Kel. 5 Materi 6. Pekerjaan Lapangan 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AUDIT INTERNAL PEKERJAAN LAPANGAN I



OLEH KELOMPOK 5 : NI PUTU TIA PRAMESTI



1702622010286 / 33



NIAYU NETISIA



1702622010289 / 36



PUTU RISA PUTRI ADNYANI



1702622010296 / 43



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2020



1.1 MEMAHAMI LAPANGAN



TUJUAN



DAN



STRATEGI



MELAKUKAN



PEKERJAAN



Pengertian Pekerjaan Lapangan Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Dalam melaksanakan pekerjaan lapangan, internal audit menerapkan teknik-teknik audit serta menerapkan penelaahan yang tepat saat mengumpulkan, menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit. Semua bahan bukti audit harus dikumpulkan melalui pendekatan yang mengandung skeptisme profesional (sebuah sikap yang menyeimbangkan antara sikap curiga dan sikap percaya) yang sehat. Semua bahan bukti-harus dianggap meragukan hingga keraguan tersebut bisa dihilangkan melalui verifikasi yang tidak bias. Jadi, pikiran dengan disiplin ilmu yang baik merupakan bahan baku penting bagi audit internal yang profesional.  Tujuan Pekerjaan Lapangan Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sehingga tujuan audit dapat dicapai. Pekerjaan lapangan merupakan pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Mereka harus memahami bahwa mereka : 1. Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara sempit. 2. Tidak dapat mengamati sebuah proses dan seenaknya memutuskan apakah proses tersebut baik atau buruk. 3. Harus memandang operasi tersebut dalam bentuk unit-unit pengukuran dan standar.



Pembuatan Strategi untuk Melakukan Pekerjaan Lapangan Bagian pekerjaan strategis : 1. Kebutuhan pegawai Sebelum melakukan pekerjaan lapangan, sebaiknya direncanakan pula berapa banyak staf yang akan dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan lapangan. Perlu diperhatikan juga jumlah serta kualifikasi berupa keahlian, pengalaman, dan disiplin ilmu yang dimiliki untuk melakukan audit. 2. Kebutuhan sumber daya dari luar Jika staf audit yang ada tidak memiliki keahlian khusus, maka harus melibatkan pihak luar dengan keahlian khusus yang dibutuhkan. Misalnya staf ahli bidang psikologi, kesehatan, sosial, dan lain-lain. Namun dalam melibatkan pihak luar ini harus tetap diperhitungkan



estimasi seberapa besar anggaran yang dibutuhkan, serta seberapa pentingnya pihak luar ini terlibat dalam proses audit. 3. Pengorganisasian staf audit Selain staf audit yang berkompeten, dibutuhkan pula pengorganisasian yang baik di dalamnya. Misalnya dengan membagi tugas sesuai dengan bidang ilmu dan kompetensi staf audit. Dengan adanya pembagian tugas seperti ini, maka diharapkan audit yang dilakukan akan tepat sasaran. 4. Wewenang dan tanggung jawab Karena dalam suatu proses audit melibatkan banyak staf, maka diperlukan suatu koordinasi berupa struktur komando dari tim audit. Dengan begitu maka akan terjadi otorisasi dalam setiap lini dan staf dalam tim audit. 5. Struktur pekerjaan lapangan Pada bagian ini, urut-urutan program audit direncanakan. Aktivitas yang saling berurutan dan saling berhubungan direncanakan, untuk meyakinkan bahwa terdapat susunan alur kerja. Aktivitas ini diidentifikasi dalam diagram dengan simbol-simbol yang saling berhubungan untuk menunjukkan adanya tahapan. 6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan Karena aktivitas yang dilakukan bersamaan dengan aktivitas lainnya, maka diperlukan teknik PERT (teknik menilai dan meninjau kembali program), untuk mencapai estimasi tahap-tahap kerja dan waktu keseluruhan. Estimasi waktu harus mencakup aspek administratif, estimasi untuk kegiatan non operasi, dan pendokumentasian serta penulisan draft laporan audit yang berisi hasil-hasil pekerjaan lapangan. 7. Metode pekerjaan lapangan Ada enam metode yang dapat digunakan, yaitu : observasi, konfirmasi, verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasi. Penting bagi auditor untuk memilih metode mana yang sesuai untuk digunakan, serta penting juga untuk menyiapkan kelengkapan dalam menggunaka metode yang dipilih. 8. Metode pendokumentasian Bagian ini melibatkan akumulasi bahan bukti dan penyiapan kertas kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan lapangan dan juga penggunaan akhir dari audit. 9. Penyiapan laporan Struktur laporan sering kali dirancang pada proses awal audit. Struktur makro dari laporan harus direncanakan. Hal ini merupakan tahapan penyajian temuan audit dan kerangka kasar dari bagian-bagian laporan. Juga struktur mikro laporan atau metode pengujian.



