Kelompok 3, Laporan Praktikum Semantik Web 1.1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM SEMANTIK WEB ANALISA FUNGSIONALITAS WEB SEMANTIK MESIN PENCARI PADA RESELLERDROPSHIP.COM



DISUSUN OLEH: Muhammad Hafiz (191055201056) M Khoharuddin Wiradinata (211055201014) Putri Isdayanti (191055201035) Putri Wahyuni Hardiyanti (191055201034)



JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBNU SINA 2022



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER



JUDUL : ANALISA FUNGSIONALITAS WEB SEMANTIK MESIN PENCARI PADA RESELLERDROPSHIP.COM



Disusun Oleh: Muhammad Hafiz (191055201056)



Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pengampu dan Ka. Lab Teknik Informatika pada tanggal............................. 2022



Ka Lab Teknik Informatika



Dosen Pengampu Matakuliah,



Hanafi, M.Kom



Agus Suryadi, S.Kom, M.Kom



NIDK. 8873810016



ii



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmat yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum Web Semantik”. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Ibu Drg. Andi Tenri Ummu. Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Ibnu Sina Batam. 2. Bapak DR. Mustaqim Syuaib, SE, MM Selaku Rektor Universitas Ibnu Sina. 3. Bapak Okta Veza, M.Kom. Selaku Ketua Program Studi Fakultas Teknik. 4. Bapak Hanafi M.Kom Selaku Kepala Lab Teknik Informatika FakultasTeknik 5. Bapak Agus Suryadi Selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Jaringan Komputer. 6. Kepada seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telahmembantu dalam penyelesaian laporan ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan Praktikum ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik da saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penulisan Laporan ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Batam, Juni 2021



iii



DAFTAR ISI BAB



JUDUL



HAL



HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………. ii KATA PENGANTAR…………………………………………………. iii DAFTAR ISI…………………………………………………………… iv



I



II



PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang ……….………………………………………… I-1



1.2



Identifikasi Masalah…………………………………………….. I-2



1.3



Rumusan Masalah……………………………………………….. I-2



1.4



Batasan Masalah………………………………………………… I-2



1.5



Tujuan Laporan Praktikum……………………………………… I-2



1.6



Manfaat Laporan Praktikum…………………………………….. I-2



1.5



Sistemarika Penulisan………………………………………….... I-3



LANDASAN TEORI 2.1



Web Semantik…………………………………………………. II-1



2.2



Oontologi………………………………………………………..II-15 2.2.1 Pengertian Oontologi……………………………………...II-15 2.2.2 Komponen Oontologi …………………………………….II-19



2.3



III



IV



Blackbox Testing………………………………………………..II-27



METODE PENELITIAN 3.1



Jenis Data…………………………..………………………….. III-1



3.2



Metode Pengumpulan Data……………………………………. III-1



3.3



Metode Pengujian Data………………………………………... III-2



HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1



Hasil ……………….…………………………………………... IV-1



iv



4.1.1 Mengetikkan suku kata yang terdapat pada nama Produk……………………………………………………IV-1 4.1.2 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata yang terletak secara berurutan di nama product……………………………….. IV-2 4.1.3 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata tapi tidak terletak berurutan di nama produk……………………………….. IV-3 4.1.4 Mengetikkan 1 atau lebih suku kata yang tidak terdapat didalam nama produk, tetapi terdapat pada deskripsi Produk…………………………………………………. IV-4 4.2



Pembahasan…….….………………………………………….. IV-5 4.2.1 Pembahasan Hasil……………………………………….. IV-5 4.2.2 Rekomendasi rancangan web semantik…..…………….. IV-6



V



KESIMPULAN DAN SARAN 5.1



Kesimpulan……………………………………………………… V-1



5.2



Saran…………………………………………………………….. V-1



DAFTAR PUSTAKA



v



I-1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Web semantik merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan secara khusus untuk teknologi WorldWideWeb (WWW) atau biasa disebut dengan web. Tujuan dari web semantik bukan untuk menggantikan web yang ada saat ini, tetapi bertujuan untuk memperkaya informasi yang diberikan sehingga menjadi lebih baik dalam definisinya, agar komputer dapat memahami informasi yang telah disediakan sehingga komputer dan manusia dapat bekerja bersama. Dapat dikatakan juga bahwa web semantik adalah teknik yang memungkinkan komputer untuk memahami makna informasi berdasarkan metadata, yaitu informasi tentang isi informasi. Pada penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa dengan adanya metadata, komputer diharapkan dapat secara otomatis membantu manusia memahami hasil pengolahan informasi sehingga hasil pencarian informasi dapat lebih akurat (Dwiono, 2013). Dengan menggunakan metode web semantik, data berbasis HTML dapat diubah menjadi format yang dapat dipahami oleh mesin, sehingga mesin dapat melakukan proses pengumpulan informasi dan memahami hubungan antar informasi.. Web semantik biasanya diterapkan pada website-website yang memiliki mesin pencari didalamnya. Dimana pengunjung website dapat mencari konten tanpa perlu membuka seluruh halaman satu persatu, tetapi dapat mencari dengan hanya



mengetikkan



kata



kunci



pada



mesin



pencari.



https://www.resellerdropship.com adalah sebuah web yang menyediakan database dan transaksi bagi para penjual retail yang ingin bekerjasama menjadi reseller dengan mereka. Situs ini merupakan salah satu web yang menyediakan mesin pencari didalamnya. Ini dimaksudkan agar para reseller dapat mencari product mereka dengan mudah. Tetapi terkadang hasil pencarian dengan mesin pencari dianggap tidak mampu memberikan hasil yang memuaskan, beberapa member dalam 2 tahun ini terkadang melakukan complaint, hanya saja tidak ada perbaikan. Apakah ketiadaan perbaikan ini karena memang sebenarnya tidak ada masalah dengan pencarinya,



I-2



atau hal lain tidak ada penjelasan resmi. Sehingga perlu diadakan uji functionality dari mesin pencari tersebut, apakah sudah mampu menerapkan prinsip web semantik yang tepat. Hal inilah yang memotifasi penulis untuk melakukan praktikum dengan judul, “ Analisa Fungsionalitas Web Semantik Mesin Pencari pada Resellerdropship.com”.



1.2 Identifikasi Masalah Dari latarbelakang diatas maka dapat diidentifikasikan bahwa adanya kebutuhan



untuk



melakukan



analisa



dan



testing



pada



mesin



pencari



Resellerdropship.com untuk mengetahui apakah mesin pencari tersebut telah sesuai dengan web semantik. .



1.3 Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan bahwa masalah yang akan dibahas pada praktikum ini adalah: Bagaimana melakukan analisa pada mesin pencari Resellerdropship.com?



1.4 Batasan Masalah a. Masalah yang dianalisa terbatas hanya apa yang terjadi pada https://www.resellerdropship.com b. Analisis yang dilakukan hanya mengenai fungsionalitas input dan output dari mesin pencari pada https://www.resellerdropship.com



1.5 Tujuan Laporan Praktikum Tujuan laporan praktikum ini adalah untuk menganalisa mesin pencari pada https://www.resellerdropship.com.



