Kemoterapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMOTERAPI PADA ANAK MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK I Dosen Pengampu: Ns. Rokhaidah, M. Kep.Sp.Kep.An



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Disusun oleh : Diana Febriyanti Assyfa S.R Tessya Deant Eka Bunga Salsabila R. Dini Aulia R. Nurfatma Silvia



1610711050 1610711061 1610711070 1610711101 1610711109 1610711117



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2017



1



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang ini ditulis untuk memenuhisalah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaiakan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.



Depok, 28 Februari 2018



Penyusun



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2 DAFTAR ISI............................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4 A. Latar Belakang ............................................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 C. Tujuan .......................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6 A. Pengertian Kemoterapi................................................................................. 6 B. Tujuan Kemoterapi ...................................................................................... 6 C. Jenis obat yang digunakan ........................................................................... 6 D. Rute pemberian obat .................................................................................. 11 E. Efek samping kemoterapi .......................................................................... 13 F. Asuhan keperawatan pada anak kemoterapi .............................................. 14 G. Standar Operational Kemoterapi................................................................ 18 BAB III PENUTUP ............................................................................................... 24 A. Simpulan .................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler 1. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor. 2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah. 3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok dengan jaringan normal). 4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru. 5. Memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel. Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan : 1. Desakan akibat pertumbuhan tumor. 2. Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis. 3. Gangguan sistemik lain akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker. Umumnya keganasan pada anak dapat disembuhkan 2. Tetapi penatalaksanaan keganasan pada anak sangatlah kompleks dan membutuhkan suatu kerjasama tim spesialis onkologi yang terdiri dari dokter anak, penyakit dalam, radiologi dan gizi. Pengembangan terapi yang efektif dan aman terbatas. Oleh karena kesulitan memahami mekanisme transformasi molekuler sel, resistensi terhadap pengobatan, kurangnya pilihan terapi yang tersedia untuk sel malignan dan non-malignan dan toksisitas. Terapi lokal dengan pembedahan dan / atau radiasi merupakan komponen penting terapi untuk kebanyakan tumor padat, tapi kemoterapi multiagen sistemik kadang diperlukan pada kasus dengan metastasis. Demikian pula, kemoterapi sendirian biasanya tidak cukup untuk melenyapkan tumor sisa yang besar. Sehingga kadang pada anak dengan tumor ganas, diperlukan ketiga terapi. Sayangnya, kebanyakan kemoterapi efektif punya indeks terapeutik yang sempit (rasio kemanjuran terhadap toksisitas), sehingga toksisitas akut dan kronis dapat diminimalkan. Kemoterapi adalah cara pengobatan dengan menggunakan bahan / alat kimia yang akan menyebabkan kerusakan atau kematian sel kanker. Obat – obat kimia tersebut dikenal sebagai sitostatika. Kemoterapi merupakan dasar pengobatan kanker yang penting pada anak dan dengan diikuti dengan peningkatan cure rate. Berdasarkan pengaruhnya terhadap kinetika sel, sitostatika digolongkan, yaitu obat – obatan tidak spesifik, obat - obatan yang spesifik untuk golongan tertentu dan obat – obatan yang spesifik untuk siklus sel. Dalam klinis, kemoterapi diberikan dengan tujuan menyembuhkan, paliasi atau pencegahan.



4



Kemampuan kemoterapi dalam mengontrol perkembangan ini ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jenis obat, dosis, cara pemberian, farmakokinetik, sifat biologis, kinetika sel dan toleransi penderita. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dan tujuan kemoterapi? 2. Apa jenis yang ada pada kemoterapi? 3. Apa tujuan dari kemoterapi? 4. Apa saja obat yang digunakan pada saat kemoterapi? 5. Bagaimana rute pemberian obat pada pasien anak kemoterapi? 6. Apa saja efek samping pada pasien anak kemoterapi? 7. Apa asuhan keperawatan yang tepat pada pasien anak kemoterapi? C. Tujuan Adapun tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan kemoterapi 2. Untuk mengetahui jenis yang ada pada kemoterapi? 3. Untuk mengetahui tujuan dari kemoterapi 4. Untuk mengetahui obat yang digunakan pada saat kemoterapi 5. Untuk mengetahui rute pemberian obat pada pasien anak kemoterapi 6. Untuk mengetahui efek samping pada pasien anak kemoterapi 7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada pasien anak kemoterapi



5



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN DAN TUJUAN Menurut Denton dalam Fauziana (2011) kemoterapi adalah proses pemberian obat – obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Kemoterapi adalah pengobatan kanker sistemik degnan menggunakan obat yang memengaruhi siklus sel untuk mengobati kanker; berguna saat terdapat penyakit diseminata atau saat terdapat risiko tinggi kekambuhan pada tubuh, dapat kuratif, dapat memperlama hidup, atau dapat paliatif, sering kali digunakan sebagai terapi tambahan atau terapi pembedahan dan/atau terapi radiasi.



