Kepemimpinan Kristen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKHIR KEPEMIMPINAN KRISTEN KEPEMIMPINAN YANG MENGUBAH KOMUNITAS



DISUSUN OLEH: WIWID WIDYASWOKO 143100160/PK



STT ABDIEL UNGARAN JL.Diponegoro No.233 Po. Box.144 Telp (024) 922050 - Ungaran



Daftar Isi. Kata Pengantar. .................................................................................................................... i BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1 BAB II ................................................................................................................................. 6 ISI ........................................................................................................................................ 6 KAJIAN TEORI KEPEMIMPINAN ...................................................................... 6



I.



DEFINISI KEPEMIMPINAN ..................................................................................... 6 PEMIMPIN ........................................................................................................... 10



II. III.



DASAR TEOLOGIS FILOSOFIS KEPEMIMPINAN KRISTEN. .................. 13



IV.



MODEL KEPEMIMPINAN DALAM ALKITAB ........................................... 15



A.



MODEL KEPEMIMPINAN PL ....................................................................... 15



B.



KEPEMIMPINAN PERJANJIAN BARU ........................................................ 16 PEMIMPIN YANG MENGUBAH KOMUNITAS . ............................................ 17



V. 1.



Musa .................................................................................................................. 19



2.



Yesus Kristus..................................................................................................... 25



BAB III.............................................................................................................................. 29 PENUTUP ......................................................................................................................... 29 KESIMPULAN ............................................................................................................. 29 Daftar Pustaka. .................................................................................................................. 31



2



Kata Pengantar. Kepemimpinan merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia khususnya dalam hal organisasi. Dalam hal ini kita berbicara tentang kepemimpinan Kisten, kepemimpinan yang didasari dengan prinsip-prinsip Kekristenan didalamnya, yang harus diaplikasikan dalam tindakan nyaa dalam kehidupan kita. Menjadi hal yang sangat penting dalam mempelajari tentang seluk-beluk kepemimpinan Kristen jika kita berdiri dalam posisi sebagai pemimpin Gereja. Mengapa demikian, karena penerapan prinsip kepemimpinan Kristen ada dalam Gereja. Tetapi bukan hanya pelayanan/kepemimpinan dalam gereja saja yang di harapkan dari kepemimpinan Kristen, tetapi lebih dari itu yaitu mampu menembus dinding gereja dan terjun juga dalam dunia. Yang menjadi tugas dari sebuah kepemimpinan adalah membawa perubahan yang baik kepada komunitasnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengubah komunitas dan mengiring jalannya komunitas atau organisasi menuju visi. Oleh karena itu, pemimpin juga merupakan Agent Of Change, dimana perubahan itu harusnya mampu diadakan oleh pemimpin. Hal ini juga sebenarnya sesuai dengan perintah Allah kepada manusia yaitu menjadi garam dan juga terang bagi dunia. Pemimpin Kristen harusnya menyadari hal ini dan mampu membawa perubahan dalam komunitasnya sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Ditengah keterpurukan/krisis kepemimpinan yang ada sekarang ini, dan krisis perubahan sekarang ini, harusnya para pemimpin Kristen manjadi solusi i



atas persoalaan ini. Pemimpin Kristen diharapkan mampu menjadi garam dan terang dalam arti membawa dampak dan perubahan bagi Gereja, organisasi, masyarakat dan bahkan dunia. Dalam Papper ini akan dibahas megenai kepemimpinan (konfensional) dan kepemimpinan Kristen. Harapan dari pembuatan Papper ini bukan hanya sekedar mendapat nilai yang baik, tetapi lebih dari itu yaiut untuk memotivasi pembaca dan juga penulis, yang adalah calon pemimpin masa depan supaya menjadi pemimpin yang mampu memberi dampak positive dan membawa perubahan yang baik bagi komunitasnya. Para tokoh alkitab sebenarnya sudah memberi teladan kepada kita untuk kita menjadi agen dari perubahan, dalam bagian ini kita akan melihat dari dua tokoh yang sangat popular dalam alkitab yaitu Musa dan Yesus Kristus. Hal-hal apa saja yang mereka miliki sehingga mereka mampu membawa perubahan dalam komunitasnya, kita akan bahas disini. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca dan penulis memohon maaf jika dalam penulisan papper ini kurang sempurna, kritik dan saran sangat dibutuhkan sebagai bagah evaluasi penulis. Selamat membaca Tuhan memberkati.



ii



KEPEMIMPINAN YANG MENGUBAH KOMUITAS



BAB I PENDAHULUAN Peran pemimpin dalam sebuah organisasi adalah sangat pentig. Pemimpin adalah kepala dalam organisasi, kepala yang megatur, mengarahkan dan membuat semuanya berjalan dengan baik dan lancar. Pemimpin menjadi tonggak berlangsungnya sebuah organisasi. Bisakah kita bayangkan bagaimana kalau sebuah organisasi tanpa pemimpin atau sebuah Negara tanpa presiden? Semuanya akan berjalan dengan semaunya sendiri dan organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan normal. Jelas bahwa peran seorang pemimpin di butuhkan untuk mengepalai jalannya organisasi supaya tidak kacau. Tugas pemimpin menjadi kepala mencakup banyak hal. Tugas pengaturan organisasi, tugas pemantauan, menentukan visi-misi, mengatur susunan organisasi dan setumpuk tugas yang harus dikerjakan oleh seorang pemimpin. salah satu tugas yang terpenting dari seorang pemimpin adalah menentukan arah jalannya organisasi. Tetntu, organisasi harus berjalan dengan tujuan yang jelas dan bukan tanpa arah. Harus ada sesuatu yang di gapai dan di raih, entah itu provit atau nonprovit. Suatu Lembaga social akan berharap supaya organisasinya dapat mengubah, memberi dampak, meolong kehidupan social masyarakat, maka dalam hal ini seorang pemimpin lembaga social harus mengarahkan organisasinya untuk mencapai tujuan dari lembaga itu yaitu untuk membantu dan menolong



1



masyarakat. Demikian juga dengan pabrik, lembaga ini bertujuan untuk mendapat provit yang sebanyak-banyaknya, maka pemimpin perusahaan akan berusaha dengan segala cara supaya dia memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Pemimpin harus menjadi orang yang mempu mewujudkan tujuan organisasi, meskipun memang, bukan hanya seorang pemimpin saja yang bertanggung jawab atas hal ini, anggota juga bertanggung jawab. Tetapi karena pemimpin adalah tonggak organisasi, maka tanggungjawab seorang pemimpin tentunya akan lebih besar. Pemimpin menjadi orang myang mengerakkan organisasi kedalam visi dengan cara melakukan misi yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin harus melakukan tugas yang berat dalam sebuah organisasi. Untuk melakukan tugas yang amat berat, maka tidak sembarang orang bisa menjadi pemimpin apa lagi menjadi pemimpni gereja. Seorang pemimpin harus memenuhi sejumlah kualifikasi yang ada. Tidak bisa kita mengambil seorang jalanan dan tiba-tiba mengangkatnya menjadi direktur perusahaan. Bahkan seorang anak direktur sekalipun belum tentu memenuhi kualifiksi yang ada untuk menjadi pemimpin. Maka, sebenarnya proses seleksi kepemimpinan yang ketat akan menghasilkan pemimpin yang semakin baik pula. Kalau pemimpin yag dihasilkan semakin baik, maka jalannya perusahaan juga akan semakin baik. Tetapi sayangnya tidak semua orang bisa lolos seleksi kepemimpinan, orang-orang yang tidak memenuhi kualifikasi harus gugur ditengah jalan. Tetapi beberapa kasus menandakan bahwa ada orang yang memimpin meskipun dia tidak mempunyai kapasitas diri seorang pemimipin. Dia tidak memenuhi syarat-syarat untuk menjadi pemimpin. Parahnya lagi hal ini juga 2



