Kel 5 - Paper Teknik Leading, Reflection of Feeling, Dan Clarification [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK MELAKUKAN KONSELING (TEKNIK LEADING, REFLECTION OF FEELING, DAN CLARIFICATION) PAPER Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Keterampilan Dasar Konseling Dosen pengampu: Muslikah, S. Pd., M. Pd. Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M. Pd.



Disusun oleh: Kelompok 5 1. Ajeng Aulia Rahma (1301420054) 2. Putri Nur Kholifah (1301420056) 3. Dhendy Sakti Wijaya Nugroho (1301420065) 4. Abid Ayyasy (1301420069) 5. Dwi Hapsari Endah Kusumastuti (1301420077)



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik-teknik dalam konseling merupakan suatu hal mutlak yang harus dikuasai dan dipahami oleh konselor, yang nantinya akan dilaksanakan selama proses konseling berlangsung. Seorang konselor dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan konseling apabila telah mampu melaksanakan proses konseling ataupun merespon konseli dengan menggunakan teknik yang benar sesuai dengan keadaan yang dihadapi konseli, sehingga konseli memperoleh kesadaran secara penuh. Oleh karena itu sebagai seorang konselor juga harus menguasai teknik leading (pengarahan), reflection of feeling (refleksi perasaan) dan clarification (klarifikasi).



B. Rumusan Masalah 1. Apa hakekat teknik leading dalam proses konseling? 2. Apa yang dimaksud dengan teknik reflection of feeling? 3. Seperti apa teknik clarification dalam proses konseling? C. Tujuan 1. Dapat memahami hakekat teknik leading dalam proses konseling 2. Dapat mengerti tentang lteknik reflection of feeling 3. Memahami tentang teknik clarification dalam proses konseling



BAB II PEMBAHASAN



A. Leading (Pengarahan) 1. Definisi Leading (Pengarahan) Lead adalah teknik atau keterampilan yang digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain secara langsung. Keterampilan ini sering pula disebut keterampilan bertanya, karena dalam penggunaannya hanya menggunakan kalimat-kalimat tanya.



2. Tujuan Leading Tujuan dari keterampilan pengarahan ini adalah sebagai berikut : a. Mendorong klien untuk merespon pembicaraan terutama pada awalawal pertemuan. b. Memulai percakapan, memperdalam penekanan poin penting, mengecek persepsi, dan memperjelas informasi yang diberikan oleh konseli. c.



lebih dalam untuk isu atau jawaban yang diberikan oleh konseli.



3. Jenis-Jenis Leading Jenis-jenis leading ada dua yaitu: a. Lead umum Lead umum adalah teknik pengarahan atau pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada klien untuk bebas mengelaborasi, mengeksplorasi, atau memberikan reaksi atau jawaban dari berbagai kemungkinan sesuai dengan keinginan klien. b.



Khusus Lead khusus adalah teknik pengarahan atau pertanyaan pada klien untuk memberikan suatu reaksi/jawaban yang spesifik/tertentu.



4. Hal-hal yang perlu diperhatikan



Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan lead adalah sebagai berikut: a.



Pada awal-awal pertemuan/pembicaraan konselor hendaknya lebih banyak menggunakan lead umum daripada lead khusus hal ini berguna untuk memberi suasana kebebasan atau keleluasaan bagi klien.



b. Hendaknya konselor dapat menggunakan variasi komunikasi dan tidak terpaku dengan teknik lead saja dalam pertemuan konseling, dengan demikian konselor dapat menghindari warna pertemuan seperti pertemuan tanya jawab atau interogasi.



5. Modalita Leading a.



ceritakan …



b. Kalau saya boleh tahu … c. Bisakah anda menceritakan … d. Coba kemukakan … e. Coba ungkapkan … f. Coba jelaskan kepada saya …. g. Menurut anda …



6. Aplikasi Leading a. Lead Umum Contoh : :”Pak kemarin saya baru saja ikut lomba lari tingkat



Konseli nasional”



Konselor :”coba ceritakan kepada bapak bagaimana suasana waktu kamu mengikuti lomba tersebut?”



b. Lead Khusus Contoh : Konseli



:”Pak saya merasa kesal dengan Budi karena dia malas



diajak belajar kelompok padahal ada tugas yang harus dikerjakan dengan dia.” Konselor :”siapa saja anggota kelompok belajarmu selain Budi?”



B. Reflection of Feeling (Pemantulan Perasaan) 1. Definisi Reflection of feeling adalah teknik menanggapi pembicaraan konseli yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.



