Kelompok 6. Teori Dan Estimasi Produksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI Mata Kuliah Ekonomi Manajerial Makalah “Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah Ekonomi Manajerial”



Oleh : Moch Syarifudin Hidayatullah



(160810201128)



Candra Maulidi Arief



(160810201129)



Pratama Adhy Nurcahyanto



(160810201166)



Adi Setyawan



(160810201124)



Yoga Widyatmoko



(160810201104)



Alvin Agustyan



(160810201140)



JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JEMBER 2018



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Ekonomi Manajerial ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang menjadi penuntun seluruh umat manusia. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Tatok Endhiarto, S.E, M.Si. selaku Dosen Ekonomi Manajerial yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki pembuatan makalah di masa yang akan datang.



11 September 2018



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3 1.1



Latar Belakang ..................................................................................... 3



1.2



Rumusan Masalah .................................................................................. 4



1.3



Metode Penulisan .................................................................................. 4



BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2.1



5



ORGANISASI PRODUKSI DAN FUNGSI PRODUKSI ................... 5



2.1.1 Organisasi Produksi .............................................................................. 5 2.1.2 Fungsi Industri ...................................................................................... 6 2.2



FUNGSI PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL ........... 8



2.2.1 Produk Total, Rata-rata, dan Marginal ................................................. 8 2.2.2 Hukum Hasil, yang Semakin Menurun dan Tahapan-tahapan Produksi..10 2.3



PENGGUNAAN INPUT VARIABEL SECARA OPTIMUM ............ 11



2.4



FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL ............. 12



2.4.1 Isokuan Produksi ................................................................................... 12 2.4.2 Wilayah Ekonomis Produksi ................................................................ 12 2.4.3 Tingkat Marginal dari Substitusi Teknis............................................... 14 2.4.4 Input Substitusi dan Komplementer Sempurna .................................... 15 2.5



KOMBINASI INPUT YANG OPTIMAL............................................ 16



2.5.1 Garis Isocost.......................................................................................... 16 2.5.2 Kombinasi Input Optimum untuk Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Output ................................................................................. 18 2.5.3 Maksimisasi Laba ................................................................................. 18 2.5.4 Efek Perubahan Harga Input ................................................................. 19 2.6



SKALA HASIL .................................................................................... 19



2.7



FUNGSI PRODUKSI EMPIRIS .......................................................... 20



2.8



INOVASI DAN DAYA SAING GLOBAL ......................................... 21



ii



BAB III PENUTUP ........................................................................................ 22 3.1



Studi kasus ............................................................................................ 22



3.1.1 Bagaimana Perusahaan Memperoleh Teknologi Baru ? ....................... 22 3.1.2 Bagaimana Xerox Kehilangan dan Memperoleh Kembali Daya Saing Internasional dan Menjadi Pemimpin dalam Teknologi Informasi/., ..................................................................................................... 23 3.1.3 Pabrik Digital Amerika Serikat yang Baru ........................................... 24 3.2



Kesimpulan ........................................................................................... 26



DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27 LAMPIRAN (CONTOH SOAL DAN JAWABAN)....................................28



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang



Perusahaan



sebagai



suatu



organisasi



yang



mengombinasikan



dan



mengorganisasikan tenaga kerja, modal, dan tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Tujuan perusahaan tersebut adalah untuk memaksimumkan penjualan atau pertumbuhan Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami sifat permintaan pembeli di pasar. Dari analisis itu sekarang telah dapat dipahami alasan yang mendorong para pembeli menaikan permintaannya terhadap suatu barang apabila harganya turun dan mengurangkan pembelinya sekiranya harga naik. Sekarang sudah tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan penawaran, yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam menawarkan barang yang diproduksinya. Bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran adalah biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran. Bahkan dalam pasar persaingan sempurna penawaran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu biaya yang dibelanjakan untuk satu unit produksi. Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya. Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya. 3



1.2 Rumusan Masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut : a. apakah fungsi Produksi dan Organisasi Produksi ? b. bagaimana fungsi produksi dengan satu input variabel ? c. bagaimana penggunaan input variabel secara optimum ? d. bagaimana fungsi produksi dengan dua input ? e. bagaimana kombinasi optimum input ? f. bagaimana skala hasil ? g. bagaimana fungsi produksi empiris ? h. bagaimana inovasi dan daya saing global ?



