Kerajaan Sriwijaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERAJAAN SRIWIJAYA



KELOMPOK 6 X MIPA 6  FIKRI ADIPRABOWO  MAURA PRASASTI  M. DAVIDT SUDARMA  RELSA USVA M.



SMA NEGERI 1 PANDEGLANG Jl. Raya Serang Km 3 Cigadung, Karang Tanjung, Pandeglang-Banten. No. Tlp (0253) 201773. Kode Pos 42251 2018



KATA PENGANTAR



Tidak pernah lupa untuk memanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah, serta kekuatan, sehingga makalah sejarah yang berjudul Kerajaan Sriwijaya dapat selesai dengan baik. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, tidak lupa kepada tim satu kelompok 6 yang telah sama-sama lelahnya menyusun makalah ini. Makalah ini kami sajikan dengan bahasan mengenai Kerajaan Sriwijaya, bagaimana awal berdiri kerajaan, kehidupan social-politik kerajaan hingga penyebab keruntuhan kerajaan. Semua ditulis dengan runtut berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat baik itu online maupun offline. Harapan kami dalam menulis makalah ini adalah, pembaca menjadi lebih tahu tentang Kerajaan Sriwijaya yang hampir terlupakan, sehingga bisa membuat sejarah Indonesia yang selalu diingat. Diluar itu, sebagai manusia biasa menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Demikian makalah ini kami buat sebagai penyumbang bagi ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat yang nyata untuk semua. Pandeglang, 28 Januari 2018



Tim Penyusun.



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………



ii



DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..



iii



BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..



1



1.1



Latar Belakang…………………………………………………………………..



1



1.2



Rumusan Masalah……………………………………………………………….



1



1.3



Tujuan Masalah………………………………………………………………….



1



BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………



2



2.1



Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya…………………………………………...



2



2.2



Letak Geografis Kerajaan Sriwijaya………………………………..................



3



2.3



Latar Belakang berdirinya Kerajaan Sriwijaya………………………………....



4



2.4



Raja-Raja yang memerinta……………………………………………………...



4



2.5



Masa Kemajuan Kerajaan Sriwijaya…………………………………………....



5



2.6



Kehidupan Segi Ekonomi……………………………………………………….



5



2.7



Kehidupan Segi Sosial dan Budaya…………………………………………….



6



2.8



Kehidupan Segi Politik………………………………………………………….



6



2.9



Masa Kemunduran Kerajaan Sriwijaya………………………………………



7



BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………. 9 3.1



Kesimpulan……………………………………………………………………...



9



3.2



Manfaat………………………………………………………………………….



9



DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………



10



LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………………….



11



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kerajaan yang berdiri pada zaman dahulu, salah satunya kerajaan Sriwijaya yang berlokasi di pulau Sumatera. Sriwijaya merupakan kemaharajaan bahari yang banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa sansekerta, sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, dan wijaya berarti “kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang gilang gemilang”. Meskipun dikenal kuat secara ekonomi dan militer, nyaris tidak ada bukti yang menunjukkan letak persis kerajaan ini di Sumatera. Berdasarkan temuan sumber tertulis serta berita Tiongkok dan Arab, kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri sekitar abad VII. I-Tsing, seorang pendeta Tiongkok dari Dinasti Tang, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.



1.2



Rumusan Masalah 1) Bagaimana proses berdiri dan lokasi kerajaan Sriwijaya? 2) Apa saja aspek kehidupan kerajaan Sriwijaya? 3) Faktor apa yang menyebabkan berkembang dan runtuhnya kerajaan Sriwijaya?



1.3



Tujuan Masalah 1) Untuk mengetahui proses berdiri serta lokasi kerajaan Sriwijaya 2) Untuk mengetahui aspek kehidupan pada kerajaan Sriwijaya. 3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya



Sumber sejarah kerajaan sriwijaya dibagi menjadi 3. Kategori pertama yaitu sumber dari dalam negeri, kedua sumber dari luar negeri dan yang ketiga yaitu sumber berita dari asing (luar negeri). a.



Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya Dari Dalam Negeri



Sumber sejarah dari dalam negeri adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sumber mengenai keberadaan kerajaan sriwijaya, sumber ini berada di Indonesia. Berikut ini sumber sejarah kerajaan sriwijaya dari dalam negeri : 1. Prasasti Kedukan Bukit Prasasti ini ditemukan di Sumatera Selatan, tepatnya di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Illir, Kota Palembang. Prasasti peninggalan kerajaan sriwijaya ini ditemukan di sungai Tatang yang aliranya menuju sungai Musi. 2. Prasasti Kota Kapur Prasasti peninggalan kerajaan sriwijaya selanjutnya yaitu prasasti kota kapur. Prasasti ini ditemukan di Dusun bernama Kota Kapur, lokasinya berada di pesisir barat pulau bangka. Tokoh penemu prasasti ini yaitu bernama J.K van der Meulen. 3. Prasasti Talang Tuwo Prasasti selanjutnya yang merupakan sumber sejarah kerajaan sriwijaya dari dalam negeri yaitu prasasti talang tuwo. Prasasti ini ditemukan pada tanggal 17 November 1945 di kaki bukit Seguntang. Penemunya bernama Louis Constant Westenek.  4. Prasasti Karang Birahi Prasasti peninggalan kerajaan sriwijaya selanjutnya adalah prasasti karang birahi. Prasasti ini ditemukan oleh L.M Berkhout pada tahun 1904. Lokasinya berada di Dusun Batu, Desa Karang Birahi, Kec. Pemenang, Kab. Merangin, Jambi. 5. Prasasti Palas Pasemah Prasasti kelima yang merupakan sumber sejarah kerajaan sriwijaya dari dalam negeri yaitu prasasti palas pasemah. Prasasti ini ditemukan di tepi sungai pisang, Lampung. 6. Prasasti Telaga Batu Prasasti terakhir yaitu prasasti telaga batu. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1935 di sekitar kolam telaga batu, tepatnya di Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumsel.



b.



Sumber Dari Luar Negeri



Sumber sejarah dari luar negeri maksudnya segala sumber mengenai kerajaan sriwijaya yang berhasil di temukan di luar Nusantara (Indonesia saat ini). Berikut ini beberapa penemuan sumber dari luar negeri, meliputi  2



1. Prasasti Nalanda Prasasti nalanda merupakan sebuah prasasti peninggalan kerajaan sriwijaya yang ditemukan di India Timur. Prasasti ini berisi mengenai penghargaan kepada raja Balaputradewa yang diberikan oleh raja Dewa Paladewa dari India. 2. Prasasti Ligor Prasasti ini ditemukan di Thailand, tepatnya daerah Tanah Genting. Isi prasasti ini berisi mengenai keagungan raja Wisnu dan keluarganya. 3. Prasasti Leiden Prasasti ketiga ini merupakan prasasti yang ditemukan di India. Isi prasasti leiden yaitu mengenai peresmian wihara yang merupakan permintaan dari raja Sriwijaya. 4. Prasasti Kanton Sumber sejarah kerajaan sriwijaya ke empat yang ditemukan di luar negeri yaitu prasasti kanton. Prasasti ini berangkat tahun 1079 masehi. Ditemukan di Kanton, China. Isinya mengenai bantuan yang diberikan oleh raja Sriwijaya dalam perbaikan kuil di Kanton. c. Sumber Dari Berita Asing 1. Berita Dari Arab Sumber sejarah kerajaan sriwijaya dari berita asing salah satunya berita dari Arab. Berita dari arab merupakan sebuah catatan arab kuno yang ditulis oleh tokoh bernama Al Beruni dan Hordadheh. Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa ditemukan mengenai kemakmuran kerajaan Sriwijaya atau disitu disebut dengan "Zabag". Pada catatan tersebut juga dijelaskan bahwa kerajaan zabag mampu menghasilkan emas yang sangat banyak setiap tahunnya. 2. Berita Dari Cina Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya dari berita asing yang ke dua yaitu berita dari China. Informasi mengenai kerajaan Sriwijaya diperoleh dari catatan tokoh pendeta bernama I Tsing. Dalam catatannya, ia menyebutkan bahwa pernah singgah di kerajaan Sriwijaya pada tahun 671 masehi. Ia singgah ke kerajaan sriwijaya dalam perjalanan menuju India.



