Bagi Makalah Kepemimpinan Kristen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPIMIMPINAN KRISTEM DISUSUN O L E H NAMA



: DEBORA ROSTANTI AKLESIA



NIM



: 2019 312 3077



SEMESTER



: IV (EMPAT)



MAKUL



: KEPEMIMPINAN KRISTEN



DOSEN



: KETTY SUMARLINA,M.Pd.K



SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EKKLESIA PONTIANAK TAHUN 2021



KATA PPENGNTAR



Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta kasih-Nya sehingga makalah “KEPEMIMPINAN KRISTEN” dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta sebagai tuntunan yang baik bagi pembaca agar dapat memetik nilai baik serta menambah iman kepada Tuhan. Untuk ke depannya saya mengharapkan kritik maupan saran dari dosen sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya,saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya menerima saran dan kritik yang membangun dari dosen. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.



BAB I A. Latar Belakang Pemimpin dan kepemimpinan merupakan pokok pembahasan dan perdebatan yang terus berada dipapan paling atas,paling depan,paling besar dan paling diminati.Mulai tempat pangkalan ojek sampai ruang tunggu penumpang pesawat,mulai dari warung-warung tegal sampai restoran-restoran hotel bintang lima,mulai dari pasar-pasar rakyat sampai supermaker-supermarket,mulai dari ruang kelas sekolah dasar sampai ruang kuliah program doktor,dan mulai dari kantor kepala kampung sampai istana kepala negara,mulai dari yang dipimpin sampai memimpin ,semuanya ramai-ramai membicarakan mengenai topik yang terus panas yakni pemimpin dan kepemimpinan . Karena topik ini adalah sangat erat hubungannya dengan "nasib" hari ini dan hari esok setiap setiap dan semua orang di semua peguyuban. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan catatan sejarah,peradaban dunia ini sangat banyak dipengaruhi oleh para pemimpin. Pemimpin yang baik mempengaruhi dunia menjadi lebih



baik,sebaliknya pemimpin yang buruk mempengaruhi dunia menjadi lebih buruk. Dan sejak mulanya peradaban dunia ini,tidak hentinya pemimpin yang muruk muncul dan berperam buruk. Karena itu,dunia ini sejak awalnya sampai saat ini,terus-meneus dirusak oleh pemimpin yang buruk karema tidak berintegritas dam tidak berkompetensi. B. Rumusan Masalah



BAB I Krisis kepemimpinan dan kepemimpinan Kristen Pengakuan bahwa "I am a leader" tidaklah diartikan bahwa "aku adalah seorang pimpinan ",melainkan "aku adalah seorang pemimpin ". Pernyataan tersebut bukanlah pernyataan arogansi,karena tidak ada kata "off" setelah kata "leader" (jabatan atau posisi),melainkan peran pemimpin (informal). Tidak semua orang adalah pemimpin,namun semua orang pastilah pemimpin.karena memang setiap orang diciptakan sebagai alat untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan Allah atas dunia ini, termasuk atas ciptaan yang lain (kejadian 1:28 ),namun karena dosa,manusia tidak mau menjadi "alat" kepemimpinan Allah,melainkan ingin menjadi pimpinan,yaitu menjadi seperti Allah (kej.3:1-3 ).Inilah akar kejatuhan para pemimpin dalam lembaga-lembaga apapun didunia sepanjang masa,tidak terkecuali dalam lembaga-lembaga gereja /gerejawi. Ini pula akar dari krisis pemimpin dan kepemimpinan Kristen khususnya. Tuhan sebagai satu-satunya pemimpin jarang disebut-sebut lagi,sehingga hampir tidak terdengar lagi sebutan "Theokrasi" atau kepemimpinan Tuhan ditengah populernya kepemimpinan demokrasi. Pemimpin tidak lagi dilihat sebagai alat kepemimpinan Tuhan dalam dunia, karena derasmya arus duniawisasi ( sekularisasi) kepemimpinan gereja dan atheissasi dalam kepemimpinan dunia masa kini. Karena dalam gereja sedang diterapkan kepemimpinan seperti didunia pemerintahan,politik,perusahaan,maka tidak heran perpecahan gereja semakin meningkat,dan semakin sulit menemukan pemimpin gereja yang sebenarnya. A. Krisis Pemimpin : Masalah Dunia dan Gerejaku adalah Masalah Pemimpin