terjadi didalam gereja. pendeta yang notabene kepala gereja sejaca organisasi tidak mempunyai kapasitas untuk memimpin gereja. Seorang pemimpin yang tidak mempunyai kapasitas memimpin atau tidak mempunyai kesiapan yang matang untuk



memimpin tidak akan memberikan



dampak yang berarti pada organisasi, organisasinya hanya akan berjalan sesuai tradisi organisasi yang ada, dan bahkan pemimpin yang seperti itu memberikan dampak yang negative bagi oraganisasi. Padahal kalau kita kembali kedalam tujuan memimpin adalah membawa organisasi kepada visi, itu berarti seorang pemimpin harus memberi dampak , yaitu dampak yang membuat organisasi berjalan dengan baik menuju kepada visi. Organisasi yang cenderung pasif, tidak ada perubahan, tidak berjalan menuju visi salah satunya adalah karena pemimpin yang tidak mempunyai kapasitas seorang pemimpin sehingga tidak menimbulkan dampak bagi organisasi tersebut. Selain itu beberapa pemimpin tidak terlalu menghendaki perubahan dalam organisasinya, cenderung pasif bahkan menolak adanya perubahan. pemimpin yang seperti inilah yang juga tidak akan meghasilkan dampak bagi organisasi. Salah satu penyebab seorang pemimpin alergi dengan perubahan adalah ketakuatn yang berlebihan. Ketakutan sering kali telah berhasil mencipta penolakan terhadap perubahan, akhirnya manusia mempunyai kecenderungan untuk menolak perubahan. menolak mengganti pola-pola lama yang sudah tidak relevan (cocok dengan masa kini). Mereka ini belum sadar bahwa keputusan untuk tidak berubah ini akan memberikan dampak yang mengerikan. Menolak perubahan artinya setuju dengan kemapanan. (Yusup Rogo Yuono,2010: 16) 3



Kalau kita kembali kedalam kepeimpinan Kristen, kita juga akan mendapati hal yang serupa didalam gereja. masalah kepemimpinan yang tidak mempunyai kapasitas seorang pemimpin dan kepemimpinan yang tidak memberi dampak. Beberapa yang gereja tidak mengalami pertumbuhan baik secara kualitas maupun kuantitas, bisa jadi permasalahannya pada pemimpin gereja yang tidak mampu mengerakkan gereja kedalam visi gereja bahkan kedalam amanat Agung. Beberapa gereja justru membubarkan diri, banyak hutang dan timbul banyak masalah, itu juga bisa jadi masalahnya terdapat pada pemimpinnya. Bukan berarti saya mau memersalahkan pemimpin gereja yang mengalami masalah-masalah tersebut, saya hanya mengungkapkan atau menerka kemungkinan yang ada. Peran



seorang pemimpin sangatlah penting didalam gereja untuk



membawa gereja kedalam pertumbuhan kualitas dan kuantitas. Hanya pemimpin yang mempunyai kapasitas memimpin yang baik yang dapat membawa gereja kedalam pertumbuhan



yang baik. Sebenarnya gereja membutuhkan banyak



pemimpin yang mempunyai kapasitas memimpin seperti Musa, Yusuf, Daud, untuk dapat memimpin jemaat Tuhan menuju visi gereja dan terlebih Visi Tuhan. Mengapa dibutuhkan orang-orang seperti tokoh-tokoh pemimpin Alkitab didalam gereja? karena memimpin gereja bukan seperti memimpin perusahan. Memimpin gereja dibutuhkan pengabdian, dibutuhkan ketulusan dan terlebih dibutuhkan panggilan khusus untuk menjadi pemimpin gereja. Memimpin gereja adalah membawa jemaat kedalam visinya Tuhan bukan kedalam visi kita. Maka kalau kita salah dalam menentukan langkah kita, bisa jadi kita jatuh kedalam dosa. Bagi



4



saya dibutuhkan kapasitas yang jauh lebih besar bagi seorang pemimpin untuk memimpin gereja. Dalam kepemimpinan Kristen, karakter yang baik adalah hal yang utama dan tidak bisa di tawar. Seorang pendeta, hamba Tuhan harus punya karakter yang baik yaitu karakter Kristus. Beberapa pendeta pandai dalam memimpin jemaat, menyampaikan firman Tuhan tetapi ketika sampai di rumah, dia suka marahmarah, melakukan kekerasan dalam rumah tangga dan sebagainya. Tentunya, dalam menghadapi jemaat, akan ada banyak problematika, ada banyak masalah yang harus dihadapi. Maka seorang pendeta harus benar-benar menghadapi jemaat. Selain pendeta harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik, seorang pendeta juga harus mempunyai karakter yang baik dalam menghadapi jemaat. Kesabaran, komitmen penguasaan diri dan masih banyak hal karakter yang harus dimiliki oleh seorang pendeta dalam menghadapi jemaat. Saya merasa bahwa pemimpin dan pemimpin Kristen perlu banyak belajar dari tokoh-tokoh kepemimpinan didalam Alkitab, dimana para pemimpin mampu memimpin dengan baik dan membuat dampak dan perubahan dalam kehidupanya. Organisasi maupun gereja sangat membutuhkan dampak dari kepemimpinan untuk membawa organisasi atau gereja menuju visi dan membawa perubahan. tokoh-tokoh Alkitab memberi teladan kepada kita dalam hal kepemimpinan yang membawa dampak dalam organisasi, maka kita juga patut untuk meneladani teladan yang diberikan, dimana kita memimpin dengan menghasilkan dampak.



5



BAB II



ISI I.



KAJIAN TEORI KEPEMIMPINAN



DEFINISI KEPEMIMPINAN Ada banyak definisi mengenai kepemimpinan. Definisi satu dengan yang lain akan sangat berbeda karena proses pendefinisian kepemimpinan akan sangat tergantung dari sudut pandang mana kita mendefinisikannya. Bahkan dalam pendefisiannya akan ada subjektivitas didalamnya.



Ada lusinan definisi



kepemimpinan, beberapa diantaranya biasa saja controversial, namun sebagian besar definisi tidak lengakp atau terlalu rumit1. Ada beberapa definisi kepemimpinan yang diungkapkan oleh beberapa orang dibawah ini. George R. Terry : kepemimipinan adalah : hubungan saling mempengaruhi dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar. Katz & Khan: mendefinisikan kepemimpinan sebagai peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit. Hemil & Coon : Perilaku individu yang memimpina aktivitas-akitvitas suatu kelompok. 1



O’toole,James, Leadership A to Z, Erlangga, 2003, Hal 68.