1.3 Tujuan Penulisan Makalah a. untuk menjelaskan apakah fungsi Produksi dan Organisasi Produksi b. untuk menjelaskan bagaimana fungsi produksi dengan satu input variable c. untuk menjelaskan bagaimana penggunaan input variabel secara optimum d. untuk menjelaskan bagaimana fungsi produksi dengan dua input e. untuk menjelaskan bagaimana kombinasi optimum input f. untuk menjelaskan bagaimana skala hasil g. untuk menjelaskan bagaimana fungsi produksi empiris h. untuk menjelaskan bagaimana inovasi dan daya saing global



4



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Organisasi Produksi dan Fungsi Produksi 2.1.1



Organisasi Produksi



Produksi (production) adalah perubahan bentuk dari berbagai input atau sumber daya menjadi output beruoa barang dan jasa. Sebagai contoh, IBM menggaji tenaga kerja untuk menggunakan mesin-mesin, suku cadang, dan bahan mentah dalam pabrik guna memproduksi komputer pribadi (personal computer - PC.Output suatu perusahaan dapat berupa sebuah komoditas akhir atau berupa produk antara, seperti misalnya semikonduktor.Perlu diingat bahwa “produksi” merujuk kepada seluruh aktivitas yang terlibat dalam memproduksi barang dan jasa. Input (input) adalah berbagai sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa. Agar diskusi bisa terorganisasi dengan baik, input diklasifikasikan kedalam tenaga kerja (Labor) (termasuk bakat kewirausahaan), modal (capital), dan tanah (land) atau sumber daya alam. Input tetap (fixed input) adalah input yang tidak dapat berubah dengan mudah selama periode waktu tertentu, kecuali dengan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Input variabel (variable input) adalah input yang dapat divariasikan atau diubah secara mudah dan cepat. Periode waktu dimana paling tidak ada satu input tetap disebut dengan periode jangka pendek (short run), sementara periode waktu dimana seluruh input adalah variabel disebut dengan periode jangka panjang (long run). Lamanya periode jangka waktu (yaitu, periode waktu yang dibutuhkan bagi semua input untuk menjadi variabel) tergantung pada industrinya.



5



2.1.2



Fungsi Industri



Suatu fungsi produksi (production function)adalah persamaan, tabel, atau grafik yang menunjukan output komoditas maksimum perusahaan yang bisa diproduksi pada setiap periode waktu dengan kombinasi input. Sehingga persamaan untuk fungsi produksi dengan 2 input : Q = f ( L,K )



12Q juga bisa dihasilkan dengan 1K dan 3L (perhatikan angka terakhir baris pertama), tetapi perusahaan tentu saja tidak akan menggunakan kombinasi tenaga kerja dan modal pada tingkat ini. Demikian juga, 12Q dapat dihasilkan dengan 1L dan 4K atau 5K, tetapi perusahaan juga pasti tidak akan menggunakan kombinasi tersebut.



6



Permukaan Produksi Diskret



Tinggi batang menunjukkan output maksimum (Q) yang diproduksi pada setiap kombinasi dari setiap tenaga kerja (L) dan modal (K) seperti yang di tunjukkan dalam sumbu-sumbu tersebut. Sehingga, puncak dari seluruh batang-batang tersebut membentuk permukaan produksi (production surface) dari perusahaan. Permukaan Produksi yang Kontinu



Sumbu horizontal dan sumbu miring, mencerminkan input tenaga kerja dan modal, sementara sumbu vertikal mengukur tinggi permukaan atau tingkat maksimum output yang dihasilkan dari m,asing-masing kombinasi input seluruhnya diasumsikan bisa dibagi secara kontinu. Output yang dihasilkan bisa memegang modal konstan pada K1, dan meningkatkan tenaga kerja dari 0 ke L2unit 7



ditunjukkan oleh tinggi persilangan antara K1AB (dengan dasar paralel terhadap sumbu tenaga kerja).



2.2 FUNGSI PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL 2.2.1



Produk Total, Rata-rata, dan Marginal



Produksi Total (total production) : TP = Q = f(L) Produksi Marginal (marginal production) adalah perubahan dalam produk total atau tambahan output akibat perubahan per unit tenaga kerja. Rumusnya adalah : ∆𝑇𝑃



MPL =



∆𝐿



Produksi Rata-rata (average product) adalah produk total dibagi dengan kuantitas tenaga kerja yang digunakan. Rumusnya adalah : 𝑇𝑃



APL = 𝐿



Elastisitas Output (output elasticity) digunakan untuk mengukur persentase perubahan output dibagi dengan persentase perubahan pada jumlah tenaga kerja yang digunakan. Sehingg rumusnya adalah : 𝑀𝑃



EL = 𝐴𝑃 𝐿 𝐿



Produksi Total, Marginal, dan Rata-rata dari Tenaga Kerja, dan Elastisitas Output