Ya dunia kita ini,sejak mulanya sampai saat ini, disatuin sisi memang telah sedamg dibangun oleh pemimpin-pemimpin yang baik. Kita patut bersyukur kepada Tuhan pencipta dan pemilik dunia ini. Sayangnya,di sisi lain dunia kota ini juga sudah sedang dirusak dengan tidak henti-hemtinya oleh pemimpin-pemimpin yang buruk bahkan jahat sehingga terjadilah dehumanisasi (tidakberkeperimanusiaan) di dunia,di Indonesia, pada orang lemah, pada orang-orang kecil. Kita patut sedih dam menangisinya,karena itu,persoalan dehumanisasi yang paling besar dalam dunia kita ini adalah disebabkan oleh karema pemimpin. Dari sinilah mestinya bebam untuk menjadi pemimpin tumbuh . Hanya sedikit pemimpin yanh haik,yang membangun megaranya menjadi maju dan baik. Diantaranya,negara Singapur dibanguj oleh pemimpinnya yang baik,yakni Lee Kuan Yew :kerajaan Malaysia dibangun oleh Mahathir Mohamad, dan di Afrika selatan dibangun oleh Nelson Mandela,masih ada beberapa lagi. Namin,lebih bamyak negara yang dirusak pada erat-erat tertentu oleh pemimpin-pemimpinnya yang buruk dan jahat. Diantaranya ,Jerman pernah dirusak oleh Adolf Hitler, sang pemimpin ditaktor, Itali ditusak oleh Benito Mussolim,samg didaktor, Rusia dirusak oleh Josef Stalin dan Vladimir Lenin dan megara kita Indonesia pernah dirusak oleh bapak pendiri bangsa dan oleh bapak pembangun bangsa, Soeharto, termasuk pemimpin-pemimpin yang duduk di kursi legislatif dan yudikatif dari era Orde Baru sampai era Reformasi ini telah dam sedang merusak Indonesia dengan tindak korupsi,kolusi dam nepotisme (KKN )mereka.Karena itu, Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam dan manusia ini, semakin sulit keluar dari kondisinya sebagai negara berkembang,masalahnya terletak pada para pemimpinnya. Masalah apapun dalam suatu paguyuban tidaklah disebabkan oleh anggota-anggota paguyuban tersebut, melainkan oleh para pemimpin peguyuban tersebut, tidak terkecuali paguyuban ( komunitas Kristen ). Bahkan para pemimpin gerejalah yang lebih sering merusak gereja dari anggota gereja dan orang-orang non gereja. The President of the Torch Trinity Graguate University di korea ,yakni Sang Bok Kim, setelah beliau memgaruniakan masalah perpecahan denominasi gerej, ia menyatakan : " Anda all because of the leader! a school, a cruch or any organization rises or fall with the leadership...leadership is in trouble and so is the Cruch ". Dunia kita ini terus-menerus mengalami krisis kepemimpinan. Sangat sulit menemukan pemimpin yang berintegritas dan berkompetensi yang seutuhnya. Terlalu banyak dehumanisa terjadi karema keputusan pemimpin yang tidak berkompetensi ,dan terlalu banyak pemderitaan rakyat disebabkan oleh tindak korupsi para pemimpin yang tidak berintegritas. Semakin sulit menemukan pemimpin yang baik ( good leaders ),sebaliknya sangat mudah menemukan pemimpin yang kuat ( strong leaders ). Banyak pemimpin yang kuat dalam gereja-gereja masa kini karena dipengaruhi oleh gaya/trend pemimpin-pemimpin partai politik,pemerintah dan perusahaan. Dunia menyiapkan pemimpin-pemimpin, karena itu dia terus dibuat pusing menderita sengsara bahkan terus dijadikan tumbal oleh pemimpin-pemimpin yang diangkat olehnya. Jangan kuatir, disetiap era dan di setiap tempat, Tuhan membangkitKokan pemimpin yang diakai-Nya jangan takut, di setiap Zaman, disetiap negara, disetiap gereja, Tuhan menampilkan pemimpinpemimpin yang dipakai-Nya, sekalipun mereka sangat sedikit. Sejarah kepemimpinan Tuhan terus berlanjut, dan kepemimpinan Tuhan terus menjadi "benang merah" kepemimpinan gereja dan "benang merah" kepemimpinanan-Nya dalam dunia .Benang merah kepemimpinan Tuhan tidak akan putus sampai pada kesudahan dunia, bahkan sampai pada kekekalan . Karena hanya Tuhan la satu-satunya



pemimpin yang sesungguhnya,obyek kepemimpinannya adalah semua ciptaan-Nya, wilayah kepemimpinannya tanpa batas ruang, waktu kepemimpinannya tanpa batas waktu.