B. JENIS KEMOTERAPI Ada 3 jenis kemoterapi yaitu adjuvant, neoadjuvant, dan primer (paliatif). 1. Adjuvant kemoterapi adalah terapi tambahan setelah pembedahan, yang bertujuan untuk mendapatkan penyembuhan yang sempurna dan memperlama timbulnya metastasis. 2. Neoadjuvant adalah pemberian kemoterapi pada penderita kanker yang belum pernah melakukan pembedahan atau radiasi (stadium IIIA, IIIB, IIIC), yang bertujuan untuk memperkecil ukuran tumor dan kontrol mikrometastasi. 3. Kemoterapi primer (paliatif) adalah terapi yang diberikan pada stadiumlanjut (IV), yang bertujuan untuk mempertahankan kualitas hidup yang baik, kontrol progresi tumor, dan memperlama harapan hidup (Emir&Suyatno, 2010)



C. JENIS-JENIS OBAT 1. Nonvesikan Dapat diberikan secara bolus IV pada sisi lengan yang terpasang jalur IV yang mengalir bebas tanpa obat tambahan, secara tetes IV kontinu melalui vena perifer, atau teknik dua spuit dengan satu spuit mengandung 10 ml salin normal untuk menguji vena sebelum pemberian obat dan untuk membilas vena setelah injeksi obat. 6



Ketika pemberian melalui sisi lengan IV secara bolus, periksa aliran balik darah dengan menjepit selang IV dan melepaskannya dengan cepat, sebelum pemberian obat, saat obat telah diberikan sebagian, dan pada akhir pemberian, sebelum mencabut jarum dari tempat penusukan, letakkan kasa alcohol 4 x4 di bawah tempat penusukan untuk menyerap tetesan. Ketika memberikan obat dengan infus kontinu, pastikan kepatenan vena selama periode infus, sebelum mencabut jarum dari tempat penusukan, letakkan kapas alcohol 4x 4 di bawah tempat penusukan untuk menyerap tetesan ( menghindari tumpahan) 2. Iritan Obat yang dapat menyebabkan nyeri di tempat IV atau sepanjang vena, dengan atau tanpa reaksi inflamasi, jangan pernah memberikan IVP langsung. Dapat diberikan secara infus selama 30 sampai 60 menit, bergantung pada dosis. Periksa aliran balik darah sebelum pemberian dan pastikan kepatenan vena selama periode infus, letakkan kompres dingin profilaksis pada tempat infus untuk mencegah ketidaknyamanan. 3. Vesikan Obat yang mampu menyebabkan pembentukan lepuh dan destruksi jaringan, jangan pernah memberikan IVP langsung. Ketika diberikan secara perifer, hindari tempat yang lebih cenderung mengalami kerusakan tendon atau saraf. Dapat secara aman diberikan melalui sisi lengan yang baru dipasang jalur IV perifer yang mengalir bebas dan tanpa obat tambahan. Perikasa aliran balik darah sebelum penetesan setiap milliliter ( seperti yang dijelskan nonvesikan) Obat ini tidak diberikan sebagai infus kontinu, kecuali melalui alat akses vena sentral yang telah terpasang baik. Ketika memberikan obat melalui alat vena sentral, periksa aliran balik darah sebelum penetesan obat kemoterapi. Gunakan pengendali mekanis atau listrik untuk infus kemoterapi kontinu. Pertahankan jalur IV dan area sekitarnya tetap terlihat jika memungkinkan. Jangan sampai plester menghambat pandangan perawat ke area IV dan area terkait. Pertahankan pakaian tidak men utupi jalur IV, jika mungkin lepaskan pakaian dari lengan. Contoh – contoh Obat Kemoterapi  AGENS ALKILASI



-



1. Busulfan (Myleran) - Dosis : 4-8 mg/hari (awalnya); 1-3 mg/hari (rumatan); diberikan sesuai protokol Indikasi : Leukimia mielogenus kronis Persiapan BMT 2. Karboplatin (Paraplatin) - Dosis : 360 mg/m2 setiap 4 minggu IV tidak boleh diberikan sampai neutrofil >2000 dan trombosit >100.000 - Indikasi : Kanker Ovarium