8



Kurva Produk Total, Marginal, dan Rata-rata dari Tenaga Kerja



Panel paling atas menunjukkan kurva produk total dari tenaga kerja. TP tertinggi terletak pada 4L dan 5L. Panel yang bawah menunjukkan kurva produk 9



marginal dan rata-rata dari tenaga kerja.MPLdiplot ditengah-tengah antara unit tenaga kerja berurutan yang digunakan. Kurva MPLmeningkat sampai 1,5L dan kemudian menurun , dan menjadi negatif setelah melewati 4,5L. Kurva tertinggi antara 2L dan 3L. 2.2.2



Hukum Hasil, yang Semakin Menurun dan Tahapan-tahapan



Produksi



Dengan waktu tenaga kerja yang dibagi secara kontinu, kita mempunyai kurva TP, MP, dan AP yang halus.Kurva MPL (yang merupakan kemiringan dari garis singgung terhadap kurva TP) naik sampai dengan titik G’, menjadi nol pada titik J’, dan setelahnya negatif.Kurva APL (diberikan oleh kemiringan dari garis yang berasal dari awal kesuatu titik pada kurva TP) naik sampai titik H’ dan setelahnya menurun (tetapi tetap positif sepanjang TP positif).Tahap I produksi untuk tenaga kerja berhubungan dengan bagian kurva APL yang menarik.Tahap II mencakup kisaran antara APL maksimum sampai dengan pada saat MPL nol. Tahap III terjadi pada saat MPL negatif.



10



2.3 PENGGUNAAN INPUT VARIABEL SECARA OPTIMUM Berapa banyak tenaga kerja yang harus digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan maksimum? Jawabannya adalah bahwa perusahaan harus mempekerjakan tambahan satu unit tenaga kerja sepanjang tambahan penerimaan yang dihasilkan dari penjualan output yang di produksi melebihi tambahan biaya karena mempekerjakan tenaga kerja tersebut (sampai tambahan penerimaan sama dengan tambahan biaya). Tambahan penerimaan yang dihasilkan dengan penggunan tambahan unit tenaga kerja disebut produk pendapatan marginal (marginal revenue product) dari tenaga kerja (MRPL). Dimana, MRPL=(MPL)(MR) Disisi lain, tambahan biaya karena menambah unit tenaga kerja atau biaya marginal sumber daya (marginal resource cost) tenaga kerja adalah sama dengan peningkatan biaya total perusahaan akibat menambah unit tenaga kerja. ∆𝑇𝐶 Artinya, MRCL= ∆𝐿



Sehingga, suatu perusahaan harus terus mempekerjakan tenaga kerja sepanjang MRPL>MRCLsampai dengan MRPL=MRCL. Penggunaan L Optimal saat L= 3,50



11



Penggunaan yang Optimum dari Tenaga Kerja



Menguntungkan bagi perusahaan untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja sepanjang produk pendapatan marginal dari tenaga kerja (MPRL) melebihi biaya sumber daya marginal dari pemekerjaan tenaga kerja (MRCL), sehingga MRPL=MRCL. Dengan MRCL= w = $20, jumlah optimum dari tenaga kerja yang digunakan perusahaan adalah 3,5 unit. Pada 3,5L, MRPL = MRCL = $20, dan total laba perusahaan mencapai maksimum.



2.4 FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL 2.4.1



Isokuan Produksi



Isokuan (isoquant) menggambarkan berbagai kombinasi dari dua input (misalnya, tenaga kerja dan modal) yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu. Isokuan yang lebih tinggi menunjukkan output yang lebih besar. Sebaliknya, isokuan yang lebih rendah menunjukkan output yang lebih kecil.



2.4.2



Wilayah Ekonomis Produksi



Garis mendaki (ridge Lines) memisahkan bagian isokuan yang relevan (yang memiliki kemiringan negatif) dari bagian yang tidak relevan (yang memiliki kemiringan positif)



12



Isokuan



Sebuah isokuan menggambarkan berbagai kombinasi dua input yang digunakan oleh perusahaan untuk berproduksi pada berbagai tingkat output tertentu. Dari tabel, kita dapat melihat bahwa output sebanyak 12 unit (12Q) dapat diproduksi dengan 1L dan 5K (titik M), 1L dan 4K (titik N), 2L dan 1,5K (titik R), 3L dan 1K (titik S), atau 6L dan 1K (titik T). Semakin tinggi isokuan berarti semakin tinggi tingkat output.



13



Porsi Relevan Isokuan



Wilayah ekonomis produksi ditunjukkan oleh kemiringan negatif isokuan antara garis mendaki (ridge line) 0VI dan 0ZI. Perusahaan tidak akan berproduksi pada bagian yang mempunyai kemiringan positif dari isokuan karena perusahaan dapat memproduksitingkat output yang sama dengan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja dan modal.