2.2



Letak Geografis Kerajaan Sriwijaya



Sriwijaya merupakan kemaharajaan bahari yang banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Hal itu disebabkan



letak Sriwijaya dekat dengan selat malaka. Selat malaka pada saat itu merupakan jalur perdagangan satu satunya yang dikenal oleh para pedagang Berdasarkan penemuan prasasti, dapat dikatakan bahwa letak kerajaan Sriwijaya terletak diwilayah Sumatra bagian selatan. Pusat pemerintahannya diperkirakan berada ditepi sungai musi atau disekitar kota Palembang.



3



2.3



Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya



Sriwijaya didirikan pertama kali pada abad ke-7 dengan raja pertama bernama Dapunta Hyang. Bukti fisik berupa kronik berita Cina memberitahu bahwa pada tahun 682 Masehi atau abad ke-6 ada seorang pendeta Budha dari Tiongkok yang ingin memperdalam agamanya di tanah India. Sebelum keberangkatan resminya, ia harus sudah menguasai bahasa Sansekerta, karena itulah pendeta bernama I-Tsing tersebut mempelajarinya dulu selama setengah tahun di Sriwijaya. Terbukti, bahwa Sriwijaya jadi pusat keagamaan Buddha di wilayah Asia Tenggara. Bukti yang kedua ini memperkuat teori awal pendirian Kerajaan Sriwijaya di abad ke7. Sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dinamai Kedukan Bukit memiliki angka 683 Masehi. Di tahun tersebut Sriwijaya sedang dipimpin oleh seorang raja bernama Dapunta Hyang yang sedang berusaha memperluas wilayah. Ia menyiapkan bala tentara sampai jumlah 20.000 orang. Penaklukan ini membuahkan hasil setelah 8 hari bertempur di medan perang. Setelah Dapunta Hyang berhasil meraih kesuksesan bersama 20.000 pasukannya, ada sebuah prasasti yang ditemukan di Pulau Bangka, sebuah pulau kecil di dekat Sumatera. Prasasti Kota Kapur adalah nama prasasti yang menyebutkan keinginan Dapunta Hyang meneruskan ekspedisi ke Jawa. Dan prasasti yang berangka tahun 686 Masehi itu pun menjadi bukti sejarah berhasilnya Sriwijaya menaklukkan Jawa yang saat itu dikuasai Kerajaan Tarumanegara. Prasasti-prasasti lainnya yang menjadi peninggalan Kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa melayu kuno dan berhuruf Pallawa.



2.4



Raja Raja yang Memerintah 1. Dapunta Hyan Srijayanasa (terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 Masehi dan Prasasti Talang Tuwo tahun 684 Masehi) 2. Sri Indrawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 724 Masehi 3. Rudrawikrama (terdapat dalam Berita Cina tahun 728 Masehi) 4. Wishnu (terdapat dalam Prasasti Ligor tahun 775 Masehi 5. Maharaja (terdapat dalam Berita Arab tahun 851 Masehi) 6. Balaputera Dewa (terdapat dalam Prasasti Nalanda tahun 860 Masehi)



7. Sri Udayadityawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 960 Masehi) 4 8. Sri Udayaditya (terdapat dalam Berita Cina tahun 962 Masehi) 9. Sri Sudamaniwarmadewa (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi) 10. Marawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi) 11. Sri Sanggaramawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Chola tahun 1044 Masehi)