7



3. Klorambusil (Leukeran) - Dosis : 0,1-0,2 mg/kg: diberikan sesuai protokol. 2 mg/hari rumatan -Indikasi : Leukimia limfositik kronis, kanker ovarium, limfoma Hodgkin dan non- Hodgkin 4. Sisplatin (Patinol) - Dosis : 80-120 mg/m2 ; diberikan sesuai protokol Dosis yang lebih tinggi dapat dicampur dalam larutan salin hipertonik untuk mencegah nefrotoksisitas Indikasi : Kanker testis dan ovarium; karsinoma sel skuamosa; kanker paru, kepala dan leher 5. Siklofosfamid ( Cytoxan; Endoxana,CTX) - Dosis : 40-50 mg/kg; diberikan sesuai protokol.1-5 mg/kg/hari (oral) - Indikasi : Limfoma non-Hodgkin, sarcoma, kanker payudara, paru, dan ovarium; leukemia limfositik akut dan kronis 6. Dakarbazin (DTIC) - Dosis : 2-150 mg/kg per hari selama 5-10 hari, diulang setiap 3-4 minggu Indikasi : Melanoma, Hodgkin (sarkoma jaringan lunak, leiomio-sarkoma, fibrosarkoma, rabdomiosarkoma, neuroblastoma) 7. Estramustin - Dosis : 10-16 mg/kg per hari dalam dosis terbagi -Indikasi : Prostat 8. Ifosfamid (Ifex) - Dosis : 1000-2000 mg/m2/hari selama 5 hari setiap 4 minggu -Indikasi : Kanker testis



9. Mekloretamin (nitrogen mustard, HN2) - Dosis : V : 10-16 mg/m2/rangkaian Intrakavitas : 0,2-0,4 mg/kg Topikal : 0,01% -Indikasi : 8



Penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, Kanker paru, efusi pleura ganas 10. Melfalan (Alkeran) - Dosis : PO : 0,25 mg/kg/hari. untuk dosis harian : 0,1-0,15 mg/kg. untuk dosis interval; diberikan sesuai protokol IV: 16mg/m2 pada interval 2 minggu untuk empat dosis -Indikasi : Kanker payudara, ovarium, dan testis, mieloma, melanoma



11. Tio-tepa (trietilen-tiofosforamid) - Dosis : IV : 0,3-0,4 mg/kg/hari Penetesan pada kandung kemih : 60 mg/ 60 ml Diberikan sesuai protokol; dosis diturunkan pada disfungsi hati atau ginjal -Indikasi : Tumor kandung kemih papilar, efusi serosa ganas, Kanker payudara dan ovarium sebelumnya serta limfoma Hodgkin  NITROSOUREA 1. Karmustin (BCNU) - Dosis : IV : 150 mg/m2 atau dinaikkan sampai 200 mg/m2; diberikan sesuai protokol Intraarterial : 100-200 mg/m2 -Indikasi : Mieloma multiple, penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin; tumor otak, adenokarsinoma kolorektal; adenokarsinoma gaster, melanoma, hepatoma 2. Lomustin (CCNU) - Dosis : 100-130 mg/m2; diberikan sesuai protokol -Indikasi : Paliatif : tumor otak, penyakit Hodgkin, Kanker paru, adenokarsinoma kolorektal 3. Semustin (Investigasi) - Dosis : 125-200mg/m2; diberikan sesuai protokol; dosis diturunkan pada disfungsi hati dan kerusakan fungsi sumsum -Indikasi : Kanker GI, kanker otak, penyakit Hodkin, limfoma non-hodgkin 4. Streptozosin (Zanosar) - Dosis : 1,0-1,5 g/m2/minggu; 500 mg-1,0 g/m2/hari; diberikan sesuai protokol -Indikasi :



9



Tumor sel pulau pancreas, tumor pancreas sel nonbeta : lambung, karsinoid, kolon  ANTIMETABOLIT 1. Kitarabin - Dosis : 1-3 mg/kg/hari diberikan sesuai protokol; dosis diturunkan pada disfungsi hati berat -Indikasi : Leukimia limfositik akut, leukemia granulositik akut 2. Floksuridin (FUDR) - Dosis : 0,1-0,6 mg/kg per hari selama 1-6 minggu -Indikasi : Aadenokarsinoma saluran GI dengan metastasis ke hati 3. Fludarabin - Dosis : 25-30 mg/m2 per hari selama 5 hari, diulang setiap 28 hari -Indikasi : Leukemia limfositik kronis, leukemia akut keganasan limfoid lain (banyak tipe tumor padat) 4. Hidroksiurea (Hydrea) - Dosis : 80 mg/kg setiap 3 hari atau 20-30 mg/kg setiap hari -Indikasi : Melanoma, Leukemia granulositik kronis, ovarium (kepala dan leher), leukemia limfositik kronis  ALKALOID VINKA 1. Etoposid - Dosis : 75-200 mg/m2/hari x 3 ; diberikan sesuai protokol -Indikasi : Leukemia, kanker paru, limfoma, kanker testis 2. Vinkristin sulfat (Oncovin) - Dosis : 1-2 mg/m2, dewasa; diberikan sesuai protokol; dosis diturunkan pada penyakit hati -Indikasi : Leukemia limfositik akut, kanker payudara, sarcoma, penyakit Hodgkin 3. Vindesin (Eldesine) - Dosis : 2-4 mg/m2; diberikan sesuai protokol; dosis diturunkan pada kerusakan fungsi hati -Indikasi : Leukemia akut, Kanker paru, kanker esophagus, melanoma



