Kelompok 3 - Proses Pencernaan Usus Halus - 2B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSES PENCERNAAN PADA USUS HALUS



DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 TINGKAT 2B :       



NADILLAH PERMATASARI(P00331019055) NURLAELI (P00331019057) NERLIS (P00331019056) RINSI JULlANNA (P00331019059) RESTIYANI YOCE (P00331019058) RISLAYANTIb(P00331019060) SARAH (P00331019061)



 MULHIMAH (P00331019054) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN GIZI 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga kesehatan serta mengasah akal budi untuk memanfaatkan karunia 1



Tuhan itu dengan sebaik-baiknya. Jadi, rasa syukur itu harus senstiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, kita akan menjadi generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Atas berkat Rahmat Allah SWT penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam waktu yang relative singkat. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Gizi pada khususnya dan pembaca pada umumnya untuk menambah wawasan tentang proses pencernaan pada usus halus. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang mungkin kurang sesuai dengan keinginan pembaca. Olehnya tu, penulis sangat terbuka untuk menerima semua saran dan kritikan yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan juga bertambahnya pengawasan dan wawasan penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.



Kendari, November 2020



Kelompok 3



DAFTAR ISI



SAMPUL ..............................................................................................................................



KATA PENGANTAR............................................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... A. Latar Belakang................................................................................................................ B. Tujuan............................................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... A. Definisi Usus Halus........................................................................................................ B. Struktur Usus Halus........................................................................................................ C. Bagian-bagian Usus Halus.............................................................................................. D. Fungsi Usus Halus.......................................................................................................... E. Enzim yang berperan serta proses kimiawi pada Usus Halus......................................... F. Proses Pencernaan Pada Usus Halus............................................................................... BAB III PENUTUP............................................................................................................. A. Kesimpulan..................................................................................................................... B. Saran............................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Seluruh makhluk hidup, termasuk manusia, membutuhkan makanan untuk hidup. Makanan menyediakan gizi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh, berkembang dan tetap aktif. Makanan yang dimakan tidak dapat langsung dipergunakan oleh tubuh, dan terlebih



dahulu harus diubah menjadi sari makanan melalui proses pencernaan. Sistem pencernaan manusia merupakan suatu proses kompleks yang memecah dan mengurai bahan organik menjadi partikel-partikel kecil yang digunakan tubuh sebagai energi. Proses ini melibatkan organ-organ tubuh yang termasuk dalam sistem pencernaan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar sampai ke saluran pembuangan akhir (anus). Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem penting yang ada di dalam tubuh. Menurut survai yang dilakukan dengan teknik kuesioner kepada 33 orang anak dan remaja usia 13-18 tahun, 76% responden menganggap penting untuk dikenalkan mengenai saluran sistem pencernaan ini. Sistem pencernaan telah disampaikan dan dikenalkan dengan berbagai media mulai dari buku, internet, dan pelajaran di sekolah, sebagian responden memahami dan dapat mengerti materi sistem pencernaan yang didapat dari berbagai media sumber yang ada, namun 53% anak dan remaja masih ragu-ragu dan bahkan tidak mengerti. Penyampaian materi yang biasa dan cenderung tidak menyenangkan menurut para responden menyebabkan anak malas untuk belajar dan lebih memilih bermain game yang menyenangkan. Usus halus (intestinum) menjadi tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang penyerapan sari makanan dan tempat . Enzim pencernaan secara kimiawi akan memecah molekul makanan kompleks menjadi lebih sederhana, kemudian cairan empedu membantu proses pencernaan mekanis yang memecah lemak sehingga menjadi partikel yang lebih kecil. Ketika makanan melalui usus duabelas jari, berarti proses pencernaan selesai. Proses berikutnya adalah penyerapan. Usus halus terutama membantu untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi dari makanan melalui proyeksi seperti jari kecil di permukaan bagian epitel yang disebut dengan vili. Baik itu usus halus maupun usus besar dianggap sebagai bagian dari usus. Permukaan apikal setiap sel epitel memiliki ekstensi sitoplasma disebut dengan mikrovili. Karena struktur khusus ini, dinding epitel usus halus disebut dengan perbatasan kuas. Villi dan mikrovili meningkat luas untuk efisiensi penyerapan. Usus halus dapat dibagi menjadi tiga bagia yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Pencernaan makanan terjadi terutama di duodenum dan jejunum.Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui Definisi Usus Halus 2. Untuk mengetahui Struktur Usus Halus 3. Untuk mengetahui Bagian-bagian Usus Halus 4. Untuk mengetahui Fungsi Usus Halus 5. Untuk mengetahui Enzim yang berperan serta proses kimiawi pada Usus Halus 6. Untuk mengetahui Proses Pencernaan Pada Usus Halus



