Kelompok 2 - Kepemimpinan - Leadership Behavior, Attitude, and Style [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPEMIMPINAN PERILAKU, SIKAP, DAN GAYA KEPEMIMPINAN



Dosen: Nadiyah Hirfiyana Rosita, SE., MM.



Disusun oleh: Hendiana Murni



145020200111056



Ichnak Maulana Rahmawansyah



145020201111110



Ninda Dwi Lestari



145020207111019



Tio Septian Marsiona



145020207111078



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA



2016 A. DIMENSI KLASIK KONSIDERASI DAN STRUKTUR INISIASI Konsiderasi yaitu sejauh mana para pemimpin menciptakan lingkungan dukungan



emosional,



kehangatan,



keramahan,



dan



kepercayaan



kepada



bawahnnya. Pemimpin menciptakan lingkungan ini dengan cara menunjukkan keramahannya, melihat tingkat kesejahteraan pribadi kelompok, menjaga kelompok agar dapat mengikuti perkembangan baru, dan memberikan bantuan kecil kepada tiap anggotanya. Pemimpin yang mendapat penilaian tinggi dalam dimensi



konsiderasi,



biasanya



akan



menunjukkan



sikap



ramah



dan



amanah, mendapatkan rasa hormat, dan memiliki hubungan yang hangat dengan anggota



tim. Pemimpin dengan skor



rendah pada



konsiderasi biasanya lebih otoriter dan impersonal dalam hubungan



dimensi dengan



anggota kelompok. Contoh konsiderasi yang dilakukan oleh pemimpin yaitu Julia Stewart, presiden CEO dari IHOP, percaya bahwa membuat hubungan merupakan salah satu hal yang penting dalam fungsi kepemimpinan. Ketika di Applebee (salah satu divisi di IHOP), dia menghabiskan sekitar 5 menit perhari untuk memeriksa masing-masing 9 manajer yang langsung dilaporkan pada CEO. Ia membicarakan tentang masalah sosial seperti dimana mereka akan malam pada akhir pekan. Stewart mengatakan bahwa pemimpin tidak mampu untuk menggunakan waktu untuk tidak basa-basi. Dengan menghabiskan sedikit waktu untuk berhubungan langsung dengan karyawannya, akan membuatnya lebih memahami apa yang diinginkan oleh karyawan. Sedangkan dimensi struktur inisiasi yaitu mengorganisasi dan menjelaskan hubungan dalam kelompok melalui keterlibatan dalam kegiatan seperti menetapkan tugas secara spesifik, menentukan prosedur yang harus diikuti, penjadwalan kerja, dan mengklasifikasikan harapan anggota tim. Pemimpin yang mendapat penilaian tinggi menjelaskan hubungan antara dirinya dengan anggota tim, serta mengharapkan peran mereka pada setiap anggota staf untuk memberikan asumsi. Pemimpin seperti ini juga membangun saluran komunikasi yang baik .Tiga item untuk mengukur struktur inisiasi adalah sebagai berikut:



1.



Mencoba menuangkan ide-ide baru Anda sendiri dalam kelompok kerja.



2.



Tekankan memenuhi tenggang waktu.



3.



Memastikan bahwa orang-orang dalam kelompok kerja bekerja keras. Contoh positif dari seorang



pemimpin



dimensi struktur inisiasi adalah James Albaugh, Integrated



Defense



Systems.