6



Teohaiman : Proses orang-orang diarahkan dipimpin dan dipengaruhi.2 Dan masih banyak definisi-definisi lain yang berbedar yang dikemukakan oleh orang lain. Dari beberapa definisi diatas, saya lebih cenderung atau bisa jadi menyimpulkan



bahwa



kepemimpinan



adalah



proses



mempengaruhi



individu/kelompok supaya individu/kelompok dapat bekerja dan berjalan menuju visi organisasi. Ada banyak model kepemimpinan di dunia ini, tapi dalam bagian ini, kita akan berbicara tengtang ranah kepemimpinan Kristen. Seorang pemimpin Kristen harusnya tidak lepas dari apa itu yang disebut kepemimpinan Kristen. Kepemimpinan Kristen tidak sama dengan model kepemimpinan konfensional atau kepemimpinan yang biasa. Yang jelas ada perbendaan yang sangat mendasar dari kepemimpinan Kristen dengan kepemimpinan yang biasa. Salah satu peprbedaan mendasar yang saya dapatkan dalam kepemimpinan Kristen adalah kepemimpinan atau kegiatan memimpin yang dilakukan adalah bukan untuk mencari provit, tetapi kegiatan kepemimpinan yang dilakukan adalah melayani Tuhan dengan membawa orang-orang (jemaat ) menuju visi yang Tuhan berikan. Salah satu sumber contoh atau teladan yang dipunyai oleh kepemimpinan Kristen adalah Tuhan Yesus dan juga Kitab Suci. Kedua sumber ini merupakan sumber utama kepemimpinan Kristen. Melalui dua sumber ini akan banyak terurai model-model kepemipinan. Tetapi meskipun ada banyak model kepemimpinan 2



Diambil dari pertemuan terakhir MK Kepemimpinan Kristen tanggal 26 November 2014, pada bagian Kajian Teoritis kepemimpinan.



7



tetapi kita tidak dapat sertamerta dapat menerapkannya dalam kehidupan dan lingkungan kita. Kita tidak dapat seenaknya menerapkan suatu gaya kepemimpinan yang berlaku pada waktu, lokasi dan tatanan budaya tertentu pada konteks yang lain. Disinilah



suatu



masalah



ketika



model-model



kepemimpinan



Alkitabiah



dipaksakan tanpa memisahkan elemen-elemen yang valid secara universal dari konteks-koteksnya yang spesifik3. Sebelum kita lebih jauh membicarakan tentang seluk beluk kepemimpinan Kristen, terlebih dulu kita akan mendefinisikan apa itu kepemimpinan Kristen. Sudah barang tetntu ketika kita membicarakan tentang kepemiminan Kristen, akan banyak disingung tentang gereja dan pendeta atau gembala sidang. Yakob Tomatala mendefinisikan kepemimpinan Kristen sebagai: “Kepemimpinan Kristen merupakan satu proses terencana yang dinamis dalam konteks pelayanan Kristen (yang menyangkut factor waktu, tempat, dan situasi kusus)yang didalamnya oleh campurtangan Allah , Ia memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin (dengan kapasitas penuh) untuk memimpin umat-Nya (dalam pengelompokan diri sebagai suatu institusi/organisasi) guna mencapai tujuan Allah (yang membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan dan lingkungan hidup) bagi dan melalui umat-Nya, untuk kejayaan Kerajaan-Nya” (Yakob Tomatala, 1997 :43) Dalam kepemimpinan Kristen ada proses yang terencana dan dinamis. Dalam setiap kepemimpinan Kristen harus ada proses yang terencana. Proses yang 3



Gibbs,Eddie. Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, BPK Gunung Mulia, 2010, hal 26.



8



terencana tak lain adalah visi dan misi dari organisasi gereja (dalam konteks pelayanan Kristen). Gereja harus punya visi dan misi yang terencana supaya gereja tetap berkembang, bergerak (dinamis). Tentunya dalam penentuan visi dan misi harus ada campur tangan Tuhan didalamnya. Untuk menjalankan visi dan misi ini, maka harus ada seorang pemimpin. Dalam kepemimpinan Kristen, pemimpin adalah orang yang di pilih Tuhan untuk memimpin jalannya organisasi gereja. tentunya dalam pemilihan-Nya, Tuhan sudah melihat kapasitas diri seseorang yang Dia percaya untuk memimpin umat-Nya. Dengan orang pilihan ini, Tuhan sebenarnya berharap supaya tujuan Allah tergenapi melaluinya. Baik tujuan untuk komunitas gereja itu maupun tujuan Allah bagi dunia. Maka dari itu sebenarnya benar-benar di butuhkan seorang pemimpin yang benar berkualitas dan berkarakter baik untuk mengemban tugas mulia dari Tuhan ini. Jadi sebenarnya tidak semua orang bisa menjadi pemimpin Kristen. Tetapi semua orang mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin Kristen. Yang perlu di kerjakan adalah “meyakinkan ” Tuhan bahwa kita layak jadi pemimpin Kristen karena kita punya kapasitas dan karakter yang baik untuk memimpin. Dari definisi kepemimpinan Kristen yang dikemukakan oleh Dr. Yakob.T, terdapat unsure penting didalamnya. Unsure-unsur itu ialah: 1. …Kepemimpinan Kristen adalah suatu peoses terencana dan dinamis. Presuposisi yang utama dalam kepemimpinan Kristen adalah “Allah yang berinisiatif untuk campur tangan” dalam seluruh proses terencana yang dinamis...



9



2. Kepemimpinan Kristen memiliki konteks pelayanan… 3. Allah yang berdaulat memilih pemimpin umat. 4. Umat Allah sebagai orang yang dipimpin memiliki tanggung jawab bersama untuk melaksanakan tugas pengerjaan pelayanan yang telah dipercayakan kepada setiap individu. 5. Tujuan Allah adalah menjadi dasar utama yang diatasnya tujuan umat Allah dibangun. 6. Kerajaan Allah adalah tujuan utopi (tertinggi/ideal/teragung) bagi dan dari eksistensi serta tujuan hidup umat-Nya(gereja)4.



II.



PEMIMPIN Salah satu hal yang membedakan kepemimpinan Kristen adalah panggilan



seorang pemimpin untuk memimpin. Kepemimpinan Kristen didasarkan atas permis utama, yaitu bahwa Allah yan oleh kehendak-Nya berdaulat , telah menetapkan serta memilih setiap pemimpin Kristen kepada pelayanan memimpin5. Robert Clinton mendefinisikan pemimpin Kristen sebagai berikut: “Seseorang yang telah dipanggil Allah sebagai pemimpin yang ditandai oleh kapasitas dan tanggung jawab pemberian Allah untuk memimpin suatu kelompok umat Allah mencapai tujuanNya bagi dan melalui kelompok ini.” Pola Allah menetapkan pemimpin rohani adalah: Allah memilih, memanggil, melatih dan kemudian menugaskan. Contoh ini dapat kita lihat dalam diri Abraham (Kej. 12), Yusuf (Kej, 37-47), Musa (Kel. 2-7), Daniel (Dan. 6:1-5, 29), Para Rasul (Mat.