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Usus Halus Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm. Usus halus memiliki panjang sekitar 4.5 m dan terletak di antara lambung dan usus besar. Bentuk usus halus mirip seperti selang air, silinder sempit yang berliku-liku dan mengisi ruang tengah perut. Usus halus merupakan organ pencernaan terpanjang pada tubuh manusia. Usus halus utamanya membantu untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi dari makanan melalui proyeksi seperti jari kecil di permukaan bagian epitel yang disebut dengan vili. Baik itu usus halus maupun usus besar dianggap sebagai bagian dari usus. Permukaan apikal setiap sel epitel memiliki ekstensi sitoplasma disebut dengan mikrovili. Karena struktur khusus ini, dinding epitel usus halus disebut dengan perbatasan kuas. Villi dan mikrovili meningkat luas untuk efisiensi penyerapan. Usus halus dapat dibagi menjadi tiga bagia yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Pencernaan makanan terjadi terutama di duodenum dan jejunum.Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. B. Struktur Usus Halus a) Struktur Serosa Struktur terluar dekat dengan pembuluh darah, limpa serta jaringan saraf. Struktur serosa usus halus berbentuk membran ikat yang disungkup oleh peritoneum visceral. Struktur



serosa mempunyai jalan napas kecil lokasi keluarnya senyawa serosa yang berperan sebagai pelumas aktivitas otot. b) Struktur Otot Usus halus memiliki otot polos yang beraktivitas otomatis tanpa kita sadari. Ada dua jenis serat pada otot, yakni serat otot longitudinal dan serat otot sirkuler. Gabungan gerakan peregangan kedua otot tersebut akan menimbulkan aktivitas peristaltik usus yang berperan untuk membendung makanan dan memasukkan ke organ pencernaan berikutnya. c) Struktur Submukosa Struktur submukosa berbentuk struktur membran ikat longgar yang mengandung pembuluh darah, limfe, saraf serta kelenjar lendir. Pembuluh darah di struktur submukosa usus halus memiliki kontribusi penting dalam menyalurkan makanan yang sudah diserap. d) Struktur Mukosa Struktur mukosa terdiri oleh organ epitel sederhana dan membran ikat tipis. Struktur mukosa mempunyai organ goblet yang dapat memperoleh lendir. Lendir tersebut berupa sekresi dari semua kelenjar yang diperoleh dari usus halus. Struktur yang pembuatannya dihasilkan oleh hormon sekretin dan enterokirin tersebut disebut dengan jus usus (iya jus seperti minuman buah). C. Bagian-Bagian Usus Halus Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu : a) Usus Dua Belas Jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. Untuk pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Itulah kenapa disebut usus 12 jari Bagian usus dua belas jari, dimulai dari bulbo usus dua belas jari dan berhenti di Usus dua belas jari adalah sel retroperitoneal, yang tidak larut semuanya oleh membran peritoneum. Usus dua belas jari tergolong sel retroperitoneal, karena tidak semuanya terkunci oleh membran peritoneum. Hasil penghancuran lambung yang masuk ke usus dua belas jari disebut dengan Chyme. Usus dua belas jari tersebut berfungsi untuk mengatur, menawarkan, mengurai dan penghancuran chyme tersebut.