roket, Albaugh mereorganisasi jalur



yang menekankan pada



Presiden



dan CEO Boeing



Sementara mengelola pada divisi mesin perakitan



dan pekerja



terlatih untuk



meningkatkan efisiensi mereka. B. SIKAP DAN PERILAKU Pada bagian ini, akan mengidentifikasi dan menjelaskan sikap dan tugas yang berhubungan dengan perilaku terkait dengan ciri khas seorang pemimpin yang efektif. Tugas yang dimaksud disini berarti tugas yang akan dilakukan dari aspek interpersonal kepemimpinan. 1. Adaptasi dengan Situasi Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu beradaptasi dengan situasi. Adaptasi mencerminkan taktik, rencana apa yang akan kita gunakan untuk menghadapi suatu situasi tertentu. Jadi, pemimpin yang efektif harus peka terhadap perubahan-perubahan situasi di lingkungannya serta dapat beradaptasi dengan keputusan yang akan dipilih, dimana keputusan tersebut adalah keputusan yang paling cocok dengan tuntutan situasi, misalnya memilih kelompok dan komite. 2. Direct Setting Penentuan arah disini terkait dengan tanggung jawab utama dari kepemimpinan adalah menghasilkan perubahan, maka pemimpin harus mengatur arah perubahan.Direct Setting adalah bagian dari menciptakan visi dan komponen strategi. 3. Standar Kinerja Tinggi Pemimpin harus menetapkan sebuah standar kinerja bawahannya. Bila kinerja diukur terhadap standar-standar yang tinggi, produktifitas cenderung meningkat, melebihi harapan,.



4. Berkonsentrasi pada Kekuatan Anggota Kelompok Pada dasarnya, setiap kelompok memiliki kekuatan dan kelemahannya. Seorang pemimpin dituntut untuk dapat mengelola kekuatan serta kelemahan bawahannya, meminimalisir kelemahan serta meningkatkan kekuatan untuk dapat meningkatkan kinerja kelompok tersebut. 5. Pengambilan Risiko dan Pelaksanaan Rencana Seorang pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang berani dan cakap dalam cakap dan berani mengambil keputusan setelah semua faktor relevan diperhitungkan. serta merealisasi keputusan-keputusan tersebut untuk membawa perubahan yang konstruktif. 6. Bimbingan dan Umpan Balik Pemimpin harus menjadi suri teladan mengenai segala apa yang dia instruksikan, dia ajarkan, dan dia harapkan dari bawahannya. Keterampilan untuk membimbing atau mendidik adalah kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi. pemimpi 7. Kemampuan untuk Mengajukan Pertanyaan Sulit Seringkali bawahan tahu lebih banyak daripada yang pemimpin mereka ketahui. Akan lebih efektif, ketika pemimpin mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit daripada memberikan jawaban. Sebuah pertanyaan akan merangsang bawahan untuk berpikir. Melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut, kelompok bawahan akan secara tidak langsung dipaksa berpikir tentang efektifitas kegiatannya. Dengan demikian, akan membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar terbaik dari masalah yang sedang mereka hadapi. C. SIKAP DAN PERILAKU YANG BEROIRIENTASI PADA HUBUNGAN Kepemimpinan melibatkan mempengaruhi orang, sehingga berikut bahwa banyak kepemimpinan yang efektif sikap, perilaku, dan praktik berurusan dengan hubungan interpersonal. Membangun hubungan dengan orang-orang dan



menginspirasi mereka adalah kunci untuk kepemimpinan. Tujuh model kepemimpinan berorientasi pada hubungan sikap dan perilaku, yaitu : 1.



Menyelaraskan anggota Untuk menyamakan persepsi orang-orang dalam organisasi merupakan hal



yang tidak mudah karena setiap orang di organisasi pasti mempunyai banyak kepentingan yang berbeda. Tetapi setelah selaras, organisasi anggota dapat bekerja sama menuju tujuan yang lebih tinggi dan tepat. Keselarasan lebih mudah ketika kelompok memiliki misi atau tujuan. 2.



