Kelompok 16, CMHN Askep Jiwa Keputusasaan, 6a [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

COMMUNITY HEALTH NURSING (CMHN) “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN KEPUTUSASAAN”



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 16 KEPERAWATAN 6A 1. Qorri Hartanto



1914201031



2. Mita Angkana Putri Nst



1914201021



3. M. Dendy Masbri.Y



1914201071



DOSEN PENGAMPU Ns. Diana Arianti,S.Kep,M.Kep



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG TA 2021-2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, baik berupa kesempatan maupun pengetahuan sehingga makalah “Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Gangguan Keputusasaan” ini dapat kami selesaikan dalam bentuk maupun isinya dengan sebaik-baiknya. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibuk Ns. Diana Arianti,S.Kep.M.Kep karena atas bimbingan serta saran dari ibuklah kami dapat menyusun makalah ini sehingga dapat dibaca serta dipahami isinya. kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna ,baik dari segi penyusunan yang masih kurang teratur ,pembahasan yang kurang sesuai dengan materi, ataupun penulisannya yang kurang tepat atau kesalahan saat mengetik kata demi kata ,karena pengalaman kami yang masih kurang . Demikianlah yang dapat kami sampaikan , kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu dimohonkan kepada ibuk dan teman-teman yang membaca makalah ini agar memberikan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya, bisa diperbaiki menjadi lebih baik, kepada ibuk dosen yang terhormat dimohon bimbingannya lebih lanjut , terutama bimbingan terhadap penyusunan makalah dan dalam mata kuliah CMHN.



Padang, 18 Maret 2022



Kelompok 16



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................i Daftar Isi.......................................................................................................ii Bab I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang........................................................................................3 1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................4 a. Tujuan Umum...................................................................................4 b. Tujuan Khusus...................................................................................4 1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................4 Bab II : Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Keputusasaan............................................................................5 2.3 Asuhan Keperawatan Teoritis Pada Keputusasaan ...........................10 A. Pengkajian...............................................................................................10 B. Diagnosa .................................................................................................13 C. Intervensi.................................................................................................13 D. Implementasi...........................................................................................16 E. Evaluasi...................................................................................................16 Bab III : Laporan Kasus Askep Keputusasaan.........................................23 Bab IV : Penutup 4.1 Kesimpulan ............................................................................................24 4.2 Saran.......................................................................................................24 Daftar Pustaka .............................................................................................25



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada



seorangpun



yang



dapat



membantunya.Keputusasaan



berbeda



dengan



ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia. Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus menngunakan resiko bunuh diri.Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini muncul dalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan lebih umum dirasakan daripada dilaporkan. Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidak fleksibel baik dalam pikiran , perasaan maupun perilaku.Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak mampu memandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan segala kemampuannya, dan kebanyakan Ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa. Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam hidup, mungkin yang paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman keputusasaan ini dinamakan malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami keputusasaan kita seperti merasa bahwa semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita sendiri sedang berdiri di dalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan kecil kalau masing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang mengalami keputusasaan pada waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.



3



1.2 Tujuan a. Tujuan Umum Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan psikososial keputusasaan dalam CMHN. b. Tujuan Khusus a) Dapat mengetahui pengertian keputusasaan. b) Dapat mengetahui penyebab keputusasaan. c) Dapat mengetahui tanda dan gejala yang ada pada pasien dengan keputusasaan d) Dapat mengetahui penatalaksanaan medis pada pasien dengan konsep keputusasaan. e) Dapat mengetahui dan membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep keputusasaan. 1.3 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dengan membaca makalah ini mahasiswa dan pembaca makalah ini dapat memahami tentang konsep askep gangguan jiwa pada pasien dengan keputusasasaan dalam konsep CMHN (Comuunity Health Nursing) sehingga dapat diimplemetasikan dalam program CMHN saat mahasiswa melaksanakan kegiatan prekinik dan bertugas dimasyarakat.



4



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Perawatan Keputusasaan 1.



Definisi Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya. Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton dan Range, 1996 )Menurut (Pharris, Resnick ,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi. Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan .



2.



Faktor penyebab Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu : a.



Faktor kehilangan



b.



Kegagalan yang terus menerus



c.



F aktor Lingkungan



d.



Orang terdekat ( keluarga )



5



3.



e.



Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)



f.



Adanya tekanan hidup



g.



Kurangnya iman



Tanda dan gejala a.



Mayor ( harus ada) Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan. 1) Fisiologis : a) Respon terhadap stimulus melambat b) Tidak ada energi c) Tidur bertambah 2) Emosional : a)



Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan



b)



Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan



c)



Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup



d)



Hampa dan letih



e)



Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa



f)



Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.



