Kelompok 3 Kelas B Nyeri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FARMAKOTERAPI TERAPAN KASUS CBL PAIN MANAGEMENT



OLEH:



NI PUTU SRI SANTI WARDANI



(2108611054)



PANDE GEDE RADITYA WIRA PERDANA



(2108611055)



I PUTU EDO SANJAYA PUTRA



(2108611056)



FARAH ADILLA



(2108611057)



PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2021



CBL PAIN MANAGEMENT



Seorang pasien perempuan usia 68 tahun datang untuk konseling dengan apoteker di apotek pada hari sabtu pagi. Pasien mengeluh merasakan nyeri kesemutan di kedua telapak tangan dan kakinya. Terkadang nyeri seperti terbakar dan tertusuk. Pasien mengeluh nyeri lebih terasa saat malam hari dan mengganggu kualitas tidurnya. Pasien memiliki riwayat diabetes yang tidak terkontrol, post iskemik stroke, hipertensi terkontrol, dan mild osteoartritis yang terkontrol (jarang kambuh). Riwayat pengobatan pasien : − − − − − − − − − − −



Metformin 2 x 500 mg (Masih Lanjut) Insulin basal/bolus 18 Unit (Masih Lanjut) Candesartan 1 x 16 mg (Masih Lanjut) Aspilet 1 x 80 mg (Masih Lanjut) Atorvastatin 1 x 20 mg (Masih Lanjut) Glucosamine 2 x 500 mg (Masih Lanjut) Gabapentin 1 x 300 mg (Sudah Stop) Obat masih sisa di rumah Amitriptilin 1 x 25 mg (Sudah Stop) Obat masih sisa di rumah Meloxicam 2 x 7.5 mg (Sudah Stop) Obat masih sisa di rumah Paracetamol 2 x 600 mg (Sudah Stop) Obat masih sisa di rumah Dexametason 2 x 0.5 mg (Sudah Stop) Obat masih sisa di rumah



Pasien bertanya kepada apoteker terkait obat-obat yang tersisa di rumahnya, yang mana kirakira bisa ia gunakan untuk meringankan gejala nyeri yang dirasakan. Jika tidak ada obat tersisa yang bisa digunakan, pasien meminta rekomendasi obat apa yang bisa ia beli sementara untuk meringankan gejala nyeri yang dirasakan. Pasien rencana akan kontrol rutin kr RS di hari senin. Pertanyaan Kasus: 1. Jelaskan menurut pendapat ilmiah anda, nyeri apa yang sedang dialami pasien? (gunakan pendekatan patofisiologi nyeri) 2. Jelaskan hal-hal apa saja yang berpotensi menimbulkan rasa nyeri pada pasien! (faktor yang menginduksi nyeri) 3. Dari obat-obat yang tersisa di rumah pasien, obat yang mana menjadi pilihan untuk dilanjutkan oleh pasien? a. Jika ADA obat apa yang anda rekomendasikan untuk dilanjutkan? Jelaskan! b. Jika TIDAK ADA, obat apa yang anda rekomendasikan untuk di beli oleh pasien? 4. Berdasarkan usia, pasien termasuk kategori Geriatri. Menurut pendapat kalian, obatobat apa saja yang harus menjadi perhatian pada pasien dengan geriatri? (baik yang sedang digunakan maupun yang akan digunakan)



JAWABAN CBL PAIN MANAGEMENT



1. Nyeri yang dialami pasien perempuan usia 68 tahun tersebut merupakan diabetic neuropathy yang merupakan bagian dari neuropathic pain. Hal ini dapat diketahui karena dalam kasus diatas pasien memiliki riwayat diabetes melitus yang tidak terkontrol yang ditandai dengan beberapa tanda seperti kesemutan di bagian telapak tangan dan kaki, terasa terbakar dan menusuk atau bahkan seperti sensasi sengatan listrik. Diabetic neuropathy adalah gangguan saraf yang diakibatkan oleh penyakit diabetes, yang ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Kadar gula darah yang tinggi pada pasien diabetes dapat melemahkan dinding pembuluh darah yang memberi asupan oksigen dan nutrisi untuk sel saraf. Akibatnya, terjadi kerusakan dan gangguan pada fungsi saraf (Schreiber et al., 2015; Rosenberger et al., 2020).



