New Tugas Kelompok 2 Kep Jiwa (Keputusasaan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA



DOSEN PENGAMPU : NS.YULI PERMATA SARI, M.KEP



Disusun Oleh :



HABIBULLAH (191000214201004)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT 2021



KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah menyediakan rahmat dan karunia-Nya yang diperlukan saya dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I. Makalah ini di susun di dalam rangka sesuai dengan tugas kuliah Program Studi Keperawatan. Dalam menyusun makalah ini, saya banyak mengumpulkan bantuan dari berbagai layanan internet. Oleh karena itu, saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dibangun guna menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya atau untuk semuanya.



                     Bukittinggi, 27 Mei 2021



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................iii A. Latar Belakang..................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.............................................................................................1 C. Tujuan...............................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2 A. Pengertian Keputusasaan...........................................................................2 B. Etiologi Keputusasaan...............................................................................2 C. Manifestasi Klinis Keputusasaan..............................................................2 D. Akibat Keputusasaan.................................................................................2 E. Pencegahan Keputusasaan.........................................................................2 F. Penatalaksanaan Keputusasaan.................................................................2 G. Asuhan keperawatan Keputusasaan..........................................................2 BAB III PENUTUP...............................................................................................3 A. Kesimpulan.......................................................................................................3 B. Saran.................................................................................................................3 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusasaan adalah suatu kondisi yang sangat umum dialami oleh setiap orang dalam hidupnya. Secara psikologis, keputusasaan sangat erat kaitannya dengan harapan. Keduanya memiliki kaitan yang erat, namun merupakan dua pengalaman yang berbeda. Orang yang putus asa, akan mampu mengatasi keputusasaan tersebut dengan menghadirkan harapan dalam dirinya ketika menghadapi situasi sulit. Semakin seorang individu menyadari dan memahami keputusasaannya, maka semakin dirinya berpotensi untuk mengembangkan harapan akan situasi yang lebih baik, begitu juga sebaliknya (Farran dkk, 1995) Dari survei terbaru didapatkan bahwa depresi memiliki prevalensi paling tinggi (hampir 17%) dibandingkan gangguan jiwa lainnya (Sadock & Sadock, 2007). Menurut WHO, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat (Depkes, 2009). Prevalensi selama kehidupan, pada perempuan mencapai 10-25% dan laki-laki 5-12% (Amir, 2007). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, Indonesia menunjukkan prevalensi gangguan mood seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa (Depkes, 2010). Sekitar 10% pada perawatan primer dan 15% dirawat di rumah sakit. Pada anak sekolah didapatkan prevalensi sekitar 2%. Pada usia remaja didapatkan prevalensi 5% dari komunitas memiliki gangguan depresif berat (Ismail dan Siste, 2010).  Depresi terjadi mulai dari usia anak sampai usia tua. Sebelum pubertas, anakanak berisiko sama untuk depresi, sedangkan setelah masa pubertas tingkat depresi adalah sekitar dua kali lebih tinggi pada anak perempuan (Brant & Birmaher, 2002). Alasan untuk perbedaan tingkat depresi antara perempuan dan laki-laki diduga faktor hormon dan stresor psikososial yang berbeda (Sadock & Sadock, 2007). 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dilakukannya penulisan ini antara lain sebagai berikut : 1. Tujuan umum Mahasiswa diharapkan memperoleh pengetahuan mengenai asuhan keperawatan psikososial pada klien dengan keputusasaan  2. Tujuan khusus a. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan keperawatan psikososial pada klien dengan keputusasaan b. Menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan Jiwa.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN KEPUTUSASAAN Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (carpenito, 563). Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan, keraguan, duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. (Cotton dan Range, 1996). Sedangkan menurut (Pharris, Resnick, dan ABlum, 1997), mengemukakan bahwa keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi. Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang



yang



tidak



memiliki



harapan



tidak



melihat



adanya



kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya. 2.2 ETIOLOGI KEPUTUSASAAN Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu : a. Faktor kehilangan b. Kegagalan yang terus menerus c. Faktor Lingkungan d. Orang terdekat (keluarga) e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa) f. Adanya tekanan hidup g. Kurangnya iman



