16 0 252 KB
MATA KULIAH EKONOMI KESEHATAN MAKALAH DEMAND PELAYANAN KESEHATAN
Oleh : Kelompok 5 IKM A 2013 Nesya Yulita A.
101311133015
Fajar Afrindo
101311133028
Kardita Puspa M.
101311133042
Ainun Afifah
101311133165
Mahda Khairina
101311133171
PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan Rahmat kami dapat menyelesaikan tugas makalah ekonomi kesehatan. Dengan terselesainya makalah ini kami mendapat bantuan dari beberapa pihak, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen ekonomi kesehatan yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dalam penyusunan makalah kedepannya. Surabaya, 17 September 2015 Penyusun
ii
DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1
Latar Belakang.......................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3
Tujuan.....................................................................................................1
BAB 2 : PEMBAHASAN......................................................................................3 2.1.
Pengertian Demand Dalam Pelayanan Kesehatan.................................3
2.2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demand Dalam Pelayanan Kesehatan..............................................................................................4
2.3.
Perbedaan Demand Pelayanan Kesehatan Dengan Demand Produk Secara Umum........................................................................................7
2.4.
Elastisitas demand pelayanan kesehatan dan konsekuensinya...........14 2.4.1.Elastisitas Demand Pelayanan Kesehatan..................................14 2.4.2.Konsekuensi Elastisitas Demand Dalam Pelayanan Kesehatan. 16
BAB 3 : PENUTUP.............................................................................................17 3.1
Kesimpulan...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan yang baik dengan mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan. Maka untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. Dengan kondisi seperti itu maka muncullah demand (permintaan) pelayanan kesehatan. Ada beberapa fakor juga yang akan mempengaruhi demand pelayanan kesehatan, sehingga hal ini akan membuat demand pelayanan kesehatan naik-turun. Naik-turunnya demand pelayanan kesehatan tersebut akan mempengaruhi juga harga dari pelayanan kesehatan. Di dalam teori ekonomi mikro tentang demand pelayanan kesehatan, mengatakan bahwa jika jasa pelayanan kesehatan merupakan normal good, makin tinggi pemasukan keluarga maka makin besar demand terhadap jasa pelayanan kesehatan tersebut. Dan jika jasa pelayanan kesehatan merupakan inferior good, semakin meningkatnya pemasukan keluarga akan menurunkan demand terhadap jenis jasa pelayanan kesehatan tersebut. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai deskripsi demand pelayanan kesehatan, faktor-faktor yang mempengaruhi demand pelayanan kesehatan, perbedaan antara demand pelayanan kesehatan dengan demand produk, dan mengenai elastisitas demnd pelayanan kesehatan dan konsekuensi dari demand pelayanan kesehatan. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa pengertian demand dalam pelayanan kesehatan ? b. Apa saja faktor yang mempengaruhi demand dalam pelayanan kesehatan ? c. Apa perbedaan demand pelayanan kesehatan dengan demand produk secara umum ? d. Bagaimana elastisitas demand pelayanan kesehatan dan konsekuensinya ? 1.3 Tujuan a. Untuk memahami demand dalam pelayanan kesehatan.
1
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi demand dalam pelayanan kesehatan. c. Untuk mengetahui perbedaan demand pelayanan kesehatan dengan demand produk secara umum. d. Untuk
mengetahui
elastisitas
demand
pelayanan
kesehatan
dan
konsekuensinya.