B. Kepemimpinan Adalah Penting dan Menentukan Sebagaimana yang telah disinggung diatas, dunia kita telah dan sedang dibangun oleh pemimpin yang baik dam juga sudah dan sedang dirusak oleh pemimpin yang buruk. Tanpa pemimpin, pasti ada kekacauan, dan karena pemimpin pula sering terjadi kekacauan. Sekalipun ada pemimpin yang buruk bahkan jahat, pemimpin sangat diperlukan. Tanpa pemimpin, penduduk dunia terlantar, tanpa pemimpin gereja, warga gereja terlantar, pernyataan ini sama dengan Firman Tuhan yang menyatakan bahwa " mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala " ( Mati 9:36 ).Kebenaran ini menyakitkan sesungguhnya bahwa peran pemimpin adalah sangat penting bahkan menentukan masib suatu komunitas. Tanpa pemimpin komunitas gereja yang dilukiskan seperti " domba" menjadi terlantar. Terlantar atau terbengkalai, dapat mengakibatkan tercerai berai, terhilang atau menjadi "mangsa" binatang buas .Dari sini pula, seorang pemimpin memulai kepemimpinannya dengan "passion" atau "air mata" karena keadaan orang-orang (lembaga) yang dipimpin.Sekalipun pemimpin itu sangat penting,namun tidaklah semudah orang berkata "I am a leader", sebab tanpa perspektif theologia Kristen, banyak akibat fatal yang disebabkan oleh pemimpin. C. Akibat Fatal Menjadi Seorang Pemimpin Menjadi pemimpin tentu tidaklah mudah seperti yang dipikirkan oleh banyak pemimpin yang kemudian kandas di awal atau tersandung ditengah jalan atau jatuh diakhir kepemimpinan mereka. Sesungguhnya, dalam perspektif theologia Kristen, tidak seorangpun yang mampu dan berperan sebagai pemimpin. Beban kepemimpinan Kristen, tidak seorang pun yang mampu memikulnya, kecuali hanya Tuhan sendiri, karena Ia adalah pemilik dan pemimpin umat-Nya, bukan lah berdasarkan otoritas jabatan sebagai pemimpin, bukan menghadapi orang-orang yang dipimpin, bukan menurut ilmu kepemimpinan, melainkan berdasarkan otoritas Tuhan, menghadapi musuh kebenaran, dan menurut Firman Tuhan. Pemimpin Kristen adalah "orang yang dipilih dan dipanggil Tuhan untuk menjadi alat kepemimpinan-Nya didunia dan dalam gereja, menerima otoritas dari Firman Tuhan dan diperlengkapi dengan kasih karunia Roh Kudus sehingga dimampukan untuk melaksanakan tugasnya yakni menuntun umat Tuhan kepada Tuhan melalui pemberitaan dan pengajaran Firman Tuhan demi terlaksananya kehendak Tuhan diantara umat-Nya yang berdampak luas kepada lingkungan sosial terdekat sampai terjauh". Dengan kata lain, pemimpin Kristen adalah orang pilihan Tuhan, alat kepemimpinan Tuhan, memimpin karena mandate ( penugasan Tuhan , berotoritas karena kebenaran Firman Tuhan, memimpin dengan kebenaran, dan bertujuan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan menjadi standar kepemimpinan . Jad,i proses menjadi dan berperan sebagai pemimpin yang tidak sesuai dengan definisi diatas, pastilah dapat mendatangkan bahaya dan berakibat fatal bagi umat dam pemimpin itu sendiri. Akibat yang fatal adalah segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, masalah yang sangat serius dari paguyuban Kristen maupun masalah pemimpin. D. Memimpin Adalah Menuntun Melalui Firman