2. Penyebabnya rasa nyeri yang timbul akibat adanya glukosa darah tinggi yang menyebabkan gangguan dan kerusakan saraf untuk beberapa kasus yang parah. Kerusakan saraf mungkin karena adanya : − Faktor metabolisme seperti glukosa darah tinggi, diabetes durasi lama, kadar lemak darah abnormal dan rendahnya insulin. − Faktor autoimun yang menyebabkan peradangan di saraf, cedera mekanis pada saraf yang menimbulkan rasa nyeri hingga mati rasa − Faktor neurovaskular yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi saraf (Lalenoh and Dalimunte, 2017) 3. Obat yang menjadi pilihan untuk dilanjutkan pasien yaitu : a. Gabapentin Selain itu dapat digunakan anticonvulsants yang sebelumnya pernah digunakan oleh pasien yaitu Gabapentin untuk mengurangi rasa nyeri. Gabapentin digunakan sebagai terapi lini pertama pada penyakit neuropathic pain termasuk diabetic neuropathy. Dosis dari Gabapentin dimulai dari 300 mg sehari dan dosis dapat ditingkatkan secara bertahap dengan dosis maksimal 1800 mg per hari sesuai anjuran dari dokter. Gabapentin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Dosis dari Gabapentin harus diperhatikan karena pasien merupakan Geriatri. b. Metformin



Metformin untuk mengontrol kadar gula darah. Dosis metformin 500 mg digunakan dengan aturan pakai dua kali sehari.



(Dipiro et al., 2020; WHO, 2017). c. Amitriptilin Antidepresan trisiklik (TCA) seperti amitriptilin direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk pasien pada nyeri neuropatik perifer diabetik. Dosis amitriptilin digunakan 1 x 25 mg sebelum tidur. (Lindsay et al., 2010).



4. Berdasarkan American Geriatrics Society (2015), obat yang menjadi perhatian pada pasien geriatri yaitu Aspirin dan Gabapentin. Dosis aspirin yang dapat digunakan yaitu < 325 mg/hari. Pada kasus tersebut, aspilet mengandung aspirin 80 mg sehingga masih aman untuk digunakan pada pasien geriatri. Kemudian dosis dari gabapentin terendah yaitu 300 mg/hari untuk pasien geriatri. Selain itu, pemberian amitriptilin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien geriatri karena dapat menimbulkan efek antikolinergik (Lindsay et al., 2010).



DAFTAR PUSTAKA



American Geriatrics Society 2015 Beers Criteria Update Expert Panel, et al. "American Geriatrics Society 2015 updated beers criteria for potentially inappropriate medication use in older adults." Journal of the American Geriatrics Society 63(11): 2227-2246. DiPiro, J.T., G.C. Yee, L.M. Posey, S.T. Haines, T.D. Nolin, and V. Ellingrod, 2020. Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach. Eleventh Edition. McGraw-Hill. Lalenoh, D.C. and Dalimunte, C. 2017. Diabetic Neuropathic Pain Pathophysiology and Pain Management. Academia Anesthesiologica International. 2(1): 21-24. Lindsay, T. J., Rodgers, B. C., Savath, V., and Hettinger, K. 2010. Treating Diabetic Peripheral Neuropathic Pain. Am Fam Physician. 82(2):151-158. Rosenberger, D. C., Blechschmidt, V., Timmerman, H., Wolff, A., & Treede, R. D. 2020. Challenges of neuropathic pain: focus on diabetic neuropathy. Journal of Neural Transmission, 1-36. Schreiber, A. K., Nones, C. F., Reis, R. C., Chichorro, J. G., & Cunha, J. M. 2015. Diabetic neuropathic pain: physiopathology and treatment. World journal of diabetes. 6(3): 432444. WHO. 2017. Gabapentin for Neuropathic Pain. An application to the 21st meeting of the WHO Expert Committee on Selection and Use of Essential Medicines for the inclusion of gabapentin on the WHO Model List of Essential Medicines.