7 0 224 KB
PROPOSAL PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN “MAKANAN TINGGI PROTEIN” Dosen Pembimbing : Zulfiana Dewi, SKM., M.P
Disusun Oleh : Kelompok 9 Ilham Ramadhan Humaira Karimah Mahbubah Qatrunnada Nur Laila Alawiyah Rizki Amelia Sari
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang diberikan-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya. Kami sebagai kelompok penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun proposal ini, terutama kepada teman kelompok, dosen serta partispasi lain yang telah ikut ambil bagiannya masing-masing demi terselesaikannya makalah ini yang berjudul “Proposal Pengembangan Formula Makanan Rolade Tahu Kaya Protein Alternatif Snack Untuk Penderita KEP”. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat serta menjadi tambahan referensi bagi kita semua yang membaca. Kami juga menyadari bahwa proposal ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca serta dosen pembimbing sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca. Banjarbaru, 27 Januari 2022 Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1 1.1. Latar Belakang....................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................3 1.3. Tujuan ................................................................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................4 2.1
Pengembangan Resep.........................................................................................4
2.2
Kurang Energi Protein........................................................................................5
2.3
T ahu..................................................................................................................6
2.4
Manfaat Tahu......................................................................................................7
2.5
Formula Enteral...................................................................................................8
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................................9 3.1
Waktu dan Tempat Praktikum.......................................................................9
3.2
Kasus..............................................................................................................9
3.3
Bahan Analisa Gizi, Cara Pengolahan dan Diagram Alir...................................18 3.4
Analisis Nilai Gizi Formula Makanan Tinggi Protein........................................23
3.5
Analisis Biaya Formula Makanan Tinggi Protein...............................................24
3.6
Uji Organoleptik melalui Uji Hedonik................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................27 LAMPIRAN 1 ......................................................................................................................24
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah suatu rangkaian mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Tujuan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau konsumen yang membutuhkan (Kemenkes RI, 2013). Pelayanan gizi menyediakan makanan sesuai dengan jumlah dan macam zat gizi, yang diperlukan konsumen secara menyeluruh. Makanan yang dipersiapkan dan disajikan bercita rasa tinggi, yang memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi. Untuk mendapatkan makanan tersebut, diperlukan pengembangan resep terhadap menu yang telah ada. Pengembangan resep bisa melalui pembuatan masakan (makanan) baru, yang masih menggunakan bahan makanan yang sama, sehingga tercipta menu yang lebih bervariasi (Aritonang, 2014). Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cita rasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk, atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep dimaksudkan untuk meningkatkan keanekaragaman masakan bagi pasien, meningkatkan nilai gizi pada masakan, dan meningkatkan daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014). Di Indonesia berbagai macam jenis penyakit yang beredar di kalangan masyarakat. Faktor pencetus banyaknya resiko penyakit yang ditimbulkan berawal dari kebiasaan makan, pola hidup yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan terkait informasi kesehatan. Salah satu penyakit yang banyak terdapat pada masyarakat Indonesia yaitu kurang energi protein (KEP), Menurut Atik dkk (2016), Kurang energi protein (KEP) yaitu seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Kurang energy protein merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari 1
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. KEP itu sendiri dapat digolongkan menjadi KEP tanpa gejala klinis dan KEP dengan gejala klinis. Secara garis besar tanda klinis berat dari KEP adalah Marasmus, Kwashiorkor, dan Marasmus-Kwashiorkor. Dalam percobaan ini, akan dilakukan pengembangan resep makanan tinggi protein. Protein adalah zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi sebagai pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein juga mengandung fosfor, belerang serta beberapa protein memiliki unsur logam seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009). Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, artinya yang utama atau yang didahulukan. Protein ditemukan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder (1802–1880). Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama semua makhluk hidup. Pada manusia protein menyumbang dari 20% berat total tubuh. Protein ibaratnya seperti sebuah mesin yang menjaga dan menjalankan fungsi tubuh semua makhluk hidup. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 100 triliun sel masing-masing sel memiliki fungsi yang spesifik. Setiap sel memiliki ribuan protein berbeda, yang bersama-sama membuat sel melakukan tugasnya. Alur proses pencernaan protein dimulai dari mulut, semua makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dikunyah terlebih dahulu, tujuannya untuk menghasilkan bentuk makanan yang lebih kecil dan halus sehingga memudahkan proses pencernaan, kemudian dicerna jadi bentuk yang lebih kecil di lambung, Disini lambung mulai menjalankan tugasnya dengan menciptakan suasana asam yang akan mengaktifkan enzim protease. Protein yang terkandung dalam makanan, nantinya akan diubah oleh enzim protease menjadi bentuk yang lebih kecil, yaitu asam amino. Tidak berhenti sampai di situ, enzim pepsin sebagai salah satu enzim protease yang utama juga akan mengubah protein menjadi ukuran yang lebih kecil lagi, yang disebut sebagai peptide. Kemudian asam amino dan peptida siap diserap di dalam usus halus yang terletak di antara lambung dan usus besar. Di saat yang bersamaan, pankreas akan melepaskan enzim bikarbonat, yang bertugas untuk menetralkan partikel asam yang mungkin terbawa dari lambung. Meski sudah dipecah jadi lebih kecil, asam amino dan peptida masih belum bisa diserap, harus dicerna lagi ke bentuk zat yang lebih sederhana. Proses ini memerlukan bantuan enzim tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase, agar dapat menguraikan asam amino dan peptida. Selanjutnya, bentuk protein yang paling sederhana ini akan diserap oleh dinding-dinding usus halus. Di dinding usus halus, terdapat bagian yang disebut dengan 2