2.3 MANIFESTASI KLINIS KEPUTUSASAAN 1. Mayor (harus ada) Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam, berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan. Contoh ungkapan : a. “Lebih baik saya menyerah karena saya tidak mampu memperbaiki keadaan.” b. “Masa depan saya seolah suram.” c. “Saya tidak dapat membayangkan masa depan saya 10 tahun ke depan.” d. “Saya sadar, saya tipe orang mendapat kenapa yang saya inginkan sebelumnya.” e.  “Rasanya saya tidak mungkin menggapai kepuasan dimasa yang akan datang.” 1)   Fisiologis : - respon terhadap stimulus melambat - tidak ada energi - tidur bertambah 2)   Emosional : 



individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan







tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan







tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup







hampa dan letih







perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap.



3)   Individu memperlihatkan : ·  Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan ·  Penurunan verbalisasi ·  Penurunan afek ·  Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.



·  Ketidakmampuan mencapai sesuatu ·  Hubungan interpersonal yang terganggu ·  Proses pikir yang lambat ·  Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri. 4)   Kognitif : ·  Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan ·  Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini ·  Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir ·  Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali ) ·  Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap ·  Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan ·  Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan ·  Tidak dapat mengenali sumber harapan ·  Adanya pikiran untuk membunuh diri. b.    Minor (mungkin ada) 1)   Fisiologis ·  Anoreksia ·  BB menurun 2)   Emosional ·  Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain ·  Merasa berada diujung tanduk ·  Tegang ·  Muak ( merasa ia tidak bisa) ·  Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani ·  Rapuh 3)   Individu memperlihatkan ·  Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara ·  Penurunan motivasi ·  Keluh kesah ·  Kemunduran



·  Sikap pasrah ·  Depresi 4)   Kognitif ·  Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima ·  Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang ·  Bingung ·  Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif ·  Distorsi proses pikir dan asosiasi ·  Penilaian yang tidak logis 2.4 AKIBAT KEPUTUSASAAN Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu : a. Stres b. Depresi



c. Galau d. Sakit e. Pola hidup yang tidak teratur



f. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis g. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan rasa putus asa yang ada. h. Trauma tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya. i. Gila akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang j. Sakit diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran yang berlebihan. k. Kematian beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan. 2.5 PENCEGAHAN Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaa nyaitu :



1)    Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita. 2)    Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan ber buat hal-hal baru. 3)   Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita hadapi 4)    Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan berkurang. 5)    Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN APA BAGI SAYA DI SINI? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA?" 6)    Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di dapatkan pemecah masalah yang baik. 7)    Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang  merupakan pengalaman yang menyakitkan. Tapi daripada  memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang telah kita pelajari. 8)    Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain  jika gagal,tapi perhatikan baikbaik masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana mengatasinya? 9)    Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam kegelapan. 10)  Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan. 2.6 PENATALAKSANAAN KEPUTUSASAAN Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu : a.    Psikofarmaka Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.  



b.   Psikoterapi Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi  ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya. Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan  pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya. Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya. c.    Terapi Psikososial Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka. d.   Terapi Psikoreligius Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari



penelitian



didapatkan



kenyataan



secara



umum



komitmen



agama



berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb. e.    Rehabilitasi Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga



(institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi



dilakukan



berbagai



kegiatan



antara



lain;



terapi



kelompok,



menjalankan  ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat. 2.7 ASUHAN KEPERAWATAN KEPUTUSASAAN A. Pengkajian 1. Identitas klien Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis. 2. Keluhan utama Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah : a.    Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan b.    Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah c.    Perilaku koping yang adekuat selama proses 3. Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah: a.  Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan b.  Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik c.  Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,



selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan. d.  Struktur Kepribadian e. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi. 4. Faktor presipitasi Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah: 1.    Faktor kehilangan 2.    Kegagalan yang terus menerus 3.    Faktor Lingkungan 4.    Orang terdekat ( keluarga ) 5.    Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa) 6.    Adanya tekanan hidup 7.    Kurangnya iman 5. Respon Emosional Mayor (harus ada): 1.  Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan 2.  Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan 3.  Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup 4.  Hampa dan letih 5.  Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa 6.  Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.            Minor (mungkin ada) 1.    Individu marasa  putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain 2.    Merasa berada diujung tanduk 3.    Tegang 4.    Muak (merasa ia tidak bisa) 5.    Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani 6.    Rapuh 6. Respon Kognitif



Mayor ( harus ada) 1.  Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan 2.  Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini 3.  Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir 4.  Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali ) 5.  Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap 6.  Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan 7.  Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan 8.  Tidak dapat mengenali sumber harapan 9.  Adanya pikiran untuk membunuh diri.             Minor (mungkin ada) 1.  Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima 2.  Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang 3.  Bingung 4.  Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif 5.  Distorsi proses pikir dan asosiasi 6.  Penilaian yang tidak logis



ASUHAN KEPERAWATAN N o 1.



Diagnosa Keputusasa an



Tujuan dan Kriteria Hasil



Intervensi



Status kenyamanan: DukunganSpiritual psyikososial Aktivitasnya: Indicindikator: ·  Menggunakan komunikasi ·      Kesejahteraan Psikologis terapeutik untuk ·      Harapan membangun kepercayaan ·      Konsep Diri dan empati peduli ·      GambaranI nternal Diri ·  menggunakan alat untuk ·      EfekKetenangan memonitor dan ·      Ekspresi mengevaluasi kesejahteraan ·      Optimis rohani yang sesuai ·      Penentuan Tujuan ·  memperlakukan individu



·      Makna Dan Tujuan Dalam Hidup ·      Kepuasan Spiritual ·      Depresi ·      Kegelisahan ·      Takut ·      KehilanganSpiritual ·      Pikiran Untuk Bunuh Diri



dengan bermartabat dan hormat ·  mendorong partisipasi dalam interaksi dengan anggota keluarga, teman, dan lain-lain ·  memberikan privasi dan ketenangan untuk kegiatan spiritual Kontrol depresi diri ·  mengajarkan metode Indikator: relaksasi dan meditasi ·      Memonitor Kemampuan ·  menyediakan music Untuk Berkonsentrasi spiritual, sastra, radio, atau ·      Memonitor Intensitas program tv Depresi ·  untuk individu ·      Mengidentifikasi Penyebab ·  terbuka terhadap sifat Depresi individu yang merasa ·      Memonitor Manifestasi kesepian dan tidak berdaya Perilaku Depresi ·  membantu individu untuk ·      Laporan Tidur Yang Cukup bisa mengekspresikandan ·      Laporan Meningkat Nafsu meringankan kemarahan ·      Memonitor Manifestasi dengan cara yang tepat Fisik Dari Depresi ·  menggunakan nilai teknik ·      Laporan Memperbaiki klarifikas iuntuk membantu Suasana  Hati individu memperjelas ·      Berpartisipasi Dalam keyakinan dan nilai-nilai Aktivitas Menyenangkan yang sesuai ·      Mentaati Jadwal Terapi ·      Menghindari INSPIRASI HARAPAN Penyalahgunaan Alkohol ·  membantu pasien ·      Menghindari /keluarga untuk Penyalahgunaan Obat Non mengidentifikasi daerahResep daerah harapan dalam hidup ·      MenghindariPenggunaan ·  menghindari tindakan Narkoba menutupi kebenaran ·      MenjagaKebersihan Pribadi ·  membantu pasien DanPerawatan mengembangkanspiritual