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Demand Dalam Pelayanan Kesehatan Demand (permintaan) adalah keinginan yang disertai dengan daya beli. Menurut (Kotler dan Andersen, 1995), permintaan adalah keinginan terhadap produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membeli. Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris paribus). Mau dan mampu disini memiliki arti betapapun orang berkeinginan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak mempunyai uang atau tidak bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membeli, maka keinginan tersebut belum disebut permintaan. Namun ketika keinginan atau kebutuhan disertai dengan kemauan dan kemampuan untuk membeli dan didukung oleh uang yang cukup untuk membayar maka akan disebut permintaan. Dengan demikian permintaan adalah kebutuhan dan keinginan yang didukung oleh daya beli. Permintaan (demand) pelayanan kesehatan adalah Pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh customer pelayanan kesehatan, dalam hal ini adalah pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Model dari Cooper Posnett (1988) dalam Palutturi (2005), Permintaan (demand) pelayanan kesehatan merupakan keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam perilaku mencari pertolongan tenaga kedokteran. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Permintaan (demand) pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasien yang disertai juga dengan daya beli yang dimiliki oleh pasien tersebut. Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam demand pelayanan kesehatan, yaitu: a. Demand menurut Model Agency Relationship Model ini mengasumsikan bahwa peranan pasien sangat kecil dibandingkan dengan peranan tenaga kesehatan maupun tenaga medis. Pendekatan ini digunakan untuk menggabungkan antara demand dan need terhadap pelayanan kesehatan, dimana tenaga
3
medis bertindak sebagai agen bagi pasien yang membutuhkan informasi yang terkait dengan pelayanan kesehatan. b. Demand menurut Model Grossman Model Grossman mengasumsikan bahwa masing-masing individu melakukan penilaian manfaat terhadap pengeluaran untuk kepentingan kesehatan yang dibandingkan dengan pengeluaran untuk kepentingan yang lain. Berbeda dengan model Agency Relationship, model Grossman ini pengguna pelayanan kesehatan diasumsikan mempunyai pengetahuan
terkait
status
kesehatannya
sendiri,
yang
berarti
konsumen memiliki peranan yang besar mengenai demand terhadap pelayanan kesehatan 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demand Dalam Pelayanan Kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dalam pelayanan kesehatan menurut Michael Grossman dalam health care economics second edition , Konsumen memiliki 2 alasan dalam hal permintaan terhadap kesehatan yaitu: a. Kesehatan sebagai komuditas konsumsi Kesehatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh konsumen dimana dengan kesehatan itu sendiri konsumen merasa lebih baik. Dengan kesehatan itu sendiri, konsumen dapat melakukan aktivitas fisik dengan leluasa tanpa ada gangguan dr kesehatan mereka sendiri. b. Kesehatan sebagai sebuah investasi Kondisi kesehatan akan menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk seseorang. Lama waktu seseorang sakit akan berpengaruh pada jumlah waktu yang dapat ia lakukan untuk bekerja dan melakukan aktivitas lainnya. Selain itu, sakit dapat menyebabkan seseorang kehilangan penghasilannya akibat tidak dapat bekerja selama ia sakit. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi demand pelayanan kesehatan 1. Incident of Illness Secara umum ada 2 jenis derajat kesakitan yang dialami manusia yakni, penyakit akut dan penyakit kronis. Bagi penderita penyakit kronis merupakan penentu besarnya demand pelayanan kesehatan, frekuensi permintaan terhadap pelayanan kesehatan lebih banyak dibandingkan dengan penyakit akut (Feldstein, Paul J, 2006). 2. Provider 4
Dalam hal pengambilan keputusan,
provider memiliki peran
ganda dalam pelayanan kesehatan yaitu: a. Sebagai advisor Dikatakan sebagai advisor apabila dikaitkan dengan adanya saran atau nasihat dari
provider
kesehatan tentang suatu
