Kelompok 3 - Analisis Komoditi - PIWAR3A [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PASAR KOMODITI ANALISIS KOMODITI DI PASAR TRADISIONAL DAN SWALAYAN



Dosen Pengampu : Nawiyah, S.E., M.M.



Kelompok 3 : Adinda Omega Chairunnisa Muhammad Revado Githraf Farizi Ravenska Ananda Faizal Salma Putri Nurfaizah Sulthan Zaidan Athallah Wening Tyas Widianingsih



(200203166) (200203316) (200203234) (200203274) (200203247) (200203253)



PROGRAM STUDI PERDAGANGAN INTERNASIONAL WILAYAH ASEAN DAN RRT POLITEKNIK APP JAKARTA 2021



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 3 BAB I ............................................................................................................................................................ 4 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4 A.



Latar Belakang ................................................................................................................................ 4



B.



Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5



C.



Tujuan Analisis ............................................................................................................................... 5



BAB II .......................................................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6 A.



Analisis Komoditi Daging Sapi di Pasar Santa ............................................................................ 6



B.



Analisis Komoditi Kacang di Pasar Santa .................................................................................... 7



C.



Analisis Komoditi Apel di Swalayan (Carrefour) ........................................................................ 9



D.



Analisis Komoditi Garam di Swalayan (Carrefour) .................................................................. 11



BAB III....................................................................................................................................................... 13 PENUTUP .................................................................................................................................................. 13 A.



Kesimpulan .................................................................................................................................... 13



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas analisis komoditas pada pasar tradisional dan swalayan ini dengan tepat waktu. Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Komoditi. Selain itu, tugas makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai perbandingan tiap-tiap komoditas di antara para penjual. Penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Nawiyah selaku dosen pengampu mata kuliah Pasar Komoditi. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak, terutama para narasumber yang telah membantu memberikan dukungan dalam bentuk informasi. Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi dalam penyusunan makalah di masa mendatang. Semoga tugas makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi para pembaca.



Penulis,



24 Oktober 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar komoditas adalah suatu tempat pertemuan (pasar) antara permintaan dan penawaran komoditas atau barang. Ini merupakan pasar yang memperjualbelikan barang yang laku di pasaran dunia internasional. Pihak penjual dan pihak pembeli barang-barang komoditas bertemu di pasar tersebut. Selain pembeli dan penjual, ada pula pedagang perantara yang dikenal dengan komisioner dan makelar. Komoditas yang dijual merupakan bahan baku dasar yang diperdagangkan dengan barang lainnya yang memiliki tipe sejenis. Beberapa komoditas yang diperjualbelikan di pasar ini adalah hasil pertanian, pertambangan, kehutanan, industri, serta jasa yang sudah memiliki standar internasional. Dalam perdagangan komoditas tentunya juga memiliki risiko. Risiko perdagangan komoditas bisa berasal dari gagal janji ataupun fluktuasi harga. Harga suatu komoditas sendiri ditentukan oleh banyak atau sedikitnya permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar ini. Faktor permintaan ditentukan oleh pertambahan penduduk, pertambahan pengguna, penggunaan baru, substitusi, pendapatan konsumen, dan selera. Sedangkan, faktor penawaran dapat ditentukan oleh perubahan musim, cuaca, kapasitas produksi, kebijakan pemerintah, bencana alam, dan teknologi. Oleh karena itu, terdapat banyak faktor yang menyebabkan adanya pergerakan harga. Ketika pasar memiliki keterbatasan barang maka ada permintaan yang tidak terpenuhi. Begitu juga sebaliknya, ketika ekonomi global dihadapkan oleh para pesaing yang baru maka ketersediaan barang menjadi berkurang untuk negara-negara lainnya. Dalam tugas makalah ini, dilakukan analisis terhadap komoditas Indonesia yang diperjualbelikan di pasar tradisional dan pasar swalayan. Kegiatan pasar di Indonesia ini sudah ada sejak zaman dahulu dimana transaksi komoditas sudah berlangsung baik secara domestik maupun lintas negara. Selain itu, diketahui bahwa pedagang internasional yang berasal dari China serta India juga melakukan transaksi jual beli komoditas. Beberapa komoditas yang dimaksud adalah beras, gula, serta rempah-rempah. Dalam analisis ini, komoditas yang kami analisis yaitu daging sapi, kacang, apel, dan garam.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang dapat ditarik sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perbedaan harga dan kualitas antar penjual suatu komoditas yang dijual di pasar tradisional maupun swalayan 2. Seperti apa jumlah permintaan dan penawaran oleh konsumen dan produsen terhadap komoditas di era pandemi 3. Bagaimana perbedaan kemasan yang diperjualbelikan oleh para pedagang 4. Bagaimana kedudukan komoditas yang diperjualbelikan di Indonesia



