Kel 2 Makalah Pendidikan Agama II Pembinaan Akhlak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA II PEMBINAAN AKHLAK DALAM KEHIDUPAN



DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2 - Y4A 1.



HUSNUL KHOTIMAH



(201742500004)



2.



SISWANTO



(201742500009)



3.



EKA BUDI NURAZIZAH



(201742500010)



DOSEN : MUHAMMAD ARIFIN, M.Pd.I



UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah Swt, karena atas limpahan rahmat dan karunianya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “Pembinaan Akhlak dalam Kehidupan” disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama II serta memberikan pengetahuan baru bagi penulis maupun pembaca mengenai “Pembinaan Akhlak dalam Kehidupan”. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman dan para anggota serta dosen Pendidikan Agama Islam II yang telah membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari sebagai manusia biasa, tentunya makalah ini belumlah sempurna. Karena itu kritik dan saran dari para pembaca selalu kami harapkan dalam perbaikan pembuatan makalah kami yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.



Jakarta, Juni 2019



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1 1.3 Tujuan ............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3 2.1 Kepribadian Rasulullah SAW .......................................................................3 2.2 Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah .........................................................8 2.2.1. Sidiq ...................................................................................................8 2.2.2. Amanah ..............................................................................................8 2.2.3. Tabligh ...............................................................................................8 2.2.4. Fathanah .............................................................................................9 2.3 Ikhlas, Sabar, Qana’ah, dan Syaja’ah ............................................................9 2.3.1. Ikhlas ..................................................................................................9 2.3.2. Sabar .................................................................................................11 2.3.3. Qana’ah ............................................................................................13 2.3.4. Syaja’ah ............................................................................................13 BAB III PENUTUP ...............................................................................................15 3.1 Kesimpulan ..................................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Banyak sekali hal yang perlu kita contoh dari kehidupan Rasulullah. Karena beliau memang diutus oleh Allah Swt untuk memperbaiki budi pekerti dan akhlak manusia. Sebagaimana dalam Firman Allah Swt. Yang artinya: ”Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (ridho) Allah, (kedatangan) hari akhirat dan mengingat Allah sebanyakbanyaknya...” (QS.Al-Ahzab:21) Rasulullah senantiasa menunjukan akhlak yang terpuji, sehingga beliau dapat menjadi contoh teladan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Beliau menjadi kepribadian yang utuh dan terpuji yaitu FAST (Fathanah, Amanah, Sidiq, dan Tabligh). Dan yang paling menonjol dari beliau adalah senantiasa konsekuen dan konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Keteladanan Rasulullah SAW ini ternyata sangat berpengaruh terhadap gaya hidup dan karakter para sahabatnya. Para sahabat yang merupakan kader dan santri periode pertama beliau, tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa dan kemudian hari menjadi pemimpin-pemimpin umat dalam rangka meneruskan perjuangan dakwah Islam sepeninggalan Rasulullah SAW (khalifah). Para sahabat adalah merupakan kader terbaik umat dimasa lalu, maupun di masa yang akan datang. Keteguhan dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran, keadilan dan kejujuran tidak bisa disangsikan lagi.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka perumusan masalah pada makalah ini : 1. Apa saja kepribadian Rasulullah SAW? 2. Apakah pengertian Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah? 3. Apakah pengertian Ikhlash, Sabar, Qana’ah, dan Syaja’ah?