vili dan mikrovili yang memudahkan penyerapan asam amino. Setelah itu, asam amino akan masuk ke dalam aliran darah bersama nutrisi lainnya yang juga telah diserap oleh usus halus. Aliran darah akan melewati semua sel-sel tubuh dan membagikan asam amino ke bagian yang membutuhkan, termasuk sel otot. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana pengembangan resep untuk makanan tinggi Protein. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini ingin memberikan gambaran bagaimana inovasi atau pengembangan hidangan nabati dan sayur dengan bahan sebelumnya adalah tahu. 1.3 Tujuan Pengembangan Resep 1. Untuk menghasilkan produk baru yang tinggi protein berdasarkan resep yang telah ada. 2. Untuk mengetahui daya terima produk baru yang tinggi protein berdasarkan resep yang telah ada.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Resep Resep adalah seperangkat instruksi yang memuat petunjuk untuk membuat suatu hidangan. Resep memberi petunjuk secara seksama dan tepat mengenai jumlah bahan, cara mencampur, mengolah dan prosedur kerja untuk suatu hidangan. Pengembangan resep adalah kegiatan untuk meningkatkan menu sehingga lebih berkualitas dalam aspek rasa, aroma, penampilan dan nilai gizi dengan tetap memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya. Selain itu, pengembangan resep juga merupakan cara untuk menambah variasi menu dan bertujuan untuk meningkatkan daya terima pasien terhadap menu yang disajikan. Modifikasi resep adalah mengubah resep dasar menjadi resep baru yang dilakukan dengan cara ditambah, dikurangi, atau divariasikan bahan makanan, bumbu, cara pengolahan, porsi dan nilai gizinya. Tujuan dilakukan modifikasi resep adalah meningkatkan penampilan serta meningkatkan rasa hidangan yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat penerimaan. 2.2 Protein Protein adalah makronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar. Protein terdiri dari sejumlah asam amino yang diperlukan agar tubuh berfungsi dengan baik. Asam amino dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yakni asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Disebut sebagai asam amino non esensial karena dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Sebaliknya, asam amino esensial adalah asam amino yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh dan harus didapat dari makanan. (Adrian, Kevin., 2014). Protein berfungsi untuk membangun sel serta jaringan dalam tubuh. Selain itu, zat gizi ini berperan untuk meningkatkan sistem imun, memperbaiki sel yang rusak, serta terdapat di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, tulang, otot, dan rambut. Zat gizi ini juga bertanggung jawab untuk menghasilkan enzim serta hormon yang dipakai untuk menjaga fungsi tubuh agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. (savitri, Tania. 2018). Kebutuhan harian protein pada tiap orang tergantung pada jenis kelamin, usia, berat badan, aktivitas, dan kondisi kesehatan secara umum. Asupan protein yang
4
direkomendasikan adalah sebanyak 0,8 gram per kilogram berat badan per hari. (Adrian, Kevin. 2014). Jika kekurangan protein, tubuh akan kehilangan berat badan karena berkurangnya massa otot (otot menyusut), sering mengalami infeksi karena sistem kekebalan tubuh melemah, kelelahan otot, pembengkakan di tubuh, adanya gangguan dalam pertumbuhan sel, rambut rontok, diare, perlemakan hati, anemia, hingga mengalami kondisi malnutrisi energi protein, seperti kwashiorkor dan marasmus. Mengingat banyaknya manfaat protein bagi tubuh, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan protein yang tinggi, sesuai kebutuhan. (Adrian, Kevin. 2014). 2.3 Kurang Energi Protein KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di negara yang sedang berkembang lainnya. Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak balita, ibu yang sedang mengandung dan menyusui. Penderita KEP memiliki berbagai macam keadaan patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam. Akibat kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai yang berat (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Penyakit KEP diberi nama secara internasional yaitu Calorie Protein Malnutrition (CPM), kemudian diubah menjadi Protein Energy Malnutrition (PEM). Penyakit ini mulai banyak diselidiki di Afrika, dan di benua tersebut KEP dikenal dengan nama lokal kwashiorkor yang berarti penyakit rambut merah. Masyarakat di tempat tersebut menganggap kwashiorkor sebagai kondisi yang biasa terdapat pada anak kecil yang sudah mendapat adik (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Berdasarkan gejalanya, KEP dibagi menjadi dua jenis, yaitu KEP ringan dan KEP berat. Kejadian KEP ringan lebih banyak terjadi di masyarakat, KEP ringan sering terjadi pada anak-anak pada masa pertumbuhan. Gejala klinis yang muncul diantaranya adalah pertumbuhan linier terganggu atau terhenti, kenaikan berat badan berkurang atau terhenti, ukuran lingkar lengan atas (LILA) menurun, dan maturasi tulang terhambat. Nilai z-skor indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) juga menunjukkan nilai yang normal atau menurun, tebal lipatan kulit normal atau berkurang, dan biasanya disertai anemia ringan. Selain itu, aktivitas dan konsentrasi berkurang serta kadang disertai dengan kelainan kulit dan rambut (Par’i, 2016).