b) Usus Kosong (Jejenum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1- 2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Usus kosong adalah bagian tengah dari usus halus. Istilah usus halus bersumber dari bahasa inggris yakni kata sifat “Jejune” yang berarti lapar. Pengertiannya dirangkai dari bahasa latin yakni kata “Jejunus” yang berarti kosong. Usus kosong bentuknya tertumpuk dan tertahan oleh mesenterium, berlokasi yang tertumpuk tersebut menguatkan usus kosong untuk beraktivitas selama proses pencernaan terjadi. Usus kosong tersebut mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga terwujud keliman-keliman ususnya. Pada permukaannya diperoleh benjolan berupa seperti jari yang disebut dengan vili. Benjolan tersebut berperan untuk menghisap nutrisi makanan. Fungsi utama dari usus kosong ialah untuk penguraian nutrisi, menghisapan nutrisi lipofilik dan menghisapan air. Untuk membedakan usus kosong dengan usus dua belas jari umumnya tertampak dengan mulai menyusutnya kelenjar brunner saat memasuki usus kosong dan mengembangnya jumlah vili yang ada. Sementara untuk pengukuran untuk membedakan usus kosong dengan ileum agak sulit dilakukan secara makroskopis karena komponennya agak sama. c) Usus Penyerapan (Illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia. Ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam empedu. Usus penyerapan adalah bagian usus halus yang terujung dan yang paling panjang. Pada usus pencernaan juga diperoleh komponen seperti benjolan yang disebut dengan vili. Sama seperti pada usus kosong, vili tersebut berfungsi untuk menghisap nutrisi seperti gula, asam amino, asam lemak, gliserol, vitamin serta mineral. Usus pencernaan berfungsi untuk menghisap vitamin B, garam empedu dan makanan yang tidak dihisap di usus kosong. D. Fungsi Usus Halus Secara fungsional, usus kecil adalah bagian yang sangat penting dari saluran pencernaan karena tidak hanya mencerna sebagian besar isi makanan tetapi juga dimaksudkan untuk menyerap partikel makanan yang terakhir dicerna. Ini adalah tempat di mana hampir semua penyerapan berlangsung termasuk nutrisi, garam empedu, vitamin, dan sebagainya.



Beberapa fungsi usus halus adalah sebagai berikut:  Penetralan Sebagian makanan yang berasal dari perut dicerna melalui lubang pilorus yang bersifat sangat asam, tetapi enzim yang hadir dalam duodenum dan bagian lain dari usus halus tidak dapat melakukan aktivitas sebagai katalis biologi. Jadi sebagai yang pertama dan fungsi utama usus, lubang pilorus berfungsi sebagai media penetralanmakanan dan enzim yang dibuat untuk bertindak dengan cara yang paling efisien.  Pencernaan Sebagian besar pencernaan kimia terjadi di usus halus (duodenum). Bahkan, duodenum hanya bertanggung jawab untuk pencernaan penyerapan makanan. Pankreas mengeluarkan enzim pencernaan, yang memasuki usus halus melalui saluran pankreas. Selain itu, pankreas juga melepaskan bikarbonat ke dalam usus halus di bawah pengaruh hormon secretin, untuk menetralkan asam berpotensi. Nutrisi yang menjalani pencernaan pertama kali di usus halus adalah karbohidrat, protein dan lipid. Dalam usus halus karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana (monosakarida – glukosa). Misalnya, karbohidrat yang terdegradasi dari oligosakarida menjadi monosakarida oleh amilase pankreas, setelah itu dua enzim lain: dextrinase dan glukoamilase akan lebih menghancurkannya. Kandungan empedu juga mengeluarkan empedu ke dalam duodenum, yang bertanggung jawab untuk pemecahan lemak makanan, bersama dengan lipase pankreas. Empedu menyelubungi molekul lemak dan bentuk gumpalan yang dikenal sebagai misel, yang sekarang dapat diserap oleh sel-sel yang melapisi usus halus. Protein dan peptida, di sisi lain, dipecah menjadi asam amino. Degradasi protein dimulai di perut dan terus berlangsung di usus halus Enzim proteolitik disekresikan oleh pankreas memecah peptida menjadi peptida yang lebih halus Selain itu, sikat enzim perbatasan pankreas disebut carboxypeptidase membagi satu asam amino pada suatu waktu. Lipase pankreas menurunkan trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.  Penyerapan Ini adalah satu-satunya bagian di mana hampir semua penyerapan makanan dicerna, seperti penyerapan vitamin dan garam. Untuk asupan nutrisi ke dalam aliran darah, ada sel-sel khusus (misalnya enterosit) yang memfasilitasi proses penyerapan. E. Enzim yang berperan serta proses kimiawi pada usus halus Enzim yang berperan pada usus halus : a. Enzim Enterokinase, ialah enzim yang berperan buat mengganti tripsinogen menjadi tripsin. b. Enzim Maltase, ialah enzim yang berperan buat mengganti maltosa menjadi glukosa dan galaktosa.