10



4. Vinorelbin (Navelbine) - Dosis : 30 mg/m2 per minggu -Indikasi : Paru 5. Mitomisin - Dosis : 10-2- mg/m2; diberikan sesuai protokol -Indikasi : Kanker lambung dan pankreas



D. RUTE PEMBERIAN OBAT Medikal



Rute pemberian LAIN-LAIN



Aminoglutetimid (Cytadren)



Peroral



Amsakrin (AMSA)



Intravena



Asparaginase (Elspar, L-Asparaginase) Heksametilmelamin (Atrelamine)



Intravena Intramuscular Peroral



Mitotan (Lysodren)



Peroral



Paklitaksel (Taxol)



Intravena



Pentostatin (Covidarabine, DCF)



Intravena



Prokarbazin (Matulane)



Peroral ALKALOID VINKA



Daunorubisin (Daunomycin, rubidomycin) Doksorubisin (Adriamycin)



Idarubisin HCL (Idamycin) Mitomisin (Mutamycin, mutomycin C)



Intravena Intravena Intraarteri Intraperitonium Intravena



Plikamisin+ (Mitharacin)



Intravena Intraarteri Intravesikular Intravena



Vinkristin sulfat (Oncovin)



Intravena



Vindesin (Eldesine)



Intravena



Vinorelbin (Navelbine)



Infus Intravena



Bleomisin sulfat (Blenoxane, “Bleo”)



Intravena



11



Intraarteri Intrapleura Intramuscular Subcutan Intravena



Daktinomisin (Aktinomisin D, Cosmegen)



ANTIMETABOLIT Metotreksat (MTX, Ametopterin)



Merkaptopurin (6-MP) Tioguanin (6-Tioguanin)



Peroral Intratektal Intrarteri Intravena Intramuscular Peroral



Peroral Intravena ALKALOID VINKA



Etoposid Teniposid (VM-26)



Intravena Peroral Peroral



Vinblastin sulfat (Velban)



Intravena



Streptozosin (Zanosar) ANTIMETABOLIT Kitarabin (Ara-C, Cytosar)



Flogsuridin (FUDR)



Intravena Intratekal intraperitoneum Intraarteri



Fludarabin (Fludara)



Intravena



5-Fluorourasil (5-FU, Fluorourasil)



Topika Intravena Peroral



Hidroksiurea (Hydrea) Merkaptopurin (Urinethol, 6Merkaptopurin)



Peroral Intravena AGENS ALKILASI



Melfalan (Alkeran)



Peroral Intraperotoneum Intravena Tio-Tepa (Trietilen-Tiofosforamid) Intravena Intrakavitas Penetesan pada kandung kemih NITROSOUREA Karmustin (BCNU)



Intravena Intraarteri



12



Lomustin (CCNU)



Peroral



Semustin (Infestigasi) (Metil CCNU)



Peroral



Streptozosin (Zanosan)



Intravena Intraarteri AGEN ALKILASI



Busulfan (Myleran)



Peroral



Karboplatin (Paraplatin)



Intravena Intraarteri Intraperitonium Peroral



Klorambusil (Leukeran) Sisplatin (Platinol)



Dakarbazin (DTIC)



Intravena Intraarteri Intraperitonium Peroral Intravena Intraperitoneum Intravena



Estramustin



Peroral



Ifosfamid (Ifex)



Intravena



Mekloretmin (nitrogen mustard, HN²)



Intravena Intrakavitas Intralesi Topikal



Siklofosfamid (Cytoxan, Endoxana, CTX)



