Kelompok 2 Karakteristik Menulis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KARAKTERISTIK MENULIS



DISUSUN OLEH :



HENI PURNAMA : 2019-112-032 AYU USDA DOSEN PENGAMPUH



: 2019-112-051 : Dr. DARWIN EFENDI M.Pd



MATA KULIAH : MENULIS



PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji Syukur alhamdulilah kmi panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami sangat mengharapkan kritikserta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.



Palembang 21 Oktober 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



Kata pengantar ..........................................................................................................................ii Daftar isi ..................................................................................................................................iii



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ..............................................................................................................1 2. Rumusan Masalah .........................................................................................................1 3. Tujuan ...........................................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian menulis ........................................................................................................3 B. Karakteristik menulis ....................................................................................................4 C. Jenis-jenis Tulisan .........................................................................................................5 D. Tahap-tahap menulis .....................................................................................................8 E. Kendala atau hambatan menulis ..................................................................................13 F. Beberapa keterampilan menulis untuk MTS ...............................................................14 G. Evaluasi .......................................................................................................................16 H. Rangkuman ..................................................................................................................17



BAB III PENUTUP .................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................20



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang



Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru, kurangnya model, dan kekeliruan dalam belajar menulis, yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis, mempeparah keengganan orang untuk menulis. Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah, untuk memulai menulis, orang tidak perlu menunggu menjadi penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk memraktikkannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi pelatihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis. Oleh karenanya, perlu kita pelajari seberapa penting keterampilan menulis itu sendiri dan juga materi-materi yang memerlukan keterampilan menulis dalam mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.



2. Rumusan Masalah



a. Apa yang dimaksud dengan menulis ? b. Apa saja karakteristik keterampilan menulis ? c. Apa saja jenis-jenis Tulisan ? d. Apa saja tahap-tahap menulis ? e. Apa saja kendala atau hambatan menulis ?



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN MENULIS Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur (Donn Byrne. 1988: 1). Sejalan dengan itu, menurut Lado (1964: 14) menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa. Semi (1990: 8) jugamengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa. Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut. Mengkombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang berkualitas. Dengan kata lain hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang penulis.



B. KARAKERISTIK MENULIS



Setiap guru menulis harus sudah memahami karakteristik keterampilan menulis karena sangat menentukan dalam ketepatan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan menulis. Sudah dapat dipastikan tanpa memahami karakteristik keterampilan menulis guru yang bersangkutan tak mungkin menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis yang akurat, bervariasi, dan menarik. Ada empat karakteristik keterampilan menulis yang sangat menonjol, yakni; 1. keterampilan menulis merupakan kemampuan yang kompleks;



2. keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik; 3. keterampilan menulis bersifat mekanistik; 4. penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap atau akumulatif



Keterampilan menulis menuntut kemampuan yang kompleks. Penulisan sebuah karangan yang sederhana sekalipun menuntut kepada penulisnya kemampuan memahami apa yang hendak ditulis dan bagaimana cara menulisnya. Persoalan pertama menyangkut isi karangan dan persoalan kedua menyangkut pemakaian bahasa serta bentuk atau struktur karangan. Pembelajaran keterampilan menulis yang tidak memperhatikan kedua hal tersebut di atas pasti akan mengalami ketidakberesan atau kegagalan. Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang teori. Ini tidak berarti pembahasan teori menulis ditabukan dalam pengajaran menulis. Pertimbangan antar praktek dan teori sebaiknya lebih banyak praktek dari teori.



Di samping harus bervariasi, menulis juga perlu sistematis, bertahap, dan akumulatif. Berlatihmenulis yang tidak terarah apalagi kurang diawasi guru membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering membingungkan siswa. Mereka tidak tahu apakah mereka sudah bekerja benar, atau mereka tidak tahu membuat kesalahan yang berulang. Latihan mengarang terkendali disertai diskusi di mana sangat diperlukan dalam memahami dan menguasai keterampilan menulis.



C. JENIS-JENIS TULISAN Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu per satu.



1. Eksposisi Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.



Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan. Parera (1993: 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.” Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya. Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab. Contoh eksposisi : Masa remaja adalah saat yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Namun, masa itu juga merupakan saat mulai timbulnya jerawat. Suatu pertanda bahwa Anda telah memasuki masa dewasa, namun merupakan suatu hal yang Anda harapkan tidak begitu tampak. Cobalah Clearasil krem pengobatan jerawat. Clearasil memiliki tiga daya ampuh yang khas untuk membantu mempercepat proses penyembuhan jerawat serta membantu menghindari timbulnya jerawat baru. Jadikanlah dirimu salah satu dari berjuta-juta pemakai Clearasil di dunia dan tampilkan wajah Anda dengan banggga !