1



1.3 Tujuan 1. Mengenal kepribadian Rasulullah SAW. 2. Meneladani kepribadian Rasulullah SAW. 3. Mengetahui pengertian Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. 4. Mengetahui pengertian Ikhlash, Sabar, Qana’ah, dan Syaja’ah.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Kepribadian Rasulullah SAW Rasulullah SAW memiliki kepribadian yang terpuji. Hal itu tampak sejak masih kanak-kanak sampai dewasa sebelum diangkat sebagai Rasul Allah Swt. Semasa kecil beliau terpelihara dari hal-hal yang tercela. Beliau memiliki sifat Sidiq, Amanah, Fathanah, dan Tabligh, sifat-sifat yang telah dimilikinya sebelum diutus sebagai Rasul. Maka layaklah bila kemudian masyarakat memberi gelar kepada beliau “Al-Amin”, karena kejujuran dan kemulian akhlaknya. Beliau juga selalu berkata dengan halus dan bersikap lemah lembut, serta memohon kepada Allah Swt agar senantiasa diberikan petunjuk dan terpelihara akhlaknya dari perbuatan tercela (Shalabi, 192:352). Rasulullah SAW adalah orang yang bermuka manis, lembut budi pekertinya, tawadhu, tidak bengis, tidak kasar, tidak bersuara keras, tidak berlaku keji, tidak suka mencela, dan juga tidak kikir. Beliau membiarkan (tidak mencela) apa yang tidak disenanginya. Beliau tidak menjadikan orang yang mengharapkan (pertolongannya) menjadi putus asa, tidak pula menolak untuk itu. Beliau tinggalkan dirinya dari tiga perkara, yaitu: dari perbantahan, menyombongkan diri, dan dari sesuatu yang tidak selayaknya. Beliau tinggalkan orang lain dari 3 perkara yaitu: beliau tidak mencela seseorang, beliau tidak membuat malu orang, dan beliau tidak mencari keaiban orang. Beliau tidak bicara melainkan pada sesuatu yang diharapkan ada baiknya. Beliau berbicara semua orang di majlisnya tertunduk, seolah-olah kepala mereka dihinggapi burung. Bila beliau diam, barulah mereka berbicara. Mereka tidak ada yang berbantahan kata disisinya. Bila disisinya, mereka diam memperhatikannya sampai beliau selesai berbicara yang dipercakapan mereka disisinya adalah percakapan yang utama. Beliau tertawa terhadap apa yang mereka tertawakan. Beliau merasa takjub terhadap apa yang mereka herankan. Beliau tidak mau menerima pujian 3



orang kecuali yang menurut sepatutnya. Beliau juga tidak mau memutuskan pembicaraan seseorang, kecuali orang itu melanggar batas. Apabila seseorang berbuat itu, maka dipotongnya pembicaraan tersebut dengan melarangnya dengan atau berdiri (meninggalkan majlis). Beliau berjiwa besar, melaksanakan suatu yang agung, bahkan beliau membangun kemuliaannya dengan kejujurannya dan ketetapannya dan konsepnya yaitu seorang yang bersifat mulia dengan akhlak yang agung, interaksinya yang jujur baik dengan kawan atau pun musuh, senantiasa bersifat tawadhu, ramah, dan tidak mempersulit sesuatu, jauh dari segala bentuk keterpaksaan dan kepura-puraan. Beliau jujur dengan dirinya sendiri berpegang teguh dengan konsep dasarnya , tujuannya terfokus dan pandangannya jelas. Tetap kokoh dengan konsep dasarnya sehingga beliau menyampaikan risalah Allah SWT dan menyebarkan dasardasarnya (konsep-konsep) yang agung, yang kebanyakan tidak diketahui oleh orang-orang yang memusuhinya dan menjelek-jelekan beliau. Rasulullah SAW bersama keluarganya, Beliau meraih keberhasilan yang sangat menakjubkan dalam menata keluarganya yang tidak ada bandingannya. Rasulullah SAW memberikan kasih sayang pada keluarganya, memberikan kehangatan bagi mereka, dan beliau mempunyai perasaan yang sangat halus. Beliau sangat memprioritaskan kasih sayangnya terhadap keluarganya, beliau bercanda dan bersenda gurau dengan isteri-isterinya dan memberikan kehanngatan bagi mereka. Beliau membantu isteri-isterinya dalam mengerjakan urusan rumah, agar mereka merasakan kedudukan seorang isteri atau pun perempuan serta derajatnya yang tinggi dalam agamanya yaitu Islam. Rasulullah SAW memiliki akhlak yang terpuji kepada kerabat dekat dan yang jauh, kepada teman dan musuh, inilah yang nampak darinya secara adil. Beliau menyambut seseorang dengan penyambutan yang baik yang tidak lepas dari senyuman di wajahnya, berkata dengan baik, membalas kejahatan dengan kebaikan, menghindari perkara-perkara yang tidak perlu. Beliau mengajarkan umatnya bahwa sebaik-baiknya orang adalah mereka yang paling bagus akhlaknya. Bahkan beliau



