Kel 4 - Makalah PKN Modul 9 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELAS I, II, DAN III SD/MI



Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKn di SD yang diampu oleh: Haryanto, S.Pd, M.Pd



Kelompok 4



Alfi Syahrini Nur Sakinah



857328881



Deta Putu Samudra



857328899



Septi Kaolina Prihatini



857329045



Dita Juniarti Ardiani



857329346



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA BOGOR 2021



KATA PENGANTAR



Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I, II, dan III SD/MI” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Makalah ini membahas tentang hakikat pembelajaran tematik, langkah-langkah pembelajaran tematik, serta beberapa model pembelajaran di SD antara lain webbed, connected, dan integrated. Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.



Bogor, 21 Mei 2021 Penulis



Kelompok 4



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………… i Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii



BAB I. PENDAHULUAN A.



Latar Belakang………………………………………………………………1



B.



Rumusan Masalah…………………………………………………………...2



C.



Tujuan……………………………………………………………………….2



BAB II. PEMBAHASAN A.



Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I, II, dan III SD/MI…………...3



B.



Model Pembelajaran PKn Tematis di SD………………………………….11



BAB III. PENUTUP A.



Simpulan…………………………………………………………………...16



B.



Saran……………………………………………………………………….16



Daftar Pustaka……………………………………………………………………17



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, setiap guru sekolah dasar diwajibkan berperan sebagai pengajar dan pembimbing siswa dalam penyampaian materi pembelajaran baik secara berkelompok atau individu. Hal ini ditujukan agar hasil belajar siswa dapat memenuhi pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam kenyataannya, pembelajaran pada sekolah dasar masih jauh dari hasil yang maksimal dikarenakan siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran dan guru tidak memiliki kompetensi yang cukup dalam metode pembelajaran. Selain itu, kurikulum di sekolah dasar belum sesuai dengan penilaian perkenbangan anak yang bersifat konkrit ke sifat abstrak. Saat ini, dunia pendidikan mulai berkembang kearah modern dan efektif. Sehingga perasn seorang guru diharapkan tidak hanya kreatif, namun mampu membantu menunjang proses belajar siswa untuk memenuhi kriteria penilaian dan juga tujuan pembelajaran. Untuk itu, guru harus menguasai penyampaian materi yang baik dan metode pembelajaran yang efektif dan tepat sesuai dengan kemampuan dari karakter siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pembelajaran model-model dalam pengajaran di kelas perlu ditingkatkan agar dapat berpengaruh pada pemahaman siswa. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar, pemahaman mata pelajaran PPKn dapat diukur dari bagaimana pemahaman siswa dalam mengenal materi-materi PPKn. Banyak dari siswa sekolah dasar yang masih belum menganggap bahwa mata pelajaran PPKn merupakan bidang pelajaran yang penting. Walaupun demikian, semua orang harus tetap mempelajari sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Kewajiban guru sebagai pengajar adalah membuat pembelajaran PPKn menjadi lebih menarik di mata siswa. Dalam praktiknya, penyampaian pembelajaran PPKn di sekolah dasar relatif konvensional yang meletakkan guru sebagai pusat belajar siswa. Pada dasarnya, siswa memiliki kebutuhan belajar dan perilaku belajar yang berbeda. Dengan dasar ini, guru diharapkan untuk dapat



1



menguasai materi, memperhatikan situasi dan kondisi kelas sekaligus mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, siswa tidak akan merasa bosan sehingga tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif, efisien, dan menyenagkan. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah model Pembelajaran Tematis PPKn SD/MI serta dapat mensimulasikan model Pembelajaran Tematis PPKn SD/MI Kelas I, II, dan III. Agar semua harapan di atas dapat terwujud maka dalam modul ini disajikan pembahasan dan latihan dengan butir uraian mengenai langkahlangkah model Pembelajaran Tematis PPKn SD/MI dan model pembelajaran Tematis PPKn SD/MI Kelas I, II, dan III.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah model pembelajaran PKn tematis di kelas I, II, dan III SD/MI? 2. Apa saja contoh model pembelajaran PKn tematis di SD?