C. Tujuan Analisis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan analisis yang dapat ditarik sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perbedaan harga dan kualitas antar penjual suatu komoditas yang dijual di pasar tradisional maupun swalayan 2. Untuk mengetahui jumlah permintaan dan penawaran oleh konsumen dan produsen terhadap komoditas di era pandemi 3. Untuk mengetahui perbedaan kemasan yang diperjualbelikan oleh para pedagang 4. Untuk memahami komoditas yang diperjualbelikan di Indonesia



BAB II PEMBAHASAN



A. Analisis Komoditi Daging Sapi di Pasar Santa Daging sapi merupakan salah satu produk pangan yang memiliki nilai gizi untuk memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Rantai pasokan atau Supply Chain daging sapi merupakan suatu konsep yang memiliki sistem pengaturan yang berkaitan dengan aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi dalam proses distribusi sapi potong hidup menjadi daging sapi. Analisis komoditi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan harga, kualitas, konsumen, kemasan, dan persediaan antar pedagang. Metode analisis yang kami lakukan menggunakan metode observasi dan kegiatan wawancara langsung terhadap narasumber.



Pedagang A



Pedagang B



1. Harga Pedagang A menjual daging sapi dimulai dari harga Rp. 130.000/kg untuk bagian daging yang berlemak – Rp.135.000/kg untuk bagian paha. Sementara, pedagang B menjual



daging sapi dengan rentang harga Rp. 120.000/kg untuk bagian dada – Rp. 130.000 untuk bagian paha. 2. Kualitas Kualitas daging yang dijual oleh pedagang A lebih unggul dibandingkan dengan kualitas daging pedagang B. Hal tersebut dapat dilihat dari kesegaran daging dan juga bentuk potongan yang dijual, sehingga sesuai dengan harga yang diberikan oleh pedagang A. 3. Konsumen Para konsumen biasanya banyak membeli daging sapi pada bagian paha, karena pada bagian tersebut memiliki sedikit lemak dan juga cocok digunakan untuk diolah menjadi masakan contohnya rendang. Pedagang mengalami kelarisan atau lonjakan pembelian hanya pada saat menjelang Hari Raya ataupun hari-hari besar lainnya, selain hari-hari tersebut pembelian berada di angka normal. Namun, pada masa pandemi saat ini, konsumen daging sapi di Pasar Santa mengalami penurunan sebesar 70%, sehingga menyebabkan omzet pendapatan pedagang, baik pedagang A dan B menurun drastis. 4. Kemasan Pedagang A dan pedagang B menjual daging sapi mereka menggunakan kemasan plastik. 5. Persediaan Pedagang A dan pedagang B melakukan persediaan awal pada saat malam hari. Setiap harinya, pedagang A melakukan stok sebesar 2 ekor daging sapi dan pedagang B melakukan stok sebesar 50kg. Hal ini membuktikan bahwa daging sapi yang dijual oleh para pedagang di Pasar Santa merupakan daging segar.



B. Analisis Komoditi Kacang di Pasar Santa Kacang Tanah adalah tanaman polongan-polongan yang dibudidayakan, serta menjadi kelompok kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Hal ini menjadikan kacang tanah banyak di jual dipasar baik itu swalayan maupun tradisional. Oleh sebab itu, kami menganalisis berbagai perbandingan mulai dari harga, kualitas, konsumen, kemasan, serta persediaannya. Metode analisis yang kami lakukan menggunakan metode observasi dan kegiatan wawancara langsung terhadap masing-masing narasumber.