Kepemimpinan adalah suatu pengertian yang kompleks sehingga suatu definisi yang pasti akanlah sulit ditemukan. Kendati pun demikian, tentulah ada definisi yang mendekati hakikat kepemimpinan itu sendiri, terlebih kepemimpinan Kristen yang tentunya lebih atau paling mendekati maksud para penulis Alkitab. Cara menuntun orang kepada Tuhan adalah dengan memberitakan Firman Tuhan baik melalui perkataan maupun perbuatan. Dengan memberitakan Firman Tuhan, seseorang telah melakukan tugas kepemimpinan. Firman Tuhan ini diberitakan setiap saat pemimpin berperan menyampaikan visi, misi dan tujuan, program dan berperan memotivasi untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Terlaksananya kehendak Tuhan merupakan fokus pemberitaan dan kepemimpinan. Dari definisi diatas, maka memimpin melalui memberitakan Firman Tuhan pasti berdampak luas mulai dari komunitas orang-orang yang dipimpin (gereja ) kepada komunitas dunia. Dampaknya kepemimpinan Kristen adalah transformasi.Firman Tuhan diberitakan oleh pemimpin baik diantara orang-orang yang belum terjangkau, di dalam gereja, di jalan-jalan, di marketplaces, di kantor-kantor pemerintah di pasar-pasar rakyat, adalah kepemimpinan yang efektif , yang mengubah komunitas. Inilah kepemimpinan transformasional dan ini jugalah misi kepemimpinan Kristen. E. Menjadi Pemimpin Kristen Karena Dilahirkan, Dibentuk dan Dipanggil Pada lima dekade terakhir ini, muncul teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli kepemimpinan mengenai asal-usul seorang pemimpin, dan sejak saat itu pula terjadi perdebatan diantara mereka sampai saat ini.Teori pertaman adalah teori genetika, bahwa seseorang menjadi pemimpin karena ia dilahirkan dengan kemampuan alamiah memimpin. Teori kedua adalah teori sosial, bahwa seseorang menjadi pemimpin karena dididik, dilatih, dipersiapkan. Teori Ketiga adalah teori ekologis, bahwa seseorang yang dilahirkan dengan kemampuan memimpin, ditambah dengan pendidikan, pelatihan, dan selanjut didukung oleh lingkungan organisasnya atau masyarakatnya sebagai pemimpin. a. Teori "Terlahir Sebagi Pemimpin" ( Teori Genetika ) Teori yang pertama adalah teori genetika, bahwa seseorang menjadi pemimpin karena ia dilahirkan bahkan sejak dalam kandungan ia telah ditetapkan sebagai pemimpin atau pemimpin alamiah ( terlahir sebagai pemimpin ). Teori ini, tidak dapat dimutlakkan, bahwa semua anak mewarisi kemampuan orang tua mereka, karena kenyataannya tidak semua anak pemimpin memiliki kemampuan seperti orang tua mereka. Namun teori ini tidak dapat ditolak juga, karena memang "ada buah yang jatuh tidak jauh dari Pokok pohonnya", ada anak dilahirkan dengan kemampuan yang ada pada orang tuanya. Jadi teori ini tidak bersifat deterministik, karena masih ada faktor lain seseorang menjadi pemimpin. Teori kelahiran ini lebih banyak dilatarbelakangi oleh bingkai kerajaan, dimana teori ini dijadikan dasar oleh pemimpin-pemimpin negara, termasuk lembaga gereja dan gerejawi dengan sistem pemerintahan monarki. Pemimpin yang dilahirkan cenderung menjadi "penguasa" dan cenderung arogansi karena faktor genetika, mereka mengklaim bahwa mereka dilahirkan sebagai pewaris tahta kerajaan atau gereja atau yayasan. b. Teori "Diciptakan" Sebagai Pemimpin" ( Teori Sosial ) Sekalipun seseorang tidak dilahirkan dari keturunan pemimpin, namun apabila ia memiliki keinginan yang kuat disertai dengan belajar dan kerja keras, maka ia bisa menjadi pemimpin yang efektif.Dalam hal ini, pemimpim yang demikian adalah pemimpin yang diciptakan melalui pendidikan, pelatihan ,dan pengalaman. Inilah yang disebut dengan teori pembentukan. c.Teori Lingkungan



Penganut teori ini mengakui bahwa boleh saja seseorang dilahirkan dengan kemampuan genetika memimpin, namun itu belumlah cukup, kemampuan tersebut harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan, dan itu pun belum cukup, maka diperlukan untuk mencapai kemampuan yang maksimal, diperlukan lingkungan yang mendukung baik secara negatif maupun secara positif untuk menumbuhkembangkan bakat-bakat dan pengetahuan - pengetahuan serta keterampilan-keterampilan yang dapat diaktualisasikan dalam kepemimpinan.Pengalaman memimpin yang harus dijadikan pengalaman belajar memimpin menuju kearah kedewasaan memimpin. Faktor lingkungan dari organisasi dan masyarakat yang memilih atau mengangkat pemimpin demikian karena adanya memberi,bahwa pemimpin dipercaya dan dipimpin mendukung.



