Kel-2 Pendekatan Otoriter & Intimidasi Dalam Pengelolaan Kelas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDEKATAN OTORITER DAN INTIMIDASI DALAM MANAJEMEN KELAS Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Manajemen Kelas Dosen Pengampu: Juni Mahanis, M.Pd.



Oleh: Eka fitriani



(19.02.0008)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HIDAYATULLAH BATAM T.A 2021 M/ 1443 H



2



KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr wb Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta yang telah memeberikan sedikit ilmuNya yang maha luas sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pendekatan Otoriter dan Intimidasi dalam Manajemen Kelas”. Shalawat berserta salam yang tak lupa tercurahka kepada baginda yang agung Nabi Muhammad SAW, karena atas bimbingan, pendidikan, serta pedomannya kita selalu berada dalam kebaikan dan berilmu, yang mana kami bisa menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses perkuliahan. Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekuranagan pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun, untuk itu kritik dari saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada ustadzah Juni Mahanis, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Kelas yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya dalam pelaksanaan pembimbingan dan pengarahan. Terima kasih. Wassalamualaikum wr wb



Batam, 23 Januari 2021



i



Penulis DAFTAR ISI



Kata Pengantar........................................................................................................i Daftar Isi..................................................................................................................ii Bab I Pendahuluan..................................................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1 1.3 Tujuan.............................................................................................................1 Bab II Pembahasan.................................................................................................2 2.1 Konsep Pengelolaan Kelas.............................................................................2 2..2 Pendekatan Dalam Manajemen Kelas...........................................................5 2.2.1 Pendekatan Otoriter.....................................................................................5 2.2.1 Pendekatan Intimidasi................................................................................7 Bab III Penutup......................................................................................................11 3.1 Kesimpulan.............................................................................................................11 3.2 Saran.......................................................................................................................11



Daftar Pustaka........................................................................................................12



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan kelas merupakan usaha untuk menciptakan suasana atau kondisi belajar yang efektif dan efesien bagi keberlangsungan proses belajar mengajar untuk tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Akan tetapi sering kali guru mengalami masalah-masalah saat melakukan pengelolaan kelas. Untuk itu, dalam menyelesaikan masalah dibutuhkan bagi seorang guru pendekatan yang tepat dalam setiap masalahnya. Maka seorang guru harus memiliki dan memahami keterampilan dalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam manajemen kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan sekaligus. Dalam artian, guru harus terampil memilih bahkan merangkai dan memadu-padankan pendekatan yang dianggap meyakinkan dan efektif untuk mengatasi masalah yang tentu saja akan selalu dihadapi oleh setiap guru dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu pemahaman terhadap berbagai macam manajemen kelas sangat diperlukan oleh setiap guru. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pendekatan manajemen kelas? 2. Apa saja strategi atau langkah-langkah dalam pendekatan manajemen kelas? 3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pendekatan manajemen kelas? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan manajemen kelas. 2. Untuk mengetahui strategi atau langkah-langkah dalam pendekatan manajemen kelas.



3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan manajemen kelas. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah suatu usaha guru untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang kondusif agar tercapai kondisi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan dan mengendalikannya apabila terjadi gangguan dalam pembelajaran. Dengan kata lain, pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien, sehingga tujuan dari pembelajaran di dalam kelas dapat tercapai dengan optimal. Di bawah ini adalah diagram hubungan antara pengelolaan kelas dengan pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal Diagram di atas menjelaskan bahwa: 1. Pengelolaan kelas tidak hanya dilakukan di awal pembelajaran saja, juga dimaksudkan untuk menciptakan suasana pembelajaran menjadi kondusif sehingga pembelajaran tersebut dapat mencapi tujuan pembelajaran secara optimal. 2. Pengelolaan kelas tidak hanya diperlukan dalam proses pembelajaran, tetapi juga dalam proses evaluasi pembelajaran, sehingga proses evaluasi pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.