Pedagang A



Pedagang B



1. Harga Pada point harga, Pedangang A selalu menjual dengan harga Rp 8.000 per 1/4 kg dan ini sudah disediakan per plastik. Sedangkan untuk pedagang B harga yang di tawarkan ialah Rp 32.000/ Kg. 2. Kualitas Kualitas Kacang dari kedua pedagang ini terbilang sama bagusnya, tidak terlihat kacang yang membusuk atau tidak layak. 3. Kemasan Untuk Pedagang A kemasan yang digunakan ialah plastik dengan ukuran 1/4- 1/2 kg, ini dikarenakan komoditi telah di kemas. Jika Untuk pedagang B kemasan yang digunakan lebih fleksibel namun tetap menggunakan plastik. 4. Konsumen Di pedangang A diketahui konsumen yang biasa membeli ialah konsumen untuk penggunaan pribadi. Sementara untuk Pedagangan B konsumen yang biasa membeli kacang tidak hanya dari konsumen pribadi namun juga dari beberapa restoran. 5. Persediaan



Untuk pedagang A persediaan ulang dilakukan per 3 hari sekali. Pembelian persediaan ini tidak terlalu banyak dan hanya sesuai kebutuhan. Hal ini dikarenakan efek dari pandemi yang belum berakhir. Sementara untuk pedagang B, persediaan selalu dilakukan dalam bentuk perkilo yakni 50 Kg.



C. Analisis Komoditi Apel di Swalayan (Carrefour) Apel adalah jenis buah-buahan, atau buah yang dihasilkan dari pohon buah apel. Apel merupakan buah yang banyak digemari oleh hampir kebanyakan penduduk di Indonesia. Selain dengan harganya yang terjangkau, buah ini memiliki rasa yang enak dan juga banyak mengandung banyak khasiat yang baik bagi tubuh. Buah ini sering kita dijumpai di hampir seluruh pasar tradisional maupun swalayan. Analisis komoditi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbandingan harga, kualitas, konsumen, kemasan, dan persediaan. Metode analisis yang kami lakukan menggunakan metode observasi dan kegiatan wawancara langsung terhadap narasumber yang bekerja di swalayan tempat kami berobservasi.



Apel A



Apel B



1. Harga Apel A merupakan Apel Lokal yang dibandrol dengan harga Rp. 2.390/gr. Sementara, Apel B merupakan Apel Fuji yang dibandrol dengan harga Rp. 15.000/pack. 2. Kualitas Kualitas Apel A dan Apel B di swalayan ini sama-sama menunjukkan kondisi yang bagus. Namun untuk penempatannya, Apel A ditempatkan diatas box-box dan dibiarkan terbuka begitu saja. Sedangkan untuk Apel B ditempatkan di rak pendingin khusus buah dan sayur. Jadi terdapat kemungkinan bahwa apel B kualitasnya terlihat lebih segar dan bagus sedikit dibandingkan dengan apel A. 3. Konsumen Para konsumen biasanya membeli sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka masingmasing. Jika konsumen menginginkan Apel dengan kualitas impor maka konsumen biasanya akan memilih Apel B yaitu Apel Fuji. Namun, jika konsumen lebih menginginkan Apel dengan kualitas lokal maka konsumen cenderung memilih Apel A. 4. Kemasan Untuk kemasan dapat dilihat jika Apel A hanya dikemas dengan menggunakan jaring buah dan jika konsumen ingin membeli dengan jumlah banyak biasanya akan ditempatkan ke dalam kantong plastik. Sedangkan untuk Apel B dikemas dengan menggunakan styrofoam dan dibungkus menggunakan plastik pembungkus makanan (Plastic Wrap). Untuk kemasan terlihat bahwa Apel B lebih terlihat higienis jika dibandingkan dengan Apel A yang hanya dikemas dengan jaring buah. Mengapa demikian? karena Apel A dapat terkontaminasi langsung dengan tangan konsumen yang sedang memilih-milih buah tersebut sedangkan Apel B masih terlindungi oleh plastic wrap dan styrofoam. 5. Persediaan Swalayan ini bisa setiap harinya melakukan penambahan dan penggantian persediaan buah Apel baik untuk Apel A maupun Apel B. Penambahan tersebut dilakukan agar persediaan buah apel ini tetap selalu tersedia setiap harinya sehingga konsumen bisa membeli buah apel tanpa harus menunggu. Sedangkan untuk penggantian pun dilakukan setiap hari jika buah Apel A maupun B ini sudah terlihat tidak bagus untuk dipasarkan,. Hal itu dilakukan karena swalayan ini selalu ingin memberikan kualitas buah Apel yang bagus kepada konsumen baik itu untuk Apel A maupun Apel B.