2.5



Masa Kemajuan Kerajaan Sriwijaya



Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sudah sangat jelas bisa diterangkan. Selat Malaka dan Selat Sunda merupakan dua selat internasional yang tidak pernah sepi dari kapal. Hanya bermodalkan kekuatan armada militernya, Sriwijaya berani menerapkan sistem bea cukai yang sampai sekarang dipakai juga oleh Pemerintah Indonesia. Fungsi dan peran armada militer dalam perekonomian Sriwijaya sangat besar. Tanpa adanya jaminan keselamatan, para saudagar Arab dan Tiongkok pasti memilih selat lain sebagai jalur transportasinya. Apalagi sampai memutuskan menetap sementara atau selamanya. Hal ini banyak terjadi karena selain Sriwijaya elok dan berharta, kehidupan bisnisnya akan dilindungi oleh para militer Sriwijaya. Kerajaan maritim ini mengembangkan juga kebesaran agama Budha. Selain dengan cara mendirikan sangga –kelompok belajar- untuk memperdalam Buddhisme, Sriwijaya juga sudah menyiapkan banyak guru spiritual Budha. Baik seorang pendeta atau hanya orang yang mendapatkan kelebihan. Guru agama Budha yang paling tersohor di Sriwijaya yaitu Sakyakirti. Pada tahun 860 Masehi, prasasti Nalanda yang berada di India menyeret nama Sriwijaya sebagai nama kerajaan internasional yang sangat peduli dengan pendidikan. Masa keemasan ini semakin meningkatkan pamor Balaputeradewa yang saat itu menjadi Raja Sriwijaya. Dalam prasasti tersebut, Balaputeradewa disebutkan mendirikan asrama pelajar Sriwijaya yang diperuntukkan anak dari Sriwijaya yang sedang menuntut ilmu di Nalanda, India yang sedang dipimpin oleh Raja Dewapaladewa. Puncak keemasan diperoleh Sriwijaya setelah berjuang dalam hitungan abad. Sriwijaya memperoleh kejayaan ini di abad ke-8 dan ke-9. Hingga pada akhirnya, kejayaan tersebut harus diakhiri pada abad ke-11. Balaputeradewa yang berhasil membawa Sriwijaya mencapai kejayaan itu sebenarnya adalah anak dari Raja Samarattungga. Seorang keturunan Dinasti Syailendra dari bumi Jawa yang memberikan peninggalan berupa candi Borobudur kepada anak cucunya.



5



2.6



Kehidupan Segi Ekonomi



Pada mulanya penduduk Kerajaan Sriwijaya hidup dengan bertani. Akan tetapi karena Kerajaan Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi dekat pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang.Perdagangan kemudian menjadi mata pencaharian pokok penduduk Kerajaan Sriwijaya. Perkembangan perdagangan ini didukung oleh keadaan dan letak Kerajaan Sriwijaya yang strategis. Kerajaan Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional. Di Sriwijaya, para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan. Sriwijaya mulai menguasai perdagangan nasional maupun internasional di kawasan perairan Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna,Selat Malaka,Selat Sunda,dan Laut Jawa berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Dalam kegiatan perdagangan,Kerajaan Sriwijaya mengekspor gading,kulit,dan beberapa jenis binatang liar,sedangkan barang impornya antara lain beras,rempahrempah,kayu manis,kemenyan,emas,gading,dan binatang.Perkembangan perdagangan tersebut telah memperkuat kedudukan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim.Kerajaan maritim adalah kerajaan yang mengandalkan perekonomiannya dari kegiatan perdagangan dan hasilhasil laut. Untuk memperkuat kedudukannya,Kerajaan Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Kerajaan Sriwijaya mampu mengawasi perairan di Nusantara. Hal ini sekaligus merupakan jaminan keamanan bagi para pedagang yang ingin berdagang dan berlayar di wilayah perairan Sriwijaya.



2.7



Kehidupan Segi Sosial dan Budaya



Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha Mahayana di seluruh wilayah Asia Tenggara. Diceritakan oleh I-tsing, bahwa di Kerajaan Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha. Salah seorang pendeta Buddha yang terkenal adalah Sakyakirti. Banyak pelajar asing yang datang ke Kerajaan Sriwijaya untuk belajar bahasa sanskerta. Kemudian mereka belajar agama Buddha di Nalanda,India. Antara tahun 1011-1023 datang seorang pendeta agama Buddha dari Tibet bernama Atisa untuk lebih memperdalam pengetahuan agama Buddha. Dalam kaitannya dengan perkembangan agama dan kebudayaan Buddha, di Kerajaan Sriwijaya ditemukan beberapa peninggalan. Misalnya, Candi Muara Takus,yang ditemukan dekat Sungai Kampar di daerah Riau. Kemudian di daerah Bukit Siguntang ditemukan arca Buddha.Pada tahun 1006, Kerajaan Sriwijaya juga telah membangun wihara sebagai tempat suci agama Buddha di Nagipattana, India Selatan. Bangunan lain yang sangat penting adalah Biaro Bahal yang ada di Padang Lawas, Tapanuli Selatan. Di tempat ini pula terdapat bangunan Wihara.