E. EFEK SAMPING KEMOTERAPI Efek kemoterapi pada pasien dapat mempengaruhi secara biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Efek kemoterapi sangat beragam tergantung kepada obat yang diberikan . Efek samping secara umum dapat berupa : 1. Leukopenia Penurunan sementara jumlah total sel darah putih yang bersirkulasi, karena rentang hidup leukosit yang sangat singkat (6 sampai 8 jam) , leukopenia sering terjadi pada pasien yang mendapat kemoterapi , yang membuat pasien beresiko infeksi. 2. Trombositopenia Penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi disebabkan oleh efek tumor atau kerusakan sumsum tulang selama kemoterapi . trombosit bersirkulasi selama kira kira 10 hari sebelum hilang dari sirkulasi. 3. Anemia Penurunan sementara jumlah eritrosit yang bersirkulasi dan kadar hemoglobin karena penghancuran sel selama kemoterapi , yang menyebabkan hipoksia jaringan karena gangguan kapasitas membawa oksigen. 4. Mual, Muntah dan Anoreksia 13



Disebabkan oleh perubahan fisiologis akibat kanker , toksisitas terapi kemoterapi dan atau pengharapan psikologis. 5. Stomatitis Respon inflamasi sementara mukosa oral terhadap sitoktosik kemoterapi . dapat memburuk hingga perdarahan ulseratif dan infeksi sekunder. 6. Diare Keluarnya feses berkonsistensi lunak atau secara sering dengan atau tanpa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek kemoterapi pada epitelium. 7. Konstipasi Keluarnya feses yang keras , jarang dan tidak teratur, dapat disebabkan oleh proses penyakit , kemoterapi atau factor lain. 8. Alopesia Kerontokan rambut tubuh sementara akibat agens kemoterapi yang memepengaruhi sel yang berada dalam tahap anaphase dari siklus sel . 9. Nefrotoksisistas Disfungsi pada bagian system ginjal manapun karena adanya agens kemoterapi yang dieksresikan melalui ginjal atau bekerja pada lapisan system ginjal. 10. Neurotoksisitas Kerusakan pada selubung myelin , paralisis otot otonom atau kerusakan SSP disebabkan oleh efek medikasi kemoterapi. 11. Hepatotoksisistas Disfungsi hati yang disebabkan oleh medikasi kemoterapi, obat hepatotoksis lain atau penyakit hati yang telah ada sebelumnya. F. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEMOTERAPI



1. 2. 3. 4. 5.



Diagnosa Keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anoreksia, keletihan, stomatitis, penurunan asupan makanan Resiko devisit volume cairan b.d mual, muntah , diare Ansietas/ketakutan yang b.d intervensi terapeutik dan hasil akhir yang tidak pasti Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik dan kemampuan berfungsi Keletihan yang b.d efek kemoterapi dan penyakit kronis



Intervensi Keperawatan 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia, keletihan, stomatitis, penurunan asupan makanan NOC : Status Nutrisi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, klien dapat memenuhi nutrisi yang diserap dan dicerna untuk memenuhi kebutuhan metabolik dengan kriteria hasil: a. Asupan gizi terpenuhi b. Asupan makanan tercukupi c. Asupan cairan tercukupi d. Energi baik e. Resiko berat badan atau tinggi badan tidak ada 14



f. Hidrasi normal Intervensi: Manajemen Gangguan Makan a. Dorong klien untuk mendiskusikan makanan yang disukai b. Monitor intake/ asupan makanan dan asupan cairan secara tepat c. Bangun harapan terkait dengan perilaku makan yang baik, intake/asuoan makanan / cairan dan jumlah aktivitas fisik d. Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan, penambahan dan kehilangan berat badan e. Berikan dukungan terhadap peningkatan berat badan dan perilaku yang dapat meningkatkan berat badan f. Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan untuk meningkatkan berat badan Manajemen Nutrisi a. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien b. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien c. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumis makan (misalnya bersih, berventilasi,santai, dan bebas dari bau yang menyengat) d. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan e. Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu yang paling cocok untuk konsumsi secara optimal f. Anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit klien sementara klien berada di rumah sakit 2. Resiko devisit volume cairan berhubungan dengan mual, muntah , diare NOC: Keseimbangan Cairan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatab selama ...x24 jam, klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan didalam tubuh dengan kriteria hasil: a. Turgor kulit baik b. Tekanan darah normal c. Denyut nadi adekuat d. Berat badan stabil e. Kehausan tidak ada f. Pusing tidak ada g. Asites tidak ada Intervensi: Manajemen Cairan a. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien b. Monitor turgor kulit secara berkala c. Hitung atau timbang popok dengan baik d. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien e. Monitor status hidrasi (misalnya membran mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik) f. Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya, peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan hematrokrit) g. Monitor TTV pasien 15