Keterbukaan dalam hal pekerjaan Kepemimpinan berorientasi pada hubungan adalah untuk terlibat dalam



pengelolaan keterbukaan. Ketika pemimpin terbuka dengan cara ini, bawahan merasa bahwa bos mereka mendengarkan mereka, adalah tertarik pada ide-ide mereka, dan memberikan pertimbangan yang adil untuk saran. Bersikap terbuka terhadap pendapat pekerja adalah bagian dari dimensi pertimbangan, dan juga pusat partisipatif kepemimpinan. 3. Menciptakan inspirasi dan visibilitas Menginspirasi orang lain adalah kepemimpinan penting dalam praktek,. Karena kontak manusia dan koneksi memperkuat inspirasi, maka seorang pemimpin dapat menginspirasi melalui visibilitas dan sering berinteraksi tatap muka dengan pekerja di semua tingkatan dalam perusahaan. 4. Memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi Untuk menginspirasi orang, pemimpin yang efektif memotivasi orang dengan memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, seperti kebutuhan untuk berprestasi, pertumbuhan pribadi, rasa memiliki, pengakuan, harga diri, dan perasaan kontrol atas hidup seseorang. Banyak pemimpin dalam organisasi mengungkapkan



kesadaran



pentingnya



dari



kebutuhan



kepuasan



untuk



membangun hubungan yang baik dengan pekerja. 5. Memberikan motivasi Perilaku suportif terhadap anggota tim biasanya meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Seorang pemimpin yang mendukung memberikan sering dorongan dan pujian, dan juga menampilkan peduli dan kebaikan bahkan hal tentang non-terkait dengan pekerjaan seperti menanyakan kesehatan anggota



keluarga pekerja. Dalam jangka panjang, dukungan emosional dan dorongan mungkin meningkatkan harga diri seseorang. 6. Mengenalkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Sebagian besar dari peran seorang pemimpin puncak adalah untuk membantu mengenalkan dan menyampaikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang berkontribusi terhadap kesejahteraan individu dan organisasi. Untuk mendorong manajer dan semua karyawan untuk melakukan urusan pekerjaan mereka pada tingkat moral yang tinggi, banyak perusahaan menempatkan nilai-nilai mereka dalam bentuk tertulis. Nilai-nilai mungkin ditempatkan dalam buku pegangan karyawan, pada intranet perusahaan, atau di situs web perusahaan. 7. Menjadi pemimpin yang melayani Keinginan Anda untuk membantu orang lain adalah nilai kerja yang penting. Seorang pemimpin melayani konstituen dengan bekerja atas nama mereka untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka, bukan tujuan pemimpin sendiri. Ide di balik kepemimpinan melayani yang dirumuskan oleh Robert K. Greenleaf, adalah kepemimpinan yang berasal alami dari komitmen untuk melayani karyawan, pelanggan, dan masyarakat adalah motivasi utama untuk pemimpin yang melayani. Dan kepemimpinan sejati muncul dari keinginan yang mendalam untuk membantu orang lain. Seorang pemimpin yang melayani karena itu adalah pemimpin moral. kepemimpinan telah dicapai ketika anggota kelompok menjadi lebih bijaksana, lebih sehat, dan lebih otonom. Berikut ini adalah aspek kunci dari kepemimpinan yang melayani : a. Tempatkan layanan sebelum kepentingan pribadi. Seorang pemimpin yang melayani adalah lebih peduli dengan membantu orang lain daripada dengan kekuatan memperoleh, prestise, penghargaan, dan status. Pemimpin berusaha untuk melakukan apa benar secara moral benar, b. Dengarkan pendapat dari diri orang lain Pemimpin mendengarkan dengan hati-hati untuk memahami apa saja halhal yang dibutuhkan untuk membantu orang lain mencapai tujuan mereka. setelah memahami orang lain, tindakan terbaik dapat dipilih.. c. Menumbuhkan kepercayaan dengan menjadi dipercaya