3) Individu memperlihatkan : a) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan b) Penurunan verbalisasi c) Penurunan afek d) Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat. e) Ketidakmampuan mencapai sesuatu f)



Hubungan interpersonal yang terganggu



g) Proses pikir yang lambat



6



h) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri. 4) Kognitif : a) Penurunan



kemampuan



untuk



memecahkan



masalah



dan



kemampuan membuat keputusan b) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini c) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir d) Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali ) e) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap f)



Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan



g) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan h) Tidak dapat mengenali sumber harapan i) b.



Adanya pikiran untuk membunuh diri.



Minor ( mungkin ada ) 1.



Fisiologis a) Anoreksia b) BB menurun



2.



Emosional a) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain b) Merasa berada diujung tanduk c) Tegang d) Muak ( merasa ia tidak bisa) e) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani f)



Rapuh



7



3.



Individu memperlihatkan a) Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara b) Penurunan motivasi c) Keluh kesah d) Kemunduran e) Sikap pasrah f)



4.



Depresi



Kognitif Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima a) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang b) Bingung c) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif d) Distorsi proses pikir dan asosiasi e) Penilaian yang tidak logis



4.



Penatalaksaan medis a.



Psikofarmaka Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.



b.



Psikoterapi Psikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya. Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali



8



kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya. Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya. c.



Terapi Psikososial Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.



d.



Terapi Psikoreligius Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa



kegiatan



ritual



keagamaan



seperti



sembahyang,



berdoa,



mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb. e.



Rehabilitasi Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada umumnya program rehabilitasi ini



9



berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat. 2.3



KONSEP



ASUHAN



KEPERAWATAN



JIWA



PASIEN



DENGAN



GANGGUAN KEPUTUSASAAN A. Pengkajian 1. Identitas klien Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa medis. 2. Keluhan utama Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien, apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah : a.



Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan



b.



Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah



c.



Perilaku koping yang adekuat selama proses



3. Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah: a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama



10



yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan. d. Struktur Kepribadian Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi. 4. Faktor presipitasi Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah: a. Faktor kehilangan b. Kegagalan yang terus menerus c. Faktor lingkungan d. Orang terdekat (keluarga) e. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa) f. Adanya tekanan hidup g. Kurangnya iman 5. Respon Emosional Mayor (harus ada): a. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan b. Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan c. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hiduph d. Hampa dan letih e. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa f. Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.



11



Minor (mungkin ada) a. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain b. Merasa berada diujung tanduk c. Tegang d. Muak ( merasa ia tidak bisa) e. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani f. Rapuh 6. Respon Kognitif Mayor ( harus ada) a. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan. b. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini. c.



Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir



d. Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali) e.



Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap



f.



Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan



g. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan h. Tidak dapat mengenali sumber harapan i.



Adanya pikiran untuk membunuh diri.



Minor (mungkin ada) a.



Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima



b.



Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang, masa datang



c.



Bingung



d.



Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif



e.



Distorsi proses pikir dan asosiasi



f.



Penilaian yang tidak logis



12



B. Diagnosa Keperawatan a.



Pohon Masalah Ketidakberdayaan



Keptutusasaan



Harga Diri Rendah



C. Intervensi Generalis Pada Pasien: a.Tujuan: 1) Mampu mengenal masalah keputusasaannya 2) Mampu memberdayakan diri dalam aktivitas 3) Mampu menggunakan keluarga sebagai sumber daya b. Tindakan Keperawatan 1)Diskusi



tentang



kejadian



yang



membuat



putus



asa,



perasaan/pikiran/perilaku yang berubah 2)Latihan berfikir positif melalui penemuan harapan dan makna hidup 3)Latihan melakukan aktivitas untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup. c.Strategi Pelaksanaan SP 1 Pasien : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif melalui penemuan harapan dan makna hidup 1) Bina hubungan saling percaya a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian perasaan putis asa agar proses penyembuhan lebih cepat