h. Berikan terapi IV, seperti yang ditentukan i. Berikan cairan dengan tepat j. Tingkatkan asupan oral (misalnya, memberikan sedotan, memberikan cairan diantara waktu makan, menggunakan es untuk jus favorit anak, potongan gelatin ke dalam kotak yang menyenangkan) yang sesuai Manajemen Diare a. Tentukan riwayat diare b. Ambil tinja untuk pemeriksaan kultur dan sensitifitas bila diare berlanjut c. Ajari keluarga pasien cara pengobatan obat antidiare secara tepat d. Instruksikan keluarga pasien untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja e. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta tingkatkan porsi secara bertahap f. Identifikasi faktor yang dapat menyebabkan diare (misalnya medikasi, bakteri, dan pemberian makanan lewat selang) g. Monitor tanda dan gejala diare h. Amati turgor kulit secara berkala 3. Ansietas/ketakutan yang b.d intervensi terapeutik dan hasil akhir yang tidak Pasti NOC : Tingkat Rasa Tkut : Anak Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatab selama ...x24 jam, klien dapat mengatasi rasa takut dengan kriteria hasil : a. Peningkatan denyut jantung tidak ada b. Sakit kepala tidak ada c. Sakit perut tidak ada d. Kepanikan tidak ada e. Gelisah tidak ada f. Menarik diri tidak ada g. Sering diare tidak ada Intervensi : Peningkatan koping a. b. c. d. e. f. g.



gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan berikan suasana penerimaan dukung kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan kenali latar belakang budaya/spiritual pasien dukung pasien mengklarifikasi kesalahpahaman berikan keterampilan sosial yang tepat atur situasi yang mendukung otonomi pasien



Terapi trauma:Anak a. b. c.



Eksplorasi trauma dan maknanya bagi anak Bantu mengidentifikasi dan mengatasi perasaan Gunakan seni dan bermain untuk meningkatkan ekspresi



16



d. e. f. g.



Bantu orang lain yang tepat untuk memberikan dukungan Lanjutkan terapi berdasarkan kecepatan anak itu sendiri Libatkan orangtua atau pengasuh dengan tepat dalam terapi Jelaskan proses berduka pada anak dan orangtua dengan tepat



4. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik dan kemampuan berfungsi NOC: Tingkat kecemasan sosial Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatab selama ...x24 jam, klien dapat mengatasi gangguan citra tubuh dengan kriteria hasil: a. Menghindari situasi sosial tidak ada b. Menghindari orang yang tidak dikenal tidak ada c. Takut diawasi orang lain tidak ada d. Presepsi diri negatif pada keterampilan sosial tidak ada e. Presepsi diri negatif terhadap penerimaan oleh orang lain tidak ada f. Takut berinteraksi dengan orang yang lebih unggul tidak ada g. Gangguan dengan hubungan tidak ada Invtervensi : Peningkatan harga diri a. b. c. d. e. f. g.



Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri Tentukan fokus kontrol pasien Tentukan kepercayaan diri pasien dalam hal penilaian diri Dukung pasien untuk bisa mengidentifikasi kekuatan Bantu pasien menemukan penerimaan diri Jangan mengkritisi pasien secara negatif Bantu pasien mengatasi bullying atau ejekan



Peningkatan sosialisasi a. b. c. d. e. f. g.



Minta dan harapkan komunikasi verbal Lakukan bermain peran dalam rangka berlatih meningkatkan keterampilan dan teknik komunikasi Izinkan pengujian terhadap keterbatasan interpersonal Anjurkan kegiatan sosail dan masyarakat Tingkatkan keterlibatan dalam minat yang sama sekali baru Anjurkan penghormatan terhadap ha-hak orang lain Fasilitasi pasien pada kelompok mendongeng



5. Keletihan yang b.d efek kemoterapi dan penyakit kronis NOC : Tingkat kelelahan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatab selama ...x24 jam, klien dapat keletihan yang dialami dengan kriteria hasil: a. Kelelahan tidak ada b. Kelesuan tidak ada c. Sakit kepala tidak ada d. Kesadaran tidak ada



17



e. f. g.



Metabolisme tidak ada Kehilangan selera makan tidak ada Alam perasaan depresi tidak ada



Intervensi : Manajemen kemoterapi a. b. c. d. e.



Monitor efek samping dan efek toksik dari pengobatan Monitor status nutrisi dan berat badan Monitor tanda-tanda infeksi di rongga mulut Anjurkan aktivitas untuk memodifikasi faktor resiko yang mungkin terjadi Berikan obat-obatan untuk mengontrol efek samping kemoterapi, jika dibutuhkan f. Lakukan pencegahan terjadinya neutropenia dan perdarahan g. Yakinkan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit Peningkatan tidur a. b. c. d.