5
Keadaan patologi dapat menunjukkan perubahan nyata pada komposisi tubuh seperti akan muncul edema karena penderita memiliki lebih banyak cairan ekstraseluler. Konsentrasi kalium tubuh menurun sehingga menimbulkan gangguan metabolik tubuh. Kelainan yang ditunjukkan pada organ tubuh penderita KEP diantaranya permukaan organ pencernaan menjadi atrofis sehingga pencernaan makanan menjadi terganggu dan dapat timbul gangguan absorbsi makanan dan sering mengalami diare. Pada jaringan hati terdapat timbunan lemak sehingga hati terlihat membesar. Pankreas tampak mengecil, akibatnya produksi enzim pankreas mengalami gangguan. Pada ginjal terjadi atrofis sehingga terjadi perubahan fungsi ginjal seperti berkurangnya filtrasi. Pada sistem endokrin, biasanya sekresi insulin rendah,hormon pertumbuhan meningkat, TSH meningkat, tetapi fungsi tiroid menurun (Par’i, 2016). KEP berat terdiri dari tiga tipe, yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmikkwashiorkor. Kwashiorkor adalah keadaan yang diakibatkan oleh kekurangan makanan sumber protein. Tipe ini banyak dijumpai pada anak usia 1 sampai 3 tahun. Gejala utama kwashiorkor adalah pertumbuhan terhalang dan badan bengkak, tangan, kaki, serta wajah tambak sembab dan ototnya kendur. Wajah tampak bengong dan pandangan kosong, tidak aktif dan sering menangis. Rambut menjadi berwarna lebih terang atau coklat tembaga. Perut buncit, serta kaki kurus dan bengkok. Karena adanya pembengkakan, maka tidak terjadi penurunan berat badan, tetapi pertumbuhan tinggi terhambat. Lingkar kepala mengalami penurunan. Serum albumin selalu rendah, bila turun sampai 2,5 ml atau lebih rendah, mulai terjadi pembengkakan (Budiyanto, 2002). Gejala klinis kwashiorkor adalah penampilan anak seperti anak gemuk (sugar baby), tetapi pada bagian tubuh lain terutama pantat terlihat atrofi. Pertumbuhan tubuh mengalami gangguan yang ditunjukkan dengan nilai z- skor indeks BB/U berada di bawah -2 SD, pada tinggi badan anak juga mengalami keterlambatan. Mental anak mengalami perubahan mencakup banyak menangis dan pada stadium yang lanjut anak sangat apatis. Penderita kwashiorkor diikuti dengan munculnya edema dan terkadang menjadi asites. Selain itu juga terjadi atrofi otot sehingga penderita terlihat lemah (Par’i, 2016). Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat karena makanan yang dikonsumsi tidak menyediakan energi yang cukup untuk mempertahankan hidupnya sehingga badan menjadi sangat kecil dan tinggal kulit pembalut tulang. Marasmus biasanya terjadi pada bayi berusia setahun pertama. 6
Hal ini terjadi apabila ibu tidak dapat menyusui karena produksi ASI sangat rendah atau ibu memutuskan untuk tidak menyusui bayinya. Tanda-tanda marasmus yaitu: (a) Berat badan sangat rendah, (b) Kemunduran pertumbuhan otot (atrofi), (c) Wajah anak seperti orang tua (old face), (d) Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh, (e) Cengeng dan apatis (kesadaran menurun), (f) Mudah terkena penyakit infeksi, (g) Kulit kering dan berlipat-lipat karena tidak ada jaringan lemak di bawah kulit, (h) Sering diare, (i) Rambut tipis dan mudah rontok. (Budiyanto, 2002). Marasmik-kwashiorkor disebabkan karena makanan sehari-hari kekurangan energi dan juga protein. Berat badan anak sampai di bawah -3 SD sehingga terlihat kurus, tetapi ada gejala edema, kelainan rambut, kulit mengering dan kusam, otot menjadi lemah, menurunnya kadar protein (albumin) dalam darah (Par’i, 2016). 2.4 Tahu Tahu merupakan sumber protein nabati yaitu protein yang berasal dari bermacam tumbuhan dan biji-bijian serta kacang-kacangan. Tahu sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yakni kaya akan protein nabati dan asam amino serta merupakan sumber zat pembangun tubuh. Protein adalah zat yang berperan penting dalam proses pembentukan jaringan otot. Protein juga berfungsi sebagai zat pengatur hormon-hormon yang ada di dalam organ pencernaan manusia serta sebagai cadangan makanan dan energi dalam tubuh (Wales, 2015). Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu berasal dari Tiongkok seperti halnya kecap, tauco, bakpau dan bakso. Nama “Tahu” merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) yang secara harfiah berarti “kedelai terfermentasi”. Tahu memiliki kandungan protein tinggi dan zat penting lainnya (Wales, 2015). 2.5 Manfaat Tahu Tahu dengan kandungan asam folat yang bermanfaat mencegah penyakit jantung, stroke, alzheimer (pikun), dan pembentukan sel darah merah. Tahu kaya akan kandungan protein dan asam amino. Kedua zat gizi ini sangat baik untuk pembentukan,