c. Enzim Sukrase, ialah enzim yang berperan buat mengganti sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. d. Enzim Lipase Usus, ialah enzim yang berperan buat mengganti lemak menjadi asam lemak dan gliserol. e. Enzim Erepsin atau dipeptidase, ialah enzim yang berperan buat mengganti pepton menjadi asam amino. f. Enzim Disakarase, ialah enzim yang berperan buat mengganti disakarida menjadi monosakarida. Proses kimiawi yang terjadi di dalam usus halus, antara lain : a. Pemecahan protein menjadi peptida dan asam amino oleh tripsin aminopeptidase dan dipeptidase. b. Lemak akan diemulsi oleh empedu kemudian dipecah menjadi asam lemak dan monogliserida oleh lipase pancreas. c. Amilase pancreas akan memecah karbohidrat kompleks (amilum) menjadi oligosakarida, kemudian akan dipecah oleh dextrinase, glukoamilase, maltase, sucrase, dan laktase. Laktase tidak terdapat pada hampir semua orang dewasa, sehingga laktosa tidak dicerna pada usus halus. Selulosa juga tidak dicerna oleh usus halus karena selulosa tersusun atas beta glukosa dan manusia tidak memiliki enzim untuk memecah ikatan beta glukosa. F. Proses pencernaan pada Usus halus  Usus halus terdiri dari 3 segmen, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum, berperan sangat penting pada proses pencernaan dan penyerapan. Di dalamnya, makanan akan kembali diproses dengan enzim pencernaan yang diproduksi pankreas, dinding usus halus, dan cairan empedu dari kantong empedu. Ketiganya akan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pencernaan makanan agar menjadi unit-unit kecil yang bisa diserap ke dalam pembuluh darah usus . Terdapat muara dari ductus hepatopancreaticus yang mengalirkan cairan empedu dan sekret dan enzim pencernaan yang dihasilkan pancreas untuk membantu proses pencernaan makanan di dalam duodenum. Chymus yang bersifat asam dibuat menjadi bersifat lebih alkali dengan penambahan empedu dari kantung empedu (vesica felea) dan sekresi bikarbonat dari pancreas dan kelenjar Brunner pada duodenum sehingga melindungi dinding duodenum dan membuat enzim pencernaan dapat bekerja dengan baik.  Pembuluh dan saraf usus halus Pembuluh darah yang memberi makan usus halus dan berperanan menyingkirkan hasil-hasil pencernaan yang diabsorpsi menembus lapisan otot dan membentuk pleksus yang luas dalam submukosa. Dari submukosa, cabang-cabangnya meluas ke lapisan otot, lamina propria, dan vili. Tiap-tiap vilus menerima, menurut ukurannya, satu cabang atau lebih yang membentuk jala-jala kapiler tepat di bawah epitel. Pada ujung vili, terbentuk satu venula atau lebih dari