4 5



Tomatala ,Yakob. Kepemimpinan Kristen.YT Leadership Foundation, 2002,hal 13. Ibid hal 15



10



10:1-4, Mrk. 3:13-19, Luk. 6:12-16). Dalam pengertian ini tentunya ada perbedaan atau ciri yang menonjol antara kepemimpinan Kristen dan kepemimpinan non Kristen. Lebih lanjut lagi Robert Clinton mengatakan bahwa “pemimpina Kristen adalah seorang yang telah dipanggil oleh Allah sebagai pemimpin yang ditandai:



1. Kapasitas memimpin dan 2. Tanggungjawab pemberian Allah untuk 3. Memimpin (mempengaruhi/mengerakkan) suatu kelompok umat Allah (gereja) 4. Mencapai Tujuan-Nya bagi, serta melalui kelompok ini (Clinton 1989:2)6”



Dari penjelasan Clinton, maka sebenarnya seorang pemimpin harus memiliki kualitas diri yang baik. Dalam surat pengembalaan Paulus yang di tujukan kepada Timotius di jemaat Efesus7 cukup jelas di sana jelaskan bagaimana syarat-syarat yang harus di punyai oleh penilik jemaat dan penatua. “Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh penilik jemaat dan penatua itu merupakan syarat yang luhur dan suci” (J. Wesley Bril , 1996, 31). Lih 1 Tim 3 :1-7. Dengan ini Paulus berharap supaya jemaat Efesus dapat mempunyai orang yang mengantikan pelayanan Paulus 8. Sebenarnya syarat itu juga berlaku untuk pemimpin Kristen juga, secara tersirat, Paulus ingin supaya 6



Ibid hal 16 Wesley Bril, J. Tafsiran Surat Timotius dan Titus. Yayasan Kalam hidup. 1996. 8 Tafsir Alkitab Masa Kini, Matis-Wahyu. yayasan Komunikasi Bina Kasih. 1995 hal.708 7



11



pemimpin Kristen mempunyai karakter yang baik. Dalam Timotius di sebutkan 12 kriteria menjadi penilik jemaat (pemimpin Kristen ) Orang yang tak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar, bukan peminum, bukan pemarah, seorang kepala keluarga yang baik, di segani dan dihormati oleh anak-anaknya, mempunyai nama baik di luar jemaat. Sekalilagi bahwa dua belas criteria ini adalah berbicara tentang criteria yang di berikan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin di jemaat Efesus. Paulus menitik beratkan kriterianya dalam karakter yang baik untuk memimpin. Dalam tulisannya, Caleb Tong juga menulis tentang karakter atau sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin rohani Seorang pemimpina rohani dituntut : 1. Berkerohanian baik; 2. Bermoralitas tinggi; 3. Bertalenta mantap; 4. Berdedikasi penuh; 5. Berpengertian dalam 6. Bereputasi indah dengan arti kata seorang yang terhormat tanpa aib, noda dan cacat cela. Ia harus menjadi seorang yang mempunyai pengetahuan luas dan khusus, bersikap ramah, waspada, teliti, cekatantabah dan rendah hati; berkarakter lapang dada, tenang, supel, adil simpati dan rela menyangkal diri; mempunyai 12



kemampuan mengerti, ingat, observasi, analisis, merancang, creative, komunikasi dan berpengalaman dalam kepemimpinan9. Sekali lagi bahwa tidak semua orang dapat menjadi pemimpin Kristen tetapi semua orang berkesempatan untuk menjadi pemimpin Kristen. Alkitab dalam surat pengembalaan Paulus juga memberi standart untuk seorang pemimpin Kristen seperti yang telah disinggung diatas. Jadi sebenarnya dibutuhkan hal yang lebih dalam karakter untuk menjadi seorang pemimpin Kristen.



III.



DASAR TEOLOGIS FILOSOFIS KEPEMIMPINAN KRISTEN.



Dasar teologis yang harus dipahami seorang pemimpin Kristen adalah: A. Seorang pemimpin Kristen harus memahami bahwa dia dipanggil untuk menjadi seorang pelayan/hamba, dan bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. (Mrk 10:42-45) B. Pemimpin Kristen harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen yaitu satu: membina hubungan dengan orang yang dipimpinnya/ dengan orang lain (Mrk 3:13-19; Mat 10:1-4; Luk 6:12-16) dan dua: mengutamakan pengabdian (Luk 17;7-10) C. Pemimpin



Kristen



harus



memahami



proses



kepemimpinan



serta



keterampilan memimpin , antara lain: a. Ia harus mengetahui tujuan (tujuan Allah, tujuan organisasi, tujuan operasi kerja) dari organisasi yang dipimpin.



9



Kepemimpinan dan pembinaan warga gereja, Yayasan Wahana Dharma Nusa, 1998. hal 170.



13



b. Ia perlu mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakan kepadanya. c. Ia harus memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja (Luk 14:28-30) d. Ia harus berusaha mengenal orang yang dipimpinnya untuk mempermudah penggalangan serta pembinaan hubungan antara pemimpin-bawahan. e. Ia harus mengerti dengan baik bagaimana cara mencipta hubungan ,kondisi serta pemenuhan kebutuhan dari bawahan dalam upaya memperlancar upaya kerja. Sebagai kesimpulan dalam bagian ini adalah sekalilagi bahwa tidak semua orang bisa menjadi seorang pemimpin Kristen, tetapi setiap orang beroleh kesempatan untk menjadi pemimpin Kristen. Ada banyak kualifikasi yang harus dipenuhi untuk kita dapat menjadi pemimpin yang berkenan dihadapan Tuhan. Mengapa harus ada banyak hal positif yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen? Karena pemimpin Kristen mengemban visi Allah dalam organisasi, jadi sekalilagi bahwa tidak sembarang orang dan semua orang bisa menjadi seorang pemimpin Kristen. Panggilan untuk menghamba adalah kuncinya. Pemimpin Kristen tanpa sebuah panggilan dalam kehidupannya hanya akan menjadi seperti pemimpin pada umumnya. Pemeimpin Kristen harus menyadari bahwa dia dipanggil untuk menjadi hamba dan bukan untuk menjadi tuan.



14



IV. Alkitab



MODEL KEPEMIMPINAN DALAM ALKITAB juga



mempunyai



model



kepemimpinannya



sendiri.



Model



kepemimpinan ini dapat kita jumpai dalam bagian Alkitab yaitu perjanjian lama dan perjanjian baru. keduanya mempunyai corak yang berbeda, PL dengan model teokratis dan PB dengan sentriesnya adalah pelayanan Yesus. A. MODEL KEPEMIMPINAN PL Model kepemimpinan dalam Perjanjian Lama didasarkan pada Alkitab Ibrani atau bagian Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Ada sejumlah model yaitu: nabi, hakim, raja dan imam.10 Model kepemimpinan dalam Perjanjian Lama pada awalnya yaitu zaman Musa identik dengan kepemimpinan para nabi. Hal ini dikarenakan adanya peran yang penting dari seorang nabi dalam umat Israel.



