Kelompok 14 (Dupont Analisis) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN “Dupont Analisis”



Kelompok 14 Dolvi B. Baru 1703020240 Musdalifah A. Baun 1703020248 Abdul S. Gasim 1703020006 Reny Fitri 1703020153



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU ADMINISTRASI BISNIS 2020/2021



ANALISIS DUPON



Analisis Du Pont Du pont sudah dikenal sebagai pengusaha sukses. Didalam bisnisnisnya ia memiliki cara sendiri dalam menganalisis laporan keuangannya. Caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan kuangan biasa. Namun pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya. (Sofyan Syafri 2010:333) Du Pont dirancang untuk menunjukkan hubungan anatara pengembalian atas aktiva, perputaran aktiva marjin laba dan Leverage.(Dewi Astuti, 2004) Analisis keuangan sistem Du-Pont memberikan suatu kerangka analisis yang menghubungkan berbagai macam rasio. Dalam analisis ini, rasio profitabilitas, rasio laverage, dan rasio efesiensi digabungkan untuk mendapatkan rasio Return On Net Worth. (Mohamad Muslieh, 2005:55) Menurut (Brigham dan Houston, 2001:94) yang mengembangkan pendekatan umum yang menunjukkan bagaimana pengembalian atas ekuitas dipengaruhi oleh perputaran aktiva, marjin laba dan leverage. Dimana bagian kiri dari bagan tersebut mengembangkan marjin laba atas penjualan. Dan bagian kanan ditunjukkan berbagai kategori aktiva, totalnya dan kemudian membagi penjualan dengan total aktiva untuk mendapatkan perputaran total aktiva. Dupont Analysis adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kemamuan perusahaan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas, atau Return on Equity (ROE). Sejatinya, Dupont Analysis merupakan alat analisis yang digunakan untuk menganalisis laba dari perusahaan atau bisnis. Dupont Analysis merupakan metode analisis yang dicetuskan oleh DuPont Corporation. Pengembangan metode Dupont Analysis dilaksanakan pada tahun 1920 oleh perusahaan tersebut. Dupont Analysis dinilai berguna untuk menghindari kesimpulan yang menyesatkan dalam hal analisis keuntungan perusahaan. Perhitungan Dupont Analysis mempunya satu dasar indikator yang fundamental, yaitu Return on Equity (ROE). Pada indikator ROE sendiri, ada tiga indikator keuangan yang



mempengaruhinya. Indikator-indikator tersebut adalah efisiensi operasi, efisiensi penggunaan aset, dan leverage keuangan. Efisiensi operasi diwakili oleh margin laba bersih atau laba bersih dibagi dengan total penjualan atau pendapatan, efisiensi penggunaan aset diukur dengan rasio perputaran aset, sedangkan leverage diukur dengan pengganda ekuitas. Jika digambarkan, tiga komponen utama ROE ada di bawah ini:



Sebagaimana Dupont Analysis berhubungan erat dengan ROE, maka Dupont Analysis juga berhubungan erat dengan ketiga indikator utama pada ROE. Indikator-indikator tersebut adalah: ADA TIGA KOMPONEN ROE Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih) Rasio margin laba, juga disebut rasio laba atas penjualan atau rasio laba kotor, adalah rasio profitabilitas yang mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh dengan setiap nilai penjualan yang dihasilkan dengan membandingkan laba bersih dan penjualan bersih suatu perusahaan.