4



mengajarkan pengikutnya bahwa yang paling dekat tempatnya dengan beliau nanti pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya. Akhlak Rasulullah SAW yang terpuji tidak hanya untuk para pengikutnya saja, bahkan beliau juga melakukan hal yang sama terhadap musuh-musuhnya, ketika beliau diminta untuk mendoakan orang-orang musyrik: “Sesungguhnya Saya tidak diutus sebagai pelaknat, tapi Saya diutus sebagai pembawa rahmat (kasih sayang).” Rasulullah SAW seorang yang berilmu dan mempunyai peradaban. Bagaimana mungkin beliau bukan orang yang berilmu dan mempunyai peradaban sementara kalimat yang pertama dari kitabnya yang suci (Al-Quran) yang turun kepadanya dimulai dengan perintah untuk membaca (bacalah), sebagaimana terdapat satu surah dalam kitabnya (Al-Quran) yang dinamakan surat (Al-Qalam: pena) yang mana hal ini adalah alat pertama untuk meraih ilmu, bahkan beliau adalah seorang yang mempunyai peradaban yang tinggi dan mempunyai dasar yang kuat, sehebat apapun seseorang tidak akan mungkin bisa merubah umat yang bodoh dan liar, yang hidup dalam lingkungan yang tidak ada etika yang dipenuhi dengan perampokan dan kedzaliman menjadi umat yang berakhlak mulia dan berinteraksi dengan baik dan menjadi pelopor ilmu dan kebudayaan. Rasulullah SAW adalah seorang yang penuh toleransi atau sikap ramah tamah dalam segala aspek kehidupan, keseharian kehidupan beliau dipenuhi dengan sikap toleransi dan ramah. Rasulullah SAW adalah seorang agamawan sekaligus aparat pemerintahan diantara para pemimpin dan orang-orang besar disepanjang sejarah, mereka telah mencoba untuk membangun kemuliaan dan risalah kemanusiaan akan tetapi di sepanjang sejarah tidak satu pun diantara mereka yang mampu membuat suatu tatanan yang ideal yang sepadan untuk alam yang meliputi di dalamnya tuntunan ruh dan tuntunan jiwa, akan tetapi yang ada ialah salah satu saja dari keduanya yang dapat tercapai. Beliau mendapat gelar seorang guru rohaniah yang jujur, ahli politik yang bersih, dan seorang hakim yang adil, dimana beliau menyatukan kabilah kabilah



5



yang saling bersengketa menjadi satu masyarakat yang beradab dan menyatukan rakyat-rakyat dalam satu umat yang dibangun dengan kemuliaan dan menjadikan kehidupan ini di bawah bendera akidah Tuhan yang Esa dan Tunggal. Rasulullah SAW adalah seorang yang bersih dan perhatian dengan lingkungan. Beliau menginstruksikan kepada para pengikutnya untuk mencuci anggota badannya yang kotor, seperti wajah, mulut, hidung, kedua tangan dan kedua kaki lima kali sehari atau lebih, ada pun mencuci badan secara keseluruhan maka sepantasnya para pengikutnya untuk lebih sering melakukan hal tersebut sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah SAW sangat memperingatkan para pengikutnya untuk benarbenar bersih dari kotoran sisa makanan manusia dan mewaspadai tempat tempat yang tercemari dengan kotoran-kotoran yang dekat dengan manusia. Beliau juga mewajibkan para pengikutnya untuk membersihkan pakaian mereka yang bernajis. Rasulullah SAW mengajarkan para sahabatnya dasar kesehatan, yaitu dengan tidak memasuki daerah yang telah terjangkiti suatu wabah dan tidak keluar dari daerah tersebut jika mereka berada disana, demi menjaga kesehatan secara umum. Inilah diantara ajaran-ajaran dan masih banyak lagi yang lain yang dipakai oleh Rasulullah SAW dalam mengatur tatanan masyarakat secara sempurna dan dalam hal kesehatan dan lingkungan yang bersih. Rasulullah SAW adalah seorang pemaaf dan teman yang menyenangkan. Islam telah mendidik Rasulullah SAW dan para pengikutnya dengan akhlak yang mulia ini, yang terbebas dari segala ikatan sifat egois. Rasulullah SAW adalah seorang yang menyukai kemudahan. Beliau senang mempermudah urusan orang lain, dan tidak menyukai sifat keras terhadap orang lain dan mempersulit urusan mereka Rasulullah SAW menganjurkan olahraga yang bermanfaat, beliau menganjurkan para pengikutnya untuk melakukan olahraga yang bermanfaat, yang dasarnya untuk memperkuat badan dan menyegarkan jiwa dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat tanpa menyia-nyiakan harta, jiwa, dan merusak akhlak.