13



2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian perasaan putus asa 3) Bantu pasien mengenal keputusasaan: a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaan sedih/ kesendirian/ keputusasaannya. b) Bantu pasien mengenal penyebab putus asa c) Diskusikan perbedaan antara



perasaan dan pikiran klien



terhadap kondisinya dengan kondisi real kondisi klien d) Bantu pasien menyadari akibat putus asa e) Dukung



klien



untuk



mengungkapkan



pengalaman



yang



mendukung pikiran, perasaan dan perilaku positif 4) Latih restrukturisasi pikiran melalui latihan berpikir positif dengan mengidentifikasi harapan dan penemuan makna hidup SP 2 Pasien : Evaluasi keputusaan, manfaat berfikir positif, dan latihan melakukan aktivitas untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup 1) Pertahankan rasa percaya pasien a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi b) Asesmen ulang keputusasaan dan kemampuan melakukan restrukturisasi pikiran 2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi keputusaaan\ 3) Diskusikan aspek positif diri sendiri, keluarga, dan lingkungan 4) Diskusikan kemampuan positif diri sendiri 5) Latih satu kemampuan positif 6) Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup



14



D. Intervensi Generalis Pada Keluarga a. Tujuan 1) Keluarga mampu mengenal masalah keputusasaan pada anggota keluarganya 2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami keputusasaan 3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami keputusasaan b. Tindakan Keperawatan 1) Mendiskusikan kondisi pasien: keputusaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat 2) Melatih keluarga merawat pasien dengan ansietas 3) Melatih keluarga melakukan follow up SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat: 1) Bina hubungan saling percaya a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan keputusasaan pasien dan cara merawat agar proses penyembuhan lebih cepat 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat pasien dengan keputusasaan 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien: a) Menjelaskan keputusasaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan putus asa: menumbuhkan harapan positif melalui restrukturisasi pikiran melalui penemuan harapan dan makna hidup serta melatih kemampuan positif c) Sertakan keluarga saat melatih restrukturisasi pikiran dan latihan kemampuan positif



15



SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan follow up a. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi pasien b. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up c. Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih kemampuan positif d. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (muncul ide bunuh diri atau perilaku pengabaian diri) dan cara merujuk pasien B. Implementasi Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif , pertama-tama harus mengidentifikasi priorotas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respon klien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini pada penyedia perawatan kesehatan lainya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya. C. Evaluasi Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi keperawatan, kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien kearah pencapaian



16



BAB III LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KEPUTUSASAAN A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Data Demografi Nama



: Ny.T



Usia



: 53 Tahun



Tanggal Lahir Suku Bangsa



: 26 Oktober 1962 : Jawa



Jenis kelamin



: Perempuan



Bahasa Dominan



: Indonesia



Status



: janda



perkawinan Alamat



: Jl. Cendrawasih No.16, Cilandak



Tanggal Masuk



: 15 mei 2016



Tanggal



: 16 mei 2016



pengkajian Ruang rawat No. Rekam Diagnosis medis Medis



: Bisma, kamar 7-8 : 325728 : Dispnea ec TB Paru, DM Tipe 2 , Bekas



Riwayat Alergi Tb : tidak ada Diet



: rendah glukosa



Sumber



: Pasien dan keluarga, status pasien



Informasi 2. Riwayat Keperawatan •



Keluhan Utama dan Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak 1 minggu yang lalu, mual dan penurunan



nafsu



makan, klien masih batuk



berdahak. •



Riwayat Kesehatan Masa Lalu: Klien pernah dirawat di rumah sakit dengan riwayat kehamilan pre



17



eklamsia dan diabetes mellitus pada tahun 2006 •



Riwayat kesehatan Keluarga Ayah klien memiliki riwayat diabetes mellitus dan TB Paru



3. Pemeriksaan Fisik Berat badan



: 60,5 Kg



Tinggi badan



:165 cm



IMT



: 22,16 kg/m2



Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg Nadi : 88x/menit RR : 24x/menit Suhu : 36,5 C Riwayat pengobatan fisik : klien mengatakan mengkonsumsi obat DM dan terkontrol, klien juga pernah mengalami pengobatan OAT selama 5 bulan dan kemudian putus obat 4. Pemeriksaan Penunjang a) AGD (19 Mei 2016 ) Nilai Normal



Satuan



Hasil



pH



7,35-7,45



7,52



pCO2



35-45



mmHg



28



pO2



85-95



mmHg



111



BE



-2,5- +2,5



mEq/L



-0,4



HCO3



21-25



mEq/L



22,4



SaO2



90-95



%



99



18



b) Elektrolit (19 Mei 2016) Nilai Normal



Satuan



Hasil



Na



135-153



mEq/L



131



K



3,5-5,1



mEq/L



3,3



Cl



98-109



mEq/L



102



c) Kimia Darah (18 Mei 2016)



d)



Nilai Normal



Satuan



Hasil



Ur



10-50



mg/dl



122,8



Cr



0,5-1,5



mg/dl



1,98



Chol