Tentukan pola tidur/aktivitas pasien Monitor/catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur Bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum tidur Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat memfasilitasi/mengganggu tidur e. Sesuaikan lingkungan untuk meningkatkan tidur f. Sesuaikan jadwal pemberian obat untuk mendukung tidur/siklus bangun pasien g. Bantu meningkatkan jumlah tidur, jika diperlukan



G. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN KEMOTERAPI



No



Nilai



Kegiatan



Ya



FASE PRA INTERAKSI Persiapan Klien dan Keluarga 1.



Verifikasi Identitas klien



2.



Tinjau Riwayat alergi klien



3.



Tentukan riwayat klien berkenaan dengan penyakit hati, paru, jantung, dan/atau ginjal



4.



Kaji kemampuan dan motivasi klien untuk belajar



5.



Kaji kemampuan klien untuk mengatur dan mengatasi efek samping yang mungkin terjadi



18



Tidak



6.



Kaji kebutuhan penyuluhan dan kekhawatiran; jawab pertanyaan dengan tepat



7.



Tunaju bahan penyuluhan (film,pamflet) dengan klien dan keluarga



Persiapan Obat 8.



Periksa program dokter untuk dosis, rute, keceoatan dan waktu pemberian obat.



9.



Verifikasi bahwa surat persetujuan tindakan telah diberikan.



10. Tinjau data laboraturium dengan pengetahuan akan parameter yang dapat diterima 11. Tinjau efek samping segera dan jangka panjang 12.



Hitung dosis, periksa dua kali perhitungan, dan pastikan apakah dosis dalam batas normal rentang pemberian. Ketahui jumlah dan jenis pengencer yang digunakan untuk pencampuran (pencampuran



13. dilakukan dalam area keamanan biologis dan observasi peringatan tindakan kewaspadaan keamanan) 14. Verifikasi dosis obat dengan perawat lain, ahli farmasi, atau dokter 15. Dengan benar, beri label pada obat dengan nama pasien, dosis dan rute pemberian. 16. Pakai alat pelindung personal 17. Berikan antiemetik 30 menit sebelum pemberian kemoterapi jika diindikasikan. 18.



19.



Buang semua alat yang telah digunakan di wadah antibocor dan antitusuk yang diletakka di luar daerah pasien. Buang semua alat yang telah digunakan di wadah antibocor dan antitusuk yang diletakkan di luar daerah pasien.



20. Selalu siapkan medikasi darurat dan antidot jika terjadi reaksi yang merugikan. FASE ORIENTASI 21. Ucapkan Salam 22. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan serta kontrak waktu FASE KERJA Pemilihan tempat dan memulai IV 23. Pilih tempat vena dengan memperhatikan trauma pada lengan sebelumnya (pengambilan darah atau reseksi lifatik) dan obat yang akan diberikan (vesikan versus nonvesikan); mulai dari bagian distal ekstremitas. 24. Hindari penggunaan jalur IV yang telah terpasang untuk pemberian obat vesikan 25. Hindari penggunaan ruang antekubit, tangan, pergelangan tangan untuk obat vesikan dan obat iritan. 26. Hindari penggunaan ekstremitas bawah dan area di atas sendi



19



27. Cuci tangan 28. Pemilihan lokasi urutan pemberian dua obat atau lebih; dan lokasi kateter IV masih menjadi kontroversi; selalu ikuti pedoman kebijakan dan prosedur fasilitas 29. Hindari penusukan multipel; uji kepatenan aliran IV—aliran balik darah lancar 30. Stabilisasi lengan atau tangan; gunakan bantal atau papan sesuai kebutuhan 31. Pastikan kenyamanan pasien 32. Instruksikan pasien untuk memberi tahu perawat efek yang merugikan dengan segera. 33. Pemberian obat sesuai jenis obat spesifik Nonvesikan a. Diberikan secara bolus IV pada sisi lengan yang terpasang jalur IV yang mengalir bebas tanpa obat tambahan, secara tetes IV kontinu melalui vena perifer, atau teknik dua spuit dengan satu spuit mengandung 10 mL salin normal untuk menguji vena vena sebelum pemberian obat dan untuk membilas vena setelah injeksi obat. b. Ketika pemberian melalui sisi lengan IV secara bolus, periksa aliran balik darah dengan menjepin selang IV dan melepaskannya dengan cepat sebelum pemberian obat, saat obat telah diberikan sebagian dan pada akhir pemberian; sebelum mencabut jarum dari tempat penusukan, letakkan kasa alkohol 4x4 di bawah tempat pensukan untuk menyerap tetasan. c. Ketika memberikan obat dengan infus kontinu, pastikan kepatenan vena selama periode indus; sebelum mencabut jarum dari tempat penusukan, letakkan kapas alkohol 4x4 di bawah tempat penusukan unutk menyerap tetesan. Iritan a. Obat yang dapat menyebabkan nyeri di tempat IV atau sepanjang vena, dengan atau tanpa reaksi inflamasi; jangan pernah memberikan IVP langsung. b. Dapat diberikan secara infus selama 30-60 menit, bergantung pada dosis c. Periksa aliran balik darah sebelum pemberian dan pastikan aliran balik darah sebelum pemberian dan pastikan kepatenan vena selama periode infus; letakkan kompres dingin profilaksis pada tempat infus untuk mencegah ketidaknyamanan. Vesikan a. Ketika diberikan secara perifer, hindari tempat yang lebih cenderung mengalami kerusakan tendon atau saraf.