2.4.3



Tingkat Marginal dari Substitusi Teknis



Untuk tetap berada di wilayah ekonomis maka, jika perusahaan ingin mengurangi modal maka labor harus di tambah. Sebagai contoh: untuk menghasilkan 12Q, digunakan kombinasi N. Penggunaan kombinasi R menyebabkan perusahaan harus melepas 2,5K dan menambah 1L.Sehingga kemiringan antar N dan R adalah -2,5K/1L, kemiringan absolut tersebut disebut dengan Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) dimana, MRTS = -K/L = MPL/MPK



14



Kemiringan dari isokuan



2.4.4



Input Substitusi dan Komplementer Sempurna



Bentuk suatu isokuan mencerminkan derajat sejauh mana satu input dapat didistribusikan oleh yang lainnya dalam produksi. Di satu sisi, semakin kecil lekukan isokuan, semakin tinggi derajat subtitusi input-input produksi. Di sisi lan, semakin besar lekukan isokuan, semakin rendah derajat subtitusinya. Walaupun subtitusi sempurna dan komplementer sempurna dari input dalam produksi dapat dimungkinkan, dalam banyak kasus isokuan melengkung (input tidak bersubtitusi secara sempurna) hal ini berarti dalam situasi produksi yang biasa, tenaga kerja dapat disubtitusikan untuk modal pada tingkatan tertentu. Semakin kecil derajat kelengkungan isokuan, semakin mudah input dapat saling mensubtitusi dalam produksi. Substitusi Sempurna



Komplementer



Sempurna



15



Pada saat isokuan merupakan garis lurus (kemiringan absolut atau MRTS adalah konstan), input adalah substitusi sempurna. Dalampanel sebelah kiri, 2L dapat disubstitusikan



dengan



1K



tanpa



mengindahkan



titik



produksi



dalam



isokuan.Dengan mempunyai sudut kanan isokuan pada panel sebelah kanan, produksi hanya terjadi dengan 2K/1L.Sehingga, tenaga kerja dan modal adalah komplementer sempurna. Menggunakan lebih banyak tenaga kerja atau lebih banyak modal tidak akan menambah output (yaitu, MPL = MPK = 0).



2.5 KOMBINASI INPUT YANG OPTIMAL Garis isocost(isocost line) mencerminkan semua kombinasi dari 2 input yang dapat dibeli dengan total biaya yang sama. Dengan menggunakan isocost dan isokuan dapat digunakan untuk menetapkan kombinasi input yang optimum bagi perusahaan untuk memaksimumkan laba.



2.5.1



Garis Isocost



Misalkan perusahaan hanya menggunakan tenaga kerja dan modal dalam produksi. Biaya total atau pengeluaran perusahaan tersebut dapat representasikan oleh, C = wL + rK Dimana C adalah biaya total, w adalah Upah (wage) tenaga kerja, L adalah kuantitas tenaga kerja (labor) yang digunakan, r adalah harga sewa (rental) modal dan K adalah kuantitas modal yang digunakan. 16



Dengan mengurangi wL dari kedua sisi pada persamaan di atas dan kemudian dibagi dengan r, kita memperoleh persamaan umum garis isocost dalam bentuk yang lebih berguna, yaitu: K=



𝐶 𝑟



𝑤



+𝑟 L



Keterangan : C = Total Cost w = Wage Rate of Labor (L) r = Cost of Capital (K)



Garis Isocost



Dengan biaya total sebesar C = $100 dan w = r = $10, kita akan memperoleh garis isocost AB pada panel sebelah kiri, dengan titik potong vertikal C/r = $100/$10 = 10K, dan kemiringannya adalah –w/r = -$10/$10 = -1. Dengan C’ = $140 dan w = r =$10 kita memiliki garis isocost A’B’ pada panel sebelah kanan. Dengan C’’ = $80 dan w = r = $10, garis isocost-nya adalah A’’B’’ pada panel sebelah kanan. Sebaliknya, dengan C = $100 dan r = $10 tetapi w = $5, kita mendapatkan garis isocost AB* pada panel sebelah kanan, dengan titik potong vertikal 10K dan kemiringan -1/2. MRTS =



𝑤 𝑟



17



2.5.2



Kombinasi Input Optimum untuk Meminimumkan Biaya atau



Memaksimumkan Output Kombinasi optimum



input diperlukan bagi perusahaan dalam rangka



meminimumkan biaya produksi sejumlah output tertentu atau memaksimumkan output atau sejumlah biaya tertentu, ditunjukan oleh titik persimpangan antara isokuan dan isocost.



Kombinasi input optimum yang ditunjukkan oleh titik D, E, dan F, dimana isokuan 8Q, 10Q, dan 14Q bersinggungan dengan garis isocost masing-masing A’’B’’, AB, dan A’B’. Dengan menghubungkan titik asal dengan titik D, E, dan F, kita memperoleh garis ekspansi dari perusahaan. Pada tingkat kombinasi input yang optimum (titik persinggungan), kemiringan absolut dari isokuan (MRTS = MPL/MPK) sama dengan kemiringan absolut garis isocost (w/r), sehingga MPL/w = MPK/r.