C. Tujuan 1. Mengetahui model pembelajaran PKn tematis di kelas I, II, dan III SD/MI. 2. Mengetahui contoh model pembelajaran PKn tematis di SD.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I, II, dan III SD/MI 1. Hakikat Pembelajaran Tematik Pembelajaran



tematis



ialah



bentuk



dari



pengorganisasian



pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran terpadu ini, peserta didik belajar melalui pemahaman dan pembiasaan perilaku yang terkait pada kehidupannya. Peserta didik belum secara formal diperkenalkan pada mata pelajaran. Tujuan akhir dari pembelajaran tematik adalah berkembangnya potensi peserta didik secara alami sesuai dengan usia dan lingkungannya (Winataputra et al, 2020). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan begitu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Kemudian nantinya siswa diharapkan akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain melalui suatu tema (Anshory et al, 2018). Adapun yang dimaksud pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat terbentuk: a. Keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran dengan kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial anak; b. Keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam beberapa mata pelajaran dengan kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial anak. Berdasarkan kurikulum SD/MI tahun 2004 pembelajaran terpadu untuk kelas awal (kelas I dan II)



menggunakan pendekatan belajar



tematik. Sementara itu, dalam kurikulum tahun 2006 pembelajaran tematik direncanakan di kelas I, II, dan III.



3



Wolfinger (1994) dalam Winataputra et al (2020) menjelaskan bahwa secara definitif kurikulum tematis adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi, keterampilan dan sikap. Pemaduan tersebut didasarkan pada pertimbangan rasional, antara lain: a. Kebanyakan masalah dan pengalaman termasuk di dalamnya pengalaman belajar bersifat interdisipliner; b. Untuk memahami, mempelajari, dan memecahkannya diperlukan multiskill; c. Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam pemecahan masalah; d. Memudahkan siswa membuat hubungan antarskematika dan transfer pemahaman antarkonteks; e. Demi efisiensi; f. Adanya tuntutan keterlibatan siswa yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran. Alunan, et al (2004) dalam Winataputra et al (2020) memaparkan bahwa dalam pembelajaran tematik terdapat beberapa hal yang perlu memperoleh perhatian, yakni: a. Maksud dari pembelajaran tematik yaitu agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi utuh serta lebih bermakna; b. Pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti alokasi waktu setiap tema, dan memperhitungkan banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan; c. Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak; d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema. Model pembelajaran tematik sangat cocok diberikan kepada anak didik pada kelas rendah (Pappas dan Kiefer (1995) dalam Winataputra et al (2020)). Pembelajaran tematik memadukan berbagai mata pelajaran dalam kurikulum dan menghubungkannya melalui jaringan topik atau tema. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran tematik tidak



4



hanya sebagai kerangka bahan ajar dan konstruk pengetahuan bagi peserta didik, namun juga bisa dipandang sebagai alat untuk mengkaji berbagai kajian budaya bagi anak didik usia dini.



2. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik Setelah memahami konsep dasar pembelajaran tematik, berikutnya akan dilanjutkan pembahasan mengenai langkah-langkah pembelajaran tematik.



Pembahasan



ini



memaparkan



tentang



langkah-langkah



pembelajaran tematik antarmata pelajaran di SD/MI. Berikut ini disajikan sebuah tabel yang menunjukkan perbedaan langkah-langkah pembelajaran tematik antarmata pelajaran di SD/MI secara umum dibandingkan dengan pandangan lain yang dikemukakan oleh Dyah Sriwilujeng (2006) dalam Winataputra et al (2020). Menurut Dyah Sriwilujeng



Secara Umum



(2006)



a. Mempelajari kompetensi dasar pada a. Membuat/memilih tema; kelas dan semester yang sama dari b. Melakukan setiap mata pelajaran;



indikator, kompetensi dasar



b. Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan



kompetensi-



kompetensi tersebut untuk setiap kelas dan semester;



dan



hasil



belajar



kompetensi dasar dengan tema/topik; pemetaan



pembelajaran



yang



sesuai dengan tema dan membagi alokasi waktu; c. Melakukan



c. Membuat matrik atau bagan hubungan



d. Membuat



analisis



hubungan dasar,



pemetaan kompetensi



indikator



dengan



tema;



tematik dalm bentuk matrik atau d. Membuat pengelompokkan jaringan tema; e. Menyusun



jaringan indikator; silabus



matrik/jaringan tema



berdasarkan e. Melakukan pembelajaran



tematik; f. Menyusun



silabus; f. Menyusun



rencana



pembelajaran



tematik.



5



penyusunan



Pembelajaran.



Rencana



Mari kita bahas langkah-langkah di atas secara lebih jelas dan terperinci. a. Membuat/memilih tema Menurut



Ananda



dan



Fadhilaturrahmi



(2018),



dalam



penggalian tema hendaklah memerhatikan beberapa persyaratan berikut: 1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran; 2) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk pembelajaran selanjutnya; 3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak; 4) Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak; 5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar; 6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat; 7) Tema



yang



dipilih



hendaknya



ketersediaan sumber belajar.