7
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh, pembentukan antibodi, dan meningkatkan kecerdasan otak anak. Tahu merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan zat gizi yang baik yang diperlukan oleh tubuh. Tahu termasuk makanan yang rendah kalori (70 kkal), kolesterol (0 %), dan sodium (1 %). Per 100 gram, manfaat tahu juga tak perlu diragukan karena merupakan sumber protein (8 gram), zat besi (9 %), magnesium (37 mg), fosfor (121 mg), tembaga (0,2 mg), dan selenium (9,9 mcg), dan sumber yang sangat baik dari kalsium (201 mg) dan mangan (0,6 mg). Tahu mempunyai daya cerna yang tinggi yaitu mendekati 95% sehingga dapat dikonsumsi oleh semua golongan umur, termasuk orang yang mengalami gangguan pencernaan. Kandungan karbohidrat dan kalorinya rendah menjadikan tahu baik sebagai menu bagi orang yang menjalani diet karbohidrat. Setiap 200 gram tahu hanya memberikan 7,2% dari kebutuhan kalori orang dewasa per hari (Mahmud, dkk, 1990). 2.6 Formula Enteral Formula enteral/makanan enteral adalah makanan dalam bentuk cair yang dapat diberikan secara oral maupun melalui pipa selama saluran pencernaan masih berfungsi dengan baik (Sobariah, 2005 dalam Khasanah, 2009). Formula enteral diberikan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral seperti dalam kondisi penurunan kesadaran, gangguan menelan (disfagia), dan kondisi klinis lainnya atau pada pasien dengan asupan makan via oral tidak adekuat. Pemberian nutrisi enteral pada pasien dapat meningkatkan berat badan, menstabilkan fungsi hati/liver, mengurangi kejadian komplikasi infeksi, jumlah/frekuensi masuk rumah sakit dan lama hari rawat di rumah sakit (Klek et al, 2014). Pemilihan formula enteral ditentukan berdasarkan kemampuan formula dalam mencukupi kebutuhan gizi, yang dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut yaitu kandungan/densitas energi dan protein dalam formula (dinyatakan dalam kkal/ml, g/ml, atau ml Fluid/L), fungsi saluran cerna, kandungan mineral seperti Natrium, Kalium, Magnesium, dan Fosfor dalam formula terutama bagi pasien dengan gangguan jantung, gangguan ginjal, dan gangguan liver. Bentuk dan jumlah protein, lemak, karbohidrat, dan serat dalam formula, efektivitas biaya, cost to benefit ratio (Mahan & Raymond, 2017).
8
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1
Waktu dan Tempat Percobaan Pengembangan resep dilakukan di Laboratorium masak Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Gizi. Pengembangan resep ini dimulai dari persiapan bahan makanan, pengolahan bahan makanan hingga penyajian makanan dan penilaian subjektif panelis terhadap makanan.
3.2 Kasus Seorang anak laki laki TR umur 7 th, BB 9 kg, TB 100 cm, BB lahir 3 kg dibawa ke RS karena 1 minggu anak diare sampai badan nya kurus. Keadaan fisik pada saat masuk anak tersebut cengeng, muka seperti orang tua, kulit keriput. Dokter menduga anak tersebut kelaparan yang terlalu lama, terjadi marasmus. Ayah bekerja sebagai buruh harian lepas dan ibu berjualan makanan gado gado di rumah. Keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah kontrakan di lingkungan padat. Identitas Pasien Nama : Tn.TR Umur : 7 th Pekerjaan orangtua Ayah : Buruh harian lepas Ibu : Penjual gado gado CATATAN ASUHAN GIZI PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) RUANG : ………… BULAN : ………… Nama Pasien
: Tn. Tr
No. RM
:-
Tgl Lahir/Umur
: 7 tahun
Tgl MRS
:9
Diagnosa
: KEP dan sudah memasuki fase transisi
Assesment
Diagnosis
Rencana
Rencana
Gizi
Intervensi
Monitoring & Evaluasi
Antropometri (AD)
Domain
Tujuan : Diet
Asupan
1. Memperbaiki
PB/ TB:100 cm
NI 5.2
jaringan tubuh
-Asupan
IMT : -5
Malnutrisi
dan
makan
Status Gizi : sangat kurus
(gizi kurang)
meningkatkan
Waktu
berkaitan
berat badan
Setiap hari
Biokimia (BD)
dengan
hingga ideal
menggunaka
Hemoglobin : 9 gr % (N 12 –
penyebab
2.