1.6 Manfaat Laporan Praktikum Manfaat dari laporan praktikum ini adalah, mempraktikkan ilmu yang didapat dikelas dengan sebuah kasus nyata.



I-3



1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini yang akan dibahas pada tugas akhir terdiri dari beberapa bab yang akan dibahas sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang Latar Belakang, Judul Laporan, Rumusan Masalah, Tujuan Laporan serta Sistematika Penulisan Laporan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisikan tentang teori dasar yang digunakan dalam Praktikum. BAB III METODE PERANCANGAN Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi umum mengetai tahapan yang dilakukan dalam proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan BAB IV HASIL PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang hasil praktikum yang berupa data laporan yang telah diorganisasikan. BAB V PENUTUP Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari seluruh praktikum.



II-1



BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Web Semantik Web berbasis semantik adalah web data yang dapat di proses secara langsung atau tidak langsung dengan menempatkan data pada web dalam bentuk yang bisa dimengerti mesin secara alami dan mengubahnya kedalam bentuk itu (Berners-Lee, 1999). Semantik web mengindisikasikan bahwa makna data (the meaning of data) pada web dapat dipahami, baik oleh manusia maupun oleh mesin atau komputer (Passin, 2004). Agar dapat diproses oleh mesin, dokumen web dianotasikan dengan metadata. Metadata mendefinisikan informasi mengenai sebuah dokumen web atau entitas-entitas dalam dokumen tersebut dalam suatu cara yang dapat diproses oleh mesin (Davies et al, 2003; Davies et al, 2006). Dengan demikian proses pencarian informasi pada dokumen web yang semantis mampu memberikan hasil yang diharapkanoleh pengguna. Tujuan dari semantik web adalah untuk mengembangkan standar yang memungkinkan dan teknologi yang dirancang untuk membantu mesin memahami informasi lebih lanjut di web sehingga mereka dapat mendukung penjelajahan yang lebih kaya, integrasi data, navigasi, dan otomatisasi tugas-tugas. Salah satu contoh dari web semantik adalah web tersebut bisa merekomendasikan sesuatu kepada user sesuai dengan ketertarikan masing-masing. Dengan demikian, bisa jadi ketika beberapa orang mengakses satu alamat web yang sama, konten atau isi dari halaman web tersebut tidak akan sama. Web merupakan suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang



II-2



berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI). URL dapat diibaratkan suatu alamat, di mana alamat tersebut terdiri atas [1] : 1. Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil informmasi. 2. Nama komputer (server) di mana informasi tersebut berada. 3. Jalur atau path serta nama file dari suatu informasi. Format umum dari URL adalah sebagai berikut: “protokol_transfer://nama_host/path/nama_file” Contoh: http://www.mine.com/e-jurnal/index.html Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa: a. http adalah protokol yang digunakan. b. www.mine.com adalah nama host atau server komputer di mana informasi yang dicari berada. c. e-jurnal adalah jalur atau path dari informasi yang dicari. d. index.html adalah nama file di mana informasi tersebut berada. Sebuah halaman web diakses dengan menggunakan web browser dengan menuliskan URL-nya atau mengikuti link yang menuju kepadanya. Uniform Resource Locator (URL) akan menunjukkan lokasi dokumen yang dikelola oleh web server. URL diubah menjadi alamat IP web server yang bersangkutan. Browser kemudian mengirimkan request Hypertext Transfer Protocol (HTTP) ke web server dan akan menjawab dokumen yang diminta dalam format Hypertext Markup Language (HTML). HTTP adalah suatu protokol yang menentukan aturan yang perlu diikuti oleh web browser dalam meminta atau menggambil suatu dokumen dan oleh web server dalam menyediakan dokumen yang diminta web browser.



II-3



Protokol ini merupakan komunikasi jaringan komputer yang diatur dengan protokol yang memungkinkan beragam jaringan komputer untuk berkomunikasi. Protokol ini secara resmi dikenal dengan Transmission Control Protocol (TCP/IP) yang merupakan cara untuk mempaketkan sinyal elektronik sehingga data tersebut dapat dikirim ke komputer lain. Gambar 2.1 menggambarkan cara kerja web yang diakses. Web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu web statis dan web dinamis atau interaktif. Web statis adalah web yang menampilkan informasi-informasi yang sifatnya statis atau tetap, sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan user yang sifatnya dinamis. Untuk membuat web dinamis dibutuhkan pemrograman web yang mempunyai dua kategori, yaitu [1] : 1. Server – side Programming Perintah-perintah program atau script dijalankan di web server, kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML. 2. Client – side Programming Perintah program dijalankan di web browser sehingga ketika client meminta dokumen yang mengandung script, maka script tersebut akan didownload dari servernya kemudian dijalankan di browser yang bersangkutan.



II-4



Gambar 2.1 Cara Kerja Web yang Diakses



Program web yang tergolong dalam server side seperti CGI/Perl. Active Server Pages (ASP), Java Server Pages (JSP), PHP dan ColdFussion (CFM). Sedangkan yang tergolong client side seperti Javascript, VBScript dan HTML. Teknologi server side yang dilakukan dalam aplikasi ini adalah PHP. PHP termasuk dalam produk open source sehingga source code dapat diubah dan didistribusikan secara bebas. PHP dapat berjalan diberbagai web server misalnya IIS, Apache dan PWS. Adapun kelebihan-kelebihan PHP adalah sebagai berikut: a. PHP mudah dibuat dengan kecepatan akses tinggi. b. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda pula. c. PHP diterbitkan secara gratis. d. PHP adalah termasuk bahasa yang embedded (bisa diletakkan dalam tag



II-5



HTML). Dalam perkembangan teknologi web, banyak praktisi yang memberi label perkembangan web dengan Web 1.0, Web 2.0 dan Web 3.0. Sebenarnya tidak ada kesepakatan adanya versi dalam aplikasi web tetapi hanya untuk memudahkan perkembangannya saja. 1. Web 1.0 Web 1.0 memiliki sifat yang sedikit interaktif dan dikembangkan untuk pengaksesan informasi. Sifat dari Web 1.0 adalah read karena user hanya akan membaca informasi yang ditampilkan web. 2. Web 2.0 Menurut Tim O’Really, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut : ”Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan utama adalah membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut” . Kemudahan interaksi antara user dengan sistem merupakan tujuan dibangunnya teknologi web 2.0. Sifat dari web 2.0 adalah read dan write. Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah web. Web 2.0 diaplikasikan sebagai bentuk penyajian halaman web yang bersifat sebagai program dekstop pada umumnya seperti windows. Implementasi dapat