2.8



Kehidupan Segi Politik



Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7. Pada awal perkembangannya, raja disebut dengan Dapunta Hyang. Dalam Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo telah ditulis sebutan Dapunta Hyang. Pada abad ke-7, Dapunta Hyang banyak melakukan usaha perluasan daerah. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai, antara lain yakni sebagai berikut: 6 1) Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung. 2) Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu. Menurut I-tsing, penaklukan Kerajaan Sriwijaya atas Kedah berlangsung antara tahun 682-685 Masehi. 3) Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari. Penaklukan ini dilaksanakan kirakira tahun 686 Masehi (Prasasti Karang Berahi). 4) Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional,merupakan daerah yang sangat penting.Daerah ini dapat dikuasai Kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 Masehi berdasarkan Prasasti Kota Kapur. 5) Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung Melayu. Penguasaan Sriwijaya atas Tanah Genting Kra dapat diketahui dari Prasasti Ligor yang berangka tahun 775 M. 6) Kerajaan Kalingga dan Mataram Kuno, menurut berita Cina, yang melakukan serangan adalah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya ingin menguasai Jawa bagian tengah karena pantai utara Jawa bagian tengah juga merupakan jalur perdagangan yang penting. Untuk lebih memperkuat pertahanannya, pada tahun 775 Masehi dibangunlah sebuah pangkalan di daerah Ligor.Waktu itu yang menjadi raja adalah Darmasetra. Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 Masehi. Pada masa pemerintahannya,Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat dan mencapai masa keemasan. Raja Balaputradewa menjalin hubungan yang erat dengan Kerajaan Benggala yang saat itu diperintah oleh Raja Dewapala Dewa. Raja ini menghadiahkan sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk pendirian sebuah asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar di Nalanda, yang dibiayai oleh Balaputradewa,sebagai “dharma”, yang saat ini berada di Universitas Nawa Nalanda,India. Pada tahun 990 Masehi yang menjadi Raja Sriwijaya adalah Sri Sudamaniwarmadewa. Pada masa pemerintahan raja ini terjadi serangan dari Raja Darmawangsa dari Jawa bagian Timur.Akan tetapi, serangan itu berhasil digagalkan oleh tentara Kerajaan Sriwijaya. Sri Sudamaniwarmadewa kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Marawijayottunggawarman. Pada masa pemerintahan Raja Marawijayottunggawarman, Kerajaan Sriwijaya membina hubungan dengan Raja Rajaraya I dari Colamandala. Pada masa itu, Kerajaan Sriwijaya terus mempertahankan kebesarannya. Daerah-daerah kekuasaannya antara lain Sumatra dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat,sebagian Jawa bagian tengah,sebagian Kalimantan,Semenanjung Melayu,dan hampir seluruh perairan Nusantara. Bahkan Muhammad Yamin menyebutkan Kerajaan Sriwijaya sebagai negara nasional yang pertama.Untuk mengurus setiap daerah kekuasaan Sriwijaya,dipercayakan kepada seorang Rakryan (wakil raja di daerah).Dalam hal ini Kerajaan Sriwijaya sudah mengenal struktur pemerintahan.



2.9



Masa Kemunduran Kerajaan Sriwijaya



1.



Tidak adanya raja yang mampu memerintah dengan cakap



Setelah wafatnya raja Balaputradewa pada tahun 835 M, tidak ada lagi sosok raja yang mampu memimpin Sriwijaya dengan cakap dan bijaksana. Hal ini secara berangsurangsur menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan raja-raja yang berkuasa semakin lemah. 7 2.