2. Deskripsi Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya.



Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993: 46)



Contoh deskripsi Pasar Blaura merupakan pasar perbelanjaan yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di bagian terdepan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai satu terdapat toko pakaian yang lengkap berderet-deret. Di sampaing kanan pasar terdapat stan-stan kecil penjual perkakas dapur. Di samping kiri ada pula jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang kecil yang berjualan makanan dan minuman. Belum lagi kalau kita melihat lantai di atasnya ( Adisampurno. 2003: 11) 3. Narasi (kisahan) Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang sesuatu yang telah diketahui atau sesuatu yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi latar dan adanya alur atau konflik.



Contoh. Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai lemas dalam pelukanku ( Pusat Bahasa .2003



4. Argumentasi



Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001: 45). Contoh.



Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini terbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003: 45).: 47).



5. Persuasi Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.



Contoh: Generasi 1945 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut dan menegakkan kemerdekaan. Apa yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi penerus. Setiap generasi memikul beban berupa warisan yang harus dipelihara sebaikbaiknya. Warisan adalah amanat. Melecehkan amanat sama maknanya dengan memalsukan sumpah. Hal ini yang tidak boleh dilakukan oleh generasi mana pun.



D.



1.



TAHAP-TAHAP MENULIS



Memilih topik Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu karangan menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan dibahas dalam tulisan. Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih topik yaitu; 1) topik itu ada menfaatnya dan layak dibahas. Ada manfaatnya mengandung pengertiam bahwah bahasan tentang topik itu akan memberikan sumbangan kepada ilmu atau propesi yang ditekuni, atau berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Layak dibahas berarti topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.



a)



topik itu cukup menarik terutama bagi penulis;



b)



topik itu dikenal baik oleh penulis;



c)



bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai;



d)



topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit; Setelah berhasil memilih topik sesuai dengan syarat-syarat pemilihan di atas maka yang akan dilakukan selanjutnya membatasi topik tersebut. Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan membuat diagram pohon atau diagram jam.



Ide induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan yang akan ditulis hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk dikembangbiakkan sampai cukup tuntas, langkah berikutnya ialah memilih salah satu saja di antara rincian ide-ide yang muncul itu untuk dijadikan topik karangan. Topik inilah yang kemudian perlu diolah lebih lanjut dengan membatasi topik dengan sebuah tema tertentu. Jadi, pada topik ini ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang dijadikan pembicaraan. Agar tulisan atau karangan itu lebih terkuasai dan lebih kaya, penulis memerlukan langkah berikutnya, yakni mengumpulkan bahan. Sumbernya bisa berupa buku, internet, surat kabar, hasil observasi lapangan, pengalaman sendiri, wawancara, dan yang lainnya. Hal ini penting terutama di dalam menulis karangan ilmiah.



Langkah yang terakhir yang perlu dilakukan pengarang ialah menguraikan atau mengudar rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar,



rangka atau disebut juga outline adalah suatu rencana kerangka yang menunjukkan ide-ide yang berhubungan satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap dan utuh. Di bawah ini secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar karangan menempuh enam langkah sebagai berikut :



LANGKAH AKTIVITAS PENGARANG 1



Menemukan ide yang akan diungkapkan



HASIL Ide pokok



menjadi karangan 2



Mengembagkan ide



Rincian ide



induk 3



Memilih salah satu ide menjadi pokok soal



Topik



Yang 4



Membatasi topik dengan sesuatu



Tema



Segi/unsur/faktor 5



Merumuskan topik berikut temanya dalam



Kalimat ide



Sebuah pokok pernyataan 6



Menguraikan rumusan ide pokok menjadi



Garis besar karangan



Rangka



2.



Proses penulisan Setelah mengetahui cara-cara memulai dan teknik memberikan napas ke dalam tulisan. Sekarang kita melangkah ke proses penulisan. Pada tahap ini, kita hanya membangun suatu fondasi untuk topik yang berdasarkan pada pengetahuan, gagasan, dan pengalaman. Adapun proses penulisan tersebut sebagai berikut.