kapiler-kapiler tersebut dan berjalan dengan arah yang berlawanan, mencapai venavena pleksus submukosa. Pembuluh-pembuluh limfe usus halus mulai sebagai tabung buntu dalam inti vili. Struktur ini, di samping lebih besar dari kapiler darah, sukar ditemukan karena dindingnya seringkali kolaps. Pembuluh-pembuluh ini berjalan ke daerah lamina propria di atas muskularis mukosae, di mana mereka membentuk pleksus. Dari sisni mereka menuju ke submukosa, dimana mereka mengelilingi nodulus limfe. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis dengan cepat dan meninggalkan usus halus bersama dengan pembuluh darah. Persarafan usus halus terutama dibentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Komponen intrinsik dibentuk oleh kelompokan neuron-neuron yang membentuk pleksus mesenterikus (Auerbach), terdapat antara lapisan otot luar longitudinal dan lapisan otot dalam yang sirkuler dan pleksus submukosa (Meissner) dalam lapisan submukosa. Pleksus-pleksus mengandung beberapa nauron sensoris yang menerima informasi dari ujung-ujung saraf dekat lapisan epitel dan dalam lapisan otot polos mengenai susunan isi usus halus (kemoreseptor) dan dinding usus halus (mekanoreseptor). Sel-sel saraf lain adalah efektor dan mempersarafi lapisan otot dan sel-sel yang mengsekresi hormon. Persarafan intrinsik yang dibentuk oleh pleksus-pleksus ini bertanggung jawab akan kontrkasi usus halus yang terjadi pada keadaan di mana persarafan ekstrinsik tidak ada sama sekali (total). Persarafan ekstrinsik dibentuk oleh serabut-serabut saraf kolinergik parasimpatis preganglionik yang merangsang aktivitas otot polos usus halus dan oleh serabut-serabut saraf adrenergik simpatis postganglionik yang menekan aktivitas otot polos usus halus. Dalam usus halus, proses pencernaan diselesaikan dan hasil-hasilnya diabrsorpsi. Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai akibat kerja lipase pankreas dan empedu. Pada manusia, sebagian besar absorpsi lipid terjadi dalam duodenum dan jejenum bagian atas. Asam-asam amino dan monosakarida yang berasal dari pencernaan protein dan karbohidrat diabsorpsi olah sel-sel epitel oleh transport aktif tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat. Proses lain yang mungkin penting akan fungsi usus halus adalah pergerakan berirama vili. Ini akibat kontraksi dari 2 sistem sel yang terpisah. Sel-sel otot polos berjalan vertikal antara muskularis murkosae dan ujung vili dapat berkontrkasi dan memperpendek vili. Enzim pencernaan secara kimiawi akan memecah molekul makanan kompleks menjadi lebih sederhana, kemudian cairan empedu membantu proses pencernaan mekanis yang memecah lemak sehingga menjadi partikel yang lebih kecil. Ketika makanan melalui usus duabelas jari, berarti proses pencernaan selesai.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Bahwa, di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Usus halus pada manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus halus tengah (jejenum), dan usus halus bagian akhir (ileum). Proses pencernaan kimiawi pada usus halus dilakukan oleh zat-zat kimia yang dihasilkan dari getah usus, getah pankreas, dan kelenjar empedu. B. Saran Setelah membaca makalah tentang proses pencernaan pada usus halus tentu memberikan pemahaman tersendiri kepada pembaca untuk mengetahui proses pencernaan dari setiap makanan/minuman yang kita gunakan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan primer kita. Setelah itu, kita juga mengetahui kebutuhan tubuh dengan asupan gizi yang baik dan mengetahui cara mencegah supaya tidak terjadi gangguan sistem pencernaan kita.



Daftar Pustaka



Buranda, Theopilus Dkk. 2008. Usus Halus. Makassar: Bagian Usus halus, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. Yusuf, Irawan. 2005. Fisiologi Sistem Gastro-Intestinal. Makassar: Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. http://wandylee.files.wordpress.com/2012/03/usus_halus.gif?w=300&h=159