3. Pengelolaan kelas juga dilakukan sepanjang proses pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif serta nyaman untuk tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah,



10



sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam menata atau menciptakan dan memelihara sebuah kelas agar suasana pembelajaran dapat terkendali secara optimal baik ketika pembelajaran dalam kondisi normal maupun ketika ada muncul hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu masalah individu dan kelomppok. Masalah-masalah tersebut terjadi ketika seorang peserta didik ingin agar tingkah lakunya dapat diterima oleh orang lain. Ketika tingkah laku peserta didik tersebut tidak diterima oleh orang lain, maka mereka cenderung melakukan atau bertindak dengan hal-hal yang kurang wajar. Di antara tindakan atau perbuatan asosial yang bersifat individu menurut Direkurs adalah sebagai berikut: 1. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain misalnya membadut aktif di kelas, atau berbuat serba lamban. 2. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional. 3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, misalnya mengatangatai. 4. Peragaaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin bahwa kegagalan yang menjadi bagiannya. Kemudian masalah-masalah kelompok dalam pengelolaan kelas adalah: 1. Kelas kurang kohesif. 2. Kelas memberikan reaksi negative terhadap salah seorang Peserta Didik. 3. Kelas memberikan support kepada anggota kelas yang melanggar norma atau disiplin.



11



4. Kelas mudah dialihkan konsentrasinya kepada hal-hal yang tidak ada hubungan dengan kegiatan pembelajaran. 5. Semangat kerja rendah. 6. Kelas kurang mampu beradaptasi dengan kondisi yang baru. Melihat dari permasalah tersebut, seorang guru yang profesional harus mengetahui permasalahan yang terjadi serta mampu memecahkan masalah tersebut. kelas yang baik ditandai dengan interaksi yang baik pula. Interaksi yang baik bergantung pada pendekatan yang guru lakukan sebagai bagian dari pengelolaan kelas yang epektif. Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas



yang disediakan itu



memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada peserta didik. Dengan demikian tujuan dari pengelolaan kelas adalah: 1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin; 2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar; 3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan Peserta Didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual Peserta Didik dalam kelas; 4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.



12



Dapat disimpulkan bahwa, tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.



2.2 Pendekatan Pengelolaan Kelas Menurut Syaiful Bahri, pendekatan yang harus dilakukan oleh seorang guru meliputi pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan intruksional, pendekatan resep, pendekatan pembelajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan sosial emosional, pendekatan proses kelompok dan pendekatan elektis atau pluralistik. 2.2.1 Pendekatan Otoriter Pengelolaan kelas bertujuan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik sesuai yang dikehendaki oleh guru. Peran guru dalam pendekatan ini yaitu menciptakan dan mempertahankan kedisiplinan peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran, kedisiplinan merupakan faktor penentu dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. dalam hal ini, guru harus menekankan pentingnya peserta didik untuk menaati peraturan. Berbagai peraturan tersebut ibaratnya adalan "penguasa" yang harus ditaati oleh peserta didik. Dalam pendekatan ini, biasanya guru melakukan kesepakatan-kesepakatan dengan peserta didik di awal pembelajaran, mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. namun, tak hanya peserta didik, guru pun harus konsisten dalam melaksanakannya. Pendekatan otoriter memandang bahwa manajemen kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban dikelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah



mengendalikan



perilaku



peserta



13



didik.



Guru



bertanggung



jawab



mengendalikan perilaku peserta didik karna gurulah  paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan peserta didik yang menerapkan disiplin yang tegas. Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam manajemen kelas yaitu : a. Menciptakan dan menegakkan peraturan adalah