pelayanan kesehatan bagi pasien yang dapat menimbulkan suatu permintaan terhadap pelayanan kesehatan itu sendiri. Dalam hal seperti ini biasanya pasien jarang menolak saran yang diberikan oleh provider, dikarenakan adanya kesenjangan pengetahuan antara provider kesehatan dan pasien. b. Sebagai supplier Dikatakan sebagai
supplier apabila provider kesehatan
memberikan tindakan pada pasien, sehingga dapat membuat suatu permintaan pelayanan kesehatan yang sesuai. 3. Karakteristik
budaya
dan
demografi
(culturaldemographic
characteristics) a) Jenis kelamin Ada perbedaan dalam kebutuhan pelayanan kesehatan antara pria dan wanita. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh perempuan melebihi dari yang dikeluarkan oleh laki-laki terutama karena biaya kandungan. Wanita memiliki permintaan yang lebih tinggi hingga usia 45, dan diatas usia 45 tahun permintaan akan pelayanan kesehatan akan sama antara pria dan wanita. b) Usia Hubungan antara umur dan penggunaan pelayanan medis, bagaimanapun tidak linier juga tidak sama untuk setiap jenis pelayanan kesehatan. Karena semakin bertambah usia akan semakin membutuhkan pelayanan kesehatan. Rata-rata permintaan pelayanan kesehatan akan meningkat pada usia 45-64 tahun dan akan meninggakat tajam mulai usia 65 tahun keatas dikarenakan mereka membutuhkan pelayanan kesehatan untuk memperpanjang hidupnya. c) Status perkawinan dan jumlah anggota keluarga Seseorang dengan status belum menikah menggunakan
pelayanan
rumah
sakit
lebih
banyak
dibandingkan
dengan
seseorang yang sudah menikah. Selain status perkawinan, jumlah 5
orang dalam keluarga juga mempengaruhi permintaan untuk pelayanan kesehatan. Besarnya keluarga juga mempengaruhi permintaan, sebuah keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang banyak akan mengurangi tingkat demand pelayanan kesehatan (Feldstein, 2006 d) Pendidikan Pendidikan juga
diyakini
dapat
mempengaruhi
permintaan
pelayanan medis. Semakin tinggi tingakt pendidikan dalam suatu rumah tangga dapat memungkinkan keluarga untuk mengenali gejala awal penyakit, sehingga kesediaan yang lebih besar untuk mencari pelayanan kesehatan awal (Feldstein, 2006) e) Preferensi pasien Preferensi yang dimiliki pasien bisa didapatkan melalui iklan, orang sekitar dan dokter yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh pasien. 4. Faktor Ekonomi a) Pendapatan Pendapatan keluarga yang tinggi merupakan salah satu faktor dalam
meningkatnya
demand
pelayanan
kesehatan,
karena
keluarga dengan pendapatan yang tinggi akan cenderung memiliki pengeluaran
yang
lebih
besar
untuk
pelayanan
kesehatan
(Feldstein, 2006) b) Harga Hubungan tarif dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah negatif. Semakin tinggi tarif maka demand akan menjadi semakin rendah. Sangat penting untuk dicatat bahwa hubungan negatif ini secara khusus terlihat pada keadaan pasien yang mempunyai pilihan. Pada pelayanan rumah sakit, tingkat demand pasien sangat dipengaruhi oleh keputusan dokter. Keputusan dari dokter mempengaruhi length of stay, jenis pemeriksaan, keharusan untuk operasi, dan berbagai tindakan medik lainnya. Pada keadaan yang membutuhkan penanganan medis segera, maka faktor tarif mungkin tidak berperan dalam mempengaruhi demand, sehingga elastisitas harga bersifat inelastis. c) Jaminan atau asuransi kesehatan Asuransi dan jaminan kesehatan dapat meningkatkan demand terhadap pelayanan kesehatan, dengan demikian hubungan dari asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan terhadap demand 6
terhadap pelayanan kesehatan adalah bersifat positif. Pada negara maju, faktor asuransi kesehatan menjadi penting dalam hal demand pelayanan
kesehatan.
Sebagai
contoh,
di
Amerika
Serikat
masyarakat tidak membayar langsung ke pelayanan kesehatan, tetapi melalui sistem asuransi kesehatan. Di samping itu, dikenal pula program pemerintah dalam bentuk jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan orang tua. d) Nilai waktu bagi pasien Ketika harga pelayanan kesehatan diminimalkan maka seseorang akan mempertimbangkan penggunaan waktu seperti jauh dekatnya dengan tempat pelayanan kesehatan atau lama waktu tunggu sebelum mendapat pelayanan kesehatan juga akan mendapat perhatian dari konsumen. Adapun rumus untuk demand pada pelayanan kesehatan yaitu sebagai berikut: Qdmc= f (insiden penyakit, provider│ karakteristik budaya- demografi, factor ekonomi, dll)