6



Beliau sendiri telah berlatih beberapa bentuk olahraga seperti berlari, bergulat, dan menunggangi kuda. Akan tetapi syarat olahraga menurut Rasulullah SAW yaitu harus dengan jiwa olahraga yang baik, akhlak yang mulia, dan mempunyai tujuan yang baik. Rasulullah SAW membangun penataan bangunan yang istimewa, beliau membangun di padang pasir yang tandus, yang mana warga sipil belum pernah mengenal cara penataan bangunan yang indah yang dibedakan dengan desain yang bagus serta memperhatikan kemaslahatan negara dan masyarakat dalam pandangan seni yang menarik dan memikat. Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai pusat ibu kota, pusat komando atau kepemimpinan dan sebagai pusat tempat berkumpulnya para anak warga ketika terjadi suatu kejadian yang penting atau dalam keadaan yang sangat genting. Selain itu, masjid digunakan Rasulullah SAW sebagai tempat bernaung dan berlindung para fakir miskin sebab melalui masjid negara dan para dermawan menyalurkan beberapa bantuan seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal untuk mereka, dan sebagai tempat bernaung bagi orang-orang asing yang datang keluar kota atau negara maka mereka boleh makan dan tinggal untuk sementara waktu di waktu tersebut. Allah SWT memberikan kepada Rasulullah SAW kemampuan pendidikan secara langsung, beliau adalah seorang orator yang hebat, seorang sastrawan yang fasih, seseorang pembicara yang menarik perhatian dan seorang pendidik yang berhasil. Beliau juga mengistruksikan kepada seluruh kepada seluruh anak baik pemuda dan pemudi untuk belajar dengan bersungguh-sungguh, kemudian beliau memberikan motivasi untuk berbekal dengan ilmu, yang mempunyai peran penting untuk mengambil segala macam yang telah diceritakan oleh Rasulullah SAW dalam mendidik dan mengajar. Diantara ajaran beliau ialah: “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan” dan kalimat “muslim” yang disampaikan Rasulullah SAW dan yang disampaikan oleh Al-Qur’an yang turun kepada beliau yang mencakup laki-laki dan wanita.



7



Dalam kehidupan Rasulullah terdapat keteladanan dari dimensi akhlak dan contoh yang ideal bagi seluruh umat manusia dalam segala bidang kehidupan. Beliau satu-satunya manusia yang melaksanakan sendiri semua prinsip yang diajarkannya kepada orang lain. Tidak ada satu penetapan atau ketentuan dari AlQur’an yang tidak dilaksanakannya.



2.2 Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah Nabi Muhammad memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia oleh karena itu hendaklah kita mempelejari sifat-sifat nabi seperti Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Mudah-mudahan dengan memahami sifat-sifat itu, selain kita bisa terhindar dari mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai Nabi, kita juga bisa meniru sifat-sifat Nabi sehingga kita juga jadi orang yang mulia. 1. Sidiq Sidiq artinya benar. Bukan hanya perkataanya yang benar tapi juga perbuatannya yang benar sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis namun perbuatannya berbeda dengan ucapannya. 2. Amanah Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al-Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apapun yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong. 3. Tabligh Tabligh artinya menyampaikan. Segala Firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi. 4. Fathanah Fathanah artinya cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahil. Dalam menyampaikan 6236 ayat Al-Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Nabi harus mampu menjelaskan Firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk 8



ke dalam Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya. Apalagi Nabi mampu mengatur umatnnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah belah serta saling perang antar suku menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam satu negara yang besar dalam seratus tahun melebihi luas Eropa. Itu semua membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.