D. Analisis Komoditi Garam di Swalayan (Carrefour) Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan kandungan terbesar Natrium Klorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida dan lain-lain. Garam merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok dan bahan baku berbagai macam industri. Indonesia memiliki potensi produksi sumber daya laut yang sangat besar termasuk garam, sehingga menjadi pengimpor garam sejak tahun 1998. Kebutuhan garam perkapita rata-rata 4 kg, jika dikalikan 250 juta penduduk maka dibutuhkan 2.87 juta garam konsumsi pertahun, belum termasuk kebutuhan industri. Metode analisis yang kami lakukan menggunakan metode observasi dan kegiatan wawancara langsung terhadap narasumber yang bekerja di swalayan tempat kami berobservasi.



Garam A



Garam B



1. Harga Garam A merupakan Garam Meja yaitu garam yang sudah halus dibandrol dengan harga Rp. 3.890/pcs. Sementara, Garam B merupakan Garam Bata yaitu garam yang masih berbentuk balok dibandrol dengan harga Rp. 26.000/pack. 2. Kualitas



Kualitas Garam A dan Garam B di swalayan ini sama-sama menunjukkan kondisi yang kurang bagus karena berada disudut belakang swalayan sehingga jarang dilewati para konsumen. Garam A diletakan sebaris dengan bumbu-bumbu dapur, lalu diletakan pada tengah rak agar lebih mudah terlihat. Sedangkan Garam B ada di seberang rak Garam A dan penempatan Garam B ada dibagian pojok rak paling bawah namun sulit terlihat oleh konsumen. Jadi kualitas Garam A lebih baik dari Garam B jika dilihat dari sudut harga, penempatan, dan kemasan. 3. Konsumen Para konsumen untuk pembelian produk garam biasanya memilih sesuai harga termurah, karena pada dasarnya garam A dan garam B tidak jauh kualitasnya hampir sama kualitasnya. Tetapi untuk kemudahan konsumen biasanya lebih memilih garam halus dari pada garam yang berbentuk balok 4. Kemasan Untuk kemasan dapat di perhatikan garam A berbentuk garam halus sedangkan garam B berbentuk balok. Ini semua tergantung kebutuhan. Kebanyakan untuk kebutuhan rumah tangga lebih dipilih garam halus. Untuk bentuk kemasan keduanya sama yakni di lindungi oleh kemasan plastik. 5. Persediaan Swalayan ini biasanya hanya melakukan persediaan ketika barang mendekati habis saja karena garam sendiri memiliki waktu penyimpanan yang bisa cukup lama dan memilik expired yang lama. Sekali stok gram A dan B biasnya tergantung keadaan, keaadan disini ialah kebutuhan konsumen dalam jangka waktu perbulannya.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Komoditas merupakan adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama. Dapat kita ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak sekali komoditas yang diperjualbelikan baik di pasar tradisional maupun swalayan. Komoditas tersebut dapat pula diekspor ataupun diimpor sesuai dengan kebutuhan konsumen. Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang kami lakukan, dapat diperoleh beberapa informasi mengenai aspek - aspek di antaranya yaitu harga, kemasan, persediaan, kualitas dan konsumen baik dari pedagang satu ke pedagang lainnya maupun dari swalayan satu ke swalayan lainnya. Dimulai dari perbandingan harga dari beberapa pedagang di pasar tradisional ataupun swalayan, perbandingan kualitas dari komoditas yang diperjualbelikan, minat atau selera konsumen terhadap komiditas yang dipilih dalam analisis ini, kemasan apa yang digunakan, dan berapa banyak persediaan yang dibutuhkan pedagang atau swalayan dalam menjual komiditas.