2.5.3



Maksimisasi Laba



Untuk memaksimumkan laba, suatu perusahaan sebaiknya mengunakan setiap input sampai produk pendapatan marginal dari input sama dengan biaya sumber daya marginal untuk menyewa input tersebut. Dengan harga input konstan, ini berarti bahwa perusahaan harus memperkerjakan setiap input sampai produk 18



pendapatan marginal dari input yang bersangkutan sama dengan harga input tersebut.



2.5.4



Efek Perubahan Harga Input



Dengan C = $100 dan w = r = $10, kombinasi input optimum untuk memproduksi 10Q adalah 5K dan 5L (ditunjukkan oleh titik E, dimana isokuan 10Q bersinggungan dengan isocost AB). Pada titik E, rasio K/L = 1. Jika r tetap sebesar $10, tetapi w turun menjadi $5, perusahaan dapat mencapai isokuan 10Q dengan C = $70. Kombinasi optimum K dan L ditunjukkan oleh titik R dimana isocost A*B’ bersinggungan dengan isokuan 10Q, dan K/L = 3/8. 2.6 SKALA HASIL Skala hasil (returns to scale) adalah derajat sejauh mana output berubah akibat perubahan tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai dalam produksi. Terdapat tiga tipe dalam skala hasil : 



Skala hasil tetap (constant returns to scale) jika output meningkat dalam proporsi yang sama.







Skala hasil meningkat (increasing returns to scale) jika output meningkat dalam proporsi yang lebih besar. 19







Skala hasil menurun (discreasing returns to scale) jika output menurun dalam proporsi yang lebih kecil.



Sehingga, dimulai dengan fungsi produksi umum : Q = f (L,K)



Q = f(hL, hK) Jika  = h, maka f = constant returns to scale. Jika > h, maka f = increasing returns to scale. Jika < h, maka f = decreasing returns to scale.



Skala hasil = 1



Skala hasil > 1



Skala hasil < 1



Pada seluruh panel dalam gambar ini, kita mulai dimana perusahaan menggunakan 3L dan 3K serta memproduksi sebanyak 100Q (titik A). Dengan menggandakan input menjadi 6L dan 6K, panel sebelah kiri menunjukkan bahwa output juga bertambah dua kali menjadi 200Q (titik B), sehingga kita memperoleh skala hasil tetap; panel tengah menunjukkan bahwa output meningkat menjadi tiga kali lipat yakni 300Q (titik C), sehingga kita memperoleh skala hasil meningkat; sementara panel sebelah kanan menunjukkan bahwa output hanya meningkat menjadi 150Q (titik D), sehingga kita memperoleh skala hasil menurun. 2.7 FUNGSI PRODUKSI EMPIRIS Fungsi Produksi Cobb-Douglas 20



Q = AKaLb Diestimasi menggunakan Natural Logarithms ln Q = ln A + a ln K + b ln L



2.8 INOVASI DAN DAYA SAING GLOBAL Inovasi Produk (product innovation) yang berarti pengenalan produk baru atau yang telah dikembangkan.Inovasi Proses (process innovation) yaitu pengenalan proses produksi baru yang telah di kembangkan. Menurut model siklus produksi (product Cycle modelt), perusahaan yang memperkenalkan inovasi bagaimana juga secara berkala kehilangan pasar ekspornya dan bahkan pasar domestiknya karena diambil oleh perusahaan imitator asing yang bisa membayat upah lebih murah dan secara umum mengeluarkan biaya lebih rendah. Sementara itu, secara teknologi berbagai perusahaan unggulan memperkenalkan produk-produk dan teknologi yang jauh Sistem lebih maju. Produksi Tepat Waktu (Just-In-Time Production System) yang didasarkan pada keharusan ketersediaan setiap bagian atau komponen hanya pada saat dibutuhkan. Desain Dengan Bantuan Komputer (Computer-Aided Design-CAD) memungkinkan para teknisi penelitian dan pengembanganuntuk mendesai produk atau komponen di layar komputer, melakukan eksperimen secara cepat dengan desain alternatif, dan menguji keandalannya pada semua di layar komputer. Produksi Dengan Bantuan Komputer (Computer-Aided Manufacturing -CAM) mengeluarkan instruksi terhadap jaringan dari perangkat mesin yang diintegrasi untuk memproduksi prototipe produk tersebut.



21



BAB III PENUTUP



3.1 Studi Kasus 3.1.1



Bagaimana Perusahaan Memperoleh Teknologi Baru ?