n metode
16)
fisiologis
Mengupayakan
perhitungan
Albumin : 2.9 gr % (N 3.5 –
yang
perubahan sikap
sisa
3.5)
meningkatka
terhadap gizi
makanan
n kebutuhan
seimbang untuk
Target
Gula faeces : (+)
gizi karena
anak
pencapain
adanya KEP
yaitu
marasmus
Syarat dan
Memberikan
Fisik/Klinis (PD)
fase transisi
Prinsip Diet :
asupan
Atrofi otot lengan : tidak
ditunjukkan
· Energy 90
energy dan
Hilang lemak subkutan : ada
oleh BMI 9
kkal/kg, BB/h
cairan sesuai
kg/m
BB yang
dengan
menunjukan
digunakan
kebutuhan
underweight
untuk
pasien dan
Domain
perhitungan
daya terima
klinis
adalah BB
pasien,
Kembung : tidak
NC.1.4
aktual hari itu
dengan hasil
Konstipasi : tidak
perubahan
Diare : ada
fungsi
g/kg BB/hari,
pasien dan
Kulit : keriput
gastrointestin
5% total
simpanan
Kepala dan mata : –
al perubahan
energy per
nutrisi
- BB saat ini: 9 kg
Ascaris
: (+)
Udem : tidak Nafsu makan :tidak
Mual :tidak Muntah :tidak
2
10
· Protein 1,5
a. Monitoring dan Evaluasi:
Status gizi
Gigi geligi : –
fungsi
hari.
optimal serta
Gangguan menelan :
gastrointestin
Diutamakan
asupan
tidak
al berkaitan
protein
energi
Gangguan mengunyah : tidak
dengan
hewani
pasien
Gangguan mengisap : tidak
perubahan
misalnya
terpenuhi.
struktur dan
susu, daging
Pemeriksaan fisik :
fungsi GIT
ayam, atau
-
cengeng, muka seperti orang
ditunjukkan
telur
Antropometr
tua, kulit keriput.
dengan diare
( positif gula
ml/kg BB/h,
Akhir
Riwayat Klien (CH.2.1)
feses)
100 ml/kg
perawatan
· RP sekarang : marasmus
BB/h bila ada
dengan
NC.2.2
edema berat
metode
· Cairan 130
· Rendah
i Waktunya
Terapi Medis
Perubahan
Pemberian nutrisi melalui
nilai lab
mulut maupun infus,
terkait gizi
penanganan kondisi yang
(berkaitan
20
makan.
menjadi penyebab terjadinya
dengan
ml(8gr)/1000
Target
malnutrisi, dan pemberian
kurangnya
ml formula.
pencapaian
obat-obatan sesuai keluhan
asupan
yaitu Terjadi
atau kondisi pasien.
nutrisi dalam
Bahan Makanan
peningkatan
tubuh
Dianjurkan :
BB pada
ditunjukkan
- Sumber
pasien.
laktosa · Mineral mix
Penambahan kalori asupan
dengan
Karbohidrat:
Dengan hasil
Hemoglobin
nasi, bubur,
Status gizi
: 9 gr % (N
gandum,
kembali
12 – 16)
jagung,
normal
Albumin :
havermout,
2.9 gr % (N
kentang,
- Behavior
3.5 – 3.5) )
sereal, dan
Waktunya
NC.3.1 berat
singkong
Akhir
badan
- Sumber
kurang / 11
Protein
perawatan dengan
underweight
Hewani :
menggunaka
berkaitan
daging, ayam,
n metode
dengan
telur, susu
konseling
asupan
segar, susu
Target
energi dan
full cream,
pencapaiann
protein yang
yogurt, keju,
ya yaitu
inadekuat
mayonaise, es
Meningkatk
ditunjukkan
krim, kerang,
an
oleh
udang, dan
pengetahuan
kurangnya
cumi.
pasien dan
berat badan
- Sumber
keluarga
pasien 9 kg
Protein
mengenai
(underweight
Nabati :
pola makan
) terhadap
Tempe, Tahu,
yang
kenormalan
kacang hijau,
seimbang
berat badan
kacang
dan sesuai
ideal 27 kg
merah,
dengan
kacang
kebutuhan
kedelai, susu
pasien.