11



Peranan tersebut dapat dilihat melalui pemaknaan dari sosok nabi itu sendiri. Haag mengartikan nabi dalam Alkitab sebagai berikut:"Melihat dalam akar kata Yunaninya yaitu profetes maka nabi dapat diartikan sebagai seorang penyalur perintah dari Tuhan."



Bagi Haag nabi dapat dikatakan sebagai jabatan. Nabi secara langsung menjadi seorang pemimpin sebab ia harus menyuarakan suara Tuhan kepada umat Israel sekaligus mengarahkan mereka seturut dengan perintah Tuhan. Setiap nabi memiliki model kepemimpinan yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh konteks yang berbeda yang dihadapi oleh nabi tersebut. Pada umumnya konteks itu menyangkut pergumulan umat Israel. Upaya, aksi dan sikap nabi dalam 10 11



. http//Wikipedia.org . http//Wikipedia.org



15



menjalankan tugasnya di tengah konteks itu adalah gambaran dari model kepemimpinan dari nabi itu.



Selain dari pada kepemimpinan yang dinampakkan oleh para nabi dapat dilihat juga model kepemimpinan dari raja-raja Israel12. Contoh dari mereka adalah raja Saul, Daud, Salomo, Hizkia dll. Ranoh dalam tulisannya memperlihatkan bahwa sebagian besar model yang dinampakan oleh raja-raja tersebut adalah model kepemimpinan kharismatik. Kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan yang karena kharisma yang ada dalam dirinya maka orang lain mau mengikutinya. Para pemimpin model ini memiliki penampilan yang selalu mempesona dan memukau para pengikut maupun orang lain yang ada di sekitarnya. Demikian hal yang dimiliki oleh seorang raja-raja Israel saat itu dikarenakan oleh kharisma seorang raja maka banyak orang mengikutinya.



B. KEPEMIMPINAN PERJANJIAN BARU Model kepemimpinan dalam Perjanjian Baru didasarkan pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Dalam Perjanjian Baru model kepemimpinan tidak hanya dominan ditampakkan oleh pelayan Tuhan (misalnya para rasul) tetapi juga ditampakkan oleh orang-orang yang memiliki status dalam masyarakat (misalnya raja, orang-orang Farisi dan Saduki).13 Kata ‘pemimpin’ dalam bahasa Yunani diterjemahkan dari kata benda: hodegos (=pemimpin, penuntun, pembimbing). Dalam bentuk kata kerja dipakai kata: hodegein (memimpin, menuntun, membimbing). Dalam Perjanjian Baru kata 12 13



Dianne Bergant dan Robert J. Karris. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama . Kanisius. 2007. . http//wikipedia.org



16



hodegos dan hodegein dipakai secara bervariasi. Pada satu pihak kedua kata itu dipakai dalam pengertian yang negatif. Namun di pihak lain, kedua kata itu juga dipakai dalam arti yang positif. Penulis Injil Yohanes menyatakan bahwa apabila Roh Kebenaran itu datang Ia memimpin (hodegesei) kamu ke dalam seluruh kebenaran, Yoh. 16:13). Dari pemakaiannya itu maka nyata bahwa kata kerja: memimpin, menuntun, membimbing, memiliki beberapa arti antara lain: menunjukkan jalan terutama berjalan di depan, menuntun, membimbing, mengambil langkah awal, mempengaruhi orang dengan pandangan dan tindakan, memprakasai, bertindak lebih dahulu, memelopori, mengarahkan pikiran atau mendapat, menggerakkan orang lain dengan pengaruhnya, dll.



V.



PEMIMPIN YANG MENGUBAH KOMUNITAS .



Pemimpin yang benar-benar berhasil adalah pemimpin yang menghasilkan dampak bagi komunitasnya. Tentunya dampak yang diharapkan dari sebuah kepemimpinan adalah dampak yang positif. Dalam hal ini kita berbicara tentang dampak itu adalah dampak yang mengubah komunitas. Dari pernyataan itu juga dapat kita ketahui bahwa pemimpin diharapkan memberi dampak yang baik yaitu mengubah komunitas, dari komunitas atau organisasi yang mempuyai kekurangan menjadi organisasi yang sempurna. Dampak perubahan inilah yang diharapkan dengan adanya pemimpin. seperti bangsa ini juga mempunyai pengharapan yang seperti itu. Setiap pergantian pemimpin, bangsa ini selalu berharap bahwa pemimpin mendatang akan dapat membawa perubahan, membawa dampak yang positif bagi bangsa ini, menuju bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera.



17



Tetntunya untuk suatu tujuan yang besar yang seperti ini dibutuhkan lebih dari kepemimpinan yang biasa dan pemimpin yang biasa. Harus ada kepemimpinan yang luarbiasa dan juga pemimpin yang luar biasa untuk dapat memberi dampak dan membuat perubahan dalam sebuah komunitas. Ada banyak hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang ingin membuat dan memberi dampak bagi komunitas, terlebih lagi bagi pemimpin Kristen dalam komunitas gereja, harus ada banyak hal Alkitabiah yang harus dimiliki. Harus ada sesuatu yang lebih yang harus dimiliki bagi seorang pemimpin (pemimpin Kristen) yang ingin memberi dampak dan membuat perubahan dalam komunitasnya. Perubahan menrupakan suatu hal yang tidak disukai kebanyakan manusia. mengapa demikian, karena banyak orang sudah terbuai dengan kenyaman yang ada padanya. Realita menunjukkan bahwa manusia membenci perubahan. namun disadari atau tidakharus diakui bahwa perubahan adala sumber dari kemajuan14. Tentunya perubahan yang kita bicarakan adalah perubahan dari hal negative menuju hal positive. Mengapa kita harus berubah? Kita harus selalu berubah kearah yang lebih baik supaya kehidupan kita semakin baik. organisasi pun perlu perubahan didalamnya. Sering kita jumpai bahwa ada organisasi yang penuh dengan masalah dan dari dulu tidak ada perubahan didalamnya. Dalam kondisi yang seperti inilah dibutuhkan perubahan dalam organisasi untuk membawa organisasi menuju kearah yang lebih baik. Memang bukan merupakan hal yang mudah bagi kita untuk membuat perubahan kalau kita sudah ada didalam yona aman kita tetapi perubahan itu perlu 14



Rogo Yuono,Yusup. Born To be Star. Sangkakala pers ,2010. hal.16



18



untuk membawa kedalam kesuksesan kepemimpinan kita. tokoh-tokoh dalam Alkitab juga membawa dampak dan perubahan dalam kepemimpinannya sebut saja Musa, dia membawa perubahan dalam hal mental kepada orang Israel. Bukan hal yang mudah bagi Musa untuk membawa perubahan bagi orang Israel, dibutuhkan hal-hal kusus untuk membawa perubahaan bagi mereka. Yesus Kristus pun demikian. Dia membawa perubahan didalam hati dan diri murid-murid, terlebih dia juga membawa perubahan didalam adat dan istiadal Yahudi yang membuat diri-Nya mengalami penolakan.