BAB III PEMIMPIN GEREJA YANG TIDAK GEREJAWI (THEOLOGIS) Memang sangatlah menyedihkan apabila mengetahui pertikaian mulut bahkan fisik terjadi antara para pemimpin didalam dan antar pemimpin lembaga-lembaga gereja dan gerejawi (yayasan Kristen). Sangatlah memalukan apabila menyaksikan adanya praktik-praktik duniawi pada peristiwa pemilihan pemimpin lembaga -lembaga gereja dan yayasan Kristen tertentu.Sangatlah mengecewakan apabila mengetahui lembaga-lembaga gereja/gerejawi yang disegani karena karakternya yang baik dan atau karena kemampuannya memimpin, namun ternyata "jatuh terkapar" keatas kasus-kasus amoralitas yang menjijikan. Sangatlah menyayat hati apabila melihat akhir hidup atau akhir kepemimpinan para pemimpin gereja/gerejawi menjadi duniawi dan rakus dengan harta benda (aset) lembaga. Semua pernyataan ini terjadi karena hilangnya kepemimpinan theologis yang digali dari Alkitab pada diri para pemimpin lembaga-lembaga gereja/gerejawi mereka menggantinya dengan kepemimpinan duniawi yang diperoleh dari buku-buku kepemimpinan populer yang digali dari pengalaman dan keberhasilan para pemimpin dunia yang hebat. A. Kepemimpinan Theologis Dan Tidak Theologis Theologia bukanlah ilmu tentang Tuhan, melainkan di sisi satu lain, theologia adalah science (ilmu) te tentang perkataan-perkataan Tuhan (theologos), yaitu suatu studi yang mempelajari perkataanperkataan Tuhan yang hanya ditulis dalam Alkitab saja. Disisi lain, theologia adalah ascience (melampaui ilmu), karena ketidakmungkinan kita menjangkau Tuhan, kecuali Tuhan sendiri yang oleh anugerah-Nya menjangkau kita dengan dengan mengaruniakan iman kepada kita untuk mengenal dan percaya kepada satu-satunya pribadi yang menjangkau kita yakni Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, kepemimpinan theologis adalah suatu studi yang mempelajari Alkitab untuk mengetahui dan mengalami kepemimpinan Tuhan serta merefleksikannya dalam kepemimpinan melalui orang-orang pilihan Tuhan yang berperan sebagai representatif kepemimpinan Tuhan atas umat-Nya. B. Tuhan Menolak Dan Menghukum Pemimpin Yang Tidak Teologis Kepemimpinan yang tidak theologis Pasti terlihat pada motif, tujuan dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang sesungguhnya bukanlah pemimpin, melainkan perusak. Dalam sejarahnya dan kenyataannya bukan tidak sedikit bangsa-bangsa atau kerajaan-kerajaan, lembaga-lembaga pemerintahan, lembaga-lembaga politik, lembaga-lembaga agama serta tidak terkecuali gereja/gerejawi sering dirusak oleh para pemimpin-pemimpinnya. Karena Tuhan telah menolak mereka sejak mencalonkan diri, menjadi pemimpin, dan menolak semua motif, tujuan dan gaya memimpin mereka,



bahkan Tuhan pun telah menolak mereka sampai jatuh dan tergelincir bersama dengan kepemimpinan duniawi yang sarat dengan noda dosa. Pertama Tuhan menolak pemimpi yang tidak theologis karena memberontak kepala Tuhan,egois,sombong dan haus pujian. Tuhan menolak raja Nimbrod sebagai pemimpin yang kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh dan Akad. Pada awal kepemimpinan Nimrod adalah baik karena ia seseorang pemburu yang gagah perkasa dihadapan Tuhan (Kejadian 10:8;11:19 ). Namun Nimrod jatuh bersama dengan kerajaannya, khususnya Babel karena egoisme (marilah kita dirikan bagi kita) , popularisme (mencari nama) dan pemberontak kepada Tuhan ( Supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi ( Kej. 11:4-5 ). Cara Tuhan menolak kepemimpinan Nimrod yaitu dengan menanggalkan usaha mereka membangun menara Babel. Pemimpin yang ditolak Tuhan pasti jatuh dan gagal. Penolakkan terhadap kepemimpinan Nimrod sesungguhnya berakar pada penolakan Tuhan terhadap nenek moyangnya, yakni Ham. Kedua, Tuhan menolak pemimpin yang tidak theologis karena hidup tidak menghormati Tuhan dan orang tua. Tuhan menolak garis kepemimpinan umat manusia di seluruh dunia ini berdasarkan garis keturunan Ham ( Bapak Kaum Kanaan ) yaitu Mesir, Kanaan, Bebel, Amori, Sodom dan gomora, dan lainnya ( Kej. 10:6-19 ) dan memilih serta menetapkan kepemimpinan berdasarkan garis keturunan Sem, yaitu Nahor, Terah, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf. israel, Daud, Yusuf suami Maria dan Tuhan Yesus ( Kej.11:10-32;Mati 1:1-17 ). BAB IV DASAR KEPEMIMPINAN KRISTEN Ada dua dasar kepemimpinan Kristen. Pertama, kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai opera ad intra Allah; Kedua, kepercayaan bahwa kepemimpinan Kristen sebagai opera ad extra Allah. Opera ad intra berarti bahwa kepemimpinan merupakan karya Allah dalam diri-Nya sejak kekekalan (inward). Sedangkan opera ad extra berarti bahwa kepemimpinan merupakan karya Allah dalam kekekalan yang direalisasikan dalam konteks waktu melalui orang/pemimpin pilihan-Nya (outward).[4] Selain itu dalam kepemimpinan Kristen ada 2 dasar penting, yakni dasar teologis-filosofis dan dasar etika-moral. Dasar teologis-filosofis yang harus dipahami dan harus ada pada seorang pemimpin Kristen, ialah:[5] 1) Memahami bahwa ia terpanggil sebagai “pelayan/hamba” (Mrk. 10:42-45). 2) Harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen, yakni: “membina hubungan” dengan orang yang dipimpinnya (Mrk. 3:13-19; Mat. 10:1-4; Luk. 6:12-16); dan “mengutamakan pengabdian” (Luk. 17:7-10). 3) Harus memahami proses kepemimpinan serta keterampilan memimpin, antara lain: a. Ia harus mengetahui tujuan Allah dalam organisasi yang dipimpinnya. b. Ia perlu mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakan kepadanya. c. Ia harus memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja. d. Ia harus berupaya mengenal setiap orang yang dipimpinnya. e. Ia harus mengerti dengan baik bagaimana caranya menciptakan hubungan yang baik dengan bawahannya.