Contoh tema kelas 1 Semester 1: a) Diri sendiri b) Keluarga c) Lingkungan Semester 2: a) Pengalaman b) Kegemaran c) Kebersihan, kesehatan, dan keamanan



6



juga



mempertimbangkan



b. Melakukan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang disesuaikan dengan tema dan alokasi waktu Standar kompetensi adalah standar kemampuan yang harus dikuasai untuk menunjukkan bahwa hasil mempelajari mata pelajaran tertentu berupa penguasaan atas pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu telah dicapai. Sedangkan kompetensi dasar merupakan kemampuan atau kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau kemampuan minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran (Winataputra et al, 2020). Contoh Kompetensi Dasar Kelas II Semester II mata pelajaran PKn tematik dalam kurikulum 2013. Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila”. 3.2 Mengidentifikasi aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. 3.3 Mengidentifikasi jenis-jenis keberagaman karakteristik individu di sekolah. 3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman di sekolah.



c. Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang telah dibuat) Ada beberapa hal yang mesti dilakukan guru, yaitu sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi semua indikator dan kompetensi dasar dari semua mata pelajaran (Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, IPS, SBdP dan PJOK). 2) Memasukkan hasil identifikasi ke dalam format (tabel) hubungan indikator dan kompetensi dasar ke dalam tema yang relevan. 3) Jika ada indikator dan kompetensi dasar yang tidak bisa dimasukkan ke dalam suatu tema maka indikator dan kompetensi dasar tersebut dibuatkan atau dicarikan tema khusus dan disajikan



7



tersendiri, baik oleh guru kelas maupun oleh guru mata pelajaran (terutama indikator dan KD Agama dan PJOK).



d. Membuat pengelompokkan jaringan indikator Pada langkah ini guru memasukkan semua indikator yang telah diidentifikasi ke dalam jaringan indikator. Berikut contoh format jaringan indikator.



e. Melakukan penyusunan silabus Bentuk silabus yang digunakan guru bersifat fleksibel. Guru dapat menggunakan bentuk format ke samping (matrik) atau bentuk deskripsi (urutan ke bawah). Pemilihan bentuk silabus didasarkan pada tingkat kemudian penggunaannya, keterbacaannya bagi guru serta efektivitas dan efisiensinya. Berikut contoh format silabus dan penilaian pembelajaran tematis.



8



Mata pelajaran Tuliskan mata pelajaran yang ditematiskan



Kompetensi Dasar dan Indikator Pindahkan dari kurikulum



Hasil Belajar



Pengalaman Belajar



Alokasi Waktu



Sumber Bahan



Masukan hasil belajar yang diharapkan



Pengalaman yang diperoleh di luar dan dalam kelas



Dalam menit



Buku, jurnal, media yang relevan



Penilaian Bentuk dan jenis



f. Menyusun rencana pembelajaran Penyusunan



Rencana



Perencanaan



Pembelajaran



(RPP)



merupakan kegiatan guru secara individu yang terdistribusi dalam rencana pembelajaran harian. Berikut contoh RPP tematik. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DARING TEMATIK TERPADU Sekolah Kelas/Semester` Tema Subtema Pembelajaran Alokasi Waktu Muatan Terpadu



: SDN Cimanggu Bogor : 4/2 : 6. Cita-Citaku : 1. Aku dan Cita-Citaku :3 : 1 Hari : Bahasa Indonesia, PPKn, IPS



SKENARIO PEMBELAJARAN Kompetensi Dasar



Materi



Mengamati sebuah puisi, 3.6 Menggali isi dan amanat puisi yang disajikan dan mengidentifikasi cirisecara lisan dan tulis dengan tujuan untuk ciri puisi yang berkaitan dengan akhir baris pada bait kesenangan. 4.6 Melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri. Bahasa Indonesia



Keberagaman di masyarakat



PPKn 1.3 Mensyukuri keberagaman umat beragama di masyarakat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika. 2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika.



9



3.3 Menjelaskan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan seharihari, 4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan seharihari. Hubungan karakteristik 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan ruang dengan SDA pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. IPS



Tujuan Pembelajaran Setelah menyaksikan tayangan video atau audio pembelajaran, peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri puisi yang berkaitan dengan akhir baris pada bait, menjelaskan hasil identifikasi keberagaman, dan mengidentifikasi hubungan karakteristik ruang dengan SDA yang ada di lingkungannya. Alat/Media Whatsapp Group (WAG) antara guru, orang tua dan siswa Orangtua/wali yang menggunakan WA bersama anak. Jika anak yang mengoperasikan WA, maka orangtua/wali wajib mendampingi mereka. Bahan/Materi Gambar, audio atau video Penilaian (1)Keaktifan partisipasi, (2)Refleksi atas pengetahuan yang diperoleh, (3)Voice note, foto, atau video hasil kerja. Bogor, 14 Januari 2021 Mengetahui, Kepala Sekolah