Tabel dibawah ini menunjukan hasil survey terhadap 650 eksekutif yang berasal dari 130 industri untuk mengetahui metode yang digunakan oleh perusahaan Amerika serikat dalam memperoleh teknologi baru pada inovasi proses dan produk, diurutkan dari yang terpenting adalah melalui penelitian dan pengembangan (research and development-R & D) secara independen oleh perusahaan. Metode lainnya yang disusun dalam urutan tingkat kepentingan yang semakin menurun : pemberian lisensi teknologi oleh perusahaan yang secata original mengembangkan teknologi, publikasi pertemuan teknis, rekayasa terbalik (mengambil bagian dari produk pesaing dan menciptakan metode untuk memproduksi komoditas yang sejenis), mempekerjakan karyawan dari perusahaan inovatif, pengungkapan paten dari informasi yang diperoleh melalui kantor pendaftaran hak paten dapat digunakan untuk pengembangan teknologi atau produk serupa, sehingga tidak melanggar hak paten, atau informasi yang diperleh dari hasil percakapan dengan para karyawan perusahaan inovasi. Untuk inovasi produk, rekayasa terbalik menjadi sangat penting dibandingkan pemberian lisensi, dan mempekerjakan karyawan dari perusahan inovasi lebih penting daripada publikasi atau pertemuan teknis.



22



Metode Perolehan Teknologi Baru Peringkat Inovasi Inovasi Metode Akuisisi



Proses



Produk



 R & D independen



1



1



 Lisensi



2



3



 Publikasi atau Pertemuan Teknik



3



5



 Rekayasa Balik



4



2



 Perekrutan Pegawai Perusahaan yang Menginovasi



5



4



 Hak Paten



6



6



 Percakapan dengan Karyawan Perusahaan yang



7



7



Menginovasi



3.1.2



Bagaimana Xerox Kehilangan dan Memperoleh Kembali Daya Saing



Internasional dan Menjadi Pemimpin dalam Teknologi Informasi Xerox Corporation adalah perusahaan yang pertama kali memperkanalkan mesin fotokopi di tahun 1959, atas dasar hak paten teknologi xerographic-nya. Sampai dengan tahun 1970, Xerox tidak mempunyai pesaing sehingga tidak isentif untuk mengurangi biaya manufaktur, meningkatkan kualitas, dan menigkatkan kepuasan pelanggan. Bahkan ketika perusahaan jepang mulai mengambil alih segmen pasar bagian bawah dengan mesin yang lebih baik lagi dan murah di tahun 1970, Xeroc tidak merespon dan berkonsentrasi pada segmen pasar menengah ke atas, dimana margin labanya lebih tinggi. Xerox juga mengunakan labanya dari bisnis mesin foto kopi melakukan expansi ke sistem komputer dan perkantoran selama tahun 1979-an. Xerox ahirnya sadar akan ancaman serius dari perusahaan jepang. Melalui misi perbandingan kompetitif (competitive benchmarking) ke jepang untuk membandingkan efisiensi produksi, Xerox terheran-heran bahwa pesaingnya, jepang telah memproduksi mesin fotokopi dengan kualitas yang lebih tinggi dan biaya yang jauh lebih murah



23



dan memosisikan dirinya bergerak ke segmen pasar yang lebih menguntungkan, yaitu segmen pasar kelas menengah dan kelas atas.



Menghadapi situasi yang mengancam hidupnya, Xerox dengan bantuan anak perusahaannya di Jepang (Fuji Xerox), mengumpulkan respon yang kuat, yang melibatkan reorganisasi dan integrasi pengembangan dan produksi serta usaha kendali mutu yang ambisius di perusahaan secara keseluruhan. Keterlibatan karyawan ditingkatkan, para pemasok dilibatkan pada desain produk tahap awal, dan dilakukan pengurangan inventori serta pemasok dalam jumlah besar. Perbandingan konstan dilakukan untuk menguji kemajuan dalam program kendali mutu dan kepuasan pelanggan. Dengan melakukan tindakan yang drastis ini, Xerox membalikan kecenderungan kehilangan pangsa pasar, bahkan segmen pasar yang rendah selama pertengahan kedua tahun 1990-an. Sejarah tampaknya berulang dengan sendirinya pada ahir tahun 1990-an, dimana Xerox menemukan kembali dirinya bertarung dengan perusahaan jepang Canon untuk supremasi dalam dunia digital teknologi informasi perkantoran. Tetapi saat ini, Xerox mengubah dirinya menjadi perusahaan dokumentasi digital dan solusi yang menggabungkan peranti keras, peranti lunak, dan jasa-jasa layanan ke dalam paket layanan dan konsultasi, industri ke industri.