2.3. Perbedaan Demand Pelayanan Kesehatan Dengan Demand Produk Secara Umum. Banyak tokoh yang menguraikan konsep mengenai demand kesehatan dan demand sektor ekonomi /komoditi yang lain. Grossmen pada tahun 1972,menguraikan berbagai hal yang membedakan kesehatan
dengan
mengenai demand
pendekatan tradisional mengenai demand terhadap
sektor lain: 1. Yang diinginkan masyarakat atau konsumen adalah kesehatan bukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan derived demand sebagai input untuk menghasilkan kesehatan. Kebutuhan penduduk meningkat, penyakit semakin kompleks, dan teknologi kedokteran serta perawatan yang semakin tinggi menuntut tersedianya dana untuk investasi, operasional, dan pemeliharaan. 2. Masyarakat tidak membeli kesehatan dari pasar secara pasif, masyarakat menghasilkannya, menggunakan waktu untuk usaha-usaha peningkatan kesehatan, di samping menggunakan pelayanan kesehatan. 3. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi karena tahan lama dan tidak terdeprisiasi dengan segera. 7
4. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan konsumsi sekaligus sebagai bahan investasi. Dari uraian diatas maka demand pelayanan kesehatan berbeda dengan demand dibidang ekonomi disebabkan karena Permintaan (demand) pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh customer pelayanan kesehatan, dalam hal ini adalah pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Perbedaan demand kesehatan dengan
demand sektor lain ini
disebabkan oleh beberapa hal,seperti : 1. Pada
dasarnya
orang
tidak
menyukai
pelayanan
kesehatan berbeda dengan pakaian, rumah, mobil.Yang diharapkan konsumen dalam pelayanan kesehatan adalah cepat sehat. 2. Konsumer pelayanan kesehatan berada dalam posisi lemah dan sangat ditentukan oleh pemberi yankes. 3. Demand yang terjadi bukan keputusan konsumerwalaupun memutuskan dimana
mau
berobat
tapitidak
bisa
memutuskan
jenis
perawatan/pengobatanuntuknya Berikut adalah perbedaan demand pelayanan kesehatan dengan demand produk secara umum : Tabel 1.1 Perbedaan Demand pelayanan kesehatan dengan produk secara umum Komponen Pembeda Pengertian
Pelayanan kesehatan Produk secara umum Demand Pelayanan Demand produk Kesehatan
adalah secara umum adalah
permintaan untuk lebih sesuatu
yang
sehat diwujudkan dalam diinginkan
oleh
perilaku
dan
mencari konsumen
pelayanan kesehatan dan disesuaikan terkadang tersebut dengan
permintaan kekuatan SDM yang tidak
provider Provider
sesuai dimiliki konsumen
keuangan
konsumen Jenis Demand turunan Faktor yang paling Insiden penyakit mempengaruhi Pengambil
dengan
Demand langsung dan Harga Konsumen
keputusan 8
Pengetahuan
Asymetrik
Konsumen
dimana
knowledge wawasan
Pengetahuan
dan konsumen bisa saja
pengetahuan dokter jauh sama diatas konsumen
dengan
produsen atau bisa lebih rendah
Demand pelayanan kesehatan berbeda dengan demand produk secara umum disebabkan oleh: a. Pelayanan kesehatan merupakan derived demand atau demand turunan Pelayanan kesehatan merupakan derived demand atau demand turunan maksudnya permintaan terhadap suatu barang atau jasa yang muncul sebagai akibat dari permintaan terhadap barang atau jasa yang lain. Seorang pasien menginginkan suatu pelayanan kesehatan dikarenakan pasien tersebut sakit dan menginginkan kesehatan. Jika pasien tersebut tidak sakit, maka dia tidak akan menginginkan pelayanan kesehatan. Sedangkan demand produk secara umum adalah keinginan terhadap produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Demand atau permintaan merupakan jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris
paribus)..Dengan
demikian,
demand
untuk
pelayanan
kesehatan berbeda dengan demand secara umum. b. Faktor yang paling mempengaruhi demand pelayanan kesehatan adalah Insidence of ilness dan provider Dalam pelayanan kesehatan, faktor yang paling berpengaruh adalah insiden penyakit dan provider, bukan harga. Hal ini dikarenakan jika seseorang menginginkan pelayanan kesehatan dalam keadaan emergency, maka harga yang harus dibayarkan tidak akan dipikirkan meskipun itu tidak sesuai dengan kemampuannya. Pasien