Menjadi dipercaya adalah perilaku dasar pemimpin. Dia adalah benarbenar jujur dengan orang lain, dan berfokus pada kesejahteraan orang lain. Biasanya pemimpin seperti tidak harus bekerja keras dapat dipercaya karena mereka sudah cukup dalam nilai moral. d. Fokus pada apa yang layak untuk dicapai Meskipun pemimpin yang melayani adalah idealis, ia mengakui bahwa satu orang tidak bisa menyelesaikan semuanya. Jadi pemimpin mendengarkan dengan cermat berbagai masalah yang dihadapi anggota kelompok dan kemudian berkonsentrasi terhadap keseluruhan. e. Senang Membantu Seorang pemimpin mencari kesempatan untuk berbuat baik terhadap semua anggota. Sebagai contoh sebagai manajer supermarket, ketika jam-jam sibuk atau ramai ia mungkin dapat membantu dengan mengantongi belanjaan. f. Memberikan dukungan emosional Seorang pemimpin menunjukkan kepekaan terhadap pribadi anggota kelompok. Yaitu berupa apabila seorang anggota kelompok mengalami banyak masalah dan bingung untuk menentukan prioritas, maka pemimpin dapat memberikan bantuan atau masukan. D. 360-DEGREE FEEDBACK FOR FINE-TUNING A LEADERSHIP APPROACH Dalam kebanyakan organisasi besar, para pemimpin tidak hanya memberikan umpan balik kepada anggota kelompok, tetapi mereka juga menerima umpan balik yang memberi mereka wawasan tentang dampak dari sikap dan perilaku mereka. Umpan balik secara sistematis berasal dari pengambilan sampel secara menyeluruh pihak yang berinteraksi dengan pemimpin. Secara khusus, umpan balik 360 derajat adalah evaluasi formal oleh atasan berdasarkan masukan dari orang-orang yang bekerja untuk dan dengan mereka, kadang-kadang termasuk pelanggan dan pemasok. Hal ini juga disebut sebagai umpan balik multi sumber atau umpan balik dari banyak penilai. Proses ini juga disebut survei 360 derajat, karena input berasal dari survei terhadap



segelintir orang. beberapa di input menjadi cara lain untuk mengukur efektivitas kepemimpinan. Umpan balik dilakukan oleh subordinasi (karyawan), kelompok “peer”, dan penyelia. Dalam beberapa kasus umpan balik, penilaian diri dilakukan dari sumber eksternal seperti pelanggan dan pemasok atau pemangku kepentingan lainnya. Proses ini melibatkan pihak luar perusahaan seperti konsumen, pelanggan dan penjual. Proses ini pun memiliki keterlibatan dan kredibilitas tinggi dari karyawan yang paling mempengaruhi perilaku dan kinerja dan berbagi tujuan dan meningkatkan komunikasi. Selain itu bermanfaat dalam meyediakan perspektif yang bagus buat semua orang. Keuntungan dari penggunaan metode umpan balik 360 derajat ini diantaranya adalah



meningkatkan



kesadaran



akan



peta



kekuatan



dan



kelemahan pada penerima umpan balik, menciptakan suasana dialog yang membangun, meningkatkan penggunaan umpan balik secara formal dan informal,



meningkatkan



pembelajaran



organisasi, mendorong pencapaian



tujuan dan pengembangan keterampilan, meningkatkan efektivitas dan perilaku manajerial serta mendorong terciptanya perubahan. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap administrasi dan tahap follow up. Tahap persiapan dilakukan pada organisasi dan juga karyawan yang akan melaksanakan kegiatan umpan balik. Pada awalnya perlu dirumuskan tujuan dari pelaksanaan program umpan balik,



misalnya



untuk



mengembangkan



kemampuan



kepemimpinan.



Kemudian setelah itu perlu dipilih tipe instrumen yang akan digunakan, dan menyiapkan individu yang akan terlibat dalam proses tersebut. Pemilihan tipe instrumen yang digunakan akan dapat mempengaruhi hasil asesmen yang dilakukan. Ada 3 tipe instrumen yang dapat digunakan, yang pertama adalah instrumen yang mengukur kemampuan ataupun kompetensi yang sifatnya generik, yang kedua instrumen dikembangkan secara khusus oleh konsultan



atau



pihak



luar, dan



yang ketiga



adalah



instrumen



yang



dikembangkan secara internal untuk posisi yang spesifik. Pemilihan instrumen dapat dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan reliabilitas serta validitas instrumen. Individu yang terlibat dalam kegiatan umpan balik juga perlu