II-6



dilihat pada aplikasi spreadsheet pada Google yang merupakan aplikasi untuk operasi mengolah angka seperti MS. Excel. Aplikasi tersebut dapat diakses secara online tanpa user harus menginstalnya terlebih dahulu. Web 2.0 pada umumnya adalah suatu teknologi yang gratis atau lebih dikenal dengan sebutan Open Source dan sangat memudahkan untuk share, upload dan download data. 3. Web 3.0 Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan Internet berbasis web. Menurut Tim Berners Lee, Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman web [2]. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan yang sama dengan manusia dalam membaca web. Web 3.0 berhubungan dengan konsep semantik web yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan mesin pencari yang juga mampu menyedikan keterangan – keterangan yang relevan tentang informasi yang dicari. Web 3.0 memiliki beberapa standar operasional agar dapat menjalankan fungsinya dalam menampung metadata, yaitu Resource Description Framework (RDF), dan Ontology Web language (OWL). Dalam perkembangan web harus diimbangi dengan kecepatan untuk mengakses karena faktor yang menentukan kinerja aplikasi adalah kecepatan akses jaringan dan Internet. Oleh karena itu diperlukan bandwidth yang cukup dalam menjalankan suatu aplikasi. Dengan demikian fungsi web menjadi wadah bagi pertukaran data, informasi dan pengetahuan melalui kecerdasan buatan sehingga mengerti keinginan



II-7



user dimana dapat diinstruksikan untuk mengambil informasi sesuai kriteria tertentu. Tujuan dari web semantik adalah prosedur. Fundamental



mengatur



informasi



dan



dalam pembangunan semantic web adalah kreasi dan



semantic metadata. Metadata terdiri dari dua bagian, yaitu : 1. Penggambaran sebuah dokumen. Contohnya adalah halaman web atau bagian dari suatu dokumen seperti sebuah paragraf. 2. Penggambaran entitas didalam suatu dokumen. Contohnya adalah seseorang atau sebuah perusahaan. Pada semua kasus, yang terpenting bahwa metadata adalah semantik, yang menggambarkan semua isi dari dokumen tersebut. Saat membuat aplikasi semantik, sebenarnya terdapat dua variabel yang dibangun secara sekaligus. Variabel pertama adalah web terdiri dari protocol komunikasi dan format web. Terdapat standar web semantik yang direkomendasikan W3C seperti RDF, OWL dan SPARQL. Variabel lainnya adalah semantik merepresentasikan makna dari web data. Jaringan semantik merupakan gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan antar berbagai obyek. Jaringan semantik terdiri dari lingkaran-lingkaran yang menunjukkan obyek dan informasi tentang obyek-obyek tersebut. Obyek di sini bisa berupa benda atau peristiwa. Antara 2 obyek dihubungkan oleh arc yang menunjukkan hubungan antar obyek. Gambar 2.2 merupakan contoh representasi pengetahuan dengan menggunakan jaringan semantik.



II-8



Gambar 2.2 Contoh Jaringan Semantik Salah satu kelebihan dari jaringan semantik adalah ‘bisa mewariskan’. Sebagai contoh, pada gambar 2.2 ada garis yang menghubungkan antara Budi dengan laki-laki, dan laki-laki ke makhluk hidup. Sehingga apabila ada pertanyaan: Apakah Budi makhluk hidup? Maka kita bisa merunut garis dari makhluk hidup, kemudiian ke laki-laki, dan akhirnya ke Budi. Sehingga terbukti bahwa Budi adalah makluk hidup. Sistem jaringan semantik ini selalu tergantung pada jenis masalah yang akan dipecahkan. Jika masalah itu bersifat umum, makan hanya memerlukan sedikit rincian. Jika ternyata masalah itu banyak melibatkan hal-hal lain, maka di dalam jaringan awalnya diperlukan rincian dari node awal Budi, apabila Budi hendak pergi ke berbagai tempat. Node Budi dihubungkan dengan node baru, yaitu pergi.



II-9



Sekolah Masjid



Budi



Pergi



Toko



Kebun Binatang Sawah



Gambar 2.3 Perluasan Jaringan Semantik Keuntungan yang dimiliki oleh semantic web adalah sebagai berikut: 1. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan informasi yang dicari lebih singkat. 2. Pekerjaan



pencarian



yang



dilakukan



manusia



dapat



digantikan oleh mesin. Semantik web memiliki tujuan yang sama karena semantik web memiliki isi web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak. Melalui semantik web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah. Pembuatan Semantik web dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar yang paling penting dalam membangun Semantik web adalah XML, XML Schema, RDF, OWL, dan SPARQL. Mungkin ini beberapa referensi ciri khas dari web 3.0 yaitu:



II-10



a. Transformation dari tempat penyimpanan yang bersifat terpisah pisah menjadi satu. b. Ubiquitous connectivity, memungkinkan info diakses di berbagai media. c. Network Web



computing,



software-as-a-service business



models,



services interoperability, distributed computing, grid computing and



cloud computing. d. Open technologies, sebagian besar semuanya berjalan dalam platform open source / free. e. Open identity, OpenID, seluruh info adalah bebas dan sebebas – bebasnya. f. The intelligent web, Semantic Web technologies such as RDF, OWL, SWRL, SPARQL, GRDDL, semantic application platforms, and statementbased datastores. g. Database terdistribusi dalam WWD ( World Wide Database ). h. Intelligent applications Dengan metode semantik web, data berbasis HTML dapat dirubah menjadi format yang dapat dipahami oleh mesin, sehingga mesin juga dapat melakukan proses pengumpulan informasi dan memahami hubungan antara informasi. Menurut Ibrahim (2007), standar yang paling penting dalam membangun web semantik adalah XML, XML Schema, RDF, OWL dan SPARQL. Berikut ini adalah layer dari web semantik sebagaimana direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium (W3C) :



II-11



Gambar 2.1. Struktur Web Semantik (Fensel et al. 2003) Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut (Antoniou and Harmelen 2008): 1. Internationalized Resource Identified (URI) merupakan penamaan yang unik untuk identifikasi web semantik. 2. Unicode mempresentasikan dan memanipulasi teks ke banyak bahasa. 3. XML adalah sebuah bahasa yang memperbolehkan pemrogram membuat dokumen web berdasarkan kosakata-nya sendiri. XML sangat cocok dalam pengiriman dokumen melalui web. 4. RDF adalah sebuah model data untuk objek (resource) dan hubungan antara mereka. RDF menyediakan sebuah pemaknaan sederhana untuk model data, yang dapat dipresentasikan dalam sintaks XML. 5. RDF Schema menyediakan dasar-dasar kosakata untuk RDF. Dengan RDF Shcema, memungkinkan untuk membuat hirarki kelas dan propertinya. 6. Ontologi vocabulary memperluas RDF Schema dengan menambahkan konsep yang lebih canggih untuk menambahkan sebuah batasan, seperti cardinality, batasan nilai, karakteristik dari properti seperti transitive. Ini