kedelai
Dengan hasil
- Sumber Vitamin &
perubahan
Mineral :
perilaku
kangkung,
pasien dan
daun katuk,
keluarga
bayam,
terkait
wortel,
pengetahuan
kembang kol,
dan pola
sawi, selada
makan yang
- Sumber Lemak : Minyak, santan, dan 12
Terjadinya
seimbang
margarin. Bahan makanan yang tidak dianjurkan/dibat asi : - Makanan jajanan yang tidak bersih, karena akan menyebabka n sakit perut/diare - Minuman yang mengandun g alkohol karena akan menyebabka n anak cepat kenyang dan tidak mau makan makanan utama - Minuman yang mengandun g soda Edukasi Gizi (E) 13
: Topik : Diit Pada Pasien KEP - Sasaran : orang tua pasien - Metode : Ceramah Dan Diskusi keluarga pasien - Materi : - Menjelaskan tentang gizi buruk kepada orang tua pasien. - Menjelaskan tujuan pemberian diet. - Memberikan contoh menu anak gizi buruk. - Memberi saran memberi makanan penderita gizi buruk dengan 14
porsi kecil dan sering. Cara Memesan Diet : - Terapi diet : Terapi Fase transisi - Jenis diet: Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) Bentuk makanan: - Formula 100/modifika si - Cair/Lunak - Frekuensi pemberian: Formula 100 diberikan selama 3x sehari - Rute makanan : Oral Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi 15
NO
Kebutuhan Zat Gizi
Nilai
+ 10%
-10%
1
Energi
1760 Kkal
1936 kkal 1584 kkal
2
Karbohidrat
308 gram
2338,8 gr 277,2 gr
3
Protein
44 gram
48,4 gr
39,6 gr
4
Lemak
39,11
43,02 gr
35,2 gr
gram BBI
= (usia dalam tahun x 2) + 8
= (7 x 2) + 8
= 22
Kebutuhan Energi Usia 7-9
= 80 kalori/kg BBI
(+10%) = 1936 gram
= 80 kalori x 22
(-10%) = 1584 gram
= 1760 Kkal
Karbohidrat
= 308 gram
(+10%) = 338,8 gram
(-10%) = 277,2 gram
Protein = 44 gram
(+10%) = 48,4 gram
(-10%) = 39,6 gram
Lemak = 39,11 gram
(+10%) = 43,02 gram
(-10%) = 35,2 gram
PERSENTASE 16
Makan Pagi Dan Malam (25%) a. Energy
= 25% x 1760 = 440
(+10%) = 484
(-10%) = 396
b. Karbohidrat
= 25% x 308 = 77
(+10%) = 84,7
(-10%) = 69,3
c. Protein
= 25% x 44 = 11
(+10%) = 12,1
(-10%) = 9,9
d. Lemak
= 25% x 39,11 = 9,77
(+10%) = 10,74
(-10%) = 8,79
Snack Pagi Dan Sore (10%) a. Energy
= 10% x 1760 = 176
(+10%) = 193,6
(-10%) = 158,4
b. Karbohidrat
= 10% x 308 = 30,8
(+10%) = 33,8
(-10%) = 27,7
c. Protein
= 10% x 44 = 4,4
(+10%) = 4,84
(-10%) = 3,96
d. Lemak
= 10% x 39,11 = 3,91
(+10%) = 4,30
(-10%) = 3,51
Makan Siang (30%) a. Energy
= 30% x 1760 = 528
(+10%) = 580,8 17
(-10%) = 475,2
a. Karbohidrat
= 30% x 308 = 92,4
(+10%) = 101,64
(-10%) = 83,16
b. Protein
= 30% x 44 = 13,2
(+10%) = 14,52
(-10%) = 11,88
c. Lemak
= 30% x 39,11 = 11,73
(+10%) = 12,90
(-10%) = 10,55
3.3 Identifikasi Resep Lama dan Resep Baru Resep Lama Makanan Padat “Rolade Ayam” Bahan: Bahan kulit:
150ml air
2 Btr telur (110g telur)
80 g tepung terigu
1/2 Sdt garam
15 g Margarin dilelehkan
Bahan isi:
500 gram ayam fillet, haluskan
50 gram tepung sagu / tepung tapioka (kanji)
1 buah bawang bombay (70 gram)
1 butir telur (60 gram)
1 sdm tepung terigu (10 gram)
4 siung bawang putih (20 gram) ·
1/2 sdt pala bubuk
1/2 sdt kaldu bubuk ayam 18
1 sdt garam
1 buah wortel parut (150 gram)
1/4 merica bubuk
Alat :
Pisau 1 buah
Wajan 1 buah
Talenan 1 buah
Mangkok sedang 1 buah
Piring 1 buah
Alumunium foil
Cara Membuat: 1.
Campur semua bahan, Aduk hingga rata. Sisihkan.
2.
Campur semua bahan kulit, kocok telur dan pastikan tepung larut tidak ada yg bergerindil.
3.
Buat dadar di teflon. Olesi teflon dengan minyak sedikit saja. Tuangkan 1-2 sendok sayur. Lakukan sampai habis.
4.
Ambil 1 lembar dadar, tambahkan isian, ratakan. Gulung. Bungkus dengan daun pisang. Lakukan sampai habis.