2. Tujuan a. Memperjelas apa yang sebenarnya di rasakan klien. b. Mendorong klien agar lebih terbuka mengekspresikan perasaanya, baik positif maupun negative. c. Agar klien lebih percaya diri. d. Mendorong klien agar lebih banyak membantu klien menata atau mengatur perasaan-perasaannya. e.



pada klien bahwa konselor memahami perasaan klien, sehingga perasaan tersebut dapat berkurang.



f. Membantu klien membedakan intensitas berbagai perasaan yang ada dalam dirinya.



3. Modalita a. Agaknya… b. Sepertinya… c. Tampaknya…. d. Rupa-rupanya… e. Kedengarannya… f. Nada-nadanya….



4. Contoh Aplikasi a. Contoh 1 Konseli: “saya harus bagaimana lagi, saya sudah cukup mengalah kepada dia selama ini, saya tidak mungkin terus-terusan seperti ini.” Konselor: “nampaknya saudara sangat jengkel dengan teman saudara tersebut?”



b. Contoh 2



Konseli: saya sudah berusaha agar dia tidak selalu mencontek pekerjaan rumah saya, agar dia mau mencoba berusaha sendiri, tetapi teman saya tetap saja begitu dengan memaksa”. Konselor :” Seprtinya anda merasa kesal dengan teman anda”.



C. Clarification (klarifikasi)



1. Pengertian Clarification Clarification (klarifikasi)



ialah teknik yang digunakan untuk



mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar. Klarifikasi merupakan suatu pertanyaan yang sering disampaikan oleh konselor karena pesan yang disampaikan oleh klien bermakna ganda (ambigu) sehingga konselor sulit menangkap makna inti dari pesan tersebut. Meskipun terkadang konselor sudah mengerti maksud dari klien namun apabila konselor tidak yakin dengan pesan tersebut konselor boleh mengajukan pertanyaan yang bersifat mengklarifikasikan.



2. Modalita Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan: pada dasarnya, pada pokoknya, pada intinya, singkat kata, dengan kata lain, dsb.



3. Tujuan Tujuan dari klarifikasi adalah sebagai berikut: a. Mendorong klien untuk melakukan laborasi b. Memeriksa apakah pesan yang didengar oleh konselor sudah tepat seperti apa yang dimaksudkan oleh klien c. Memperjelas kembali pesan-pesan yang didengar



4. Tahapan Klarifikasi Tahapan klarifikasi adalah : 1.



Mengidentifikasikan isi pesan klien



2.



Mengidentifikasi apakah ada pesan-pesan klien yang samar



3.



Menentukan kalimat yang tepat untuk klarifikasi



4.



Memerikasakan keefektifan klarifikasi dengan mendengar dan



memperhatikan respon dari klien Klarifikasi yang baik akan membantu klien untuk mengetahui bahwa



klien



menyampaika



pesan-pesan



yang



ambigu



atau



membingungkan. Namun klarifikasi yang gagal justru akan membuat klien menjadi bungkam dan tidak menyampaikan pesan yang sebenarnya, hal ini akan menyebabkan konselor akan salah dalam mengambil langkah berikutnya. 5. Hal yang Perlu Diperhatikan Hal yang perlu diperhatikan dalam klarifikasi adalah: a. Apa yang telah dikatakan klien b. Apakah pesan yang disampaikan klien ada bagian yang hilang, jika ada konselor harus memeriksa kembali bagian itu. Jika tidak konselor harus menentukan respon lain yang tepat c. Bagaimana konselor mendengar, melihat, atau mengerti cara memulai respon ini d. Konselor harus mengetahui apakah klrifikasinya berguna.



6. Contoh Aplikasi



Konseli



: saya sudah menjelaskan hal itu pada teman saya, namun teman



saya tetap saja bersikap demikian.Dia bersikap demikian bukan hanya pada saya bu, pada teman kos yang lain juga demikian, Bahkan teman-teman yang lain banyak yang menanyakan sifat dia yang bisa dibilang lebih senang diam daripada berkumpul dengan anak – anak yang lain. Konselor: Oh..., dengan demikian teman sekamar anda itu bisa dibilang anak yang tertutup?



BAB III KESIMPULAN



Lead merupakan teknik atau keterampilan yang digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain secara langsung. Keterampilan ini sering pula disebut keterampilan bertanya, karena dalam penggunaannya hanya menggunakan kalimat-kalimat tanya. Reflection of feeling adalah teknik menanggapi pembicaraan konseli yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien. Clarification (klarifikasi) adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.



DAFTAR PUSTAKA https://nugrowhow.wordpress.com/2014/07/04/reflection-of-feelings-pemantulan-perasaan-2/ https://fahminuzula.wordpress.com/2014/01/15/keterampilan-dasar-konseling-leading-andsilence/ http://bk112035.blogspot.com/2014/01/teknik-clarifikasi-dan-interpretasi.html https://fdokumen.com/download/sites-1-attd-web-viewterfokusnya-pembicaraan-menurutproses-dan-alur-konseling