a. Darf kasar dimulai menelusuri dan mengembangkan gagasan-gagasan. Pusatkan pada isi daripada tanda baca, tata bahasa, atau ejaan. Ingat untuk menunjukkan bukan memberitahukan saat menulis. b. Berbagi; sebagi penulis kita sangat dekat tulisan kita sehingga sulit bagi kita untuk menulai secara objektif. Untuk mengambil jarak dengan tulisan. Oleh sebab itu perlu meminta orang lain untuk membaca dan memberikan umpan balik. Mintalah seorang teman membacanya dan



mengatakan bagian manayang benar –benar kuat dan menunjukkan ketidakkonsistenan, kalimat yany tidak jelas, atau transisi yang lemah. Inilah beberapa petunjuk untuk berbagi. c. Perbaikan (revisi); setelah mendapat umpan balik dari teman tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi dan perbaikilah. Ingat bahwa penulis adalah tauan dari tulisan Anda jadi Andalah yang membuat umpan balik itu. Manfaatkanlah umpan balik yang dianggap membantu. Ingat tujuan menulis membuat sebaik mungkin. d. Menyunting (editing); inilah saatnya untuk membiarkan “editor” otak kini melangkah masuk. Pada tahap ini, perbaikilah semua kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Pastikanlah semua transisi berjalan mulus, penggunaan kata kerja tepat, dan kalimat-kalimat lengkap. e. Penulisan kembali ; tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang baru dan perubahan – perubahan penyuntingkan. f.



Evaluasi; periksalah kembali untuk memastikan bahwa Anda telah menyelesaikan apa yang Anda rencanakan dan apa yang ingin Anda sampaikan. Walaupun ini merupakan proses yang terus berlangsung tahap ini menandai akhir.



Kegiatan menulis dibaratkan seperti seorang arsitektur akan membangun sebuah gedung, biasanya ia membuat rancangan terlebih dahulu dalam bentuk gambar di atas kertas. Demikian pula seorang penulis, membuat kerangka tulisan atau outline merupakan kebiasaan yang perlu dipupuk terus untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang baik. Penulis dalam hal ini dibaratkan sebagai seorang arsitek bahasa, yang selain mengetahui bagaimana membangun sebuah tulisan secara utuh, ia tidak boleh mengabaikan dasar-dasar penulisan. Dasar-dasar penulisan ini menjadi fondasi utama dalam penulisan adalah pemahaman kita tentang paragraf. Dengan memahami makna dan ciri-ciri paragraf yang baik, kita akan lebih mampu menuangkan gagasan dan pikiran kita secara lebih runtut, sistematis, dan teratur. Pada dasarnya sebuah tulisan mencerminkan cara berpikir seseorang dan bagaimana ia memandang suatu persoalan. Agar hasil karangan baik maka Halim (1982: 114) mengemukakan ada lima unsur dalam karangan, yaitu. a. isi karangan: hal atau gagasan yang dikemukakan; b. bentuk karangan: susunan atau cara menyajikan isi ke dalam pola kalimat; c. tata bahasa: penggunaan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat; d. gaya: pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna terhadap karangan; e. penggunaan ejaan dan tanda baca Hairston (1982.114),. Ada lima komponen menulis prosa yang baik yaitu ;



a. penggunaan bahasa, yaitu kemampuan menulis kalimat yang tepat dan baik; b. kemampuan mekanis; yaitu kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat; c. kemampuan menjaga isi kalimat; yaitu kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan ide, dan membuang informasi yang tidak relevan; d. gaya menulis; yaitu kemampuan memanipulasi kalimat dan paragraf, serta kemampuan menggunakan bahasa secara efektif; e. kemampuan mengambil keputusan; yaitu kemampuan menulis dengan gaya yang tepat untuk tujuan dan untuk pembaca tertentu, serta kemampuan memilih, mengorganisasi, dan menyusun informasi yang relevan. Adapun keuntungan yang dapat dipetik dari menulis ialah; a. menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar serta mengembangkan daya nalar; b. memperluas wawasan, baik mengenai teori maupun mengenai fakta yang berhubungan; c. menjelaskan masalah yang semula masih samar bagi diri sendiri; d. dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara lebih objektif; e. lebih mudah memecahkan masalah, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret; f. mendorong kita belajar secara aktif, menjadi penemu sekaligus pemecah masalah Berikut ini dijelaskan ciri-ciri karangan yang jelas. a. mudah; karangan yang jelas mudah dimengerti oleh pembaca. Setiap orang menyukai karangan yang dapat dipahami tanpa susah payah; b. sederhana; karangan yang jelas tidak berlebih-lebihan dengan kalimat-kalimat dan kata-kata. semakin sederhana, semakin dapat karangan itu menggambarkan sesuatu buah pikiran secara terang dalam pikiran pembaca; c. langsung; karangan yang jelas tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok soalnya; d. tepat; karangan yang jelas dapat melukiskan secara betul ide-ide yang terdapat dalam pikiran penulis.



E.