3.1.3



Pabrik Digital Amerika Serikat yang Baru



Selamat datang di pabrik Amerika Serikat yang baru, suatu keajaiban di era informasi yang bertanggung jawab terhadap lompatan yang diharapkan pada kecepatan, fleksibilitas, dan produktivitas sebagai akibat dari perkawinan antara peranti lunak dan jaringan komputer dalam industri yang begitu beragam dari peralatan konstruksi, otomotif, PC, dan penyeranta (pager). Kecanggihan dari apa yang disebut sebagai pabrik digital memungkinkannya untuk membuat produk berdasarkan pesanan sampai kepada satu unit sekaligus mencapai kecepatan dan efisiensi produksi massal. Sebagai contoh, seorang tenaga penjual motorola menentukan sebuah order untuk pager bagi konsumen tertentu, kemudian data digital mengalir ke unit 24



perakitan, di mana produksi dimulai dengan segera dan diselesaikan hanya dalam beberapa menit, sehingga konsumen akan mempunyai pager sesuai pesanan pada hari berikutnya. Hal ini kadang-kadang disebut software controlled continous flow manufacturing yaitu suatu proses yang pada dasarnya menggabungkan antara manufaktur dan ritel. Cepatnya waktu yang digunakan untuk memasarkan dan kemampuan memenuhi pesanan memberikan keuntungan luar biasa bagi perusahaan Amerika Serikat atas pesaing asingnya. Sebagai hasilnya, setela kalah pada perang daya saing (terutama terhadap Jepang) selama tahun 1980-an, perusahaan AS memperoleh kembali pasarnya yang hilang pada tahun 1990-an. Computer-aided design (CAD) secara dramatis meningkatkan jalannya inovasi. Sebagai contoh, seorang desainer dapat memanggil pada layar sebuah pintu mobil dan mencoba membuka dan menutup pintu, menurunkan jendela naik dan turun, melakukan eksperimen dengan materi yang lebih ringan, dan mengarahkan mesin-mesin untuk membuat prototipe pintu. CAD yang demikian, memungkinkan Chrysler untuk mendesain dan membangun dengan sangat sukses mobil semikecil “Neon” dalam 33 bulan dibandingkan yang biasa dilakukan selama 45 bulan. Bahkan lebih eksotis lagi, ilmuan di Caterpillar, produsen peralatan pengeruk tanah yang terbesar di dunia, melakukan pengujian terhadap Virtual Reality sebelum mereka diproduksi. Pesawat jet Boing 777 seluruhnya dikembangkan dengan



sistem



CAD.



CAD



bahkan



digunakan



untuk



mendesain



dan



mensilmulasikan seluruh unit perakitan, dan dapat digunakan untuk mengirim order produksi ke mesin pemasok sehingga boleh dikatakan mereka menjadi perpanjangan pabrik perusahaan. Singkatnya, kita mungkin berada pada kemunculan



revolusi



terbesar



dalam



manufaktur



sejak



penyempurnaan



mesin-mesin industri di tahun 1800. Dan dengan superioritas AS pada peranti lunak, tampaknya tidak mungkin pesaing asing akan menyamai kejeniusan manufaktur Amerika yang baru dalam waktu singkat.



25



3.2 Kesimpulan Perusahaan



sebagai



suatu



organisasi



yang



mengombinasikan



dan



mengorganisasikan tenaga kerja, modal, dan tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Tujuan perusahaan tersebut adalah untuk memaksimumkan penjualan atau pertumbuhan. Keputusan mendasar dalam berproduksi yang dihadapi oleh perusahaan adalah seberapa besar barang atau jasa yang diproduksi dan seberapa tenaga kerja, modal, serta sumber-sumber daya atau input lainnya yang digunakan untuk memproduksi output tersebut secara paling efisien. Dalam teori ekonomi,berbagai jenis perusahaan di pandang sebagai unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitmencapai keuntungan yang maksimum. Untuk tujuan itu,ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga usaha mamaksimumkan suaha dapat dicapai dengn cara yang paling efisean menurut sudut pandang ekonomi. Dalam praktik, pemaksimumam keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini digunakan. Fungsi produksi menggambarkan beberapa jumlah produksi maksimum yang mampu di produski oleh produsen pada setiap kombinasi input atau factor produksi yang ada.



26



DAFTAR PUSTAKA



Salvatore, Dominick. Managerial Economics. Edisi 5. Salemba Empat-Jakarta : 2011.