Dengan kata lain, rasio margin laba menunjukkan persentase penjualan yang tersisa setelah semua biaya dibayar oleh bisnis. Kreditor dan investor menggunakan rasio ini untuk mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dapat mengubah penjualan menjadi laba bersih. Investor ingin memastikan laba cukup tinggi untuk membagikan dividen, sementara kreditor ingin memastikan perusahaan memiliki cukup laba untuk membayar kembali pinjamannya. Dengan kata lain, pihak-pihak luar ingin tahu efisiensi dari perusahaan. Total Asset Turnover (Total Perputaran Aset) Rasio perputaran aset adalah rasio efisiensi yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari asetnya dengan membandingkan penjualan bersih dengan ratarata total aset. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan dapat menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio perputaran total aset menghitung penjualan bersih sebagai persentase aset untuk menunjukkan berapa banyak penjualan yang dihasilkan dari setiap nilai aset perusahaan. Misalnya, rasio 0,5 berarti bahwa setiap 1 rupiah aset menghasilkan 0,5 rupiah penjualan. Financial Leverage (Leverage Keuangan) Rasio leverage keuangan, yang umumnya disebut rasio ekuitas atau utang, adalah rasio yang mengukur nilai ekuitas dalam suatu perusahaan dengan menganalisis gambaran utangnya secara keseluruhan. Rasio ini digunakan untuk membandingkan utang atau ekuitas dengan aset serta saham yang beredar untuk mengukur nilai sebenarnya dari ekuitas dalam bisnis. Atas dasar itu, rasio leverage keuangan berguna untuk mengukur beban utang perusahaan secara keseluruhan dan membandingkannya dengan aset atau ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak aset perusahaan milik pemegang saham daripada kreditor. Ketika pemegang saham memiliki sebagian besar aset, perusahaan dikatakan memiliki leverage rendah. Ketika kreditor memiliki mayoritas aset, perusahaan dianggap memiliki leverage tinggi. Semua



pengukuran ini penting bagi investor untuk memahami seberapa berisiko struktur modal suatu perusahaan dan jika perlu berinvestasi. Sejatinya, Dupont Analysis memang didasarkan pada perhitungan ROE, dimana perhitungan ROE dirumuskan sebagai: ROE = Proft Margin × Total Asset Turnover × Financial Leverage Untuk lebih rincinya, rumus ROE ditulis sebagai: ROE = (NetIncome/NetSales) x (NetSales/AverageTotalAssets) x (Total Assets/Total Equity) Sebenarnya, nilai ROE dapat dirumuskan sebagai ROE = Laba bersih / Ekuitas pemegang saham Namun dalam Dupont Analysis, rumus tersebut diperluas. Perluasan rumus tersebut berguna untuk analisis di tiap komponen penghasil laba pada perusahaan. Contoh Perhitungan Seorang investor telah mengamati dua perusahaan, yaitu SuperCo dan GearInc. Investor tersebut ingin mengetahui mana diantara kedua perusahaan tersebut yang memiliki peluang lebih baik untuk investor tersebut menanamkan modal. Investor tersebut memilih Dupont Analysis untuk melihat nilai ROE dari kedua perusahaan. Nilai ROE tersebut kemudian digunakan untuk dasar analisis bagi investor. Hasil perhitungan ROE serta komponen lain dari perusahaan terangkum pada tabel di bawah ini:



Setelah melakukan Dupont Analysis, bagaimana keputusan yang diambil investor tersebut? Jawab: Seperti yang terlihat di tabel, SuperCo meningkatkan marjin laba dengan meningkatkan laba bersih dan mengurangi total asetnya. Perubahan SuperCo meningkatkan margin keuntungan dan perputaran aset. Investor juga dapat menarik kesimpulan bahwa SuperCo juga mengurangi sebagian utangnya karena rata-rata ekuitas tetap sama. Sementara itu, pada  GearInc, investor dapat melihat bahwa seluruh perubahan ROE disebabkan oleh peningkatan leverage keuangan. Ini berarti GearInc. meminjam lebih banyak uang, yang mengurangi ekuitas rata-rata. Sementara itu, pinjaman tambahan dinilai tidak mengubah laba bersih perusahaan, pendapatan atau margin laba, dimana hal ini menandakan bahwa leverage tidak menambah nilai riil bagi perusahaan. Atas dasar hasil Dupont Analysis, dapat disimpulkan bahwa investor memilih menanamkan modal kepada Perusahaan SuperCo daripada GearInc, karena keadaan kinerja ekonomi dan perkembangan laba yang telah dijabarkan dari Dupont Analysis. Setelah



mencerna



contoh



perhitungan,



tentu



dapat



diketahui



bahwa Dupont



Analysis merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengevaluasi indikator-indikator utama dari ROE beserta ROE-nya. Hal ini membuat investor mengetahui kegiatan keuangan