kegiatan



guru



menggariskan pembatasan-pembatasan dengan memberitahukan kepada peserta didik apa yang diharapkan dan mengapa hal tersebut diperlukan. Dengan demikian, kegiatan menciptakan dan menegakkan peraturan adalah proses mendefinisikan dengan jelas dan spesifik harapan guru mengenai perilaku peserta didik dikelas. Peraturan merupakan pedoman yang diformalkan yang menggambarkan perilaku yang dibenarkan dan yang tidak dibenarkan. Maksud peraturan itu adalah menuntun dan membatasi perilaku peserta didik. Peraturan yang dirumusan dengan jelas amatlah perlu agar peserta didik dapat bekerja sesuai dengan peraturan. Mengetahui dan memahami peraturan yang menyatakan apa yang dibenarkan dan apa yang tidak dibenarkan sangatlah penting sehingga peserta didik mengetahui akibat pelanggaran atas peraturan itu. b. Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan adalah strategi cara guru dalam mengendalikan perilaku peserta didik agar peserta didik melakukan sesuatu yang diinginkan guru. Perintah, pengarahan, dan pesan yang disampaikan dan dinyatakan dengan jelas dan mudah dipahami adalah sesuatu cara yang sesuai dan sempurna dalam mengendalikan perilaku peserta didik sepanjang tidak menggunakan paksaan untuk mematuhinya. c. Menggunakan teguran ramah adalah strategi memanajemen kelas yang digunakan guru memarahi peserta didik yang berperilaku tidak sesuai, yang melanggar peraturan dengan cara lemah lembut. Para penganjur strategi ini direkomendasikan bahwa teguran ramah adalah strategi yang efektif untuk mengembalikan peserta didik dari perilaku menyimpang yang ringan kepada perilaku yang diharapkan. Teguran ramah dapat



14



dilakukan secara verbal maupun non verbal dimaksudkan untuk memberitahukan dan bukan membunuh. d. Menggunakan pengendalian dengan mendekati adalah tindakan guru bergerak mendekati peserta didik yang dilihatnya berperilaku menyimpang atau cenderung menyimpang. Strategi ini memasudkan untuk mencegah berkembangnya situasi yang mengacaukan atau yang mempunyai kemungkinan mengacaukan. Tindakan itu tidak dimaksudkan untuk menghukum atau mengintimidasi. Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa kehadiran guru secara fisik akan cukup berhasil mencegah peserta didik berperilaku menyimpang. e. Menggunakan pemisahan dan pengucilan (dan juga penskoran, penahanan) adalah strategi guru dalam merespon perilaku menyimpang peserta didik yang tingkat penyimpangannya cukup berat. Strategi tersebut cukup efektif menanggulangi perilaku menyimpang yang kadarnya berat dari peserta didik, dan bahkan strategi ini tidaj dianggap sebagai sesuatu yang bersifat menghukum. Adapun kelebihan dan kekurangan dari pendekatan otoriter dalam pengelolaan kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Pendekatan Otoriter Kelebihan



Kekurangan



Terciptanya ketertiban dalam kelas



Guru yang menganut pendekatan ini umumnya menganggap apa yang ia katakan adalah mutlak benar



Terciptanya suatu disiplin tinggi dalam bentuk peraturan atau normanorma yang harus ditaati



Siswa kurang diberi kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan ide atau buah pikirannya



2.2.2 Pendekatan Intimidasi



15



Menurut Achmad (1983: 52-53) Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kesal sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa pesera didik berperilaku sesuai dengan perintah guru. Pendekatan



intimidasi



berguna



dalam



situasi



tertentu



dengan



menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Pendekatan intimidasi hanya baik untuk menghentikan perbuatan yang salah berat dengan segera. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. (Maman, 1999: 49-53) Menurut Ardy (2013: 76-77) Pendekatan ini juga memandang manajemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik hanya saja pada pendekatan ini tampak lebih dilandasi oleh asumsi bahwa perilaku peserta didik paling baik dikendalikan oleh perilaku buruk. Peran guru disini adalah menggiring peserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk melanggarnya. Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan yang menandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaaan, ancaman, serta menyalahkan. Pendekatan



