana, waktu, tenaga, dan pikiran. 5) Prinsip Berkesinambungan Prinsip berkesinambungan adalah prinsip yang bertujuan agar kepemimpinan pendidikan ini tidak hanya diterapkan pada 1 waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus selama mereka berada di sekolah. Hal ini menjadi penting karena dalam proses belajarmengajar memerlukan waktu yang cukup lama dan panjang. E. Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan 1) Kepemimpinan yang Otokratis Pada dasarnya pemimpin yang otokratis memiliki sifat yang ingin berkuasa dan memperlihatkan kekuasaannya. Pemimpin yang seperti ini berpandangan bahwa maju-mundurnya seolah hanya bergantung pada kepemimpinannya. Pemimpin yang seperti ini merupakan tipe pemimpin yang pekerja keras, teliti dan tertib sertqa menghendaki bawahannya juga bekerja keras dan serius. Memiliki ketakutan dan kekhawatiran akan kinerja bawahannya. Sehingga pengawasan terhadap bawahannya sangat ketat yang mengakibatkan suasana sekolah menjadi tegang. 2) Kepemimpinan yang Pseudo-Demokratis



xv



Seorang pemimpin



yang pseudo-demokratis



diibaratkan



banyak memakai topeng. Ia berpura-pura memperlihatkan sikap demokratis di dalam kepemimpinannya. Ia member hak dan kuasa kepada para guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Di situ ia mengatur siasat agar kemauannya juga terwujud. Dengan demikian maka sifat-sifat seorang pemimpin yang disebut pseudo-demokratis sebenarnya bersifat otokratis, tetapi dalam kepemimpinannya ia memberi kesan seperti demokratis. Yang disebut juga sebagai manipulasi diplomatis. 3) Kepemimpinan yang Laissez-Faire Kepemimpinan yang Laissez-Faire menghendaki bawahannya diberi banyak kebebasan. Ia berpandangan bahwa biarlah para guru bekerja



sesuka



hatinya,



berinisiatif,



dan



menjalankan



kebijaksanaannya sendiri. Menghargai usaha para guru tidak menghalang-halangi dan tidak usah diawasi dalam menjalankan tugasnya. Pandangannya bahwa para guru akan bekerja dengan kegembiraannya tanpa kekangan. Namun pemimpin yang seperti ini bekerja tanpa rencana, sehingga suasana menjadi tidak teratur, kacau balau dan tidak disiplin.



Kepemimpinan



seperti



ini



dapat



memperlihatkan



ketidakmampuan, kemalasan seorang pemimpin dan sifat masa bodoh dan ketidak mengertian akan makna demokrasi. 4) Kepemimpinan yang Demokratis Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompok yang secara bersama-sama berusaha dan bertanggung jawab mencapai tujuan bersama. Sehingga sosok pemimpin ini melibatkan para bawahannya dalam proses kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Serta menganggap bahwa baawqahannya merupakan sumber potensi yang berharga dan mempunyai peranan dalam uaha pencapaian tujuan.



xvi



Melalui kepemimpinan demokratis mewujudkan suasana yang harmonis, munculnya ketaatan akan perencanaan dan pelaksanaan yang telah dibuat bersama. Para guru dapat dengan inisiatif dan inovatif mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar-mengajar di kelas. 2.2 KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN A. Pengertian atau Hakekat Supervisi Pendidikan Secara etimologis istilah supervisi diambil dari bahasa Inggris Supervision atinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Ditinjau dari morfologinya, supervisi dapat dijelaskan melalui bentuk kata. Supervisi terdiri dari dua kata, yaitu “super” dan “visi”. Dimana super berarti lebih dan visi adalah kemampuan



melihat.



Dalam



dunia



pendidikan



kepala



sekolah



digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah. Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Willes (1987) sebagai berikut. “Supervision is assistance in the development of betterteaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar. Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai pembinaan yang diberikan seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Menurut Ngalim Purwanto (1987), menyatakan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Sementara keterkaitannya dengan pendidikan, dalam Ministry of educational republic of Turkey (2002), pengertian supervisi pendidikan adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk



xvii



memonitor, mengarahkan, membimbing, dan mengevaluasi aktivitas dan kinerja guru di sekolah. Goldhammer an Waite dalam Abdul hadis & Nurhayati (2010), menjelaskan supervisi pendidikan secara umum ialah kegiatan untuk memantau



dan



mengawasi



kinerja



staf/guru



di



sekolah



dalam



melaksanakan tugas daan tanggung jawabnya masing-masing agar mereka dapat bekerja secara profesionaldan mutu kerjanya meningkat. Dengan demikian supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor atau semua pemimpin kepalasekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja staf/guru dala menjalankan tugas, fungsi, dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai dengan optimal. B. Tujuan Supervisi pendidikan Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total untuk meningkatkan kualitas pendidkan, ini berarti bahwa tujuan supervisi pendidikan tidak hanya untuk



memperbaiki



mutu mengajar



guru, tetapi



juga



membina



pertumbuhan profesi guru termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan



dan



cara-cara



belajar



serta



perkembangannya



dalam



pencapaian tujuan umum pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi semua orang seperti guru-guru, para pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja yang samasama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan mengajar yang baik. Adapun tujuan supervisi dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Tujuan Umum



xviii



Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. 2) Tujuan Khusus Tujuan khusus supervisi meliputi: a) Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal. b) Meningkatkan



mutu



kinerja



guru



sehingga



berhasil



membantu dan membimbing siswa mencapai prestasi belajar yang diharapkan. c) Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga. d) Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa. e) Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kinerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan. f) Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif bagi kehidupan sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan



xix



C. Prinsip Supervisi Pendidikan Dalam pelaksanaannya supervisi dilakukan berdasarkan beberapa prinsipnya. Diantara banyaknya prinsip supervisi menurut Suhertian (2008) supervisi memiliki beberapa prinsip yaitu : 1) Prinsip Ilmiah (scientific). Dimana berdasarkan prinsip ini supervisi dilaksanakan harus berdasarkan data yang objektif dimana data yang diperoleh harus di dapatkan dengan observasi yang nyata bukan didapatkan hanya dengan cerita belaka saja. 2) Prinsip Demokratis. Dengan prinsip ini supervisi dilakukan harus dengan musyawarah. Jika permasalahannya dengan guru maka guru juga harus



dilibatkan



agar



terciptanya



rasa



kebersamaan



dan



kekeluargaan. 3) Prinsip Kerjasama. Dimana prinsip ini memberikan rasa saling berjuang bersama dan tidak menimbulkan sifat yang individual untuk menciptakan situasi belajar yang baik. 4) Prinsip Konstruktif dan Kreatif. Supervisi dapat dilakukan dengan cara yang nyaman dan menyenagkan sehingga mendorong guru agar kreatif dan tidak takut. 2.3 JENIS-JENIS SUPERVISI PENDIDIKAN 1. Supervisi Umum dan Supervisi Pendidikan Supervisi umum adalh supervisi yang dilakukan terhadap kegiatankegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran, seperti supervisi terhadap kegiatan pembangunan dan perlengkapan sekolah atau kantorkantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pegelolaan adminisrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan dan sebagainya.



xx



Sementara yang dimaksud dengan supervisi pendidikan ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditunjukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi



baikpersoel



maupun



materil



yang



memungkinkan



terciptanya tujuan pendidikan. Jadi tampak terdapat perbedaan tipis antara kedua jenis supervisi tersebut, tetapibila dicermati justru saling melengkapi. Supervisi umum diarahkan pada hal-hal yang mendukung terjadinya proses beljar pendidikan seperti fasilita dan sarana-prasarana pembelajaran, sedangkan supervisi pendidikan diarahkan pada perbaikan kinerja guru supaya proses pembelajaran yang dilakukanitu lebih baik. 2. Supervisi Klinis Istilah supervisi klinis diadopsi dari istilah kedokteran. Tujuannya adalah agar terinspirasi dari keakraban yang terjalin seperti halnya seorang dokter dengan pasien yang mengeluhkan penyakitnya. Istilah ini memperhalus kata supervisi itu sendiri yang memiliki arti pengawasan. Supervisi klinis diharapkan dapat membuat jarak antara supervisor dengan guru menjadi hilang, sehingga timbul keakraban dan pola komunikasi dengan baik dan pada akhirnya pembinaan berjalan dengan efektif. Supervisi merupakan suatu kegiatan pembinaan yang sistematis, sedangkan klinis merupakan suatu sistem pelayanan dan pengamatan. Cogan (1973) menjelaskan bahwa supervisi klinis pada dasarnya merupakan kegiatan pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Pelaksanaannya didesain secara praktis dan rasional. Baik desainnya maupun pelaksanaannya dilakukan atas dasar analisis data mengenai kegiatan-kegiatan di kelas. Menurut Asmendri (2012) supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis termasuk ke dalam supervisi akademik. Supervisi klinis adalah suatu



xxi



proses pembimbingan dalam pendidikan yang berfokuskan kepada guru, yaitu membimbing guru agar dapat menyelesaikan masalah dan mengatasi hambatan-hambatan yang dilakukan guru, agar tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Agara lebih memahami supervisi klinis, beberapa ciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis yang perlu diketahui yaitu sebagai berikut: a) Bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran b) Bantuan yang diberikan bukan bersifat memerintah tetapi tercipta hubungan manusiawi c) Guru dengan inisiatifnya sendiri memohon bantuan. d) Satuan tingkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan satuan yang terintegrasi. Sehingga keterampilan yang spesifik yang harus diperbaiki. e) Suasana pemberian supervisi lebih terbuka, dekat, dan hangat karena ada kenyamanan dari guru yang disupervisi. f) Supervisi tidak hanya pada aspek keterampilan mengajar guru tetapi juga aspek kepribadian guru. g) Instrument supervisi disusun sesuai kesepakatan supervisor dan guru. h) Balikan diberikan harus secepar mungkin dan objektif. i) Percakapan balikan seharusnya datang dari pihak guru terlebih dahulu. 2.4 TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN A. Teknik Individu Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216), teknik individu adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Maksudnya adalah bantuan yang diberikan secara sendiri oleh supervisor, baik terjadi di dalam kelas atau diluar kelas. Teknik-teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain: 1. Teknik Kunjungan kelas.