10. Rencana kontijensi Rencana ini disusun untuk menghadapi situasi ketika audit tidak berjalan sesuai dengan rencana. Kontijensi harus diantisipasi dan kerangka harus disiapkan untuk situasi-situasi seperti : a. b. c. d. e. f. g. h.



Kekurangan staf Tidak ada bahan yang bisa diaudit Indikasi bahwa kondisi proyek tidak material Indikasi mendadak tentang adanya kecurangan atau kejahatan Halangan yang material dari klien Kerusakan komputer atau maslah perngkat lunak Campur tangan manajemen puncak Kemajuan pekerjaan yang mungkin akan melebihi anggaran



1.2 MEMAHAMI BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN LAPANGAN Bagian-Bagian Pekerjaan Lapangan Tujuan-tujuan Audit Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi, namun memiliki maksud yang berbeda. Tujuan-tujuan audit dirancang untuk menentukan apakah tujuan-tujuan operasi tertentu telah dicapai. Prosedur-prosedur audit adalah sarana-sarana yang digunakan auditor untuk memenuhi tujuan-tujuan auditnya. Pengembangan Standar Auditor Internal semakin lama semakin dalam masuk kedalam arus operasi. Juga, mereka mulai mengevaluasi fungsi-fungsi manajemen yang belum memiliki standar. Pada saat mereka melakukan ini, mereka merasa perlu menemukan standar yang otoritatif, atau membuat standar bersama klien. Evaluasi Pengukuran melalui perbandingan dengan standar merupakan satu dari dua tahap pekerjaan lapangan. Setelah pengukuran dilakukan, auditor internal kemudian harus mengevaluasi temuan-temuan mereka untuk mencapai pertimbangan professional. Aspek-aspek operasi Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek penting organisasi, yaitu kualitas, biaya dan jadwal. Contoh yang sederhana, misalkan auditor sedang memeriksa control atas operasi pembelian.



Pengujian Tujuan umum pengujian Auditor mencapai tujuan audit melalui proses yang dikenal sebagai pengujian. Pengujian berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam percobaan dengan memilih beberapa bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik inheren mereka. Tujuan khusus Pengujian Pengujian audit terdiri dari metode pemeriksaan, perbandingan, analisis dan evaluasi data, materi dan transaksi berdasarkan beberapa jenis standar atau criteria. Teknik-teknik Pemeriksaan Transaksi-transaksi atau proses-proses terpilih. Auditor memeriksa dokumen, transaksi, kondisi dan proses untuk mendapatkan fakta-fakta dan untuk mencapai kesimpulan. Istilah pemeriksaan mencakup baik pengukuran maupun evaluasi. Auditor memiliki banyak teknik untuk membantu mereka mencapai tujuannya. Yang belum jelas hanyalah penamaan teknik-teknik tersebut di antara auditor. Berikut teknik-teknik tersebut: Mengamati Mengajukan pertanyaan Menganalisis Memverifikasi Menginvestigasi Mengevaluasi Tujuan dan Prosedur (Operasi vs Audit) Tujuan-tujuan operasi adalah hasil yang ingin dicapai manajer operasi, misalnya (1) mendapatkan barang yang tepat di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan harga yang tepat,(2) hanya menerima produk dari pemasok yang memenuhi spesifikasi dan tercakup dalam jumlah yang dipesan Prosedur operasi dirancang untuk melihat apakah tujuan operasi akan tercapai,  contohnya penggunaan metode statistik yang sesuai dalam menentukan jumlah yang diterima. Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan operasi, namun memiliki maksud yang berbeda. Tujuan ini dirancang untuk menentukan apakah tujuan operasi telah tercapai. Tujuan audit tercapai dengan menerapkan prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan operasi. Untuk tujuan operasi ditetapkan manajemen, sedangkan tujuan audit ditetapkan oleh auditor. Prosedur audit adalah sarana yang digunakan auditor untuk memenuhi tujuan auditnya. Prosedur audit merupakan langkah-langkah dalam proses audit yang menjadi