Selalu ada resiko didalam setiap



perubahan. tetapi jika kita berhasil maka kita akan menecap hasil dari perubahan yang ada. Pada bagian ini kita akan melihat dua tokoh pemimpin fenomenal dalam Alkitab itu, bagaimana mereka memimpin dan membuat perubahan.



1. Musa Biografi Siapakah Musa, Musa adalah salah satu dari nabi besar yang pernah ada dalam sejarah bangsa Israel. Bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa Musa menjadi terkenal karena dia mampu dan berhasil membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian. Dia adalah anak dari Amram dan Yokhebed (Keluaran 6:20), mempunyai istri bernama



Zipora (Kel. 2:21) dan dari Zipora dia



mempunyai dua orang anak yaitu Gersom dan Eliezer (Kel 18:2-4). Musa lahir di tengah-tengah perbudakan bangsa Mesir. Pada waktu itu terjadilah bahwa anak laki-laki orang Israel yang lahir, yang berada di Mesir pada saat itu (Kel 1:1-22). Karena pada saat itu situasi Mesir sedang genting karena pembunuhan masal itu maka bapak dan ibu Musa memutuskan untuk meletakkan Musa di sebuah peti 19



dari tanaman kercut, yaitu tanaman papyrus yang dipakai untuk membuat kertas dan yang banyak tumbuh di tepi sungai Nil15. , dan menghanyutkannya kedalam sungai Nil dengan Tujuan supaya Musa selamat dari pembantainan. Saat itu Putri Firaun datang untuk mandi di sungai Nil, maka dilihatnya ada peti yang berisi bayi didalamnya yang hanyut terbawa oleh aliran sungai Nil. Maka sang Putri menyuruh para dayang utnuk melihat isi peti itu. ketikan di buka, ternyata ada bayi didalamnya. Maka Putri Firaun pun menyelamatkan nyawa Musa. Singkat cerita, Musa dididik dan di bersarkan oleh Putri Firaun di istana. Selayaknya putra kerajaan, Musa dididik dengan baik, mendapat perawatan dengan baik dan kehidupannya tidak seperti orang sebangsanya. Ia mempelajari teologi, ilmu falak, ilmu pasti, ilmu kedokteran, ilmu bumi, ilmu hokum, dan mata pelajaran yang lain16. Suatu saat, dia berjalan keluar dan mendapati kenyataan bahwa sanak saudaranya mengalami perbudakan. Dilihatnya orang Mesir memukul orang Israel. Musa berinisiatif untuk membela orang Israel ini dan Musa pun membunuh orang Mesir itu dan menyembunyikan mayatnya di padang gurun (Kel 2:11-21), dan singkat cerita dia lari kemidian dan mendapatkan Zipora di sana. Di midian dia mendapat pangilan Tuhan dalam sebuah penglihatan semak duri yang terbakar di gunung horeb ketika dia mengembalakan kambing domba.



15 16



Bakker,F.L. Sejarah Kerajaan Allah, BPK Gunung Mulia, 1990 cetakan ke-9 hal 255. Ibid. hal. 257



20



Musa menerima panggilan menjadi pemimpin bangsanya. Musa dilengkapi dengan persenjataan ampuh melawan firaun, raja Mesir yang bertanggung jawab atas direndahkannya orang Israel menjadi budak. Musa memiliki karunia untuk mengerjakan mujizat dan harun, saudaranya membantunya sebagai jurubicara (Kel 4:14). (W.r.f. Browning, 2008, 278) Singkatnya dia kembali ke Mesir dan membawa bangsa Israel keluar menuju tanah kanaan, melewati padang gurun selama 40 tahun dan banyak pristiwa disana. Dia mati di gunung nebo dan hanya sempat melihat tanah perjanjian. BAGAIMANA MUSA MEMIMPIN Tentunya keberhasilan Musa dalam memimpin bangsa Israel bukan semata-mata karena kecakapan Musa dalam memimpin, tetapi ada Allah yang senangtiasa membantu Musa dalam memimpin bangsa Israel. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Musa pribadi mempunyai kecakapan tersendiri dalam memimpin bangsa Israel. Selain cakap dalam memimpin, dia juga mempunyai karakter yang baik yang sangat membantu dalam kepemimpinannya menghadapi bangsa Israel yang tegar tengkuk. Perpaduan antara karakter dengan model kepemimpinan yang dimiliki Musa membuatnya berhasil memimpin bangsa Israel. Lalu mengapa Musa dikatakan mampu mengubah bangsa Israel? Perubahan yang bagaimanakah yang dia buat diantara bangsa Israel? Musa berhasil mengubah mentalitas budak yang dimiliki bangsa Israel. Meskipun perjuangan untuk membebaskan bangsa Israel dari mentalitas budak sangatlah sulit tetapi nyatanya Musa berhasil memberi rasa percaya kepada bangsa Israel untuk bangsa itu bebas dari perbudakan (Kel 4:31). Perubahan selanjutnya 21



yang di buat oleh Musa adalah dia membuat system organisasi yang baik diantara bangsa Israel. Atas nasihat Yitro, meretuanya dia membuat perubahan ditubuh organisasi bangsa itu, dengan dia memberi otoritas kepada hakim-hakim untuk menhhakimi bangsa itu (kel 18 :13-27). Minimal perubahan yang seperti itulah yang saya dapatkan dari kepemimpinan Musa. Satu hal penting yang mebuat musa berhasil dalam kepemimpinannya adalah dia mendasarkan kepemimpinan yang dilakuknnya berdasarkan panggilan Allah. Seperti yang sudah kita singgung diatas bahwa pemimpina Kristen adalah seorang yang telah dipanggil oleh Allah sebagai pemimpin. Musa adalah pemimpin Kristen, dia mendapatkan panggilan untuk memimpin bangsa itu ketika pristiwa horeb (Kel 3:1 – 4:17). Ini merupakan suatu kunci sukses yang dimiliki Musa. Mengapa panggilan itu sangat penting bangi pemimpin Kristen? Karena melalui panggilan itu kita mendapat restu sekaligus mandate dari Allah. Tanpa sebuah panggilan kepemimpinan yang kita lakukan bukanlah kepemimpinan Kristen. Panggilan merupakan suatu pembeda antara kepemimpnian Kristen dengan kepemimpinan biasa. Jadi, bahwa kunci keberhasilan dan perubahan yang dimiliki Musa adalah karena Musa berjalan atas dasar panggilan Tuhan.



Diatas disinggung juga bahwa kunci keberhasilan Musa adalah perpaduan antara karakter dengan model kepemimpinannya. Lalu karakter apa yang dimiliki Musa?