Guru Kelas IV



____________________ NIP.



___________________ NIP.



10



B. Model Pembelajaran PKn Tematis di SD Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran atau materi pokok yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Hal yang dipadukan disini adalah materi atau bahan ajar sebagai upaya agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Pengembangan materi ini hendaknya disesuaikan dengan kedalaman dan keluasan materi pada kurikulum (Winataputra et al, 2020). Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Oleh karena itu, pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk sekolah dasar karena pada jenjang ini siswa menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pemilihan yang artificial (Winataputra et al, 2020). Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar (Noortyani, 2015). Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur (Kardi dan Nur dalam Trianto, 2011). Menurut Fogarty (1991) ada 10 model pembelajaran terpadu yang ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik dan unit tematisnya. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: 1) model penggalan, 2) model keterhubungan, 3) model sarang, 4) model urutan/rangkaian, 5) model bagian, 6) model jaring laba-laba, 7) model galur, 8) model keterpaduan, 9) model celupan, dan 10) model jaringan.



Model Penggalan (Fragmented) Model penggalan ini ditandai dengan ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Dalam proses pembelajarannya, butirbutir materi dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.



11



Gambar 1. Ilustrasi model fragmented Model Keterhubungan (Connected) Dalam



model



ini,



kemampuan



pembentukan



pemahaman,



keterampilan, dan pengalaman secara utuh tidak berlangsung secara otomatis. Oleh karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.



Gambar 2. Ilustrasi model connected Model Sarang (Nested) Model ini merupakan pemaduan antara berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.



Gambar 3. Ilustrasi model nested



12



Model Urutan/Rangkaian (Sequenced) Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Beberapa topik dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama.



Gambar 4. Ilustrasi model sequenced Model Bagian (Shared) Ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya bertumpang tindih konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.



Gambar 5. Ilustrasi model shared Model Jaring Laba-laba (Webbed) Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.



Gambar 6. Ilustrasi model webbed



13



Model Galur (Threaded) Ini merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya antisipasi terhadap cerita dalam novel dan sebagainya. Bentuk ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum.



Gambar 7. Ilustrasi model threaded Model Keterpaduan (Integrated) Model integrated ialah pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu.



Gambar 8. Ilustrasi model integrated Model Celupan (Immersed) Model ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakainya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.



Gambar 9. Ilustrasi model immersed



14



Model Jaringan (Networked) Model



networked



merupakan



pemaduan



pembelajaran



yang



mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.



Gambar 10. Ilustrasi model networked



15



BAB III PENUTUP



A. Simpulan Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Langkahlangkah pembelajaran



tematik, antara lain



membuat/memilih



tema;



melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan tema dan membagi alokasi waktu; melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema; membuat pengelompokkan jaringan indikator; melakukan penyusunan silabus; menyusun rencana pembelajaran. Terdapat 10 model pembelajaran terpadu yang ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik dan unit tematisnya. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: 1) model penggalan, 2) model keterhubungan, 3) model sarang, 4) model urutan/rangkaian, 5) model bagian, 6) model jaring laba-laba, 7) model galur, 8) model keterpaduan, 9) model celupan, dan 10) model jaringan. Berdasarkan kesepuluh model di atas, yang paling umum digunakan untuk pembelajaran PKn tematis yaitu model webbed, connected, dan integrated.



B. Saran Penggunaan model pembelajaran terpadu dalam pelajaran Pendidikan Kewargenageraan di SD/MI disesuaikan dengan Kurikulum 2013 yang berlaku kini. Penggunaan model pembelajaran terpadu ini dipercaya sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Adanya variasi model pembelajaran dalam jangka waktu tertentu diharapkan mampu melatih keprofesionalan guru dalam mengajar dan memberikan pemahaman pembelajaran yang bermakna dan tidak membosankan bagi para siswa.



16



DAFTAR PUSTAKA



Ananda R, Fadhilaturrahmi. 2018. Analisis kemampuan guru sekolah dasar dalam implementasi pembelajaran tematik di SD. Jurnal Basicedu. 2(2): 11-21. Anshory I, Saputra SY, Amelia DJ. 2018. Pembelajaran tematik integratif pada kurikulum 2013di kelas rendah SD Muhammadiyah 07 Wajak. Jurnal Inovasi Pembelajaran. 4(1): 35-46. Fogarty R. 1991. The Mindfull School: How To Integrate The Curricula. Palatine, Illionis: IRI/Skylight Publishing, Inc. Noortyani R. 2015. Penggunaan model pembelajaran terpadu dalam keterampilan berbahasa pada siswa kelas VI sekolah dasar. Prosiding Seminar Nasional PS2DM UNLAM. 1(2): 65-74. Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Winataputra U S et al. 2020. Pembelajaran PKn di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.



17