disiapkan dengan cara menginformasikan bagaimana umpan balik akan digunakan, melatih para rater untuk menghindari rating error, melatih individu yang akan di rating dan menyiapkan individu yang akan menerima umpan balik. Tahap selanjutnya adalah tahap administrasi pelaksanaan umpan balik. Desain dan administrasi asesmen akan mempengaruhi hasil dari proses umpan balik. Pada umumnya instrumen umpan balik 360 derajat disusun dalam bentuk skala, namun ada pula yang menyertakan pertanyaan terbuka di dalamnya agar lebih banyak informasi yang didapatkan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, umpan balik didapatkan dari multi sumber. Sumber umpan balik atau yang sering disebut rater, sebaiknya rater adalah orang yang dapat mengobservasi perilaku dan kinerja pemimpin/individu yang diberikan umpan balik. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa jangka waktu pengenalan penilai terhadap pemimpin/individu yang dinilai memiliki efek paling signifikan terhadap ketepatan penilaian 360 derajat. Akurasi penilaian paling tinggi ada pada subjek yang sudah mengenali karyawan yang dinilai selama 1 sampai 3 tahun, diikuti dengan masa kenal 3 sampai 5 tahun, dan yang paling tidak akurat adalah masa kenal lebih dari 5 tahun. Sesudah dilakukan penilaian oleh beberapa rater, maka hasil umpan balik tersebut dapat diinterpretasi, baik dengan guideline yang telah tersedia, maupun menggunakan fasilitator. Kegiatan umpan balik 360 derajat dapat melibatkan seorang fasilitator berpengalaman yang memberikan bantuan dalam menerjemahkan umpan balik dan mengenali kebutuhan pengembangan, sehingga seorang penerima umpan balik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Setelah individu/rate mengetahui hasil umpan balik, maka tahapan yang ketiga adalah tahap follow up. Tahapan ini merupakan salah satu proses yang penting dalam kegiatan umpan balik 360 derajat. Ratee diarahkan untuk membuat rencana pengembangan diri dengan menetapkan sebuah tujuan yang spesifik. Dukungan dari organisasi menjadi sesuatu hal yang penting pada tahap ini, karena terkait dengan budaya organisasi. E. GAYA KEPEMIMPINAN



Kombinasi seorang pemimpin dari sikap dan perilaku menyebabkan keteraturan dan prediktabilitas tertentu dalam berurusan dengan anggota kelompok. Gaya kepemimpinan adalah pola yang relatif konsisten perilaku yang menjadi ciri khas seorang pemimpin. Dimana seorang pemimpin mempunyai karakter yang melekat pada dirinya dalam mengatur,mengkomunikasikan serta mengambil suatu keputusan didalam organisasi.







Kepemimpinan Partisipatif Kepemimpinan Partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan



sharing dalam memecahkaan suatu masalah bersama dengan bawahan, dengan cara



melakukan



konsultasi



dengan



bawahan



sebelum



membuat



keputusan. Kepemimpinan partisipatif berkaitan erat dengan penggunaan berbagai macam prosedur pengambilan keputusan,yang memberikan kepada oranglain suatu pengaruh tertentu terhadap keputusan-keputusan tersebut. Terdapat tiga istilah dalam kepemimpinan partisipatif. Konsultatif, Pemimpin konsultatif berunding dengan anggota kelompok sebelum membuat keputusan. Namun, mereka mempertahankan otoritas tertinggi untuk membuat keputusan. Konsensus, berusaha untuk konsensus. Mereka mendorong diskusi kelompok tentang masalah dan kemudian membuat keputusan yang akan disepakatani secara umum dan semua bawahan yang akan terlibat dalam proyek tersebut memiliki hak untuk memberikan masukan. Sebuah keputusan tidak dianggap final sampai muncul bahwa semua pihak yang terlibat akan mendukung keputusan umum.. Gaya partisipatif didasarkan pada manajemen keterbukaan karena pemimpin menerima saran untuk mengelola operasi dari anggota kelompok. Ide menyambut dari bawah dianggap penting karena sebagai evolusi teknologi dan organisasi desentralisasi, pekerja garis depan memiliki lebih banyak kebebasan dan tanggung jawab. Para pekerja ini lebih dekat dengan pasar, dekat dengan melihat bagaimana produk digunakan, dan lebih dekat dengan banyak masalah sumber daya manusia.