xxii



Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan



mengajar



selama



melaksanakan



kegiatan



pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh



data



tentang



keadaan



sebenarnya



mengenai



kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. 2. Teknik Observasi Kelas Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhadap lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran. 3. Percakapan Pribadi. Percakapan pribadi merupakan dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan-keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya. 4. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain) Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya



xxiii



untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai sekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing-masing. Sehingga masing-masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya. 5. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar. Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan



profesional,



dengan



mengadakan



"profesional



reading". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai sumber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi bukubuku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar. 6. Menilai diri sendiri Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu



xxiv



pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai muridmuridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa. B. Teknik Kelompok Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : 1. Pertemuan orientasi bagi guru baru Pertemuan ini ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Hal-hal yang perlu disampaikan oleh supervisor adalah sebagai berikut: a) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu. b) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah. c) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah. d) Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya. e) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar. f) Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama. g) Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.



xxv



2. Rapat guru Rapat Guru adalah teknik supervisikelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut : a) Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang masalahmasalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan. b) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal. c) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal. d) Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang berkaitan dengan proses pembelajaran. e) Menyampaikan



informasi



baru



seputar



belajar



dan



pembelajaran, kesulitan-kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah 3. Studi kelompok antar guru Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar. b) Memberi kemudahan bagi guru-guru untuk mendapatkan bantuan pemecahan masalah pada materi pengajaran.



xxvi



c) Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang- bidang studi yang serumpun. 4. Diskusi Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya seharihari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi. 5. Workshop Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Workshop ini dilakukan dengan cara mendatngkan para ahli-ahli pendidikan untuk mendikusikan masalah-masalah pendidikan. Ketika itu guru-guru dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibicarakan. Teknik ini adalah usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja sama untuk memecahkan masalah dengan baik. 6. Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” adalah suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: a) Menentukan tujuan yang akan dicapai. b) Menentukan pokok masalah yang akan dibahas. c) Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka d) Merumuskan kesimpulan



xxvii



BAB III PENUTUP 1.3 Kesimpulan Kepemimpinan adalah Kemampuan sikap untuk mempengaruhi kelompok dengan berbagai metode yang telah ditetapkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Teori-teori kepemimpinan terdiri dari: Teori Orang Hebat (Great Man Theory),Teori



Sifat



(Traits



Theory).



Teori



Lingkungan



(Environmental



Theory),Teori Pribadi dan Situasi (Personal – Situational Theory), Teori Humanistik (Humanistic Theory), Teori Kepemimpinan Situasional (Situational Theories), Teori Gaya dan Perilaku (Style and Behavior Theory), Teori Transformasional (Transformational Theory). Fungsi kepemimpinan dalam manajemen adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin agar dapat menambah nilai pada suatu kelompok. Beberapa fungsi kepemimpinan: Menyusun strategi yang tepat, merancang taktik, penyelesaian masalah (problem solving), pengambilan keputusan yang tepat, melakukan pengorganisasian dengan teratur, manajemen yang baik, membangun relasi yang luas, memberikan pengaruh dan motivasi yang kuat, manajemen waktu yang baik, membentuk ketangguhan. Prinsip-Prinsip kepemimpinan terdiri dari : Prinsip pelayanan, prinsip persuasi, prinsip bimbingan, prinsip efisiensi, prinsip berkesinambungan. Tipe-tipe kepemimpinan pendidikan terdiri dari : kepemimpinan yang otokratis, kepemimpinan yang Pseudo-Demokratis, kepemimpinan yang LaissezFaire, kepemimpinan yang demokratis Supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor atau semua pemimpin kepalasekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja staf/guru dala menjalankan tugas, fungsi, dan kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai dengan optimal. Jenis-jenis supervisi pendidikan dibagi menjadi 2 yaitu: Supervisi umum dan supervisi pendidikan, Supervisi klinis Teknik – teknik dari supervisi pendidikan sendiri terbagi menjadi 2 yaitu teknik individu dan teknik kelompok



xxviii



DAFTAR PUSTAKA Surya, priadi.2011.Educational Management.Yogyakarta:UNY Kristiawan,



Muhammad;Yuniarsih,



Yuyun;



Fitri



Happy;



Refika



Nola.2019.Supervisi Pendidikan.Bandung: ALFABETA Jasmani;



Mustofa



Syiful.2013.Supervisi



Pendidikan.Yogyakarta:AR-RUZZ



MEDIA http://muhammadalisunan.blogspot.com/2010/05/teknik-teknik-supervisipendidikan.html?m=1 https://www.asikbelajar.com/tujuan-supervisi-pendidikan/ https://munafiahqowsly.wordpress.com/2015/09/08/tujuan-prinsip-fungsi-danobyek-supervisi-pendidikan/ https://www.academia.edu/5446768/Kepemimpinan_dan_Supervisi_Pendidikan



xxix