II-12



didasarkan pada logika sehingga memberikan kekuatan reasoning pada web semantik. 7. Logic digunakan untuk meningkatkan bahasa ontologi lebih lanjut dan mengizinkan penulisan dari deklarasi pengetahuan. 8. Proof melibatkan proses pengurangan nyata seperti halnya penyajian bukti di bahasa web dan validasi bukti. 9. Trust bertujuan untuk memastikan dan memverifikasi bahwa pernyataan web semantik berasal dari sumber yang terpercaya. Ini dapat dicapai dengan tepat menggunakan ‘digital signature’ dari pernyataan RDF. Sebuah web semantik tidak berdiri sendiri, terdiri dari berbagai macam komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lainya. Komponen yang terdapat dalam sebuah web semantik antara lain: a) XML Extensible Markup Language (XML) merupakan meta-language seperti tag HTML yang digunakan untuk mendeskripsikan data-data. Tag pada XML dapat dibuat sendiri sehingga tidak ada tag default seperti tag pada HTML. b) XML Schema XML Schema merupakan bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan sekumpulan aturan (schema) yang harus dipatuhi oleh dokumen XML. Struktur dari dokumen XML yang dibuat harus sesuai dengan schema yang telah didefinisikan tersebut. Fungsi XML Schema yaitu sebagai berikut: •



Mendefinisikan unsur-unsur dan atribut yang muncul dalam dokumen



II-13







Mendefinisikan elemen elemen turunan.







Mendefinisikan urutan dan jumlah elemen turunan.







Mendefinisikan tipe data untuk elemen dan atribut.







Mendefinisikan nilai default dan tetap untuk elemen dan atribut.



c) RDF Resource Description Framework (RDF) adalah metode umum untuk memodelkan informasi dengan menggunakan sekumpulan format sintaks. Ide dasar dari RDF adalah bagaimana kita dapat membuat pertanyaan mengenai sebuah resource web dalam bentuk ekspresi subjek (S), predikat (P), objek (O). Subjek mengacu pada resource yang ingin dideskripsikan. Predikat merupakan komposisi yang menerangkan sudut pandang dari subjek yang dijelaskan objek, sementara subjek dan objek merupakan entitas. Objek dapat berupa masukan yang dapat diterangkan secara jelas dan detail, sesuai keinginan pengguna yang memberikan masukan. Dengan menggunakan RDF, website dapat menyimpan dan melakukan pertukaran informasi antar web. Pada RDF resource yang digunakan untuk mendeskripsikan subjek biasanya menggunakan alamat URI. Predikat merupakan properti yang menghubungkan antara subjek dan objek adalah URI. Ketiga elemen tersebut dikenal dengan sebutan triple (Liyang, 2007) d) RDF Schema RDF Schema atau yang lebih dikenal dengan singkatan RDFS merupakan skema yang mendeskripsikan ontology yang berupa properties dan class dari RDF resource.



II-14



e) OWL Ontology Web Language (OWL) adalah suatu bahasa yang digunakan aplikasi untuk memproses isi dari informasi. Dengan menggunakan OWL, kita dapat merubah vocabulary tambahan disamping semantik formal yang telah dinuat sebelumnya menggunakan XML, RDF, dan RDF Schema. Tentu saja hal ini sangat membantu penginterpresentasian mesin yang lebih baik terhadap isi web. OWL memiliki tiga sub-language yaitu : f) OWL Lite Mendukung pengguna yang memerlukan klasifikasi hirarki dan dalam batasan yang sederhana. . OWL Lite menyediakan suatu alur migrasi cepat untuk thesaury dan taksonomi lain. OWL Lite juga mempunyai suatu kompleksitas formal yang lebih rendah dibanding OWL DL. OWL Lite didesain untuk kemudahan penerapan dan untuk memberikan pengguna dengan fungsi subset yang akan membawa pengguna ke permulaan dalam penggunaan OWL. g) OWL DL Mendukung konstruksi seluruh OWL, tetapi hanya dapat digunakan pada batasan tertentu. OWL DL meliputi semua bahasa kontruksi dalam OWL, tetapi hanya dapat digunakan di bawah batasan tertentu. OWL DL dirancang untuk mendukung deskripsi logikal dari segmen bisnis dan untuk menyediakan bahasa subset yang memberikan properti untuk perhitungan dalam sebuah sistem. h) OWL Full



II-15



Diperuntukkan bagi pengguna yang menginginkan maksimum penggunaan dan kebebasan sintaksis. OWL Full memperbolehkan ontologi untuk meningkatkan arti dari vocabulary yang belum digambarkan (RDF atau OWL). i) SPARQL SPARQL merupakan bahasa kueri untuk semantik yang dapat mengambil dan memanipulasi data yang tersimpan dalam format RDF. Pemetaan dalam query SPARQL akan mempengaruhi seberapa cepat aplikasi akan menampilkan hasil pencariannya (Wijayanto et al., 2013). SPARQL menyediakan bahasa query standar untuk RDF grafik (Segaran et al. 2009). Seperti SQL dan XQuery, bahasa SPARQL menyediakan antarmuka deklaratif untuk berinteraksi dengan database RDF. SPARQL merupakan bahasa query yang dirancang untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dan mempercepat pengembangan aplikasi web 2.0, menciptakan sebuah layanan web standar untuk mengajukan pertanyaan (Kanimozhi and Christy 2014).



2.2 Ontologi 2.2.1 Pengertian Ontologi Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ontos dan logos. Ontologi dalam bidang kecerdasan buatan memiliki dua pengertian yang berkaitan. Pertama ontologi merupakan kosakata yang merepresentasikam suatu domain atau sebjek tertentu. Kedua ontologi merupakan body of knowledge untuk menjelaskan



II-16



suatu batasan tertentu. Dari kedua hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ontologi merupakan sebuah uraian formal yang merepresentasikan sebuah konsep atau class dari sebuah domain tertentu. Properti-properti dari setiap konsep atau class dijelaskan didalam atribut-atribut. Menurut Barnaras pada proyek Kactus memberikan definisi ontologi yaitu : “Penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada knowledge base’. Proyek Sensus juga memberikan definisi : “Sebuah ontologi adalah sebuah truktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Menurut Dumbill (2000) diacu dalam Awaludin (2009), Ontologi pada semantik yaitu teknologi web yang diarahkan dapat memahami makna suatu kata atau kalimat yang diberikan oleh pengguna. Membuat komputer mengerti seperti manusia adalah suatu hal yang sepertinya mustahil, namun visi ini terus diupayakan dengan menyediakan seperangkat alat sehingga membuat mesin atau komputer dengan mudah dapat memproses informasi dan mengerti informasi yang diinginkan oleh pengguna. Tidak ada standar khusus untuk membangun suatu ontologi dan tidak ada justifikasi bahwa ontologi yang dikembangkan oleh seseorang adalah salah atau benar. Kualitas ontologi dapat dilihat dari aplikasi yang dibangun berdasarkan ontologi ini. Ketika aplikasi yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan menjawab permasalahan yang ada maka ontologi yang digunakan termasuk ontologi yang berkualitas.