tersebut
akan
meminta
tindakan
yang
terbaik
untuk
kesembuhannya tanpa memikirkan konsekuensinya. Selain insisden penyakit, faktor lain yang paling berpengaruh adalah provider pelayanan kesehatan. Jenis pelayanan kesehatan yang diterima pasien ditentukan oleh povider, karena dalam pelayanan kesehatan 9
provider adalah pengambil keputusan. Provider pelayanan kesehatan merupakan penentu demand pelayanan kesehatan baik itu jenis perawatannya dan obat yang harus dikonsumsi walaupun konsumen masih dapat menentukan dimana tempat dia akan mendapatkan pelayanan kesehatan, akan tetapi konsumen tidak memiliki wewenag untuk menentukan jenis perawatan. Karena di dalam demand pelayanan kesehatan, pasien selalu menyerahkan semua keputusan kepada tenaga medis yang bersangkutan karena mereka anggap itu keputusan yang paling tepat dalam proses penyembuhannya. c. Adanya asymetric knowledge pada demand pelayanan kesehatan Petugas medis dalam demand pelayanan kesehatan tentunya mempunyai pengetahuan yang lebih daripada pasiennya, ini disebut dengan asymetrik knowledge yaitu ketidak seimbangan pengetahuan dari pihak pemberi pelayanan kesehatan terhadap pengguna jasa pelayanan kesehatan (pasien). Hal ini tentunya
berbeda dengan
demand produk secara umum yang bisa saja pengetahuan konsumen lebih tinggi, sama, atau lebih rendah daripada produsen. informasi
tentang
bagaimana
pelayanan
kesehatan
untuk
penyembuhan suatu penyakit hanya dikuasai dan dipahami oleh provider.
Dengan
ketidak-pahamannya,
pasien
pasrah
untuk
menyerahkan upaya penyembuhannya sepenuhnya kepada provider. Sifat asimetri ini memudahkan timbulnya demand creation yang menyebabkan keseimbangan pasar tidak bisa tercapai di dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu di dalam pelayanan kesehatan, adanya peningkatan supply tidak menyebabkan turunnya harga dan kualitas. d. Pengambil keputusan adalah provider, bukan konsumen Dalam hal pengambilan keputusan,
provider memiliki peran
ganda dalam pelayanan kesehatan yaitu: c. Sebagai advisor Dikatakan sebagai advisor apabila dikaitkan dengan adanya saran atau nasihat dari provider kesehatan tentang suatu pelayanan kesehatan bagi pasien yang dapat menimbulkan suatu permintaan terhadap pelayanan kesehatan itu sendiri. Dalam hal seperti ini biasanya pasien jarang menolak saran yang diberikan 10
oleh provider, dikarenakan adanya kesenjangan pengetahuan antara provider kesehatan dan pasien. d. Sebagai supplier Dikatakan sebagai
supplier apabila provider kesehatan
memberikan tindakan pada pasien, sehingga dapat membuat suatu permintaan pelayanan kesehatan yang sesuai. Namun, terkadang peran sebagai supplier
ini dapat menimbulkan efek
“menjerumuskan” pasien (demand creation)
yang negatif.
Misalnya karena adanya tindakan atau pemeriksaan tambahan bagi pasien yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Adanya peran ganda yang dimiliki oleh provider ini, maka dapat menyebabkan timbulnya
moral hazard. Moral hazard mempunyai
dua bentuk, pertama konsumen yang merasa tidak ada beban biaya apa pun pada saat melakukan konsumsi komoditi pelayanan kesehatan
akan
cenderung
menggunakan
pelayanan
yang
berlebihan yang menimbulkan ketidakefisienan. Sementara itu, yang kedua, produsen yang mengetahui bahwa konsumennya dilindungi oleh
asuransi
penggunaan
kesehatan pelayanan
cenderung kesehatan
akan yang
menginstruksikan semestinya
tidak
dipergunakan Untuk mengatasi demand creation yang negatif, maka hal yang harus dilakukan antara lain : 1. Meningkatkan pengetahuan pasien. Pasien kurang mempunyai informasi tentang segala sesuatu yang
menyangkut
pelayanan
kesehatan.
Kejadian
ini
disebabkan oleh sifat komoditi pelayanan kesehatan yang akhirnya mengacu kepada situasi dimana provider yang secara efektif
sering
bertindak
untuk
melakukan
permintaan
(demanding). Untuk menunjang hubungan tersebut dapat beroperasi secara efisien, diperlukan tiga kelompok informasi yaitu: i.