diri Harapan ·  menciptakan Indicator: lingkungan  yang ·      Mengutarakan Harapan memfasilitasi pasien Masa Depan Yang Positif berlatih agama  yang sesuai ·      Mengekspresikan ·  memberikan pasien Keyakinan /keluarga kesempatan untuk Mengutarakan Kehendak terlibat dengan kelompok Untuk Hidup pendukung ·      Mengutarakan Alasan ·  mendorong hubungan Untuk Hidup terapeutik dengan penting ·      Mengutarakan Makna lainnya ·  memfasilitasi pasien yang Hidup memasukkan kerugian ·      Menyatakan Optimisme pribadi ke dalam gambar ·      Mengungkapkan Keyakinan tubuhnya Diri ·      Mengutarakan Kepercayaan Lain ·      Mengutarakan Kedamaian Batin ·      Mengutarakan Rasa Kontrol Diri ·      Pameran Semangat Hidup ·      Menetapkan Tujuan Ketahanan pribadi Indicator: ·      Verbalisasi Positif Melihat Keluar ·      Menggunakan Strategi Koping Yang Efektif ·      MengekspresikanEmosi ·      Berkomunikasi Dengan Jelas Dan Tepat Untuk Usia ·      Pameran Suasana Hati Yang Positif ·      Pameran Positif  Harga Diri



·      Mengutarakan Kenyamanan DenganKesendirian ·      Mengutarakan Rasa Percaya Diri ·      Bertanggung JawabAtas Tindakan Sendiri ·      Mencari Dukungan Emosional ·      Beratnya Alternatif  Untuk Memecahkan Masalah ·      MenghindariPenyalahgunaa n Narkoba ·      Menghindari Penyalahgunaan Alkohol ·      Menggunakan Sumber Daya ·       Pendidikan Dan Kejuruan ·      Verbalisasi Kesiapan Untuk Belajar 2.



Koping individu tidak efektif



Koping Indicator : ·      Menunjukan fleksibilitas peran ·      keluarga menunjukan fleksibilitas peran para anggotanya ·      pertentangan masalah ·      nilai keluarga dapat mengatur masalah-masalah ·      melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan ·      mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional ·      menunjukan strategi untuk memanaj masalah ·      menggunakan strategi penurunan stress



Peningkatan koping ·  hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit dan konsep diri ·  hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi ·  hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan ·  dukung penggunaan sumber spiritual jika diminta ·  gunakan pendekatan yang tenang dan berikan jaminan ·  sediakan informasi actual tentang diagnosis, penangan dan prognosis ·  sediakan pilihan yang



·      peduli terhadap kebutuhan anggota keluarga ·      menentukan prioritas ·      menentukan jadwal untuk rutinitas danm aktivitas keluarga ·      menjadwalkan untuk respite care ·      mempunyai perencanaan pada kondisi kegawatan ·      memelihara kestabilan financial ·      mencari bantuan ketika dibutuhkan ·      menggunakan support social



realistis tentang aspek perawatan saat ini ·  dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat ·  dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat ·  Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup dan perubahan peran ·  Bentu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapt keterangan penilaian terjadi 1= tidak dilakukan sama sekali ·  Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi 2= jarang dilakukan perubahan klien 3= kadang dilakukan 4= sering dilakukan 5= selalu dilakukan



3.



Isolasi sosial Dukungan Sosial Peningkatan Sosialisasi Indikator : Aktivitas : ·   Kesediaan untuk memanggil ·    Mendorong peningkatan orang lain untuk bantuan keterlibatan dalam ·   Uang yang tersedia dari hubungan yang sudah orang lain bila diperlukan mapan ·   Bantuan yang diberikan oleh ·    Mendorong kesabaran orang lain dalam perkembangan ·   Waktu yang disediakan oleh hubungan orang lain ·    Mempromosikan ·   Kerja yang disediakan oleh hubungan dengan orangorang lain orang yang memiliki ·   Informasi yang diberikan kepentingan dan tujuan oleh orang lain bersama