pedoman bagi auditor dalam melaksanakan penelaahan yang direncanakan, berdasarkan tujuan audit yang ditetapkan. Tujuan audit harus ditujukan kepada audit untuk setiap hal yang perlu dilakukan. Prosedur audit harus relevan dengan tujuan audit. Prosedur audit mungkin terlihat cocok untuk audit sebuah operasi tertentu, namun jika tidak dirancang untuk melaksanakan tujuan audit yang telah disetujui, maka akan sedikit manfaatnya dalam membantu memenuhi misi audit. Daftar tujuan dan prosedur audit untuk semua operasi tidak ada habisnya dikarenakan beragam aktivitas dan sarana yang mencakupinya. Sehingga para praktisi diharapkan dapat memilih tujuan audit dan menerapkan prosedurnya dengan melihat kondisi perusahaannya, serta merancang prosedur yang relevan dengan tujuan audit yang dipilih. Berikut salah satu contoh hubungan tujuan audit dengan prosedur audit: Persediaan, persediaan dipindahkan dari gedung ke departemen yang memesan barang tersebut. Tujuan auditnya adalah mengevaluasi kontrol atas pengalihan tanggung jawab atas barang-barang tersebut. Dokumen yang tepat untuk menunjukkan pengiriman fisik persediaan adalah catatan penerimaan yang ditandatangani dan formulir permintaan  barang. Meskipun laporan penerimaan, daftar pengiriman, dan faktur pemasok berhubungan dengan persediaan, namun dokumen tersebut tidak relevan dengan tujuan audit ini. Tujuan audit yang lain adalah menentukan apakah persediaan dikeluarkan hanya setelah formulir permintaan barang yang diotorisasi diterima. Pengujian yang tepat untuk mencapai tujuan ini adalah memilih sampel acak pengeluaran persediaan perpetual (sisi kredit) dan menelusurinya ke formulir permohonan yang diotorisasi dengan layak. Memeriksa permohonan tanda tangan orang yang berwenang dan menelusuri formulir pengeluaran ke catatan persediaan perpetual atau ke catatan akumulasi biaya tidak memberi keyakinan, bahwa semua kredit atas persediaan telah diotorisasi dengan layak. Tujuan audit internal yang modern berada dalam kisaran yang luas. Saat ini audit internal sudah beralih dari audit atas keandalan informasi keuangan ke audit atas ketaatan organsasi terhadap hukum dan regulasi, ke audit atas efisiensi dan keekonomian penggunaan sumber terpercaya dan ke audit atas efektivitas kinerja.



MEMAHAMI AUDIT SMART Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power and Light, salah satu perusahaan publik di Amerika Serikat. SMART adalah singkatan dari Selective Monitoring and Assesment of Risks and Trends (Pengawasan dan Penentuan Selektif atas Resiko dan Tren). Metode ini merupakan gabungan penentuan resiko dan audit analitis, agar mencerminkan efektivitas sistem kontrol internal dan memungkinkan auditor untuk dengan segera mengidentifikasi masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi yang tidak normal. Elemen dasar dari proses audit, terdiri atas empat tahap : 1. Pemilihan bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan 2. Pengembangan indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan 3. Implementasi



4. Pemeliharaan teknik audit SMART Pemilihan bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada kriteria : 1. Resiko yang dihadapi organisasi 2. Lingkungan kontrol lemah 3. Perubahan (inisiatif baru) 4. Bidang masalah yang diketahui 5. Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif 6. Mutu informasi 7. Likuidasi aset 8. Kontrak utama 9. Manajemen (kekuatan dan fokus) 10. Pengawasan aktivitas oleh yang lain Sedangkan karakteristiknya, antara lain penuh makna, tepat waktu, sensitivitas, keandalan, dapat diukur dan praktis. Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapkan dalam audit analitis seperti pengamatan periodik, analisis statistik, analisis regresi dan lainlain. Prosedur yang mungkin dilakukan adalah penggunaan jumlah moneter, kuantitas, rasio atau presentase. Metode pengukuran dan frekuensi bervariasi tergantung pada bidang fungsional dari tujuan audit SMART dan resiko yang terlibat. Pemeliharaan teknik audit SMART mencakup elemen : Penugasan aktivitas audit SMART ke masing-masing anggota tim Mengupayakan pendokumentasian yang layak dan penyimpanan tersentralisasi Evaluasi periodik atas aktivitas audit Pertimbangan penggunaannya selama proses perencanaan audit tahunan Manfaat utamannya, adalah : meningkatkan penggunaan metode audit terbatas, meningkatkan upaya audit, memperbanyak audit yang efektif, identifikasi masalah tepat waktu, meningkatkan deteksi kecurangan dan perencanaan audit tahunan.



DAFTAR PUSTAKA



https://www.coursehero.com/file/p7oem8n/3-Pengertian-Pekerjaan-Lapangan-Pekerjaanlapangan-field-work-merupakan-proses/ http://kriwuull.blogspot.com/2018/09/internal-audit-bab-6.html https://ekaekasite.wordpress.com/2017/06/29/audit-internal/ http://www.bp-creator.com/pekerjaan-lapangan-untuk-auditor/