apa yang paling berkontribusi terhadap perubahan ROE pada perusahan tersebut. Atas dasar itu, seorang investor menjadi dapat membandingan efisiensi operasional dari dua perusahaan. Selain berguna untuk investor, Dupont Analysis juga berguna untuk seorang manajer perusahaan. Perhitungan Dupont Analysis yang merinci berbagai komponen keuangan yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memperoleh laba membuat manajer mengetahui kekuatan dan kelemahan dari indikator komponen keuangan perusahaan. Hal ini dapat digunakan manajer untuk mengambil kebijakan dalam mengelola perusahaannya agar operasinya ebih efisien. Itulah definisi lengkap mengenai Dupont Analysis. Seperti yang telah dipaparkan, penggunaan Dupont Analysis sangat efektif karena dapat melihat perkembangan dari indikator penyumbang laba dari perusahaan. MANFAAT ANALISIS DUPON Rumus dan Perhitungan DuPont analysis Analisis DuPont menggunakan rumus return on equity (ROE) yang dikembangkan, dihitung dengan mengalikan net profit margin dengan asset turnover dan equity multiplier. Sehingga formula untuk menghitung DuPont analysis menjadi: Analisis DuPont = Net Profit Margin x Asset Turnover x Equity Multiplier Dengan komponen rumus: Net Profit Margin = Laba bersih / Pendapatan Asset Turnover = Penjualan / Rata-rata Aset Equity Multiplier = Rata-rata Aset / Rata-rata Ekuitas Apa manfaat DuPont analysis? Metode DuPont analysis ini digunakan untuk mengevaluasi komponen-komponen dari rasio return on equity (ROE) sebuah perusahaan. Dengan menggunakan metode ini investor dapat menentukan aktivitas keuangan mana yang paling berkontribusi terhadap perubahan ROE. Investor juga dapat menggunakan analisis DuPont untuk membandingkan



efisiensi operasional dari dua perusahaan yang serupa. Para manajer keuangan juga dapat menggunakan metode DuPont analysis untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang harus diperbaiki. Komponen DuPont analysis Analisis DuPont membagi ROE sesuai komponen utamanya untuk menentukan faktor mana yang paling berpengaruh terhadap perubahan ROE. Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin Marjin laba bersih adalah rasio yang menggunakan hasil perhitungan terakhir dari sebuah laporan laba rugi (income statement / statement of profit or loss). Rasio ini membandingkan total laba bersih terhadap total penjualan / pendapatan perusahaan, dan merupakan ukuran dasar terhadap profit. Cara yang paling mudah untuk mengerti marjin laba adalah dengan membayangkan sebuah toko yang menjual satu produk saja seharga Rp. 10.000. Setelah semua biaya terkait pembelian produk, perawatan toko, gaji pegawai, pajak, bunga utang, dan beban lain-lain, pemilik toko mendapat Rp. 1.000 sebagai laba dari setiap produk yang terjual. Berarti net profit margin atau marjin laba bersih pemilik toko adalah 10%, yang dapat dihitung dengan rumus berikut ini: Net Profit Margin = Laba bersih / Pendapatan = Rp. 1.000 / Rp. 10.000 = 10% Marjin laba dapat meningkat jika biaya berkurang atau harga dinaikkan, yang dapat memberi pengaruh besar terhadap ROE. Hal ini merupakan salah satu penyebab kenapa harga saham perusahaan mengalami fluktuasi yang sangat kuat saat manajemen membuat perubahan terhadap proyeksi marjin laba, biaya, dan harga.  Asset Turnover Ratio Asset turnover ratio adalah rasio yang mengukur seberapa efisiennya perusahaan menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan. Bayangkan jika perusahaan memiliki rata-rata aset senilai Rp. 50 juta, dan menghasilkan total pendapatan sebesar Rp. 100 juta tahun lalu. Ini berarti aset perusahaan berhasil mencetak pendapatan 2 kali lipat dari nilainya sendiri, dan dihitung dengan rumus berikut ini: Asset Turnover Ratio = Pendapatan / Rata-rata Aset = Rp. 100 juta / Rp. 50 juta = 2



Pada umumnya asset turnover ratio berbeda-beda antara sektor industri yang satu dengan yang lain. Contohnya, sebuah perusahaan ritel menghasilkan pendapatan yang besar dari asetnya tapi dengan marjin yang kecil, sehingga membuat asset turnover rationya sangat besar. Sebaliknya, sebuah perusahaan utilitas mempunyai aset tetap (fixed assets) yang sangat tinggi nilainya jika dibandingkan dengan pendapatan, sehingga akan menurunkan nilai rasio asset turnover sangat jauh dibandingkan perusahaan ritel. Rasio ini dapat membantu saat membandingkan dua perusahaan yang sangat mirip. Karena aset mencakup komponen lain seperti persediaan barang dagangan, maka perubahan pada rasio ini dapat menandakan penjualan yang sedang turun atau naik yang kemudian akan terpampang nilainya dalam laporan keuangan. Jika asset turnover ratio sebuah perusahaan meningkat, maka ROE juga akan ikut naik.