Dalam kepemimpinan Kristen, presuposisi dasar etika-moral dilandaskan atas inkarnasi Yesus Kristus (Yoh. 1:1-14, 18; Flp. 2:1-11). Konsep inkarnasi dalam kepemimpinan Kristen yang dibangun diatas fakta inkarnasi Yesus Kristus, memiliki kisi kebenaran berikut:[6] 1) Dasar perilaku etika-moral kepemimpinan Kristen adalah pribadi Yesus Kristus, termasuk: kehidupan, karya, ajaran dan perilaku-Nya. 2) Orientasi dan pendekatan etika-moral kepemimpinan Kristen bersifat partisipatif yang berlaku dalam penerapan segala bidang hidup. 3) Dinamika etika-moral kepemimpinan Kristen terwujud oleh adanya transformasi hidup yang dibuktikan dengan pertobatan, pembaharuan, pemulihan hidup dan semangat kerja. 4) Perwujudan dasar etika-moral kepemimpinan Kristen diatas haruslah dinyatakan dalam sikap dan bakti setiap pemimpin Kristen secara nyata dalam bidang hidup berikut: a. Pemimpin Kristen harus membuktikan diri sebagai pemimpin bertanggung jawab (Ibr. 13:17). b. Pemimpin Kristen harus menemukan diri sebagai pemimpin bertumbuh (Kol. 2:6-7; 3:5-17). c. Pemimpin Kristen harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan hidup (Ibr. 13:7-8). d. Pemimpin Kristen harus memiliki motivasi dasar pelayan (hamba) (Mrk. 10:42-45). A. CIRI KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG EFEKTIF Dalam kepemimpinan ada tujuan yang hendak dicapai, dalam pencapaian tersebut tentu sekali sangat dibutuhkan standar khusus agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Leroy Eims dalam bukunya menyampaikan 12 ciri kepemimpinan yang efektif dalam proses kepemimpinan, adapun ciri kepemimpinan yang efektif tersebut, antara lain:[7] 1. Menjadi Pemimpin Yang Bertanggung Jawab Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab berarti memiliki motivasi dan semangat juang. Tidak membenarkan diri dan melempar tanggung jawab, salah satu awal kegagalan seorang pemimpin adalah membenarkan diri serta melempar tanggung jawab. Seorang pemimpin harus mengatasi kecenderungan untuk membenarkan diri dan harus menerima tanggung jawab dengan baik. 2. Menjadi Pemimpin Yang Bertumbuh Menjadi pemimpin yang bertumbuh tidaklah mudah. Dalam kepemimpinan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, dimana hal tersebut merupakan musuh pertumbuhan, yakni kecongkakan dan kemalasan. Oleh karena itu seorang pemimpin yang bertumbuh haruslah memiliki kerendahan hati (Ams. 15:33; 22:4), memiliki kesalehan (Mzm. 119:7-8), bijaksana (Ams. 14:18). 3. Menjadi Pemimpin Yang Membangkitkan Semangat Untuk dapat menjadi pemimpin yang membangkitkan semangat, maka seorang pemimpin harus memiliki visi, kesiapsediaan dan pengabdian. 4. Menjadi Pemimpin Yang Efisien Seorang pemimpin yang efisien harus memiliki komunikasi yang baik dengan rekan-rekan kerja maupun rekan pelayanan (Neh. 2:17-18). Seorang pemimpin yang efisien juga harus membagikan tanggung jawab (Kel. 18:21-22) serta melakukan penilaian secara teratur. 5. Menjadi Teladan 6. Menjadi Pemimpin Yang Memberi Perhatian Dalam hal ini, seorang pemimpin harus menghindari beberapa hal yang dapat merusak perhatian seorang pemimpin, baik itu gembala maupun pemimpin dalam organisasi tertentu, yakni menghindai