20



b. Dapat diberikan secara aman diberikan melalui sisi lengan yang baru dipasang jalur IV perifer yang mengalir bebas dan tanpa obat tambahan. c. Periksa aliran balik darah sebelum penetesan setiap mililiter d. Obat tidak bisa dberikan dengan infus kontinu e. Pertahankan jalr IV dan area sekitarnya tetap terlihat jika memungkin. 34. Pemberian obat berdasarkan pemberian alternatif khusus Intratekal a. Bantu dokter memasang kateter lumbal b. Observasi teknik aseptik ketat selama pemasangan kateter dan pemberian kemoterapi c. Gunakan pengencer isotonik steril tanpa zat pengawet untuk mencegah/meminimalkan reaksi neurotoksisitas. d. Instruksikan pasien untuk berbaring datar selama 2 sampai 4 jam setelah setelah pemberian kemoterapi. e. Kaji adanya tanda perubahan status neurologis; mengantuk, sakit kepala, perubahan tingkatt kesadaran. f. Pantau tanda kebocoran cairan serebrospinal di sektiar lokasi pemasangan. g. Medikasi diberikakn oleh dokter atau diinfuskan melalui reservoir atau pompa yang diimplan Intraventrikular a. Bantu dokter untuk memasang reservoir infus. b. Observasi teksik aseptik ketat selama pemasangan dan pemberian kemoterapi. c. Pastikan bahwa volume cairan serebrospinal yang ambil setara denan volume kemoterapi yang diinfuskan d. Kecepatan infus tidak melebihi 2ml/menit e. Kaji adanya tanda perubahan status neurologis f. Kaji adanya tanda infeksi/perdarahan pada saat pengambilan cairan serebrospinal g. Kaji adanya kebocoran cairan serebrospinal di sekitar pemasangan.



Intraarterial a. Biasanya diberikan melalui reservoir pompa yang diimplantasikan ke dalam salat satu arteri bergantung pada tempat yang akan diobati



21



b. Instruksikan klien dan ingatkan keluarga untuk menghindari klien mandi air panas. c. Instuksikan pasien untuk menghindari olahraga/aktivitas kontak d. Obat diberikan melalui pompa infus dalam larutan yang telah diberikan heparin. Intraperitoneum a. Berikan secara langsung ke dalam rongga peritoneum b. Kemoterapi dicampur dalam volume besar (1-2L) untuk distribusi yang maksimal c. Pemberian biasanya dilakukan melaui kateter tenckoff atau port yang implantaskan ke dalam abdomen. d. Hangatkan larutan hingga sesuai dengan suhu tubuh sebelum pemberian e. Dorong perubahan posisi selama kateter terpasang agar distribusi larutan maksimal f. Alirkan larutan sesuai program g. Kaji adanya tanda mual/nyeri abdomen, peritonitis, dan distres pernapasan pada klien h. Pertahankan pengukuran asupan dan haularan yang cermat i. Pantau lingkar abdomen Intrakavitas a. Pemberian kemoterapi ke dalam ruang tubuh spesifik b. Biasanya kelebihan cairan di dalam runag tersebut dikelurkan sebelum pemberian kemoterapi. c. Pastikan larutan dialirkan secara bebas selama pemberian; aspirasi dengan sering selama pemberian obat. d. Miringkan pasien ke kiri dan kanan setiap 15 menit x 4; selanjutnya setiap 2 sampai 4 jam untuk memastikan distribusi maksimal sepanjang kavitas. Intravesikal (kandung kemih) a. Hindari cairan 4 jam sebelum pemberian b. Pemberian memulai kateter Foley; waktu pasang kateter selama 2 jam dan selama waktu tersebut pasien tidak berkemih c. Kaji adanya disuria dan hematuria. Intrapleural a. Pemberian obat melalui slang dada; slang diklem selama 2 sampai 6 jam setelah



22



pemberian b. Lepaskan selang dada saat drainase