5.
Kukus selama kurleb 30 menit. Buka bungkusan, lalu potong-potong.
6.
Bisa langsung dimakan, atau mau digoreng dulu juga boleh.
Diagram Alir : Campur semua bahan, Aduk hingga rata. Sisihkan. Campur semua bahan kulit, kocok telur dan pastikan tepung larut tidak ada yg bergerindil.
Buat dadar di teflon. Olesi teflon dengan minyak sedikit saja. Tuangkan 1-2 sendok sayur. 19
Ambil 1 lembar dadar, tambahkan isian, ratakan. Gulung. Bungkus dengan daun pisang. Kukus selama kurleb 30 menit. Buka bungkusan, lalu potong-potong. Bisa langsung dimakan, atau mau digoreng dulu juga boleh. Resep Baru Makanan Padat “Rolade Tahu” Bahan: Bahan kulit: 150ml air 2 Btr telur (110g telur) 80g tepung terigu 1/2 Sdt garam 15g Margarin dilelehkan Bahan isi: 400g tahu putih, haluskan 50 gram tepung sagu / tepung tapioka (kanji) 1 buah bawang bombay (70 gram) 1 butir telur (60 gram) 1 sdm tepung terigu (10 gram) 4 siung bawang putih (20 gram) 1/2 sdt pala bubuk 1/2 sdt kaldu bubuk ayam 1 sdt garam 1 buah wortel parut (150gram) 1/4 merica bubuk
Alat : 20
Pisau 1 buah Wajan 1 buah Talenan 1 buah Mangkok 1 buah Piring 1 buah Aluminium foil Cara Membuat: 1. Campur semua bahan, Aduk hingga rata. Sisihkan. 2. Campur semua bahan kulit, kocok telur dan pastikan tepung larut tidak ada yg bergerindil. 3. Buat dadar di teflon. Olesi teflon dengan minyak sedikit saja. Tuangkan 1-2 sendok sayur. Lakukan sampai habis. 4. Ambil 1 lembar dadar, tambahkan isian, ratakan. Gulung. Bungkus dengan daun pisang. Lakukan sampai habis. 5. Kukus selama kurleb 30 menit. Buka bungkusan, lalu potong-potong. 6. Bisa langsung dimakan, atau mau digoreng dulu juga boleh. Diagram Alir : Campur semua bahan, Aduk hingga rata. Sisihkan. Campur semua bahan kulit, kocok telur dan pastikan tepung larut tidak ada yg bergerindil. Buat dadar di teflon. Olesi teflon dengan minyak sedikit saja. Tuangkan 1-2 sendok sayur. Ambil 1 lembar dadar, tambahkan isian, ratakan. Gulung. Bungkus dengan daun pisang.
21
Kukus selama kurleb 30 menit. Buka bungkusan, lalu potong-potong. Bisa langsung dimakan, atau mau digoreng dulu juga boleh.
“Formula Enteral Tahu” Bahan : 45 gram tahu putih 25 gram wortel 15 gram susu skim bubuk 25 gram gula pasir 3 gram minyak kelapa sawit Alat : Pisau 1 buah Panci 1 buah Talenan 1 buah Mangkok sedang 1 buah Blender 1 buah Cara Membuat : 1. Potong kecil tahu, kukus dengan suhu 80 C selama 10 menit 2. Campurkan ikan dan tempe dengan semua bahan 3. Rebus semua bahan dengan menambahkan air sebanyak 100 cc dengan suhu 70C selama 8 menit 4. Blender hingga halus
Diagram Alir : 22
Diamkan ikan dengan air jeruk nipis selama 5 menit. Potong kecil ikan dan tempe, kukus dengan suhu 80 C selama 10 menit. Campurkan ikan dan tempe dengan semua bahan. Rebus semua bahan dengan menambahkan air sebanyak 100 cc dengan suhu 70C selama 8 menit. Blender hingga halus. 3.4 Analisis Nilai Gizi Formula Makanan Tinggi Protein a. Analisis Nilai Resep Lama Rolade Ayam Bahan Makanan
Berat
Energi
110 90 15 500 50 70 150
178.2 328.5 108.0 1510.0 176.5 31.5 63.0 2395.7
Telur Tepung Terigu Margarin Ayam Tepung Tapioka Bawang bombay Wortel Sub Total
Protein LEMAK Hewani Nabati 14,08
8,01 0,09 81.0
0.4 0,98 1.8 106,36
12,65 1,17 12,15 125.0 0.1 0,14 0,45 151,66
HA 0,77 69,57 0,06 0.0 42,35 7,21 13,95 133,91
b. Analisis Nilai Gizi Resep Baru Rolade Tahu Bahan Makanan
Berat
Energi
Telur
110
Tepung terigu
Protein
LEMAK
HA
12,65
0,77
8,01
1,17
69,57
108.0
0,09
12,15
0,06
400
416.0
43,6
27,2
4,8
Tepung Tapioka
50
176.5
0,4
0,1
42,35
Bawang Bombay
70
31.5
0,98
0,14
7,21
Wortel
150
63.0
1,8
0,45
13,95
53,96
138,71
Hewani
Nabati
178.2
14,08
90
389.5
Margarin
15
Tahu
Sub Total
1301,7
c. Analisis Nilai Gizi Resep Enteral 23
69.0
Bahan Makanan
Berat
Energi
Tahu
