Kelompok 5 Formal VS Real [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KURIKULUM FORMAL VS KURIKULUM REAL Tugas Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Dosen Pengampu : Pande Wayan Artha Suyasa, S.Pd,M.Pd



Disusun Oleh : Kadek Wira Adi Saputra (1815051033) Ni Putu Pande Pebi Swaratri (1815051068) Gede Krisna Kusuma Wijaya(1815051032)



JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN



UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2019



KATA PENGANTAR Om Swastyastu Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah “Telaah Kurikulum” dengan bahasan seputar“ Kurikulum Formal Vs Kurikulum Real”. Saya berharap agar ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam mempelajari Telaah Kurikulum. Makalah yang saya buat ini tak lepas dari peranan Pande Wayan Artha Suyasa, S.Pd,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Telaah Kurikulum yang telah membimbing saya, serta peranan teman-teman dalam memberikan kritik, saran maupun pertanyaan yang nantinya membuat saya menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang saya dapatkan. Makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran dari dosen maupun teman-teman sangat berguna bagi kami ke depannya. Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan pada makalah saya ini. Om Santih Santih Santih Om.



Oktober 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2 1.3 Tujuan...........................................................................................................2 1.4 Maanfaat.......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3 2.1 Kurikulum Formal .......................................................................................3 2.2 Kurikulum Nyata ..........................................................................................6 2.3 Pandangan Kurikulum Formal dan Nyata ..................................................10 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12 3.1 Kesimpulan ................................................................................................12 3.2 Saran ...........................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni cucere yang berubah wujud menjadi kata benda curriculum. Kurikulum jama kata curricula, pertama kali dipakai dalam dunia atletik yang diartikan a Race Course, a Place For Runnung a Chariaot. Yakni, suatu alat yang membawa seseorang dari start sampai finish. Kurikulum



Dalam



dunia



pendidikan



mempunyai



arti



(dalam



arti



sempit/tradisional) adalah sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mendapat ijasah atau naik tingkat. Menurut Caster V. Good, kurikulum adalah sekumpulan mata perlajaran atau sekwens yang bersifat sistematis yang diperlukan untuk lulus atau mendapatkan ijasah dalam bidang studi pokok tersebut. Sedangkan menurut Robert Jaiz kurikulum adalah serangkaian mata pelajaran yang harus dipelajari dan dikuasai. Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan.



1.2. Rumusan Masalah a) Apa itu kurikulum Formal ? b) Apa itu kurikulum Nyata ? c) Perbandingan seperti apa yang terlihat dari kedua kurikulum tersebut ? 1.3. Tujuan a) Diharapkan dengan membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui gambaran mengenai kurikulum formal. b) Diharapkan dengan membaca makalah ini, pembaca dengan seksama mengetahui informasi mengenai kurikulum nyata. c) Makalah ini dibuat untuk membandingkan antara kedua kurikulum yang sudah dijelaskan diatas, sehingga pembaca mengetahui persamaan dan perbedaan, serta kekurangan dan kelebihannya.



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Kurikulum Formal A. Pengertian Kurikulum formal secara sederhana adalah sebagai rencangan program pembelajaran secara lengkap dan umum dengan tujuan agar maklamat pendidikan dan tujuan dari tingkat pendidikan tercapai. Bentuk dari kurikulum ini sendiri adalah sebuah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan kurikulum. Menurut Ornstein, AC dan Hunkins, F (1983) kurikulum formal ialah rancangan eksplisit dan sistem operasional yang dikehendaki oleh badan pendidikan yang dikelola oleh guru mata pelajaran dan harus terdefenisikan dengan jelas. Bisa dikatakan kurikulum ini adalah bentuk dari undangudang mengenai kurikulum, Standar Isi dan apapun yang terkait dengan kurikulum yang berbentuk dokumen lengkap disertai dengan defenisi yang termuat didalamnya. B. Ciri Khas Kurikulum Formal Adanya pendidikan formal sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir berkembang secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga Negara. Adapun tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal antara lain: a. Tempat sumber ilmu pengetahuan. b. Tempat untuk mengembangkan bangsa c. Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.



iii



Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum. Sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu, dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah melalui kurikulum, antara lain sebagai berikut: a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan). b. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah. c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara. Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis. Bahkan kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan, karena peran kurikulum sangat penting, maka menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Bagi kepala sekolah dan pengawas berfungsi sebagai pedoman supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan. Sedangkan bagi siswa kurikulum sebagai pedoman pelajaran. Kurikulum dapat dikatakan cukup elastis, sehingga senantiasa terbuka untuk memberikan bahan pelajaran yang penting dan perlu bagi murid-murid pada saat dan tempat tertentu. Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu: a) Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki.