II-17



Ontologi adalah file yang mendefinisikan hubungan antara syarat dan kelompok istilah. Hal ini dianggap salah satu pilar dari web semantik. Mereka biasanya disertai dengan dokumen dibawah bahasa formal dari ontologi. Tentu saja, ontologi ini harus rinci, dan efektif bagi web semantik untuk bekerja. Menurut Berners Lee, ontologi akan datang dalam bentuk metadata, yang akan dimasukan dalam kode, hal ini bisa mengambil banyak waktu dan usaha. Tidak ada standar khusus untuk membangun suatu ontologi dan tidak ada justifikasi bahwa ontologi yang dikembangkan oleh seseorang adalah salah atau benar. Kualitas ontologi dapat dilihat dari aplikasi yang dibangun berdasarkan ontologi ini. Ketika aplikasi yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan menjawab permasalahan yang ada maka ontologi yang digunakan termasuk ontologi yang berkualitas. Dalam literatur kecerdasan buatan terdapat beberapa pengertian ontologi. Ontologi adalah istilah yang dipinjam dari filosofi yang mengacu kepada ilmu untuk menggambarkan jenis-jenis entitas di dunia dan bagaimana mereka berhubungan. Menurut Barnaras pada proyek Kactus [3] memberikan definisi ontologi yaitu : “Penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada knowledge base”. Proyek Sensus [3] juga memberikan definisi : “Sebuah ontologi adalah sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base” [4]. Pengertian lain mengemukakan ontologi adalah sebuah uraian formal yang menjelaskan tentang sebuah konsep dalam suatu domain tertentu (classes, terkadang disebut concepts), properti dari setiap konsep yang menjelaskan bermacam- macam fitur dan atribut sebuah concepts (slots, terkadang disebut roles



II-18



atau properties) dan batasan pada slots (facets, terkadang disebut role restriction). Sebuah ontologi bersama dengan seperangkat instances (menyatakan objek pada suatu domain) dari class membentuk sebuah knowledge base. Pendapat lain mengatakan bahwa ontologi terbentuk oleh 4 tuple (C,R,I,A), C adalah concept, R adalah relation, I adalah instance, dan A adalah axiom. Axiom digunakan untuk menyediakan informasi mengenai class dan properties, sebagai contoh batasan pada properties. Terdapat beberapa alasan untuk menggunakan ontologi, yaitu [4]: 1.



Menjelaskan suatu domain secara eksplisit.



Memberikan struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain dan bagaimana mereka berhubungan. 2.



Berbagi pemahaman dari informasi yang terstruktur.



Sebagai contoh beberapa website yang berbeda mempunyai informasi medis atau menyediakan servis medis e-commerce. Jika website tersebut dipakai bersama dan dipublikasikan dengan dasar ontologi yang sama maka perangkat lunak dapat mengekstrak dan mengumpulkan informasi dari site yang berbeda. Perangkat lunak tersebut dapat menggunakan kumpulan informasi tersebut untuk menjawab permintaan user atau sebagai data input untuk aplikasi lainnya. 3.



Penggunaan ulang domain pengetahuan.



Apabila



ingin membangun



ontologi



yang



mengintegrasikan dengan beberapa ontologi yang sudah ada



luas



dapat



II-19



2.2.2 Komponen Ontologi Ontologi memiliki beberapa komponen yang dapat menjelaskan ontologi terdiri atas instance, property, class, dan Slot. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat elemen dasar pembentuk ontologi web semantik a. Instance Instance atau disebut juga individual adalah anggota (member) dari classes. Instance ini dapat dipandang sebagai objek yang ada pada domain yang dibahas



Gambar 2.4 Representasi instance atau individual



b. Property Property merupakan binary relation. Ada dua jenis property pada ontologi web semantik, yaitu object property dan datatype property. Objek property digunakan untuk menghubungkan objek dengan objek lainnya sedangkan datatype property digunakan untuk menghubungkan objek dengan datatype value seperti text, string atau number. c. Class Class, menerangkan konsep (atau makna) suatu domain. Class adalah



II-20



kumpulan dari elemen dengan properti yang sama. Suatu class dapat mempunyai turunan subclass yang menerangkan konsep yang lebih spesifik. Class merupakan titik pusat ontologi. Class menjelaskan sebuah konsep dalam suatu domain yang terdiri dari beberapa instance. Class juga dikenal sebagai concept, object dan categories. Sebuah class memiliki subclass yang ditujukan untuk menyatakan concept lebih spesifik dari superclass.



Gambar 2.5 Representasi class yang terdiri dari instance d. Slot Slot, merupakan representasi dari kerangka pengetahuan atau relasi yang menerangkan properti dari kelas dan instance. 3. Properties atau slot. Properties atau slot terdiri dari dua jenis, yaitu object properties dan datatype properties. Object properties akan menghubungkan instance dengan instance sedangkan datatype properties akan menghubungkan instance dengan datatype value seperti text, string, atsu number. Pada object properties, terdapat beberapa jenis properties [5], yaitu:



II-21



1.



Functional Properties.



Functional properties adalah sebuah individu yang berhubungan hanya dengan satu individu. Functional property disebut juga sebagai single valued property atau feature. Sebagai contoh pada Gambar 2.6 menunjukkan individu Jean hasBirthMother Peggy dan individu Jean hasBirthMother Margaret, hasBirthMother merupakan fuctional property, dapat disimpulkan bahwa Peggy dan Margaret adalah individu yang sama karena Jean hanya memiliki satu BirthMother.



Gambar 2.6 Contoh Functional Properties 2.



Inverse Functional Properties.



Jika sebuah properti adalah inverse functional, maka inverse property tersebut adalah functional, sebuah individu berhubungan hanya dengan satu individu. Sebagai contoh pada Gambar 2.7 menunjukkan inverse functional property isBirthMotherOf yang merupakan inverse property dari hasBirthMother, hasBirthMother adalah functional, isBirthMother adalah inverse functional. Jika dikatakan bahwa Peggy merupakan birthmother dari Jean, dapat dikatakan juga bahwa Margaret merupakan birthmother dari Jean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Peggy dan Margaret adalah individu yang sama.



II-22



Gambar 2.7 Contoh Inverse Functional Properties 3.



Transitive Properties.



Jika sebuah properti transitive, properti menghubungkan individu A dengan individu B serta menghubungkan individu B dengan individu C, maka dapat disimpulkan bahwa individu A berhubungan dengan individu C melalui properti P. Sebagai contoh pada Gambar 2.8 menunjukkan transitive property hasAncestor. Jika individu Matthew mempunyai ancestor Peter, Peter mempunyai ancestor William, maka dapat disimpulkan bahwa Mathew mempunyai ancestor William.



Gambar 2.8 Contoh Transitive Properties



II-23



4.



Symetric Properties.



Properti P adalah symetric jika properti tersebut menghubungkan A ke individu B kemudian menghubungkan B ke individu A. Sebagai contoh pada Gambar 2.9, individu Mathew berhubungan dengan individu Gema melalui hasSibling property. Dengan kata lain, jika Mathew bersaudara dengan Gema maka dapat disimpulkan bahwa Gema bersaudara dengan Mathew.