Pengetahuan dasar mengenai masalah medis
ii.
Keterangan tentang keadaan pasien
iii.
Informasi tentang penilaian pasien sendiri mengenai penyakit yang tengah dideritanya. 11
Dengan demikian, apabila pengetahuan pasien meningkat, maka
kemungkinan
provider
untuk
menambahkan
jenis
pelayanan akan menurun. 2. Pembentukan Komite Medik di Rumah Sakit Komite
medic
dibentuk
dengan
tujuan
untuk
menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi. Tugas dan fungsi komite medis menurut Permenkes RI 2011nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan
Komite Medik Di Rumah Sakit adalah
sebagai berikut : a. Komite
medic
mempunyai
tugas
meningkatkan
profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara : 1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit. 2. Memelihara mutu profesi staf medis 3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis b. Dalam
melaksanakan
tugas
kredensial
komite
medic
memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku. 2. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian: a. kompetensi b. kesehatan fisik dan mental c. perilaku d. etika profesi 3. Evaluasi
data
pendidikan
profesional
kedokteran/
kedokteran gigi berkelanjutan 4. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis 5. enilaian
dan
pemutusan
kewenangan
klinis
yang
adekuat. 6. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik 12
7. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik 8. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis. c. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis komite medik memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran 2. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin 3. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit 4. Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis pasien Pengawasan langsung dari komite medic akan mendorong provider melakukan pelayanan hanya yang diperlukan saja. Dengan demikian, adanya komite medis dapat mengatasi terjadinya demand creation yang negatif 3. Memberikan provider financial incentive Dengan adanya peningkatan insentif, maka kesejahteraan financial provider
akan terjamin sehingga
provider
akan
menghindari/tidak melakukan pelayanan yang tidak perlu untuk diberikan kepada pasien. 4. Mengubah biaya reimbursement menjadi capitation System penggantian (reimbursement), peserta asuransi harus mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk membayar biaya pelayanan kesehatan yang kemudian dapat meminta penggantian ke perusahaan asuransi. Metode reimbursement ini merupakan metode dimana pasien tidak membayar kepada provider. Hal ini dikarenakan pasien telah membayar kepada pihak pengelola asuransi. Sehingga, provider yang nantinya akan mengklaim seluruh biaya pelayanan kesehatan pasien kepada pihak asuransi
13
tersebut. Dengan metode ini, kemungkinan provider untuk melakukan demand creation yang negatif akan sangat mungkin. 2.4. Elastisitas demand pelayanan kesehatan dan konsekuensinya. 2.4.1. Elastisitas Demand Pelayanan Kesehatan Elastisitas
adalah
mengukur
seberapa
besar
responsif
perubahan jumlah barang akibat perubahan harga. Sedangkan elastisitas harga atas permintaan adalah kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang tersebut, dengan asumsi bahwa hal-hal lainnya tidak berubah. Dengan demikian, elastisitas demand pelayanan kesehatan adalah besarnya perubahan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang diminta kosumen/pasien akibat adanya perubahan harga. Sehingga adanya perubahan terhadap elastisitas pelayanan kesehatan, tetu akan menimbulkan konsekuensi tertentu.
