Keputusan Pendanaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

16.1. Keputusan Pendanaan dan Net Present Value Manajer keuangan mencurahkan perhatian pada penentuan bauran pendanaan (financing mix) atau struktur keuangan yang terbaik. Struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan menandai aktivanya. Aktiva perusahaan akan didanai dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan atau modal pemegang saham, sehingga seluruh sisi kanan neraca memperlihatkan struktur keuangan perusahaan. Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Nilai buku modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor dan akumulasi laba ditahan.  Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur keuangan dikurangi hutang lancar adalah struktur modal. Hutang jangka pendek merupakan hutang yang jadwal pembayarannya tidak lebih dari satu tahun. Tiga sumber utama pendanaan jangka pendek adalah kredit dagang antar perusahaan, pinjaman dari bank komersial, dan surat berharga komersial. Kredit dagang merupakan sumber pembiayaan spontan yang timbul dari berbagai transaksi bisnis. Sumber pendanaan kedua adalah kredit bank. Sumber ini menduduki posisi yang sangat penting di pasar uang jangka pendek. Pinjaman bank (kredit) dikenakan suku bunga yang ditentukan bardasarkan ketentuan yang berlaku. Sedangkan sumber pendanaan jangka pendek ke tiga adalah surat berharga komersial, yang terdiri dari surat promes tanpa jaminan yang diterbitkan perusahaan untuk membiayai kebutuhan kredit jangka pendek. Sumber pembiayaan ini tidak hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja tetapi juga untuk membiayai sementara proyek-proyek besar. Beberapa surat berharga komersial, terutama yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan, dijual langsung kepada investor, dan sebagian dijual melalui dealer yang berfungsi sebagai perantara di pasar surat berharga komersial. Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Pembiayaan hutang jangka panjang pada umumnya melalui pasar modal, dengan menjual surat berharga yang berbentuk hutang (obligasi) atau surat berharga kepemilikan (saham). Selain obligasi dan saham, saham preferen merupakan salah satu alternatif pembiayaan jangka panjang perusahaan. Saham preferen memiliki karakteristik saham biasa dan surat hutang. Artinya, saham preferen memiliki kewajiban yang tetap dalam pembayaran deviden, namun tidak memiliki jatuh tempo layaknya seperti saham biasa. Pendanaan yang didasarkan pada pecking order theory, urutan pendanaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dilakukan berdasarkan pendanaan yang memiliki resiko lebih kecil yaitu pertama laba ditahan, diikuti dengan hutang, dan yang terakhir ekuitas baru, Myers (1984). Implikasi dari teori ini adalah perusahaan lebih menyukai financial slack dalam menjaga fleksibilitas keuangan untuk sumber dana investasi di masa depan, dengan menghindari keterpaksaan untuk mengeluarkan saham baru pada tingkat harga saham yang rendah. Penjualan saham baru merupakan kegiatan untuk mengurangi leverage yang selanjutnya akan menurunkan harga saham. Di lain pihak hutang baru merupakan aktivitas yang dapat meningkatkan leverage yang akan meningkatkan harga saham perusahaan. Keputusan pendanaan adalah keputusan tentang bagaimana perusahaan mendanai assetasetnya. Dengan kata lain berkaitan tentang jenis-jenis sumberdana dan komposisi dari tiap sumber dana itu. Sumber dana dapat dibedakan menjadi sumber dana jangka pendek dan panjang. Sumber dana jangka panjang terdiri dari hutang jangka panjang dan ekuitas.



Sewaktu kita membicarakan keputusan investasi, kesimpulan yang kita peroleh adalah bahwa keputusan investasi yang memberikan NPV positif akan meningkatkan nilai perusahaan (atau kemakmuran pemilik perusahaan). Dengan demikian, maka tujuan yang sama, yaitu memperoleh NPV yang positif, juga dipergunakan dalam mengambil keputusan pendanaan (financing decisions). Perbedaannya adalah bahwa relatif jauh lebih sulit untuk memperoleh NPV positif dari keputusan pendanaan dibandingkan dengan keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena keputusan investasi yang dilakukan pada sektor riil dilakukan pada pasar yang tidak sempurna, informasi tidak lengkap dan/atau sangat mahal, kadang-kadang juga dijumpai adanya hambatan untuk masuk (barrier to entry) untuk sektor tersebut, sehingga terbuka peluang untuk memperoleh economic profit (yaitu keuntungan di atas keuntungan yang wajar, sesuai dengan biaya modalnya). Keputusan pendanaan, sebaliknya, dilakukan dalam pasar modal yang umumnya sanagat kompetitif, informasi terbuka luas bagi semua pemodal, dan pemodal individual tidak bisa mempengaruhi harga. Pasar yang seperti ini disebut sebagai pasar modal yang efisien. Dalam keadaan seperti ini, transaksi jual beli sekuritas akan cenderung menghasilkan NPV tidak positif (Brealey and Myers, 1991). Meskipun demikian perlu diingat bahwa transaksi yang menghasilkann NPV=0 bukanlah transaksi yang tidak menghasilkan laba menurut pengertian akuntansi. Mungkin sekali dalam transaksi tersebut diperoleh capital gains yang positif (artinya sewaktu dijual harga saham tersebut sudah lebih tinggi dari harga belinya). Hanya saja, tingkat keuntungan yang disyaratkan apabila telah diperhatikan faktor risiko. Misal bahwa tahun lalu kita membeli saham dengan harga Rp10.000. Saat ini saham tersebut dapat kita jual dengan harga Rp11.800 (anggaplah saham tersebut tidak membagi deviden). Dengan demikian maka tingkat keuntungan yang kita peroleh adalah 18%. Angka ini lebih tinggi dari suku bunga depositi yang hanya 14%. Tetapi kita perlu mengingat bahwa sewaktu kita membeli saham, kita memutuskan untuk menanggung risiko yang lebih besar. Karena itu mungkin tingkat keuntungan 18% hanyalah sesuai dengan risiko yang kita tanggung (misalnya kita taksir dengan CAPM). Apakah perusahaan dapat memperoleh pendanaan yang memberikan NPV positif? Mungkin saja, sejauh pendanaan tersebut ternyata disubsidi. Jenis pendanaan ini kadang-kadang diberikan oleh pemerintah untuk mendorong sektor atau usaha tertentu. Sebagai misal, pemerintah mungkin memberikan tingkat bunga hanya sebesar 11% pertahun kepada suatu industri tertentu. Apabila tingkat bunga pinjaman yang umum berlaku 18% per tahun, kredit yang diterima perusahaan sebesar Rp1.000 juta dengan jangka waktu 3 tahun dan pengembalian menggunakan sistem anuitas, maka perhitungan NPV pinjaman tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: Besarnya pembayaran setiap tahun, mulai akhir tahun ke-1 dihitung dengan cara sebagai berikut:



Apabila perusahaan hanya membayar Rp409 juta per tahun selama tiga tahun, maka PV pembayaran tersebut apabila dipergunakan r = 18% adalah,



Dengan kata lain, perusahaan yang memperoleh kredit dengan suku bunga murah tersebut menerima subsidi dari pemerintah senilai Rp111 juta. Tentu saja kita tidak perlu heran kalau kita dapat memperoleh kredit dengan suku bunga murah, tentunya kita menerima manfaat. Cara di atas menunjukkan cara menghitung nilai manfaat tersebut.