kebiasaan memperhatikan diri sendiri saja, menghindari kebodohan, kemalasan, serta penyimpangan (menyalahgunakan perhatian). 7. Memiliki Komunikasi Yang Baik 8. Berorientasi Kepada Sasaran Untuk dapat berorientasi kepada sasaran, seorang pemimpin harus terlebih dahulu menentukan sasaran (melalui pengarahan, menilai kemajuan serta memperhatikan hasil yang dicapai). Sasaran yang hendak dicapai dapat berupa sasaran jangka panjang maupun jangka pendek. Sasaran haruslah dibarengi dengan ketekunan serta tindakan. 9. Menjadi Pemimpin Yang Tegas 10. Menjadi Pemimpin Yang Cakap 11. Menjadi Pemimpin Yang Mempersatukan 12. Menjadi Pemimpin Yang Bekerja B.PERANAN KEPEMIMPINAN KRISTEN TERHADAP PEMUDA Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, kaum berarti sanak kerabat, keluarga besar, golongan orang yang sepaham, sedangkan muda artinya belum sampai setengah umur. Sebuah pelayanan yang sehat dari kaum muda tidak dimulai dengan gagasan-gagasannya melainkan dengan para pemimpin rohaninya. Kaum muda adalah orang-orang yang Tuhan persiapkan untuk menggenapi nubuatan nabi Yoel di akhir zaman ini. Pelayan di kalangan kaum muda memang tidak mudah. Pelayanan ini dipenuhi dengan berbagai konflik yang berbeda. Masalah-masalah yang rumit selalu mengiringi pelayanan ini. Pelayanan kaum muda tidak pernah berhenti, hal ini akan selalu berlanjut dalam semua aspek organisasi. Setiap pelayanan kaum muda akan mampu bertumbuh kalau dibangun atas dasar tujuan Allah bagi gereja. Membangun sebuah pelayanan kaum muda yang diarahkan pada tujuan akan memerlukan sejumlah besar komitmen, ketekunan dan kepemimpinan. Lalu bagaimana peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda? Untuk menemukan jawaban tentang peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda. Terlebih dahulu harus memperhatikan keadaan kaum muda dalam gereja. Peter Wongso dalam bukunya menyampaikan beberapa keadaan pemuda dalam gereja saat ini, yakni:[8] 1. Adanya pemisahan antara orang dewasa dan kaum muda, pandangan kaum muda sering ditolak, pekerjaannya tidak dihargai bahkan usulnya ditentang oleh orang dewasa. Akhirnya muncul saling menuduh, tidak mengerti antara satu dengan yang lainnya, saling menyerang, sehingga kaum muda banyak yang meninggalkan gereja. 2. Kebaktian dan kegiatan-kegiatan gereja tidak dapat menarik perhatian kaum muda. Mimbar dan kebaktian belum dapat memenuhi kebutuhan mereka, bahkan tidak dapat mengatasi masalah pemuda dengan kebenaran Alkitab. Akhirnya kaum muda menjadi orang yang menentang Firman Tuhan. 3. Biasanya seorang pemuda yang baru masuk gereja sangat berkobar-kobar, suka ikut pelayanan. Maka, apabila kurang mendapat perhatian, petunjuk dan bimbingan atau kurang memperoleh pengertian, mereka akan menjadi dingin, patah semangat dan meninggalkan gereja. 4. Cara persekutuan pemuda/i perlu dikoreksi. Perhatikan cara yang sesuai dengan watak mereka yang suka kestatisan. Ingatlah, bahwa apabila tidak ada perubahan-perubahan, tidak akan mungkin memperoleh potensi baru.