Kepemimpinan Otokratis



Istilah otokratis berasal dari dua kata autos dan kratos. Autos berarti sendiri .Kratos adalah kekuasaan atau kekuatan. Jadi otokratis berarti berkuasa sendiri



secara



mutlak. Kepemimpinan



otokratis



merupakan



kepemimpinan



yang



dilakukakn oleh seorang pemimpin dengan perilaku otoriter. Berbeda dengan para pemimpin partisipatif, pemimpin ini mempertahankan sebagian besar kewenangan sendiri tidak terlalu peduli dengan sikap anggota kelompok terhadap keputusan. Pemimpin ini menganggap dirinya segala-galanya,egonya kokoh dan menyatakan dirinya sebagai pusat keputusan Pemimpin otokratis biasanya berorientasi pada efisien dan efektifitas kerja,tapi meninggalkan perhatian pada peran anak buah dalam satu kesatuan organisasi.







Kepemimpinan Wirausaha



Sifat kepemimpinan wirausaha ialah sifatnya yang selalu berorientasi pada hasil bisnisnya, tekad dan visi nya sangatlah jelas. Adapun ciri-ciri sifat seorang pemimpin wirausaha adalah o Prestasi dan tingkat pengambilan resiko yang tinggi Seorang pengusaha pastinya memiliki pretasi yang lebih tinggi dari pemimpin lainnya,fokus mereka membangun bisnis dan menyelesaikan apa yang dipikirkan. Pengusaha bersedia bekerja dengan jam kerja yang luar biasa, dengan dua belas jam sehari, tujuh hari seminggu tidak menjadi hal masalah,karena melihat tingkat resiko yang dihadapi sangatlah besar.Kerja keras adalah tuntutan agar bisnis yang mereka punya tetap berjalan dan berkembang. o Tingkat kreatifitas dan antusiasme tinggi Daya pikir seorang pemimpin begitu luar biasa,ambisi yang besar membuat mereka selalu terus berpikir ide apa aja yang akan dia kembangkan. Semangat yang dimilik begitu tinggi dan sangat berpengaruh pada lingkungan sekitar. o Tindakan Cepat Ketika kesempatan peluang muncul,tindakan yang di ambil begitu cepat.Apakah dia akan mengambil keputasan apa tidak,sudah terpikirkan dengan matang ketika kesempatan belum datang. o Perspektif visioner dikombinakasikan keuletan Apa yang mereka pikiran sudah jauh kedepan, visi jelas. Tujuan utama mengimplematasikan visi tersebut agar terealisasi. Kegagalan



adalah



pengamatan



yang



terus



dilakukan



berulang-ulang



untuk



mengidentifikasi suatu masalah. Beberapa pengusaha mengatakan entrepreuner adalah perang ketahanan,siapa yang bertahan menghadapi beberapa permasalahan baik intern maupun ektern mereka akan sukses.







Perbedaan Gender dalam Gaya Kepemimpinan Beberapa bukti dan penalaran yang menunjukkan bahwa perbedaan gender menunjukan gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi .Beberapa peneliti dan pengamat berpendapat bahwa perempuan memiliki sifat-sifat yang diperoleh tertentu dan perilaku yang sesuai dengan mereka untuk kepemimpinan yang berorientasi pada kedekatan. Akibatnya, para pemimpin perempuan sering menunjukkan hubungan yang baik dengan bawahannya, Menurut perspektif yang sama ini, laki-laki cenderung ke arah perintah-dan-kontrol, gaya kepemimpinan militeristik. Wanita lebih ke manajemen partisipatif sehingga mereka merasa lebih nyaman berinteraksi dengan atasan. Selanjutnya, ia berpendapat bahwa sensitivitas alami perempuan kepada orang-orang memberi mereka keunggulan bawahannya dalam mendorong anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan organisasi. Faktor biologis akan mempengaruhi emosional dalam kepemimpinan ini,tentunya dalam saat pengambilan keputusan.Pemimpin wanita akan lebih



menggunakan



dari



sisi



emosinya



untuk



kebijakan



yang



diambil,sedangkan laki-laki akan memikirkan matang-matang denagn berbagaipertimbangan dalam mengambil keputusan.