Gambar 2.9 Contoh Symetric Properties Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengembangan ontologi yaitu : A. Menentukan domain dan batasan ontologi. Dalam mengembangkan ontologi dimulai dengan mendefinisikan domain dan batasan dengan menjawab pertanyaan berikut: 1.



Domain apa yang akan melingkupi ontologi?



2.



Mengapa ontologi digunakan?



3.



Apa jenis pertanyaan terhadap informasi dalam ontologi sehingga



perlu menyediakan jawaban? Salah satu cara dalam menetukan batasan dalam ontologi adalah dengan membuat daftar pertanyaan yang harus dapat dijawab oleh knowledge base



II-24



atau yang biasa disebut competency questions. B. Mempertimbangkan penggunaan ontologi yang sudah ada. Ontologi yang sudah ada dapat diperhalus dan diperluas untuk domain dan task yang akan dibuat. Penggunaan ontologi yang sudah ada merupakan persyaratan apabila sistem yang akan dibuat akan berinteraksi dengan aplikasi lainnya yang telah dilakukan pada suatu ontologi atau perbendaharaan kata yang dikontrol. Banyak ontologi yang telah tersedia dan dapat dimasukkan dalam penngembangan ontologi yang dilakukan. C. Menentukan istilah penting dalam ontologi Menulis daftar istilah yang akan dijelaskan ke user. Terdapat beberapa pertanyaan yang dapat membantu penentuan istilah, yaitu: 1.



Istilah apa saja yang akan diperbincangkan?



2.



Apa yang akan menjadi jawaban mengenai istilah– istilah tersebut?



3.



Properti apa saja yang dimiliki istilah tersebut?



Sebagai contoh pada ontologi minuman anggur, istilah yang penting meliputi minuman anggur, anggur, tempat membuat anggur, warna minuman anggur, bentuk, cita rasa dan kadar gula. Pada dasarnya, hal ini dibutuhkan untuk mendapat daftar istilah yang menyeluruh tanpa khawatir tumpang tindih antara concept, hubungan antara istilah dan properti dari concept atau concept tersebut termasuk class atau slot. D. Mendefinisikan class ontologi dan menyusun class dalam hirarki taksonomi (subclass–superclass). Terdapat beberapa pendekatan dalam pengembangan hirarki



II-25



class, yaitu : 1.



Proses pengembangan top-down dimulai dengan mendefinisikan



concept umum dalam domain dilanjutkan dengan concept yang lebih spesifik. 2.



Proses pengembangan bottom-up dimulai dengan mendefinisikan



class yang paling spesifik kemudian dikelompokkan menjadi class dengan konsep yang lebih umum. 3.



Proses pengembangan combination adalah sebuah kombinasi antara



pendekatan top-down dan bottom-up. Mendefinisikan konsep yang menonjol terlebih dahulu kemudian menggeneralisasi dan mengkhususkan konsep tersebut. 5.



Mendefinisikan slot atau properties dan menjabarkan nilai dari



slot tersebut. 6.



Mendefinisikan facets pada slots.



Slot dapat memiliki facet yang berbeda dalam menggambarkan tipe nilai, nilai tersebut dapat berupa cardinality (sejumlah nilai) dan fitur lainnya. Berikut merupakan beberapa facet yang umum digunakan:



a. Slot cardinality. Slot cardinality mendefinisikan sejumlah nilai yang dimiliki oleh slot. Beberapa sistem hanya membedakan single cardinality (mempunyai satu nilai) dengan multiple cardinality (mempunyai beberapa nilai). b. Slot value type.



II-26



Sebuah tipe facet menggambarkan tipe dari nilai yang dapat mengisi slot. Berikut merupakan tipe nilai yang umum digunakan: (1) String, tipe nilai yang paling sederhana yang biasa digunakan untuk slot. (2) Number, terkadang tipe nilai yang lebih spesifik seperti Float dan Integer yang digunakan dalam penggambaran slot dengan nilai numerik. (3) Boolean slot mempunyai yes-no flag. (4) Enumerated slot merinci daftar dari spesifik nilai yang diperbolehkan untuk slot. (5) Instance membuat hubungan antara individual. E. Membuat instances. Langkah terakhir adalah membuat individual atau instances pada class dalam suatu hirarki. Dalam mendefinisikan individual atau instances pada class harus diperhatikan persyaratan berikut: 1. Pemilihan class. 2. Pembuatan individual atau instances pada class tersebut. Knowledge base selanjutnya dapat dibuat dengan mendefinisikan individual atau instances dari class yang terisi pada nilai spesifik slot dan slot batasan tambahan (facets). 3. Mengisi nilai slot.



II-27



2.3 Blackbox Testing Teknik pengujian yang penulis gunakan adalah Black-Box Testing. Menurut Sukamto (2016:275) Black Box Testing yaitu menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Cara pengujian hanya dilakuakan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau model secara ofline dan online melalui publik, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang diinginkan. Blackbox testing adalah tahap yang digunakan untuk menguji kelancaran program yang telah dibuat. Pengujian ini penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan alur program yang telah dibuat. Menurut Rosa dan Salahuddin (2015:275) “Blackbox testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”. Menurut Rizky (2011:264) “Blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya”. Sedangkan menurut Mustaqbal, dkk (2015:34) “Black Box Testing befokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada fungsional program”. Menurut Pressman (2010:597), Black Box Testing (Pengujian Kotak Hitam), juga disebut pengujian perilaku, berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Artinya, teknik pengujian kotak hitam memungkinkan anda untuk membuat beberapa kumpulan kondisi masukan yang sepenuhnya akan melakukan semua kebutuhan fungsional untuk program. Pengujian kotak hitam bukan teknik alternative untuk kotak hitam. Sebaliknya, ini merupakan pendekatan pelengkap



II-28



yang mungkin dilakukan untuk mengungkap kelas kesalahan yang berbeda dari yang diungkap oleh metode kotak putih. Pengujian kotak hitam berupaya untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut: 1.



Fungsi yang salah atau hilang



2.



Kesalahan antarmuka



3.



Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal.



4.



Kesalahan perilaku atau kinerja



5.



Kesalahan inisialisasi dan penghentian



Kelebihan dan kelemahan pengujian black box testing dapat diuraikan sebagai berikut : 1.



Kelebihan Black Box Testing :



Meskipun dalam pelaksanaannya testing kita dapat menguji keseluruhan fungsional perangkat lunak namun formal black box testing yang sebenarnya kita dapat memilih subset test yang secara efektif dan efisien dapat menentukan cacat. Dengan cara ini black box testing dapat membantu memaksimalkan testing investment. 2.