22



A. Sabar Dalam memimpin bangsa Israel, mulai dari akan keluar dari Mesir, dalam perjalanan ke kanaan hinga sampai di kanaan, satu hal yang dapat kita pahami, bahwa Musa mempunyai karakter kesabaran ekstra. Bagaimana tidak, Tuhan sendiri dalam firman-Nys mengatakan “Lagi firman TUHAN kepada Musa:”Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah bagsa yang tegar tengkuk.” ”(Kel 32:9) tegar tnegkuk mempunyai arti susah di atur, tidak mau mendengar orang lain. Bayangkan sampai Tuhan sendiri mengakui bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk. Dalam upaya pembebasan bangsa Israel yang pertama, yaitu ketika pertama kali Musa menghadap Firaun, bangsa ini sudah menunjukan tanda-tanda tegar tengkuknya dengan mengatakan “…Kiranya Tuhan memperhatikan perbuatanmu dan menghukum kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami”(Kel 5:21). Juga pristiwa di Masa dan Meriba. Ketika orang Israel merasa kehausan, dengan gampangnya mereka mengatakan : “mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?” (Kel 17:3) dan masih ada pristiwa lain yang menguji kesabaran Musa. Dan ajaibnya Musa memiliki kesabaran yang tinggi untuk mengatasi bangsa Israel. Kesabaran yang dimimliki Musa membuatnya berhasil dalam memimpin bangsa itu. Seandainya Musa tidak mempunyai kesabaran yang ekstra, saya tidak yakin Musa berhasil memimpin bangsa yang tegar tengkuk itu. 23



B. Keintiman kepada Allah. Sebagai seorang pemimpin, Musa mempunyai kesadaran bahwa dia tidak dapat melakukan tugasnya dengan kekuatannya sendiri. Maka dari itu Musa selalu dekat kepada Tuhan dan menyerahkan segala masalah-masalah yang di hadapi kepada Tuhan. Bahkan, karena keintiman yang kuat dengan Tuhan, di katakan dalam Keluaran 33:11 bahwa Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka, seperti seorang teman. Keintiman merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemimpin Kristen. Dengan banyaknya kesibukan, pelayanan, pekerjaan, apakah pemimpin Kristen masih dapat merasakan keintiman bersama Tuhan. Allah menghargai persahabatan yang intim dan benar17. Model persahabatan yang intim inilah yang dipakai oleh Musa dalam membangun kehidupan spiritualitasnya. Musa memposisikan dirinya sebagai sahabat Tuhan, demikian pula Tuhan, Dia memposisikan diri-Nya kepada Musa juga sebagai sahabat. Persekutuan Musa dengan Tuhan adalah persekutuan yang tidak berhingga dimana tidak ada sesuatu yang disembunyikan dan tidak ada sesuatu yang terselubung18. Masih banyak lagi karakter baik yang dimiliki oleh musa yang membuatnya berhasil dalam memimpin bangsa Israel.



17



Boestman,P. “Smart Christian Lidership” , Andi Offset, 2009. hal 21 Tafsir Alkitab Masa Kini, Kejadian-Ester, (Jakarta : 1995, yayasan Komunikasi Bina Kasih) cetakan ke-enam, Hal. 181 18



24



Dalam kepemimpinannya musa menerapkan prinsip yang diajarkan Yitro kepadanya. Ia (Musa) mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan menetapkan management terapan sesuai dengan nasihat Yitro19. Naishat-nasihat Yitro masih relevan untuk diterapkan dalam pelajaran kepemimpinan sampai masa kini. Berikut adalah beberapa prinsip penting yang diwariskan Yitro. 



Bertindaklah bijaksana.







Kerjakan prioritas. (Kel 18: 19-22)







Delegasikan otoritas20.







Pimpinlah jalannya organisasi21.



Dan musa menerapkan model kepemimpinan yang Yitro ajarkan kepadanya. Selain itu musa juga selalu menyerahkan segala permasalahan yang dialami kepada Tuhan. Hal-hal ini lah yang dimiliki oleh Musa sehingga dia berhasil dalam membawa perubahan bagi bangsanya.



2. Yesus Kristus. Biografi singkat



Menurut catatan tertulis, Yesus Kristus lahir di Betlehem, provinsi Yudea pada zaman Augustus, Kaisar Romawi22 pertama, yang memerintah dari tahun 27 SM-14 M23(masa keemasan Kekaisaran Romawi). Tidak banyak catatan di masa



19



Boestman,P. “Smart Christian Lidership” , Andi Offset, 2009. Hal 28. Dengan mengangkat para hakim maka musa mendelegasikan otoritass yang dimilikinya. 21 Ibid hal. 27 22 Babinck,J.H. “Sejarah Kerajaan Allah (Perjanjian Baru)” , BPK Gunung Mulia, 1990 Hal.3. 23 Penanggalan Masehi belum digunakan pada masa itu. 27 SM--14 M adalah penanggalan yang ditarikhkan oleh sejarawan Kristen. 20



25



kecilnya, selain satu peristiwa pada usia 12 tahun (Luk 2:41-52). Informasi paling banyak adalah tentang tiga tahun terakhir hidupnya, mulai ketika ia berusia 30 tahun, khususnya pada minggu terakhir, dimana kematian dan kebangkitan-Nya dari kubur menjadi pusat perhatian dari keempat Injil di Alkitab serta tulisantulisan Paulus dan murid-muridnya yang lain.



Yesus dihukum mati di Yerusalem oleh gubernur Romawi untuk wilayah Iudea, Pontius Pilatus, pada zaman Kaisar Tiberius (memerintah dari tahun 14--37 M, menggantikan Augustus), meskipun tidak ditemukan kesalahan. Hukuman mati dengan penyaliban dijatuhkan karena tekanan massa yang gelap mata, karena Pilatus sendiri cuci tangan atas hukuman tersebut. Yesus wafat di atas kayu salib dan kemudian dimakamkan. Murid-murid-Nya percaya bahwa Yesus bangkit kembali dari alam maut pada hari ketiga dan menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang 7selama 40 hari, sebelum kemudian naik ke langit dan menghilang dari pandangan24.



YESUS, KEPEMIMPINAN YANG CHAORDIC Sebuah buku yang berjudul “Cara Yesus Memimpin” yang dikarang oleh Gray Goodell, mengatakan bahwa Yesus memimpin dengan gaya Chaordic. Chaordic (kacau tapi teratur ) adalah sikap seorang, organisasi,komunitas, atau system mandiri manapun yang secara harmonis mencampurkan karakteristik keteraturan dengan kekacauan25. Dari segi kebahasaan sendiri kacau dan teratur sendiri



24



http://id.wikipedia.org Goodell,Gary. Cara Yesus Memimpin. Sebuah Studi dalam Memahami Kepmimpinan Yesus yang Chaordic, Andi Offset, 2013 Hal. xviii 25