2.3 Ikhlas, Sabar, Qana’ah dan Syaja’ah 1. Ikhlas Arti dari ikhlas secara bahasa bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti mengharap ridho Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukannya dengan yang lain. Oleh karena itu, bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya kepada Allah, dan kebaikan pahalanya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau kemunduran. Ciri-ciri orang ikhlas: o Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. Disebutkan dalam hadits, “aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti gunung Tihamah yang putih tetapi Allah menjadikan seperti debu debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah. ” (HR Ibnu Majah) o Senantiasa beramal di jalan Allah SWT baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang lain, baik ada pujian atau pun celaan. o Selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. o Mudah memaafkan kesalahan orang lain. Pengelompokkan Ikhlas



9



o Ikhlas mubtadi yakni orang yang beramal karena Allah tetapi di dalam hatinya terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya untuk menghilangkan kesulitan dan kebingungan. Ia melaksanakan Sholat Tahajud karena ingin dirinya berhasil. Ciri orang yang mubtadi bisa dilihat dari cara dia beribadah. Orang yang hanya beribadah ketika sedang butuh biasanya dia tidak istiqomah. Ia beribadah ketika ada kebutuhan. Jika kebutuhannya sudah dipenuhi, ibadahnya pun akan berhenti. o Ikhlas Abid: Ikhlas abid yakni orang yang beramal karena Allah dan artinya bersih dari ria serta keinginan dari dunia. Ibadahnya dilakukan hanya karena Allah dan demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai surga, takut neraka, dengan dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa menyelamatkan dirinya dari siksa api neraka. Ibadah seorang Abid ini cenderung berkesinambungan, tetapi



tidak



mengetahui



mana



yang



harus



dilakukan



dengan



segera(mudhayyaq) dan mana yang bisa diakhirkan atau (muwassa), serta mana yang penting dan lebih penting. Ia menanggap semua ibadah itu sama. o Ikhlas Muhibb: yakni orang yang ibadah hanya karena Allah bukan ingin surga atau takut neraka. Semuanya dilakukan karena bakti dan memenuhi perintah dan mengagungkannya. o Ikhlas Arif: yaitu orang yang dalam ibadahnya memiliki perasaan bahwa ia digerakkan Allah. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Ia hanya menyaksikan digerakkan oleh Allah karena memiliki keyakinan bahwa tidak memiliki daya dan upaya melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Manfaat dan keutamaan ikhlas o Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram. o Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah SWT. o Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka. o Diangkatnya derajat dan martbat oleh Allah SWT. o Doa kita akan dijabah. o Dekat dengan pertolongan Allah SWT. o Medapatkan perlindungan dari Allah SWT.



10



o Akan mendapatkan nauangan dari Allah SWT. o Allah SWT akan memeberikan hidayah (petunujuk) sehingga tidak tersesat kejalan yang salah. o Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid. o Mudah dalam memafkan kesalahn orang lain. o Dapat memiliki sifat zuhud(menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT). Cara agar kita dapat mencapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran disaat kita sedang beribadah kepada Allah SWT kita hanya memikirkan Allah, Sholat untuk Allah, Zikir untuk Allah, semua yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan rasa ria atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah. Rasakan Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. Insya Allah dengan cara di atas Anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa berdoa memohon kepada Allah agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuknya sebagaimana Doa Nabi Ibrahim as, “Sesungguhnya jika rabb-Ku tidak memberi hidayah kepadaku, pastikan aku termasuk orang-orang yang sesat. (QS. AlAn’am:77)



2. Sabar Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA hanya tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak biasa berdiri sendiri. Shabara ‘ala berarti bersabar atau tabah hati, Shabara‘an berarti memohon dan mencegah, shabarabihi berarti menanggung. Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan pengertian seperti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak terburu-buru dan tidak tergesa-gesa. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban perintah-perintah Allah serta tahan dari