Kelemahan Black Box Testing :



Ketika tester melakukan black box testing, tester tidak akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang telah diuji telah benar-benar lolos pengujian. Hal ini terjadi karena kemungkinan masih ada beberapa jalur eksekusi yang belum pernah diuji oleh user. Untuk menentukan cacat perangkat lunak menggunakan black box testing, tester seharusnya membuat setiap kemungkinan kombinasi data input baik



II-29



yang valid maupun yang tidak valid. Dalam pengujian black box testing ada beberapa langkah – langkah menjalankan pengujian : 1.



Analisa kebutuhan dan spesifikasi



2.



Pemilihan input



3.



Pemilihan outputnya



4.



Seleksi input



5.



Pengujian



6.



Review hasil



Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dieksekusi pada perangk at lunak dan kemudian keluar dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai yang diharapkan. Pengujian Black Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori : a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang b. Kesalahan interface c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal d. Kesalahan kinerja e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi



III-1



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan pada praktikum ini adalah data primer. Data primer adalah adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dengan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Menurut Indriantoro dan Supomo didalam Purhantara (2010), data primer dianggap lebih akurat, karena data ini disajikan secara terperinci.



3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada praktikum ini adalah studi pustaka, dimana data yang dikumpulkan adalah: a. Website yang fungsi mesin pencarinya di jadikan objek pengujian, yang pada praktikum ini bernama https://www.resellerdropship.com/. b. Buku Buku-buku yang digunakan adalah buku-buku yang mengandung teori-teori mengenai semantik web dan metode pengujian. c. Artikel Artikel yang digunakan merupakan artikel-artikel yang membahas teori dan aplikasi semantik web dan metode pengujian.



III-2



3.3 Metode Pengujian Data Metode pengujian yang digunakan pada praktikum ini adalah metode pengujian blackbox. Blackbox testing adalah tahap yang digunakan untuk menguji kelancaran program yang telah dibuat. Pengujian ini penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan alur program yang telah dibuat. Menurut Rosa dan Salahuddin (2015) “Blackbox testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.



Gambar 3.1 Ilustrasi Proses Pengujian Black Box Testing Adapun



hal-hal



yang



diuji



pada



fungsi



mesin



pencari



https://www.resellerdropship.com adalah: No 1



2



3



4



Input 1 Suku Kata yang terdapat pada nama produk Contoh: Tas Travel 2 atau lebih suku kata yang terletak secara berurutan di nama product Contoh: Tas Hiking Tas Sling Bag 2 atau lebih suku kata tapi tidak terletak berurutan di nama produk Contoh: Tas Bag Sling 1 atau lebih suku kata yang tidak terdapat didalam nama produk, tetapi terdapat pada deskripsi produk



Expected Output Semua nama produk yang mengandung kata tersebut muncul



Semua nama produk yang mengandung kata tersebut muncul



Semua nama produk yang mengandung kata tersebut muncul Semua produk yang deskripsinya mengandung kata tersebut muncul



IV-1



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Pada penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan blackbox testing, yang artinya pengujian dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. Blackbox testing juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input/output testing atau functional testing. Berikut adalah hasil pengujian blackbox pada mesin pencari di https://www.resellerdropship.com: No 1



2



3



4



Input 1 Suku Kata yang terdapat pada nama produk Contoh: Tas Travel 2 atau lebih suku kata yang terletak secara berurutan di nama product Contoh: Tas Hiking Tas Sling Bag 2 atau lebih suku kata tapi tidak terletak berurutan di nama produk Contoh: Tas Bag Sling 1 atau lebih suku kata yang tidak terdapat didalam nama produk, tetapi terdapat pada deskripsi produk



Expected Output Semua nama produk yang mengandung kata tersebut muncul



Result Berhasil



Semua nama produk yang mengandung kata tersebut muncul



Berhasil



Semua nama produk yang mengandung kata tersebut muncul Semua produk yang deskripsinya mengandung kata tersebut muncul



Tidak Berhasil



Tidak Berhasil



4.1.1 Mengetikkan Suku Kata yang terdapat pada nama produk Dari hasil test, selama suku kata yang kita ketikkan tersebut ada didalam nama produk, maka produk tersebut akan muncul didalam list hasil pencarian. Ini bisa terlihat dari gambar dibawah ini:



IV-2



4.1.2 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata yang terletak secara berurutan di nama product Dari hasil test, selama 2 atau lebih suku kata yang kita ketikkan tersebut ada didalam nama produk dan terletak dengan urutan yang sama dengan urutan yang kita ketikkan , maka produk tersebut akan muncul didalam list hasil pencarian. Ini bisa terlihat dari gambar dibawah ini



IV-3



4.1.3 Mengetikkan 2 atau lebih suku kata tapi tidak terletak berurutan di nama produk Dari hasil test, selama 1 atau lebih suku kata yang kita ketikkan tersebut tidak ada didalam nama produk, atau urutannya kita ketikkan dengan urutan yang salah, maka produk tersebut tidak akan muncul didalam list hasil pencarian. Ini bisa terlihat dari gambar dibawah ini, dimana produk dengan nama tas sling itu ada, tetapi karena urutan yang saya masukkan salah, sehingga hasilnya tidak muncul



IV-4



4.1.4 Mengetikkan 1 atau lebih suku kata yang tidak terdapat didalam nama produk, tetapi terdapat pada deskripsi produk Dari hasil test, selama 1 atau lebih suku kata yang kita ketikkan tersebut tidak ada didalam nama produk, meskipun ada didalam spesifikasi produk, maka roduk tersebut tidak akan muncul didalam list hasil pencarian. Ini terlihat pada gambar dibawah ini, dimana tas ini berwarna merah, tetapi jika kita ketikkan merah, maka hasilnya tidak akan muncul



IV-5



4.2 Pembahasan 4.2.1 Pembahasan hasil Dari



hasil



diatas



https://www.resellerdropship.com



diketahui belum



bahwa



mesin



menerapkan



web



pencari semantik.



pada Ini



dikarenakan mesin pencarinya hanya berfokus pada nama produk. Yang artinya mesin pencari hanya dirancang untuk mengenali nama produk, tanpa mengenali informasi lain yang mungkin ada didalam deskripsi produk. Jika telah menerapkan web semantik dengan baik, maka pencarian akan mempertimbangkan seluruh informasi yang menjadi atribut produk tersebut, tidak hanya nama produknya saja. Misalkan produk Tas Carrier Kelvas KLS 200 dibawah ini:



IV-6



Dengan web semantik mesin pencari seharusnya mampu memasukkan produk ini didalam hasil pencarian saat user mengetikkan merah, ini dikarenakan Tas Carrier Kelvas KLS 200 berwarna merah. Atau disaat user mengetikkan kata tas 30cm, seharusnya mesin pencari mampu memasukkan produk ini kedalam list hasil pencarian, dikarenakan Tas Carrier Kelvas KLS 200 berukuran P 30cm, dan Tas Carrier Kelvas KLS 200 adalah tas. 4.2.2 Rekomendasi Rancangan Semantik Web Dari hasil analisis kita ketahui bahwa mesin pencari dan perancangan data pada https://www.resellerdropship.com belum menerapkan web semantik, berikut adalah rekomendasi pemilihan algoritma dan rancangan xml, rdf dan ontologi yang menerapkan websemantik. a.