Equity Multiplier Equity multiplier atau yang dikenal sebagai financial leverage, secara tidak langsung menganalisis penggunaan utang perusahaan untuk membeli aset. Anggaplah sebuah perusahaan mempunyai aset senilai Rp. 100juta dan modal dari pemegang sahamnya sebesar Rp. 25 juta. Dari neraca keuangan (balance sheet) akan terlihat bahwa perusahaan memiliki utang sebesar Rp. 75 juta (aset – modal = utang). Jika perusahaan terus meminjam uang untuk membeli aset, maka rasio ini akan naik. Seluruh akun-akun yang digunakan untuk menghitung financial leverage terdapat dalam neraca keuangan, sehingga Anda menggunakan rumus berikut ini untuk menghitung financial leverage: Financial Leverage = Aset / Ekuitas = Rp. 100 juta / Rp. 25 juta = 4 Kebanyakan perusahaan harus menggunakan utang dan modal bersamaan demi membiayai operasional dan ekspansi. Jika tidak menggunakan utang juga tidak baik, karena dapat menghabiskan dana kas internal perusahaan terlalu besar, sehingga tidak terdapat cadangan jika perusahaan sedang mengalami masa terburuk. Akan tetapi, terlalu banyak berutang untuk meningkatkan financial leverage dan ROE, juga menciptakan risiko besar karena porsi utang yang tidak proporsional terhadap ekuitas.     CONTOH PERHITUNGAN ANALISIS DUPONT DARI LAPORAN KEUANGAN EMITEN IHSG



Sebagai seorang investor, Anda tentu harus membiasakan diri dengan laporan keuangan emiten saham. Kali ini kita akan menggunakan DuPont analysis untuk menganalisa laporan keuangan PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Kedua emiten ini sama-sama berada di sektor industri consumer dengan bisnis yang serupa yaitu produk FMCG.      (dalam jutaan rupiah)



 INDF  2020



   2019



 Laba Bersih



   1,805,109



   1,634,302



 Pendapatan



  19,304,795



  19,169,840



 Net Profit Margin  Pendapatan



9.4%   19,304,795



8.5%   19,169,840



 Rata-rata Aset



  99,430,397



  96,368,178



 Asset Turnover Ratio  Rata-rata Aset



0.19   99,430,397



0.20   96,198,559



 Rata-rata Ekuitas



  55,386,459



  50,858,888



 Equity Multiplier  ROE Analisis DuPont



             1.8 3.3%



             1.9 3.2%



                     



 MYOR  2020



 2019



      949,829



      480,083



   5,379,573



   6,013,763



17.7%    5,379,573



8.0%    6,013,763



  19,256,233



  17,495,290



0.28   19,256,233



0.34   17,495,290



  10,846,853



   8,783,819



             1.8 8.8%



             2.0 5.5%



Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa kedua perusahaan sama-sama mengalami peningkatan net profit margin, hanya MYOR meningkat 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Tentu hal ini menimbulkan tanda tanya karena dengan pendapatan yang turun dan rata-rata aset yang meningkat, berarti penjualan PT. Mayora Indah Tbk. sedang mengalami penurunan dan terjadi penumpukan persediaan di gudang. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata MYOR memperoleh laba sebesar Rp. 605 miliar dari selisih kurs, tapi bukan dari sisi operasional sehingga tidak dapat dikatakan adanya keberhasilan manajemen yang signifikan dalam mengelola perusahaan menghadapi pandemi Covid-19. Sewajarnya investor waspada terhadap praktik creative accounting di saat seperti ini agar terhindar dari kerugian.  Pada sisi INDF terdapat sedikit peningkatan dalam penjualan dan laba bersih, juga terhadap keseluruhan struktur komponen analisis DuPont. Sangat tipikal sebuah saham blue chip