26



memiliki arti yang berlawanan. Tetapi yang dimaksud kacau tetapi teratur adalah melangkah dalam kekacauan orang lain untu meneladankan, membimbing, dan mudah-mudahan membantu membawakan atau membentuk keteraturan26. Jadi yang Yesus lakukan sebagai pepmimpin adalah turun dari jabatan seorang pemimpin dan mau menyela dalam kekacauan murid-murid pada waktu itu. Gaya kepemimpinan ini jelas sanggat berbeda dengan adat dan tradisi pada saat itu. Dan perubahan inilah yang Tuhan bawa di tengah muridnya dan ditengah tradisinya. Inti dari kepemimpinan yang Tuhan kerjakan adalah berusaha merobohkan dinding yang ada antara Tuan dengan hamba, imam dengan orang awam, dan atasan dengan bawahan. Dalam masa pelayanan-Nya, Yesus memberikan pesan yang paling keras kepada para pemimpin agama pada waktu itu, yang mana mereka jelas-jelas hidup dalam eksklusivisme religious, dan menjauhkan diri dari umat, sehingga hal inilah yang membuat hati Yesus sedih karena umat-Nya seperti domba tanpa gembala (Mrk 6:34)27. Dalam kepemimpinan-Nya, yesus jauh dari sikap egosentris dan eksklusivisme, dan yang dia lakukan justru dia berani turun dan berada diantara orang-orang. Sejak awal, Yesus meneladankan cara memimpin yang Chaordic, berada diantara, (berani turun dan membaur), bukan memimpin di ruang atau tempat yang tinggi28. Dia yang adalah Allah mau ber-inkarnasi sebagai tindakan merendahkan diri dengan rela (2 kor 8:9) dan mengosongkan diri (kenosis) (Flp 2), turun dari surga dan mau bergabung, mau hidup diantara umat manusia.



26



Ibid. hal 2 Ibid hal 39. 28 Ibid hal 40. 27



27



Bagi saya, gaya kepemimpinan yang seperti inilah yang mampu membawa perubahan pada waktu itu dan sampai dengan saat ini. Yesus yang mau mengajar di tepi danau, di atas bukit dan berbaur dengan masyarakat membuat dampak yang luar biasa pada jamannya sehingga makin banyak orang-orang menerima berita sukacita. Gereja akan menjadi berkembang jika para pemimpinnya mempunyai gaya kepemimpinan seperti Yesus, dan bukan hanya duduk di konsisturi dan berdiri dimimbar, tetapi mau menyelami kehidupan dan hidup diantara jemaat. Namun sayangnya, banyak hamba Tuhan yang sudah memiliki ribuan jemaat dan yang belum memiliki banyak jemaat mengalami kesulitan dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang Yesus lakukan. Saya pribadi bersyukur karena bangsa ini memiliki gaya kepemimpinan yang hampir sama dengan Tuhan Yesus, dengan gaya kepemimpinan yang berani turun dan berani berada diantara masyarakat. Saya yakin apa yang dikerjakan presiden kita dengan gaya kepemimpinannya akan menimbulkan dampak yang besar bagi rakyat Indonesia.



28



BAB III



PENUTUP KESIMPULAN Kepemimpinan merupakan suatu hal yang krusial dalam sebuah organisasi. Dibutuhkan pemimpin dengan kepemimpinan yang baik untuk menggerakkan organisasi, sehingga mempu membawa organisasi menuju kepada visi yang telah ditentukan organisasi. Apalagi dalam hal ini kita berbicara mengenai



kepemimpinan



Kristen,



dibutuhkan



lebih



dari



kepemimpinan



konvensional. Dibutuhkan panggilan, dibutuhkan visi dari Allah dibutuhkan lebih dari sekedar pemimpin untuk sebuah kepemimpinan Kristen. Ada banyak hal yang harus dimiliki oleh pemimpin Kristen. Itulah yang membedakkan antara kepemimpinan Kristen dengan kepemimpinan konvensional. Sebagai seorang pemimpin dalam kepemimpinannya, tetntunya yang harapkan adalah dampak dan perubahan yang ada. Dampak dan perubahan yang diharapkan tentunya adalah dampak dan perbahan yang positive dari sebuah organisasi. Pemimpin yang tidak memberi dampak kepada organisasinya akan disebut pemimpin yang tidak berhasil dalam kepemimpinannya. Maka sekalilagi yang diharapkan dalam kepemimpinan adalah dampak dan kepemimpinan. Yang menjadi permasalahan adalah adanya pemimpin dengan model kepemimpinannya yang tidak memberi dampak kepada komunitasnya. Jadi dalam kepemimpinannya



29



tidak ada perubahan ataupun perkembangan dalam organisasi, parahnya lagi hal ini juga terjadi didalam kehidupan gereja yang notabene adalah tubuh Kristus. Dalam hal ini kita belajar dari 2 tokoh Alkitab yang terkenal dengan kepemimpinannya yang menghasilkan dampak bagi komunitasnya yaitu Musa dan Yesus Kristus. Musa yang memimpin atas dasar panggilan dan penyertaan Tuhan membuatnya berhsil dalam kepemimpinannyamemimpin bangsa Israel, meskipun dia sendiri tidak masuk ke tanah perjanjian. Karakter baik yang ada padanya memudahkan dia dalam memimpin bangsa itu. Juga kita belajar dari Tuhan Yesus dengan gaya kepemimpinannya yang Chaordic, yang mau turun dan mengerti kondisi sebenarnya disekitarnya. Dengan gaya kepemimpinan-Nya, banyak dampak dan perubahan yang Dia buat semasa pelayanan-Nya didunia. Kedua tokoh ini meneladankan kepada kita, calon pemimpin masa depan untuk dapat menjadi dampak dam membawa perubahan yang baik didalam komunitas yang akan kita pimpin suatu saat nanti kelak. Musa mengajar kepada kita untuk berjalan atas dasar panggilan dan penyertaan TUHAN, dan Yesus sendiri mengajar kepada kita untuk kita dapat memimpin dengan gaya kepemimpinan-Nya. Dua hal itu adalah suatu kunci bagi kita untuk membuat/ memberi dampak dan perubahan kepada komunitas kita.



30



Daftar Pustaka. Rogo Yuono, Yusup. Born To Be Star. Salatiga : Sangkakala Press, 2010. O’toole,James. Leadership A to Z. Jakarta :Erlangga, 2003. Tomatala, Yakob. Kepemimpinan Yang Dimanis. Malang : Gandum Mas, 1997. Tomatala ,Yakob. Kepemimpinan Kristen. Jakarta: YT Leadership Foundation, 2002. Gibbs, Eddie. Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang. Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2010. Wesley Bril, J. Tafsiran Surat Timotius dan Titus, Jakarta : Yayasan Kalam hidup, 1996.



Tafsir Alkitab Masa Kini, Matis-Wahyu. Jakarta : yayasan Komunikasi Bina Kasih ,1995. Kepemimpinan dan pembinaan warga gereja. Jakarta; Yayasan Wahana Dharma Nusa, 1998. Bakker, F.L. Sejarah Kerajaan Allah, Jakarta : BPK Gunung Mulia 1990. Boestam, P. Smart Christian Leadership. Yogyakarta : Andi offset 2009. Goodell, Gary. Cara Yesus Memimpin. Sebuah Studi dalam Memahami Kepmimpinan Yesus yang Chaordic, Yogyakarta: Andi Offset, 2013. .http//wikipedia.org 31



https://www.academia.edu/



32