·   Bantuan emosional yang diberikan oleh orang lain ·   Hubungan kepercayaan orang yang bisa ·   Membantu sesuai kebutuhan ·   Jaringan sosial bantu ·   Kontak sosial yang mendukung ·   Jaringan sosial yang stabil



·    Mendorong kegiatan sosial dan masyarakat ·    Mempromosikan berbagai masalah umum dengan orang lain ·    Mendorong kejujuran dalam menyajikan diri kepada orang lain ·    Mempromosikan keterlibatan dalam Keterampilan Interaksi kepentingan yang sama Sosial ·    Mendorong rasa hormat Indikator : terhadap hak orang lain ·    Menggunakan ·    Memfasilitasi pengungkapan yang sesuai penggunaan alat bantu ·    Pameran reseptif defisit sensorik seperti ·    Bekerja sama dengan orang kacamata dan alat bantu lain dengar ·    Pameran kepekaan terhadap ·    Memberikan umpan balik orang lain tentang perbaikan dalam ·    Menggunakan perilaku tegas ·    Menjaga penampilan yang sesuai pribadi atau kegiatan ·    Menggunakan konfrontasi lainnya yang sesuai ·    Menghadapi klien ·    Melibatkan orang lain tentang gangguan penilaian, ·    Menggunakan kompromi jika diperlukan yang sesuai ·    Memberikan umpan balik Menggunakan strategi resolusi positif ketika pasien konflik menjangkau orang lain Mengeksplorasi kekuatan dan kelemahan dari jaringan saat ini hubungan 4.



Defisit perawatan diri



Self care : aktifitas seharihari Kriteriahasil: ·      Klien terbebas dari bau badan ·      Menyatakankenyamanan



Self Care assistane : ADLs ·      Monitor kemempuan klien untukperawatan diri yang mandiri. ·      Monitor kebutuhan klien



terhadapkemampuan untukmelakukan ADLs Dapat melakukan ADLSdengan bantuan



untuk alat-alatbantu untuk kebersihan diri,berpakaian, berhias, toileting danmakan. ·      Sediakan bantuan sampai klienmampu secara utuh untuk melakukanselfcare. ·      Dorong klien untuk melakukanaktivitas seharihari yang normal sesuaikemampuan yang dimiliki. ·      Dorong untuk melakukan secaramandiri, tapi beri bantuan ketika klientidak mampumelakukannya. ·      Ajarkan klien/ keluarga untukmendorongkemandiri an, untukmemberikan bantuan hanya jika pasientidak mampu untuk melakukannya. ·      Berikan aktivitas rutin sehari- harisesuai kemampuan. ·      Pertimbangkan usia klien jikamendorong pelaksanaan aktivitasseharihari



BAB III PENUTUP 2.3 Kesimpulan Keputusasaan adalah suatu kondisi yang sangat umum dialami oleh setiap orang dalam hidupnya. Secara psikologis, keputusasaan sangat erat kaitannya dengan harapan. Keduanya memiliki kaitan yang erat, namun merupakan dua pengalaman yang berbeda. Orang yang putus asa, akan mampu mengatasi keputusasaan tersebut dengan menghadirkan harapan dalam dirinya ketika menghadapi situasi sulit. Semakin seorang individu menyadari dan memahami keputusasaannya, maka semakin dirinya berpotensi untuk mengembangkan harapan akan situasi yang lebih baik, begitu juga sebaliknya. 2.4 Saran Diharapkan kepada mahasiswa keperawatan agar dapat lebih memahami tentang asuhan keperawatan terhadap anak usia sekolah mulai dari pengkajian sampai penatalaksanaan.



DAFTAR PUSTAKA Doenges,Marilynn E. Mary C.Townsen.dan Mary Frances Moorhouse.2007. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri.EGC:Jakarta. Keliat,Budi Ana. Ria Utami Panjaitan. dan Made Riasmini.2011.Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Hal : 1925.EGC:Jakarta Yosep, iyus.2007.Keperawatan Aditama:Bandung



Jiwa



Edisi



Revisi.



PT



Refika