dengan pasar yang sudah matang, di mana pendapatan dan laba bersih akan naik perlahan namun pasti setiap tahunnya. Perbandingan DuPont analysis dan ROE Analisis DuPont adalah versi penjabaran dari return on equity (ROE), di mana kedua rasio ini sama-sama menilai tinggi rendahnya perolehan laba bersih terhadap ekuitas. Dengan analisis DuPont, investor dan analis dapat menggali lebih dalam untuk mencari faktor apa yang paling berkontribusi terhadap perubahan ROE. DuPont analysis dapat membantu menyimpulkan apakah proft, pemanfaatan aset, atau penambahan utang yang merubah ROE. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DU PONT SYSTEM Keunggulan analisis Sistem Du Pont menurut Munawir (2010:91-92): a. Salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya lebih menyeluruh. b. Dapat melalukan perbandingan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan satu dengan perusahaan sejenis. c. Digunakan sebagai ukuran profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan. d. Digunakan sebagai ukuran efisiensi tindakan yang dilakukan oleh divisi. Kelemahan analisis Du Pont System: a. ROI perusahaan satu dengan perusahaan yang sejenis sulit dibandingkan. b. Adanya fluktuasi nilai daya belinya. c. Menggunakan ROI saja tidak dapat mengadakan perbandingan dua masalah.   KETERBATASAN ANALISIS DUPONT



Kekurangan terbesar dari analisis DuPont adalah walaupun lebih detil, namun analisis ini masih bergantung kepada perlakuan akuntansi yang data tersebut dapat dimanipulasi. Analisis DuPont juga tidak dapat menjelaskan kenapa salah satu rasio dapat naik atau turun, atau dapat dikategorikan tinggi atau rendah. Seperti halnya dalam contoh perhitungan di atas, jika kita tidak meneliti lebih jauh untuk mencari alasan kenapa net profit margin PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) dapat naik hingga 2 kali lipat, kita tidak mengetahui apa yang sedang terjadi dalam proses pencatatan akuntansi MYOR dalam periode 3 bulan pertama atau kuartal pertama tahun 2020.   KESIMPULAN Analisis DuPont merupakan kerangka untuk menganalisa kinerja fundamental yang diperkenalkan pertama kali oleh DuPont Corporation. Analisa ini menggunakan teknik yang berguna untuk membagi faktor perubah return on equity (ROE) menjadi beberapa bagian. Investor dapat menggunakan DuPont analysis untuk membandingkan efisiensi kinerja dua perusahaan yang serupa dalam sektor industri yang sama. Dengan metode ini dapat terlihat di mana letak kekuatan dan kelemahan perusahaan yang harus lebih diperhatikan dari laporan keuangan.



No Variabel Metode penelitian Hasil Penelitan 1. ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM MENGUKURKINERJAKEUANGAN PADA



PERUSAHAAN



INDONESIA Variable bebas du pont sistem



dan



variable



terikat profitabilitas



SEMEN



YANG



TERDAFTAR



Metode kuantitatif



DI



BURSA



1. profitabilitas alam tinggi



sutera



EFEK



perusahaan realty



lebih



dibandingkan



perusahaan lippo karawaci. 2. 2. ANALISIS KEUANGAN DAN ANALISIS DV PONT SYSTEM LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK MENILAI KEUNGGULAN KOMPETITIF



DALAM INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI ERA MEA (Studi Kasus Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia) Analisis keuangan dan Metode deskriptif,



1.



Analisis



keuangan



analisis dupont dalam



kasualitas,



terhadap



menilai



korelasional



kompetitif menunjukkan



kompetitif industri



keunggulan dalam



keunggulan



bahwa Telkom memiliki kinerja yang paling baik, unggui hampir di semua rasio keuangan. 2. Analisis Du Pont System menunjukkan memiliki



Telkom efektivitas



pemsahaan yang paling baik,



unggui



pengelolaan



dalam laba



maupun aset. Hal ini terlihat dari nilai rasio Total Assets Turnover 0.60, Net Profit hfargin 24.96% dan Return On Investment 15.04%. XL memiliki



efektivitas



perusahaan yang baik, unggui di bawah Telkom dalam pengelolaan laba dan aset dengan nilai rasio



Total



Assets



Turnover 0.38, Net Profit Margin



0.45%



dan



Return On Investment 0.37%. Indosat memiliki niiai rasio Total Assets Turnover 0.26, Net Profit Margin -13.47%, Return



On Investment -3.51%,; ini



menunjukkan



efektivitas



perusahaan



yang cukup baik, cukup baik dalam pengelolaan laba dan aset .