1



b) Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan. c) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum. d) Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang. C. Tingkatan Kurikulum Formal Pelaksanaan kurikulum dalam pendidikan formal dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada tingkatan kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat sekolah dan tingkat kelas, namun antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan proses administrasi kurikulum. a. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dia berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula rapat, membuat statistik, dan menyusun laporan. b. Pelaksanaan Kurikulum tingkat Kelas Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum di lingkungan kelas. Pembagian tugastugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu: 1) Pembagian tugas mengajar. 2) Pembagian tugas pembinaan ekstrakurikuler.



2



3) Pembagian tugas bimbingan belajar Pembagian tugas ini dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin kepala sekolah. Keputusan tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu semester atau satu tahun akademik. 2.2. Kurikulum Nyata A. Pengertian Kurikulum Nyata Real Curriculum, Actual Curriculum atau kurikulum aktual adalah apa yang terlaksana dalam proses belajar mengajar atau yang menjadi kenyataan dalam kurikulum yang direncanakan atau terprogram dalam pendidikan. Kurikulum Aktual sebaiknya sama dengan kurikulum ideal, atau setidak-tidaknya mendekati kurikulum ideal walaupun tidak mungkin atau tidak pernah sama dalam kenyataannya. Para ahli kurikulum menganggap perlu adanya sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pedoman, patokan, dan ukuran kurikulum tersebut. Caswell dan Campbell telah merumuskan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang kontemporer. 2. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa. 3. Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan, sikap dan sebagainya yang dipandang bermanfaat bagi orang dewasa. 4. Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu. Dalam hal ini Romine mengkaji dari sudut pandang yang lebih luas, sesungguhnya penentuan kriteria tersebut hendaknya bertitik tolak dari aspek tujuan pendidikan, proses pendidikan, dan keadaan para siswa itu sendiri. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dia merumuskan sejumlah kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria yang berhubungan dengan sifat para siswa, yaitu :



3



 Apakah isi kurikulum di dalamnya berguna dalam memuaskan minat dan keingintahuan siswa ? 2. Kriteria yang berhubungan dengan tujuan pendidikan, yaitu:  Apakah isi kurikulum di dalamnya signifikan, valid, dan berguna dalam menafsirkan, memahami,, dan menilai kehidupan yang kontemporer?  Apakah isi kurikulum di dalamnya berhubungan dengan masalahmasalah kehidupan ?  Apakah isi kurikulum di dalamnya akan memajukan perkembangan dan pertumbuhan yang seimbang pada anak-anak, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan (sikap, kemampuan, kebiasaan, dan sebagainya) ?  Apakah isi kurikulum di dalamnya memang penting, dalam artian memberikan sumbangan yang berharga pada berbagai peran kurikulum (konservatif, evaluatif, kreatif, dan sebagainya) serta bermakna bagi pengalaman manusia ? B. Landasan Kurikulum Nyata Untuk Masyarakat Pendidikan



merupakan



suatu



proses



sosial,



karena



berfungsi



memasyarakatkan anak didik melalui proses sosialisasi di dalam masyarakat tertentu. Sekolah, sebagai salah satu institusi pendidikan berperan juga sebagai institusi sosial, karena melalui lembaga tersebut anak dipersiapkan untuk mampu terjun dan aktif dalam kehidupan masyarakatnya kelak. Anak-anak berasal dari masyarakat, dan mereka belajar tentang cara hidup dalam bermasyarakat. Oleh ,karena itu, sekolah harus bekerjsama dengan masyarakat, dan program sekolah harus disusun dan diarahkan oleh masyarakat yang menunjang sekolah tersebut. Program pendidikan disusun dan dipengaruhi oleh nilai, masalah, kebutuhan, dan tantangan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu kurikulum yang aktual harus disusun berlandaskan dasar sosiologis agar tercipta keseimbangan diantara keduanya dan terciptalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.



4



Pada dasarnya, pendidikan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum harus berdasarkan pada kebutuhan masyarakat dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kurikulum yang demikianlah disebut sebagai kurikulum yang relevan (ideal dan aktual) dengan masyarakat. Dibalik itu, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan, dalam artian suatu lingkunagn yang mempengaruhi sekolah dan sebaliknya, sekolah mempengaruhi kehidupann masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip ekosistem. Apabila kebutuhan masyarakat dianalisis, hal ini akan sangat membantu para penyusun kurikulum dalam merumuskan masalah masyarakat yang terkait dalam pemilihan dan penyusunan bahan-bahan dan pengalaman-pengalaman kurikuler. Dalam pengembangan kurikulum agar menjadi ideal dan aktual perlu dipertimbangkan berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat, hal ini berguna untuk: 1. Mengorientasikan kurikulum pada pusat-pusat kehidupan. 2. Membantu merumuskan falsafah dan tujuan pendidikan. 3. Merangsang minat murid dan mengusahakan kegiatan belajar menjadi lebih luas. 4. Melengkapi dasar pengembangan unit-unit pelajaran. 5. Melengkapi proyek kerjasama sekolah dan masyarakat, ketika para siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. C. Implementasi Kurikulum Nyata Implemnetasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji coba dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.