Kendala atau Hambatan dalam Menulis Untuk mengatasi kendala atau hambatan dalam peningkatan keterampilana menulis, sebaiknya guru menyelidiki



kesulitan



dalam



proses



menulis



sehingga



mengetahui kelemahannya dan dapat mengatasi kelemahan tersebut.. Misalnya sebagian anak memiliki pengendalian motorik yang buruk sehingga fisik saat menulis terasa sukar



baginya. Anak yang sangat visual sering lambat dalam menulis. Anak-anak yang memiliki masalah emosional sering takut menulis karena mereka pikir kemarahan atau kekecewaan mereka akan tumpah-ruah sehingga harus disembunyikan; mereka tidak berani menuangkannya ke atas kertas. Kelemahan dalam belajar awal dalam menulis akan demikian kacau dan tidak terbaca sehinggga anak akan menjadi kecil hati dan tidak mau mencoba lagi. Atau anak diajarkan menulis dengan tidak menyenangkan dan penuh tekanan sehingga anak menulis merupakan musuh dan anak membenci segala hal yang berbau menulis (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. 1992: 309-315) Langkah pertama dalam menghadapi permasalahn di atas adalah. a. menyelidiki apa persisinya yang terjadi dengan cara menghitung berapa banyak yang dihabiskan anak untuk membaca. Jika anak sedikit sekali membaca, anggapalah itu merupakan inti dari banyak, atau semua, permasalahan menulis. Jika anak tidak banyak membaca anak akan menggunakan bahasa lisan . kosakata mereka belum sempurna dan mereka sering menulis tanpa keterlibatan emosional dan hanya menguraikan kejadian yang mereka tonton. Buatlah anak sering membaca dengan hal itu tulisan mereka biasanya meningkat secara dramatis. b.



Anak-anak yang tulisan tangannya buruk harus diperbolehkan untuk mengetik atau menggunakan komputer. Anak menulis buruk bukan disengja, mereka bermasalah dengan kemampuna motorik halusnya-atau kadang mereeka sangat pintar dan berpikir jauh libih cepat daripada tangannganya menulis. c.



Anak -anak yang banyak membuat kesalahan tata bahasa harus dikelilingi oleh bahan bacaaan apa saja seperti komik, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Anak yang terbiasa membaca mandiri akan mencapai tingkat melek huruf yang berterima dengan sendirinya.



Mereka



akan



mendapatkan



rasa



F.



Beberapa Keterampilan



Menulis untuk Siswa MTS Berikut beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasi siswa kerdasarkan KTSP bahasa Indonesia MTS.



1.



Menulis buku harian berdasarkan pengalama Teknik penulisan ·



Catatlah peristiwa-peristiwa penting saja



·



Urutkan peristiwa dengan rujukan waktu



·



Tulislah kalimat-kalimat yang jelas dan ringkas



·



Buatlah judul sesuai dengan isi karangan



·



Panjang karangan 150 kata (20 baris)



Contoh Cakep –Cakep Bodoh “Pas libur saya dan teman jalan-jalan. Waktu diangkot kami kumpulkan uang buat bayar. Saya bilang, “ tarif satu orangnya Rp 700,- kan? Teman-teman mengiyakan. Uang yang saya kasih kepada Pak sopir Rp 2500,- tapi sopir bilang ‘kurang neng’! Dasar supir enggak tau dir, pikir saya. Lalu dengan ngotoynya saya bilang, ‘tarifnya Rp 700,- kan dikali empat orang jadiu Rp. 2.400,- dong itu juga masih sisa saratus kan? Ambil aja’ Karena si sopir diam saja, kami tinggal pergi. Tiba-tiba dengan suara nyaring pak sopir teriak Rp 700,- dikali empat itu Rp 2.800,- tau’ Ups, ternyata saya salah hitung! Tengsin euy, apalagi orang-orang di sekitar situ bilang“.Cakap-cakep sih bego” ( Cosmos Girl, November 2004) kebahasaan tertulis yang tidak akan bisa diajarkan secara langsung.



2.