Gambar : Kurva inelastis (A ke B) pada demand pelayanan kesehatan Elastisitas pada demand pelayanan kesehatan bersifat inelastis. Dikatakan
inelastis
karena
semakin
tinggi
harga
pelayanan
kesehatan maka demand pada pelayanan kesehatan tidak akan berubah. Hal ini disebabkan karena harga bukanlah faktor dominan yang mempengaruhi permintaan pelayanan kesehatan, melainkan insiden penyakit. Dalam
pelayanan
kesehatan,
permintaan
atau
demand
tergantung pada sifat urgensinya, yaitu : 1. Emergency 14
Pada
sifat
emergency
ini,
elastisitas
demand
dalam
pelayanan kesehatan tergolong inelastis. Pada penderita sakit jantung mendadak misalnya. Hal ini karena keinginan seseorang untuk sembuh dan tetap sehat memungkinkan mereka untuk melakukan apa saja dan membayar berapa saja. Dengan demikian, semakin emergency suatu keadaan, maka kurva dari demand akan bersifat semakin inelastic bahkan inelastic sempurna. 2. Non emergency Pada sifat non emergency ini, elastisitas demand dalam pelayanan kesehatan akan bersifat semakin elastis. Dalam keadaan yang tidak darurat pasien cenderung memikirkan faktor lain yang mempengaruhi salah satunya yaitu biaya. Misalnya, dalam kadaan menderita migren, dimana sakit ini tidak terlalu darurat atau memerlukan penanganan secepatnya, dan apabila seorang dokter meresepkan pelayanan kesehatan A dimana biayanya dirasa mahal, maka pasien akan lebih memilih membeli obat bebas yang dirasa biayanya lebih murah dari pada pelayanan kesehatan A. 3. Elective Elektif adalah pelayanan kesehatan yang dipilih pasien ataupun dokter yang bersifat tidak mendesak sehingga bisa diatur
saat
pelaksanaannya.Misalnya
bedah
kosmetik,
sirkumsisi, dan operasi katarak. Sebagai contoh, seseorang akan melakukan operasi hidung yang kurang mancung. Kemudian dokter menawarkan harga yang bagi orang tersebut sangat mahal. Dalam keadaan ini, demand pelayanan kesehatan akan bersifat inelaastis pada pasien yang memiliki banyak uang. Namun sebaliknya, pada pasien yang tidak memiliki cukup uang, maka demand pelayanan kesehatan bersifat elastis. 2.4.2.
Konsekuensi Elastisitas Demand Dalam Pelayanan Kesehatan Konsekuensi yang harus dilakukan pelayanan kesehatan pada kondisi inelastis tersebut adalah dengan meningkatkan mutu kualitas, diantaranya: 1. Menambahkan teknologi kesehatan yang belum lengkap pada pelayanan kesehatan; 15
2. Meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kesehatan; 3. Memberikan inovasi-inovasi yang tidak diberikan pada pelayanan kesehatan di tempat lain; 4. Memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan; 5. Memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai Tujuan dari peningkatan mutu kualitas pelayanan kesehatan adalah agar mampu bersaing dengan pelayanan kesehatan yang lain dalam mempertahankan dan memperoleh pelanggan yang lebih banyak.
16
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1) Menurut (Kotler dan Andersen, 1995), permintaan adalah keinginan terhadap produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membeli. 2) Permintaan
(demand)
pelayanan
kesehatan
adalah
pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasien yang disertai juga dengan daya beli yang dimiliki oleh pasien tersebut. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi demand pelayanan kesehatan antara lain: Derajat kesakitan, Provider, Faktor sosio-demografi, dan faktor ekonomi 4) Ada beberapa komponen yang menjadi pembeda antara demand pelayanan
kesehatan dan
demand
secara umum
antara lain:
pengertian, jenis, faktor yang mempengaruhi, pengambil keputusan, tujuan, pengetahuan konsumen 5) elastisitas demand pelayanan kesehatan adalah besarnya perubahan kuantitas
dan
kualitas
pelayanan
kesehatan
yang
diminta
kosumen/pasien akibat adanya perubahan harga.
DAFTAR PUSTAKA Andersen, Ronald et al.. 1975. Equity In Health : Empirical Analysis in Social Policy. London : Cambridge Mall Bailinger Publishing.
17
Andhika. 2010. Analisis Permintaan Penggunaan Layanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Milik Pemerintah Di Kabupaten Semarang. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. .Anonim.
2014.
http://fk.uns.ac.id/static/materi/Ekonomi_Kesehatan_
_Prof_Bhisma_Murti.pdf diakses pada tanggal 16 September 2015 pukul 06.05 WIB. Feldstein, Paul J. 2012. Health Care Economics (Seventh edition). USA: Delmar Cengage Learning Grossman, M .1972. ”On the Concept of Health Capital and TheDemand for Health.”Journal of Political Economics. 35:331-50. Meisa, Yusrika 2012. Bengkulu.
Permintaan (Demand) Dalam Yankes.
http://www.scribd.com/doc/96634742/Makalah-Permintaan-DemandDalam-Pelayanan-Kesehatan (diakses pada tanggal 16 september 2015) Noer. 2008. Permintaan dan Penawaran. Jakarta: Rineka Cipta. Trisnantoro, L.2009. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
18