Rekomendasi Algoritma Metode algoritma pencarian yang rekomendasikan adalah Algoritma Boyer-Moore. Algoritma Boyer-Moore diperkenalkan oleh Bob Boyer dan J.S. Moore pada tahun 1977. Algoritma ini melakukan pencocokan kata dimulai dari karakter terakhir kata kunci menuju karakter awalnya. Apabila



IV-7



terjadi perbedaan antara karakter terakhir kata kunci dengan kata yang dicocokkan maka karakter-karakter dalam potongan kata yang dicocokkan tadi akan diperiksa satu per satu. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi apakah ada karakter dalam potongan kata tersebut yang sama dengan karakter yang ada pada kata kunci. Apabila terdapat kesamaan, maka kata kunci akan digeser sedemikian rupa sehingga posisi karakter yang sama terletak sejajar, dan kemudian dilakukan kembali pencocokan karakter terakhir dari kata kunci. Sebaliknya jika tidak terdapat kesamaan karakter, maka seluruh karakter kata kunci akan bergeser ke kanan sebanyak m karakter, di mana m adalah panjang karakter dari kata kunci (Angriani, 2018) Ada 2 teknik dasar pada algoritma ini: -



Teknik Looking Glass Mencari setiap karakter dalam pattern P pada teks T dengan melakukan pengcekan mundur, dimulai dari akhir P.



-



Teknik Character Jump Ketika terjadi ketidakcocokan karakter pada teks dan pattern maka akan dilakukan lompatan “posisi” pengecekan pattern terhadap teks



b. Rekomendasi XML XML merupakan sintaks dasar yang memungkinkan seseorang menulis dokumen web terstruktur dengan kosa kata yang ditentukan pengguna. XML sangat cocok untuk mengirim dokumen ke seluruh web. Untuk perancangan katalog produk online, berikut contoh xmlnya:



IV-8







Baju Salur Pria Amry ID SW334



Bahan : CVC. Warna : Kuning kombinasi. Size Chart : M,L,XL



Rp. 100.000,00



Dari xml diatas dapat dideskripsikan bahwa baju pria dengan nama Baju Salur Pria Amry ID SW334, terbuat dari bahan CVC dengan warna kuning kombinasi, dan tersedia dalam ukuran M,L,XL, dengan harga baju 100.000,00 rupiah



c. Rekomendasi RDF Dalam RDF informasi dideskripsikan menjadi sebuah kalimat yang terdiri dari subjek, predikat, dan objek. Pada RDF resource yang digunakan untuk



IV-9



mendeskripsikan subjek biasanya menggunakan alamat URI, predikat menggunakan property yang menghubungkan antara subjek dan objek dan objek adalah URI atau literal. Ketiga elemen tersebut dikenal dengan sebutan triple.







Baju Salur Pria Amry ID SW334 CVC Kuning Kombinasi M L XL RP.100.000,00



IV-10



Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa dokumen xml menggambarkan model data RDF, yang memiliki namespace (dengan atributxmkns) dan prefix (rdf dengan URL: http://www.resellerdropship-rdf-syntax-ns# dan Baju Pria dengan URL: http://www.resellerdropship.com/baju%20pria# . Jadi setiap tag yang diawali dengan RDF maupun baju pria berasal dari vocabolary yang terkandung dalam namespace prefix. Sedangkan rdf description akan mendeskripsikan objek yang akan dijelaskan pada atribut rdf:about. RDF ini jika divalidasikan akan menunjukkan data sebagai berikut Subject



Predicate



Object



Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334



baju pria:nama



Baju Salur Pria Amry ID SW334



Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334



baju pria:bahan



CVC



Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334



baju pria: warna



Kuning Kombinasi



Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334



baju pria: size



M



Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334



baju pria: size



L



Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334



baju pria: size



XL



Baju pria: Baju Salur Pria Amry ID SW334



baju pria: harga



RP.100.000,00



d. Rekomendasi Ontologi 1. Domain Domain pada pembahasan ini adalah barang yang tercantum didalam katalog produk online



IV-11



2. Class dan Subclass



Pada gambar diatas menunjukkan bahwa rancangan ontologi berdasarkan class dan sub class, dimana class merupakan data yang paling umum dan subclass merupakan data yang lebih spesific



3. Individual Individuals (instance) merupakan bentuk nyata (paling dasar) dari class yang terkait dengan properti.



IV-12



4. Property Menurut angriani (2018) property terbagi atas 2 macam, yaitu data Type Properti



dan



Object



Property.



Dimana



data



type



property



menghubungkan individual dengan data valuenya, sedangkan object property digunakan untuk menghubungkan individual dengan individual. Pada perancangan katalog online ini property yang digunakan hanyalah Data Type Property seperti yang tersaji dibawah ini: Property Nama



Fungsi Property



Tipe Property



Menghubungkan Value String nama dari Data Type Property individual



Bahan



Menghubungkan Value String bahan dari Data Type Property individual



Warna



Menghubungkan Value String warna dari Data Type Property individual



Size



Menghubungkan Value String size dari Data Type Property individual



Harga



Menghubungkan Value String harga dari Data Type Property individual



V-1



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa analisa pada mesin pencari Resellerdropship.com berhasil dilakukan dengan menggunakan metode blakbox testing.



5.2 Saran Praktikum ini hanya menguji dan menganalisa fungsionalitas dari mesin pencari Resellerdropship.com, tanpa memberi rancangan solusi dari sisi programing, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang mengambil tema dan objek yang sama untuk menambahkan rancangan solusi.



DAFTAR PUSTAKA Antoniou, G. dan van Harmelen, F. 2008. A Semantic web Primer. MIT Press Andri. (2013). Implementasi Teknologi Web Semantik Dalam Aplikasi Pencarian Katalog Online Perpustakaan Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah MATRIK, 15(1), 11–20. Angriani, R. (2018). Sistem Pencarian Obyek Wisata di Sumatera Utara Menggunakan Semantic Web Berbasis Ontologi. In Universitas Sumatera Utara. A.S., Rosa dan Shalahuddin, M. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung. Berners-Lee, T., J. Hendler, dan O. Lassila. 2001. The Semantic Web. Available at http://www.jeckle.de/files/tblSW.pdf, diakses 16 Januari 2022. Davies, J., Studer, R., dan Warren, P., 2006. Semantic web Teknologies Trends and Research in Ontology-based Systems. John Wiley & Sons. Chichester Ibrahim, Niko. 2007. Pengembangan Aplikasi Semantic Web untuk Membangun Web yang Lebih Cerdas. Jurnal Informarika. Vol 3(1): 101-110. Mustaqbal, M. Sidi, dkk. (2015). Pengujian Aplikasi menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus : Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Volume I, No 3 Passin, T.B. 2004. Explorer’s Guide the Semantic web. Manning Publications. Greenwich.



Rizky,Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta:Prestasi Pustaka