11



godaan dan cobaan duniawi. Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi. Dalam ilmu Fikih, sabar didefinisikan sebagai tabah, yakni menahan diri dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ilmu Islam, baik dalam keadaan lapang maupun sulit, mampu mengendalikan nafsu yang dapat menggoncang iman. Menurut Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 146-147 adalah yang apabila ditimpa musibah tidak menjadi lemah, lesu dan menyerah dengan keadaan yang terjepit, bahkan bila ditimpa musibah orang yang sabar berdoa memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan tindakan-tindakan yang melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah SWT. Sabar menurut Ibnu Katsir ada 3 macam: 1. Sabar dalam meninggalkan hal yang diharamkan dan dosa. 2. Sabar dalam melakukan kekuatan dan kedekatan kepada Allah. Kesabaran yang kedua adalah yang paling besar pahalanya, sebab sabar ini memiliki nilai yang hakiki. 3. Sabar dalam menghadapi bencana dan petaka. Ketika mendapatkan bencana ia tidak berkeluh kesah, tetapi memohon ampun dari perbuatan aib. Ibnu Qayyim al Jauziah membagi motivasi, sabar dalam 3 macam: 1. Sabar dengan pertolongan Allah Meminta pertolongan kepadanya sejak awal dan melihat bahwa Allah lah yang menjadikannya sabar, dan bahwa kesabaran seorang hamba adalah dengan pertolongan Tuhannya, bukan dengan dirinya semata. 2. Sabar karena Allah Yakni hendaklah yang mendorongmu untuk bersabar itu adalah karena cinta kepada Allah, mengharapkan ridhonya, dan untuk mendekatkan kepadanya, bukan untuk menampakkan kekuatan jiwa, mencari pujian makhluk, dan tujuan-tujuannnya. 3. Sabar bersama Allah. Dalam perputaran hidupnya hamba selalu bersama dan sejalan dengan agama yang dikehendaki Allah dan hukum-hukum agamanya. Menyabarkan dirinya



12



untuk selalu bersamanya, berjalan bersamanya, berhenti bersamanya, menghadap ke arah agama itu menghadap dan turun bersamanya. 3.Qana’ah Pengertian qana’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas dan perasaan kurang. Orang yang memiliki sifat qana’ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang di dirinya adalah kehendak Allah. Fungsi Qana’ah : 1. Stabilisator: Seorang muslim yang memiliki sifat qana’ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan bercukupan, dan bebas dari keserakahan. 2. Binanisator: Kekuatan bathin yang mendorong seseorang untuk meraih kemenangan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah SWT.



4. Syaja’ah Menurut bahasa syaja’ah adalah benar atau gagah. Secara istilah syaja’ah adalah keteguhan hati kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara bijaksana dan terpuji. Jadi syaja’ah adalah keberanian yang berlandaskan pada kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian: 1. Rasa takut kepada Allah SWT, selama seseorang yakin bahwa yang dilakukannya dalam rangka menjalankan perintah Allah, maka orang tersebut tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah SWT. 2. Lebih mencintai akhirat daripada dunia. Perlu dipahami bahwa dunia bukanlah tujuan akhir, namun hanya sebagai jembatan menuju akhirat. Seorang muslim tidak akan ragu meninggalkan dunia asalkan dia mendapatkan kebahagiaan di akhirat. \ 3. Tidak takut mati apabila ajal sudah datang, tidak ada yang dapat mencegah atau lari darinya. Kematian adalah sebuah kepastian dan setiap orang pasti akan mati.



13



4. Tidak ragu-ragu apabila seseorang ragu dengan kebenaran yang dia lakukan tentu dia akan menghadapi resiko. 5. Tidak menomorsatukan kekuatan materi. Kekuatan materi diperlukan dalam perjuangan, tetapi materi bukanlah segalanya. Allah yang menentukan segala sesuatu. 6. Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah. Orang yang berjuang untuk kebenaran tidak pernah takut, karena setelah berusaha dengan keras maka dia akan bertawakal dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. 7. Hasil pendidikan sikap berani lahir melalui pendidikan yang diterapkan di rumah, sekolah, maupun lingkungan. Sebagai contoh, anak yang dididik dan diasuh oleh orang tua pemberani juga akan tumbuh dan berkembang menjadi pemberani.



14



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Banyak sekali hal yang perlu kita contoh dari kehidupan Rasulullah SAW. Karena, beliau memang diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki budi pekerti dan akhlak manusia. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT yang artinya: "Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (ridha) Allah, (kedatangan) hari akhirat dan mengingat Allah sebanyakbanyaknya..."(QS. Al-Ahzab : 21) Rasulullah senantiasa menunjukkan akhlak yang terpuji, sehingga beliau dapat menjadi contoh teladan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Beliau mempunyai kepribadian yang utuh dan terpuji, yaitu FAST (Fathanah, Amanah, Shidiq dan Tabligh). Dan yang paling menonjol dari beliau adalah senantiasa konsekuen dan konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.



15