Memilih gaya kepemimpinan terbaik Tidak ada satu gaya kepemimpinan terbaik atau yang paling efektif dalam memimpin organisasi. Beberapa perusahaan menyatakan mereka menggunakan beberapa gaya kepemimpinan yang berbeda dalam satu minggu, seperti dalam permasalahan tertentu harus bersifat otokratis dan beberapa



situasi



tertetu



bertindak



secara



demokratis



dan



lain



sebagainya. Hal tersebut dianggap lebih efektif karena menyesuaikan



dengan situasi yang ada, serta peran pemimipin yang fleksibel sangat dibutuhkan dengan berbagai macam kondisi perusaahn yang dihadapi. F. STUDI KASUS Contoh Studi Kasus Perilaku, Sikap, Dan Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil Ridwan Kamil Lahir di Bandung pada 04 Oktober 1971, sosok walikota satu ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Bandung sebagai pemimpin yang membawa perubahan bagi kota Bandung. Dikenal sebagai sosok yang aktif dan cerdas. Semenjak dipercaya sebagai Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil melakukan berbagai terobosan dalam menerapkan berbagai program kerjanya di tengah kebekuan birokrasi. Ridwan Kamil menularkan cara efektif melalui media sosial untuk berinteraksi langsung dengan warga Bandung dan aparat pemerintahan sehingga rapat tidak perlu digelar setiap hari. Dengan melalui media sosial Twitter, pejabat pemerintahan bisa membicarakan masalah dan penanganan Kota Bandung. Untuk mendukung programnya Dan berikut ini merupakan beberapa Beberapa terobosan dan inovasi handal dari Ridwan Kamil selama menjabat sebagai walikota Bandung antra lain yaitu : -



Membentuk



Bandung Creative



City



Forum sebagai



wadah



lintas



komunitas kreatif yang bertujuan menjadikan Bandung sebagai kota kreatif kelas dunia -



Menggagas Indonesia Berkebun yang dimulai dari kota Bandung dengan memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami tanaman pangan sehingga membudayakan rekreasi berkebun dan juga menjadi tambahan ruang terbuka hijau bagi kota Bandung



-



Menggagas Bike Sharing, konsep penyewaan sepeda pertama dan satusatunya di dunia yang dikelola oleh komunitas



Juga beberapa program unik dan inovatif dari Ridwan Kamil yang menerapkan kekomunikatifan dengan rakyat yaitu: 1.



Senin Gratis



2.



Selasa Tanpa Rokok



3.



Kamis Inggris



Analisa Perilaku, Sikap, Dan Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil Menurut kelompok kami, dari meenganalisa berbagai terobosan yang handal dan inovatif yang semuanya merupakan hasil dari aspirasi rakyat dan program pro rakyat patut ditiru oleh pemimpin-pemimpin lain, maka gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh Ridwan Kamil ialah gaya kepemimpinan partisipatif dan kharismatik. Ridwal Kamil merupakan sosok pemimpin yang memiliki sikap tidak mudah menyerah, terus berusaha meski pernah mengalami kegagalan dalam perjalanan hidupnya Dalam menjalankan kepemimpinan, ia menerapkan gaya memberi panutan terhadap anak buah. Cara ini terbukti ampuh, yaitu jika ia mencontohkan kerja keras maka anak buah juga mau kerja keras.



DAFTAR PUSTAKA Dubrin, Andrew J., Leadership: Research Finding, Practice, and Skills, 6th Edition, 2010