Menulis Ringkasan Meringkas sebagai kegiatan mereproduksi yang sudah dikenal para pelajar. Meringkas teknik dan sistematikanya cenderung diserahkan sepenuhnya kepada para pembelajar. Contohnya, pembelajar disuruh menceritakan kembali cerita yang telah dibaca atau didengarnya. Berlatih membuat ringkasan merupakan suatu cara yang efektif untuk mengembangkan daya ekspresi pembelajar. Pelatihan – pelatihan yang intensif sangat fungsional untuk meningkatkan daya kreasi pembelajar. Dengan meringkas, pembelajar terdorong untuk membaca atau mendengarkan secara cermat. Seseorang tidak dapat membuat ringkasan secara baik, bila ia kurang cermat dalam membaca atau mendengar. Dalam membaca, pembaca harus dapat membedakan gagasan utama dengan gagasan penjelas. Kemampuan membedakan tingkat gagasan akan membantu dalam menentukan gagasan pokok dari apa yang dibaca atau didengar. Dengan demikian maka akan diperoleh ringkasan yang baik. Adapun rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam meringkas sebagai berikut.



a. Membaca Naskah Asli Penulis ringkasan harus membaca naskah asli secara menyeluruh beberapa kali untuk mengetahui kesan umum, maksud pengarang, dan sudut pandang pengarangnya. Judul dan daftar isi dapat dijadikan pegangan dalam meringkas. Rincian daftar isi pengarang mempunyai keterkaitan dengan judul karangan itu. Sebaliknya paragraf-paragraf dalam karangan itu menunjang pokok-pokok yang tercantum dalam daftar isi.



b. Mencatat Gagasan Utama. Semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digarisbawahi. Pencatatan gagasan utama itu dilakukan untuk dua tujuan. Pertama, untuk tujuan pengamanan agar penulis ringkasan lebih mudah meninjau kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak. Kedua, catatan itu juga dapat dijadikan dasar untuk pengolahan selanjutnya untuk memudahkan menulis ringkasan. c. Membuat Reproduksi Sebagai langkah ketiga, penulis ringkasan menulis kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas. Mengingat catatan yang dibuat sesuai dengan urutan dalam karangan asli, maka urutan isi tidak jadi masalah. Yang harus diperhatikan adalah menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan ke dalam wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat sekaligus menggambarkan kembali isi karangan asli. Teknik penulisan karangan (Reproduksi) 1).



Bacalah teks secara cermat!



2).



Pahami isi teks tersebut!



3).



Pilihlah atau tentukan kata-kata kunci atau mengidentifikasi kalimat topik setiap paragraf dari teks tersebut!



4).



Rangkaikan kata-kata kunci tersebut menjadi sebuah rangkuman sehingga menjadi sebuah karangan.



G. Evaluasi 1.



Menulis berarti .......



a. Menyusun atau mengatur kata-kata ke dalam kalimat b. Mengatur kalimat secara berurutan c. Menata kata/fase untuk menyampaikan d. Menyusun gagasan hingga suatu kesatuan



2.



Menulis itu merupakan suatu proses . oleh karena itu a. Tulisan itu tidak perlu dikerjakan sampai tuntas b. Tulisan itu harus dikerjakan dalam waktu lama



c. Menulis itu perlu dicoba dulu. Diubah dan diperbaiki d. Tulisan itu perlu diabaikan



3.



Bahasa ragam tulis ..... a. tidak beda dengan bahasa ragam lisan b. merupakan bahasa lisan yang ditulis c. merupakan ragam bahasa yang telah dilakukan d. merupakan ragam bahasa yang berbeda dengan ragam lisan



H.



Rangkuman



Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulisan sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang komplek karena dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam



formulasi ragam bahasa tulis dan konversi penulisan lainnya. Secara umum, tulisan



terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya dapat ‘melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘ mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada’ kesimpulan’ yang sama dengannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obeservasi melalui panca indera yang disampaikan dengan kata-kata. Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.



III. PENUTUP



Dari paparan modulketerampilan menulis dapat diambil kesimpulan Pembelajaran menulis dapat dapat tercapai dengan baik jika dilatihkan dengan latihan yang memadai secara terus menerus.agar terampil menulis/mengarang. Keterampilan ini harus dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman. Pada hakikatnya menulis adalah menuangkan sesuatu yang telah ada dalam pikirannya.akan tetapi harus mempunyai modal yang cukup tentang ejaan, kosakata, dan pengetahuan tentang mengarang itu sendiri. Oleh sebab irtu guru sebaiknya mempersiapkan siswa agar terampil menulis dimulai dari tahap yang paling sederhana, ke yang biasa, hingga pada yang paling sukar sesuai dengan tingkat pemikiran siswa. Macam-macam kegiatan menulis yang menghasilkan produk menulis yaitu karangan deskripsi, eksposisi, narasi, argumentasi dan persuasi, hal ini harus dikuasai siswa tahap demi tahap



DAFTAR PUSTAKA



Akhadiah, Sabarti, et al. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: IKAPI. Byrne, Dom. 1988.Teaching Writing Skill. London dan New York: Longman. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama/Mts. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. Gere, Anne Ruggles. 1985. Writing and Learning an Overniew. New York: Macmilan Publishing Company.