45
Wortel
Protein
LEMA
HA
Hewani
Nabati
K
6,12
3,51
2,07
0,72
25
10.5
0,3
0,075
2.325
Susu skim bubuk
15
54,3
5,34
0,15
7,8
Gula
25
91.0
0.0
0.0
23,5
Minyak kelapa
3
27,06
0.0
3.0
0.0
Sub Total
188,98
5.295
34.345
9,15
3.5 Analisis Biaya Formula Makanan a. Analisis Biaya Resep Asli Makanan Rolade Ayam Nama Bahan
Berat
Harga/Satuan
Harga Total
Telur
100 g
Rp26.000/lg
Rp2.600
Tepung Terigu
90 g
Rp10.000/kg
Rp900
Margarin
15 g
Rp5.000/bks
Rp75
Ayam
500 g
Rp50.000/ekr
Rp25.000
Tepung Tapioka
50 g
Rp5000/bks
Rp.250
Bawang Bombay
70 g
Rp20.000/kg
Rp1.400
Wortel
150 g
Rp18.000/kg
Rp2.700
Harga/porsi
Rp32.925
b. Analisis Biaya Resep Baru Makanan Rolade Tahu Nama Bahan
Berat
Harga/Satuan
Harga Total
Telur
100 g
Rp26.000/kg
Rp2.600
Tepung Terigu
90 g
Rp10.000/kg
Rp900
Margarin
15 g
Rp5.000/bks
Rp75
Tahu
400 g
Rp.2.000/biji
Rp10.000
Tepung Tapioka
50 g
Rp5000/bks
Rp.250
Bawang Bombay
70 g
Rp20.000/kg
Rp1.400
Wortel
150 g
Rp18.000/kg
Rp2.700
Jumlah/porsi
Rp17.925
c. Analisis Biaya Resep Baru Formula Enteral Tahu Wortel 24
Nama Bahan
Berat
Harga/Satuan
Harga Total
Tahu
45 gr
Rp 2.000/biji
Rp90
Wortel
25 gr
Rp18.000/kg
Rp450
Susu skim bubuk
15 kg
Rp2.000/bks
Rp30
Minyak kelapa sawit
3 gr
Rp20.000/ltr
Rp60
Gula pasir
25 gr
Rp15.000/kg
Rp375
Jumlah/porsi
Rp1.005
3.6 Uji Organoleptik melalui Uji Hedonik Panelis : 10 orang Bahan : Mochi Ubi Ungu Alat : Piring 10 buah Kuisioner 10 lembar (Lampiran 1) Cara Kerja : 1. Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat yang telah ditentukan dan diberi penjelasan tentang cara pengujian dan pengisian kuesioner. 2. Sampel disiapkan di dalam pring yang sudah disediakan. 3. Panelis diminta mengemukakan pendapatnya secara spontan pada data kuesioner 4. Setelah panelis selesai mencicipi satu sampel, panelis diharapkan minum air putih yang telah disediakan disetiap meja untuk menetralkan rasa. 5. Data dianalisis secara deskriptif kemudian membuat kesimpulan dari uji daya terima yang telah dilakukan. Diagram Alir : Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat Penjelasan tentang cara pengujian dan pengisian kuesioner Sampel disiapkan di dalam pring yang sudah disediakan Panelis mengisi kuesioner
25
Setelah mencicipi satu sampel, panelis diharapakan minum air putih Data Dianalisis
DAFTAR PUSTAKA 26
Dea Azza C.I.F, Dkk. Laporan Praktik Kerja Lapangan Modifikasi Resep Lauk Nabati (Steak Tahu) Dan Sayur [Sambal Cis-Pot (Buncis-Potato)] Dalam Siklus Menu Ke Lima Di Unit Gizi Rspad Gatot Soebroto Ditkesad Ajeng Quamila. Baru Home Nutrisi Fakta Gizi 11 Sumber Protein Terbaik Dari Bahan Makanan Nabati Tya.Resep Rolade Ayam H.Ika. Kurang Energi Protein (Kep) S.Lestari. Modifikasi Formula Enteral Rumah Sakit Siap Seduh
27
LAMPIRAN 1 Nama : Produk : Tanggal : Instruksi : Nyatakan penilaian anda dan berilah tanda (√ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan pilihan anda Tingkat
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
kasukaan Sangat suka Suka Agak suka Agak tidak suka Tidak suka Komentar : .......................................................................................................................... ............. ............................................................................................................. .......................... ................................................................................................ ....................................... ................................................................................... .................................................... ...................................................................... ................................................................. .........................................................
28