Kelompok 2.praktikum Pengujian Motor Tiga Fasa Tanpa Beban [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Desi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama Kelompok : 1. Aryo Wijoseno (1802011) 2. Denson Siburian (1802016) 3. Ezra Tahta Kristian (1802023) LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK Praktikum Ke-4 Pengujian Motor Induksi Tiga Fasa Tanpa Beban A. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian, konstruksi dan prinsip kerja motor AC tiga fasa 2. Mengerahui rangkaian star dan delta pada motor 3 phasa 3. Mengukur tegangan dan arus pada rangkaian star dan delta.



B. DASAR TEORI Pada dasarnya konstruksi motor induksi tiga fasaterbagi atas dua bagian penting yaitu bagian yangdiam disebut stator dan bagian yang bergerak yangdisebut dengan rotor. Stator m otoruksi tigafasa terdiriatas: Inti stator, Lilitan / kumparan stator danterminal kotak. Stator terdiri dari: Inti Stator, Lilitan Stator, AlurStator dan Rumah Stator.



Gambar Inti Stator, Lilitan Stator, AlurStator dan Rumah Stator. Rotor adalah bagian generator yang bergerakatau berputar. Antara rotor dan stator diletakkanoleh celah udara (celah udara). Rotor terdiri dari dua bagianumum, yai tu:. Inti kutub dan KumparanmedanKonstruksi rotor untuk generator yang memilikinilai putaran relatif tinggi menggunakankonstruksi rotor dengan kutub silindrisatau "Tiang cylinderica" dan jumlah kutubnya relatifsedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahanterhadap gaya-gaya yang lebih besar dari pada putaran yang tinggi. Untuk memutarkan generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000 rpm), pakai konstruksi rotor dengan kutub atau "Tiang yang menonjol" dengan jumlah kutub-kutub yang relatif banyak.



Gambar Rotor Sangkar, Rotor Jilit (Sebelah Kiri) dan Konstruksi Rotor (Sebelah Kanan) pada umummnya. Prinsip Kerja Motor AC Tiga Fasa Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi , bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Belitan stator terhubung wye (Y). Dua belitan pada masing-masing fasa dililitkan dalam arah yang sama. Sepanjang waktu, medan magnet yang dihasilkan oleh setiap fasa akan tergantung kepada arus yang mengalir melalui fasa tersebut. Jika arus listrik yang melalui fasa tersebut adalah nol (zero), maka medan magnet yang dihasilkan akan nol pula. Jika arus mengalir dengan harga maksimum, maka medan magnet berada pada harga maksimum pula. Karena arus yang mengalir pada system tiga fasa mempunyai perbedaan 120o, maka medan magnet yang dihasilkan juga akan mempunyai perbedaan sudut sebesar 120o pula. Ketiga medan magnet yang dihasilkan akan membentuk satu medan, yang akan beraksi terhadap rotor. Untuk motor induksi, sebuah medan magnet diinduksikan kepada rotor sesuai dengan polaritas medan magnet pada stator. Karenanya, begitu medan magnet stator berputar, maka rotor juga berputar agar bersesuaian dengan medan magnet stator.



Kecepatan medan putar atau kecepatan sinkron dari suatu motor dapat dicari dengan menggunakan rumus :



dimana: NS= kecepatan sinkron (rpm) NR= kecepatan rotor (rpm)



C. ALAT DAN BAHAN 1. Motor AC 3 Fasa 2. Multimeter 3. Tang Arus 4. Kabel jumper 5. Trainer Kit 6. Transformator



D. SKEMA RANGKAIAN



U1



W2



V1



W1



U1



V1



W1



U2 U2



V2



W2



U2



V2



Gambar rangkaian star dan delta pada motor tiga fasa.



Gambar rangkaian star dan delta pada umumnya.



Rangkaian kontrol pengendali motor 3 fasa E. LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. 2. Memeriksa dan kalibrasi alat yang akan digunakan. 3. Memasang rangkaian percobaan sesuai skema rangkaian yaitu rangkaian motor AC tiga fasa 4. Memasang rangkaian kontrol pengendali sesuai skema rangkaian di trainer kit 5. Memberi sumber tegangan 220 volt pada rangkaian dengan menggunakan trafo



6. Mengukur tegangan,arus dan tahanan di terminal output pada masing-masing rangkaian yaitu delta dan star 7. Mencatat hasil pengukuran.



F. DATA HASIL PERCOBAAN



1. A. Tegangan pada rangkaian star Terminal



Tegangan (volt)



U1-V1



382,1 volt



U1-W1



386,8 volt



V1-W1



388,6 volt



U1-Titik Star



222,4 volt



V1-Titik Star



223,0 volt



W1-Titik Star



223,9 volt



Body-Titik Star



5,684 volt



B. Arus pada rangkaian star Terminal



Arus (Ampere)



U1



0,805 A



V1



0,852 A



W1



0,865 A



C. Hambatan pada rangkaian star Terminal



Hambatan (Ohm)



U1-U2



20 ohm



V1-V2



19,9 ohm



W1-W2



19,9 ohm



U1-Body



0 ohm



V1-Body



0 ohm



W1-Body



0



ohm



2. A. Tegangan pada rangkaian delta Terminal



Tegangan (volt)



U1-V1



224,6 volt



U1-W1



222,9 volt



V1-W1



220,4 volt



U1-Body



105,5 volt



V1-Body



102,4 volt



W1-Body



106,4 volt



B. Arus pada rangkaian delta Terminal



Arus (Ampere)



U1 V1 W1



G. ANALISA DATA Pada saat praktikum pengujian motor induksi tiga fasa dilakukan dengan dua percobaan yaitu dengan rangkaian star dan delta .Pada percobaan satu yang menggunakan rangakaian star, dalam pengukuran tegangannya terlihat U1-V1 sebesar 382,1 volt ; U1-W1 sebesar 386,8 volt ; V1-W1 sebesar 388,6 volt ; U1-Titik Star sebesar 222,4 volt ; V1-Titik Star sebesar 223,9 volt dan W1-Titik Star sebesar 223,9 volt. Pada pengukuran arusnya terlihat U1 sebesar 0,805 A; V1 sebesar 0,852 A dan W1 sebesar 0,865 A. Pada pengukuran hambatannya U1-U2 sebesar 20 ohm; V1-V2 sebesar 19,9 ohm; W1-W2 sebesar 19,9 ohm; U1-Body sebesar 0 ohm; V1-Body sebesar 0 ohm dan W1-Body sebesar 0 ohm. Sedangkan pada percobaan dua yaitu dengan rangkaian delta dalam pengukuran tegangannya terlihat U1-V1 sebesar 224,6 volt; U1-W1 sebesar 222,9 volt; V1-W1 sebesar 220,4 volt; U1-Body sebesar 105,5 volt; V1-Body sebesar 102,4 volt dan W1-Body sebesar 106,4 volt. Pada pengukuran arusnya U1 sebesar ; V1 sebesar ; dan W1 sebesar .



H. KESIMPULAN DATA 1. Rangkaian star harus bersumber atau inputnya 380 volt atau lebih besar dari rangkaian delta. 2. Ragkaian delta harus berumber atau inputnya 220 volt atau lebih kecil dari rangakaian star. 3. Jika motor tidak berbeban maka kecepatan rotor (NR) akan mendekati atau sama dengan kecepatan sinkron (NS).



I. LAMPIRAN



J. PERTANYAAN DAN JAWABAN