intimidasi



berguna



dalam



situasi



tertentu



dengan



menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang diberikan



16



pada situasi tertentu dengan maksud untuk segara menghentikan perilaku peserta didik yang menyimpang. Sekalipun pendekatan intimidasi sudah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat banyak kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan masalah itu sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. Pendekatan intimidasi juga bermaksud untuk mengontrol tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran, namun perbedaannya pendekatan ini dilakukan dengan cara memberikan ancaman kepada peserta didik, misalnya melarang, ejekan, sindiran dan memaksa. pendekatan ini dilakukan ketika kondisi kelas benar-benar sudah tidak dapat dikendalikan. jika seorang guru masih mampu memecahkan masalah dengan pendekatan lain, maka pendekatan ini dapat ditangguhkan. pendekatan ini harus dilakukan dalam taraf kewajaran, jika berlebihan dimungkinkan bahwa peserta didik akan lebih bersikap represif dan melukai perasaan peserta didik. Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perlaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah guru. Pendekatan



intimidasi



berguna



dalam



situasi



tertentu



dengan



menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Dengan demikian, pendekatan intimidasi hanya baik untuk menghentikan perbuatan yang salah berat dengan segera. Apabila perbuatan salah itu selesai atau berhenti maka tindakan intimidasi tidak akan seproduktif strategi lain.



17



Kendatipun pendekatan intimidasi telah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat banyak kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemhan lain yang timbul dari hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. Adapun kelebihan dan kekurangan dari pendekatan intimidasi dalam pengelolaan kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Pendekatan Intimidasi Kelebihan



Kekurangan



Menghentikan perbuatan yang sudah berat dengan segera



Tumbuhnya sikap bermusuhan antara siswa dan guru



Cocok digunakan pada situasi dan kondisi kelas



Guru tampak kurang berwibawa



Siswa menjadi patuh terhadap apa yang disampaikan dan diperintahkan guru sehingga tercipta suasana kelas yang tertib.



Siswa takut bertemu dengan guru



Pendekatan ini sangat ampuh digunakan untuk menyelesaikan masalah berat dan segera seperti perkelahian.



Bersifat pemecahan masalah sementara



18



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengelolaan kelas merupakan pengeturan terhadap kelas yang dilakukan oleh seorang guru, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik. Adapun pendekatan-pendekatan



dalam pengelolaaan kelas, yaitu:



pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan intruksional, pendekatan resep, pendekatan pembelajaran , pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan sosial emosional, pendekatan proses kelompok dan pendekatan elektis atau pluralistik. Adapun pendekatn otoriter ini lebih menekankan pada kekuasaan seorang guru dalam mengelola, dan sikap keras guru dalam menegakkan kedisiplinannya di dalam kelas. Sedangkan pendekatan intimidasi merupakan bentuk pendekatan guru dengan teguran verbal, berupa sindiran, ejekan, teguran, dll. Namun setiap pendekatan ini memiliki kelamahan dan kelebihannya masing-masing, maka dalam penggunaannya harus dipertimbangkan pendekatannya berdasarkan kebutuhan pada situasi tertentu. 3.2 Saran Sabaiknya dalam memilih dan menentukan pendekatan mana yang akan digunakan agar disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan yang sesuai dengan masalah yang ihadapi, karena sejatinya setiap pendekatan dalam pengelolaan kelas ini memberikan umpan balikan yang berbeda-beda dan memiliki beberapa kelemahan dan kekurangannnya. Oleh kerena itu, guru harus terampil dalam memilih, menggunakan dan memadukan pendekatan yang sesuai agar tepat tujuan dan sasaran yang dimaksudkan.



19



DAFTAR PUSTAKA AJE Toenlioe. 1991. Teori dan Praktek Pengelolaan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional. https://bukupelajaransdku.blogspot.com/search/label/Pengelolaan-Kelas/html, diakses pada tanggal 10 Oktober 2021. https://wild-delion.blogspot.com/2019/pendekatan-otoriter-intimidasi-primisifdan-buku-masak//html, diakses pada tanggal 23 September 2021. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sobri. 2009. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarja: Multi Pressindo.



20