5. Apabila gereja tidak mampu mencukupi kebutuhan rohani kaum muda, pasti akan terjadi ketidakpuasan yang menimbulkan keinginan untuk meniggalkan gereja. Maka seorang pemimpin gereja perlu terus-menerus menambah ilmu pengetahuan. Dari beberapa keadaan pemuda dalam gereja diatas, peranan sesungguhya dari pemimpin terhadap kaum muda, sangatlah jelas. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya tentang ciri kepemimpinan yang efektif, apabila dilakukan seorang pemimpin dengan baik, tentu sekali masalah yang muncul dalam kaum pemuda akan dapat teratasi. Untuk menyikapi masalah pemuda dalam gereja diatas, penulis akan menyajikan bagaimana seharusnya peranan kepemimpinan Kristen terhadap permasalahan tersebut sesuai dengan ciri kepemimpinan yang efektif. 1. Menjadi Pemimpin Yang Mempersatukan, pemimpin yang mempersatukan tidak hanya berbicara tentang mempersatukan secara organis. Namun, seorang pemimpin juga harus bisa menerima pendapat dari kaum pemuda. Mengapa Peter Wongso menyampaikan masalah pemuda diatas, tentu sekali karena banyak para pemimpin gereja yang tidak menghargai pendapat pemuda, atau bahkan menganggap bahwa kaum muda belum memiliki kapasitas untuk mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan baik peranannya sebagai pemimpin, agar kaum muda merasa lebih dihargai dan mau terbeban dalam pelayanan. 2. Menjadi Pemimpin Yang Membangkitkan Semangat, seorang pemimpin dengan kapasitas kepemimpinannya harus memiliki kreatifitas dan pengetahuan yang luas tentang kehidupan pemuda. Apa yang ditawarkan oleh gereja, tentu itulah yang akan diterima oleh pemuda. Jika tawaran yang disajikan tidak menarik, pemuda yang memiliki jiwa petualang akan pergi mencari yang lebih menarik. Gereja melalui pemimpin harus berusaha memberi kenyamanan terhadap kaum muda, agar kaum muda dapat berkarya dalam gereja. Namun dalam hal ini, tentu sekali harus tetap memperhatikan kebenaran Firman Tuhan, jangan sampai tidak sesuai dengan Alkitab. 3. Menjadi Teladan Serta Memberikan Perhatian, pemuda butuh seorang teladan dalam proses pertumbuhannya menuju kedewasaan, serta membutuhkan perhatian untuk mendukung serta memotivasi hidupnya. Bimbingan serta motivasi dan perhatian khusus harus diberikan kepada kaum pemuda, agar dalam proses pembentukannya seorang pemuda bertumbuh sesuai dasar Firman Tuhan. 4. Menjadi Pemimpin Yang Cakap, seorang pemimpin harus terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan, agar pemimpin mampu menjawab dan memenuhi keinginan pemuda. Selain peranan yang penulis sampaikan diatas. Peter Wongso melalui bukunya juga menyampaikan beberapa peranan yang seharusnya dilakukan pemimpin terhadap kaum muda.[9] 1. Mengarahkan dan memanfaatkan karunia kaum muda, serta memupuknya. 2. Melatih serta memajukan bakat-bakat kepemimpinan dan pengerja dalam organisasi kaum muda. 3. Pelayanan kaum muda harus bersemangat, sistematis, berpandangan luas, kreatif, dan ada ide-ide yang baru. 4. Mengadakan pembimbingan kaum muda dengan cara mengumpulkan pemikiran-pemikiran dan pendapat bagi perkembangan kaum muda. 5. Gereja bekerja sama dengan sekolah Teologia dalam mendidik tenaga-tenaga khusus. 6. Mendorong kaum muda untuk saling mengerti, saling percaya, dan saling menghargai. 7. Mengadakan seminar-seminar khusus yang membicarakan pelayanan kaum muda.



BAB V PENUTUP KESIMPULAN Kepemimpinan yang efektif bagi pelayanan kaum muda sangat dibutuhkan di dalam semua aspek hidup, baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Pemuda memegang peranan yang sangat penting dalam kelanjutan pelayanan. Kepemimpinan bukanlah milik sebagian orang saja, tetapi kita semua diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin. Kepemipinan adalah ide Allah, dan semua manusia ciptaannya memiliki itu. Untuk mengembangkan kepemimpinan haruslah meningkatkan kualitas hidup kita, dan tidak berhenti untuk belajar. Kepemimpinan kaum muda yang efektif adalah pemimpin yang mampu memberi teladan hidup, hidup dalam kerendahan hati, pemimpin yang visioner, tidak malas (mau mengembangkan karunia), dapat membagi waktu dengan baik, dapat berorganisasi dengan baik, mampu mendelegasikan tugastugasnya kepada rekan kerjanya dan yang tidak kalah pentingya adalah seorang pemimpin yang mampu membuat tim kerja yang solid, sehingga pelayananannya menjadi lebih efektif. Oleh karena itu gereja melalui pemimpin dan kapasitasnya sebagai pemimpin harus lebih memperhatikan peranannya terhadap kaum muda, agar pelayanan kaum muda semakin lebih baik lagi.