27



LAMPIRAN SOAL 2. a.) Dari Tabel 6-1 bentuklah suatu tabel yang mirip dengan Tabel 6-2 yang menunjukkan produk total, produk marginal, dan produk rata-rata dari tenaga kerja, begitu juga dengan elastisitas output terhadap tenaga kerja, di mana modl dipegang konstan sebesar 4 unit. b.) Gambar suatu bentuk yang mirip dengan Figur 6-4 menunjukkan produk total dan juga produk marginal dan rata-rata dari tenaga kerja yang dihasilkan pada bagian (a). c.) Bagaimana perbedaan hasil di bagian (a) dan (b) dengan yang ada di Tabel 6-2 dan Figur 6-4 pada teks? 5. Carilah produk pendapatan marginal dari tenaga kerja untuk data pada Soal 4 dari perubahan dalam penerimaan total akibat tambahan tenaga kerja yang digunakan dan tunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang seharusnya digunakan oleh Ms. Smith sama dengan yang diperoleh Soal 4. 9. Misalkan produk marginal suatu tenaga kerja yang digunakan perusahaan adalah 40 unit output per hari dan upah harian yang harus dibayar perusahaan sebesar $20, sementara produk marginal mesin terakhir yang disewa oleh perusahaan adalah 120 unit output per hari dan sewa mesin per hari $30. (a) Mengapa perusahaan tidak memaksimumkan output atau meminimumkan biaya dalam jangka panjang? (b) Bagaimana perusahaan dapat memaksimumkan output atau meminimumkan biaya? 11. Buatlah gambar yang serupa dengan Figur 6-14 dalam teks yang menunjukkan skala hasil tetap, meningkat, dan menurun berdasarkan kuantitas input yang digunakan untuk menggandakan output.



28



JAWABAN 2.a) Lihat Tabel 3 b) Lihat figur 8 c)Ketika modal adalah tetap pada 4 unit daripada 1 unit, MPL dan APL, keduanya lebih besar daripada ketika modal berada pada nilai konstan 1 unit. Hal ini masuk akal, dengan modal lebih untuk bekerja, tiap unit pekerja akan menjadi lebih produktif, sehingga baik MP maupun Apl menjadi lebih tinggi, dan hukum hasil yang makin menurun deitentukan kemudian (misalkan, setelah lebih banyak pekerja telah dipekerjakan)



29



30



5. Kita dapat menemukan produk penerimaan marginal dari setiap tambahan tenaga kerja yang disewa dengan menghitung perubahan pada total penerimaan yang dihasilkan dari penjualan output yang dihasilkan olehpekerja tambahan. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 4. Karena Mr. Smith dapat menyewa pekerja tambahan dengan upah per hari (w) sebesar $40, MRC=w=$40 (kolom 6 Tabel 4), dan total laba perusahaan akan maksimum ketika perusahaan menyewa lima pekerja sehingga MRP=MRC=$40 Hasil yang sama diperoleh pada soal 4, di mana MRP diperoleh dengan mengalikan MP tenaga kerja dengan MR atau P dari komoditi. Hal ini ditunjukkan pada Figur 9. Perlu dicatat bahwa nili MRP diplotkan pada titik tengah dari setiap unit tambahan tenaga kerja yang digunakan pada Figur9. 9. a)Perusahaan tidak akan memaksimalkan atau meminimalkan biaya (misalkan, perusahaan tidak menggunakan kombinasi input optimum) karena Mpi/w=40$20tidak sama dengan MPk/r=120/$30=4 b)Perusahaan dapat memaksimumkan output atau meminimasikan biaya dengan menyewa lebih sedikit pekerja dan menyewa lebih banyak mesin, karena perusahaan menghasilkan pada tahap II dari produksi baik untuk tenaga kerja maupun modal, seperti halnya perusahaan mempekerjakan lebih sedikit pekerja MP dari sisa pekerja akhir meningkat. Pada sisi lain, pada saat perusahaan menyewa lebih banyak mesin, MP dari mesin terakhiryang disewa menurun. Proses ini harus berlanjut hingga Mpi/w=MPk/r. Salah satu titik seperti itu pada maksimisasi output atau minimisasi biaya dapat menjadi sebagai berikut: 11. Figur 10 menunjukkan nilai konstan, menaikkan, menurunkan nilai skala hasil dari kuantitas input yang dibutuhkan untuk menggandakan output. Panel sebelah kiri menunjukkan nilai konstan skala hasil. Di sini, menggandakan input dari 3L dan 3K menjadi 6L dan 6K membuat otput menjadi berganda dari 100 (titik A) hingga 200 (titik B). Jadi, 0A= AB sepanjang garis 0e. Panel tengah menunjukkan kenaikan skala hasil. Disini, output dapat digandakan lebih sedikit daripada menggandakan kuantitas input. 0A>AC, dan nilai isokuan menjadi berdekatan satu 31



sama lainnya. Panel sebelah kanan menunjukkan penurunan nilai skala hasil. Di sini, output berubah secara proporsional lebih sedikit daripada tenaga kerja dan modal, dan 0A