5



Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. 1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial. 2. Pelasanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut. 3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum. Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum nyata/aktual. 2.3. Pandangan Kurikulum Formal dan Nyata Kurikulum formal tercipta karena adanya keputusan melalui suatu peraturan yang sah, serta kebiasaan yang berlaku pada lapisan masyarakat untuk mewujudkan terciptanya pendidikan layak dan sesuai dengan alur usia dari masyarakat itu sendiri. Kurikulum formal di Indonesia dapat ditempuh berdasarkan urutan mulai dari awal, dasar, menengah dan yang terakhir adalah tingkat tinggi. Kurikulum formal lebih fokus dan dilakukan pada lembaga terkait yang sudah diawasi oleh pihak berwenang. Dalam proses pelaksanaan, kurikulum formal memiliki implementasi yang jauh dari ekspetasi dan terkadang harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan ketika benar-benar dilaksanakan. Secara umum kurikulum formal hanya dapat bekerja pada suatu instansi saja dan perlu pematangan serta perencanaan tambahan ketika sudah diterjunkan ke masyarakat, seperti yang



6



sudah dijelaskan sebelumnya yaitu harus menyesuaikan lagi tanpa mengubah keseluruhan rancangan kurikulum yang ada, hanya tinggal menambahkan yang perlu ditambahkan. Real Curriculum, Actual Curriculum atau kurikulum aktual adalah apa yang terlaksana dalam proses belajar mengajar menjadi kenyataan dalam kurikulum yang direncanakan atau terprogram dalam pendidikan. Seperti yang dijelaskan dari pengertian kurikulum nyata tersebut, artinya peserta didik benar-benar diberikan pembelajaran agar memiliki kemampuan berkomunikasi sehingga dapat berguna bagi masyarakat serta melatih meningkatkan kemampuan kepemimpinan peserta didik setelah diberikan kurikulum melalui proses yang direncanakan serta terprogram dalam pendidikan yang berlaku. Dalam proses pelaksanaan, kurikulum aktual memiliki implementasi yang sesuai dengan ekspetasi dan terkadang harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan, walaupun tidak sebanyak kurikulum formal. Secara umum kurikulum aktual bersifat fleksibel, sehingga dalam proses menyusun kurikulum aktual kondisinya disesuaikan dengan kondisi nyata sehingga apa yang tidak diperlukan bisa diganti atau diubah seperlunya tanpa menumpuk penyusunan kurikulum yang sebelumnya sudah ada.



7



BAB III PENUTUP



3.1. Kesimpulan Kurikulum formal tercipta karena adanya keputusan melalui suatu peraturan yang sah, serta kebiasaan yang berlaku pada lapisan masyarakat untuk mewujudkan terciptanya pendidikan layak dan sesuai dengan alur usia dari masyarakat itu sendiri. Kurikulum formal di Indonesia dapat ditempuh berdasarkan urutan mulai dari awal, dasar, menengah dan yang terakhir adalah tingkat tinggi. Dalam proses pelaksanaan, kurikulum formal memiliki implementasi yang jauh dari ekspetasi dan terkadang harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan ketika benar-benar dilaksanakan. Real Curriculum, Actual Curriculum atau kurikulum aktual adalah apa yang terlaksana dalam proses belajar mengajar menjadi kenyataan dalam kurikulum yang direncanakan atau terprogram dalam pendidikan. Dalam proses pelaksanaan, kurikulum aktual memiliki implementasi yang sesuai dengan ekspetasi dan terkadang harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan, walaupun tidak sebanyak kurikulum formal. 3.2. Saran Kurikulum merupakan wadah untuk menciptakan kualitas pendidikan yang baik, berbagai macam saran dan masukan terkait kurikulum hendaknya dipertimbangkan dengan matang sehingga seperti apapun model kurikulum yang sudah diterapkan bisa diterima oleh masyarakat terutama bagi peserta didik itu sendiri.



8



DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. 2007. Bandung: Remaja Rosda Karya Moh. Yamin. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. 2009. Jogjakarta: diva Press Nasution. Asas-asas Kurikulum. 2008. Jakarta: Bumi Aksara Nugraha, Ali. Kurikulum Bahan Belajar TK. 2007. Jakarta: Universitas Terbuka Sudjana. Manajemen Program Pendidikan. 2004. Bandung: Falah Production Sudjana. Pendidikan Nonformal. 2004. Bandung: Falah Production



9