Letak Kota Palembang semakin jauh dari laut



Pengendapan lumpur yang terjadi di muara Sungai Musi menyebabkan pendangkalan dasar sungai semakin cepat. Sungai yang dangkal menyebabkan kapal-kapal dagang tak bisa lagi singgah untuk melakukan kegiatan perdagangan di pusat kota. Secara tidak langsung hal ini membuat pendapatan kerajaan dari pajak jadi menurun. Padahal, pajak dari para pedagang itulah yang menjadi salah satu sumber pendapatan bagi kerajaan untuk menjalankan roda pemerintahan



3.



Banyak wilayah kekuasaan yang melepaskan diri



Faktor lemahnya perekonomian karena menipisnya pendapatan pajak serta faktor pemimpin kerajaan yang tidak cakap membuat wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya berusaha melepaskan diri. Kontrol dan kekuatan militer yang lemah menjadikan wilayah-wilayah taklukan mendirikan kerajaannya sendiri. Lepasnya wilayah kekuasaan seperti wilayah Pahang, Jambi, Kelantan, Sunda, Dan Ligor. membuat keadaan ekonomi kerajaan semakin parah. Pasalnya. setoran pajak yang biasanya diberikan wilayah-wilayah tersebut tidak lagi ada. 4. Terjadinya serangan dari kerajaan lain Selain karena faktor internal, runtuhnya kerajaan Sriwijaya juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa serangan-serangan dari kerajaan lain di sekitarnya. Berikut ini adalah beberapa serangan yang dialami kerajaan Sriwijaya tersebut: 1. Serangan pada tahun 992 dari Kerajaan Medang yang dilakukan Raja Teguh Darmawangsa atas wilayah Sriwijaya selatan. 2. Serangan pada tahun 1017 dari Kerajaan Colamandala dari India Selatan atas Semenanjung Malaka. 3. Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1270 yang dilakukan oleh Raja Kertanegara dari Singosari atas wiayah Melayu. 4. Pendudukan yang dilakukan Kerajaan Majapahit pada tahun 1377 atas seluruh wilayah Sriwijaya. Pendudukan yang dipimpin Adityawarman tersebut dilakukan atas perintah Gadjah Mada dalam upaya mewujudkan kesatuan Nusantara.



5.



Berkembangnya pengaruh Islam



Di pertengahan abad 12 Masehi, pengaruh Islam semakin berkembang di Nusantara. Beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Malaka, Samudera Pasai, dan Kerajaan Aceh mulai menguasai sebagian wilayah Sriwijaya. Pada akhirnya hal ini semakin membuat kerajaan Sriwijaya tak berdaya terhadap perkembangan zaman. 8



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan



Menurut sumber sejarah asing, yaitu berita dari Cina pada tahun 682 M ada seorang pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Buddha. Pendeta tersebut singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sansekerta selama 6 bulan. Dan saat itu sedang dibawa pemerintahan Dapunta Hyang. Selain berita dari luar, ditemukan juga Prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang ditemukan di Palembang, yang berisi ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara yang diadakan oleh Dapunta Hyang. Berdasarkan bukti bukti diatas, bisa disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya Dapunta Hyang. Dibawah kepemimpinan Raja Balaputeradewa, Kerajaan Sriwijaya mencapai masa keemasan sebagai kemaharajaan martimim. Dari segi ekonomi, Kerajaan Sriwijaya maju karena letaknya startegis, yang terletak di jalur perdagangan internasional. Dari segi Sosial dan Budaya, Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat keagamaan di wilayah Asia Tenggara, banyak para pendeta yang datang untuk memperdalam bahasa sansekerta dan agama Buddha. Dari segi politik, Kerajaan Sriwijaya berhasil memperluas daerah kekuasaannya yang membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Kerajaan Sriwijaya runtuh karena beberapa faktor, salah satunya adanya penyerangan dari kerajaan lain. Kerajaan Sriwijaya diperkirakan runtuh pada abad ke-12. 3.2



Manfaat



Sebagai pelajar dan warga Indonesia yang baik, kita harus mempelajari sejarah sejarah Indonesia. Dengan adanya makalah ini, kalian bisa lebih mengetahui tentang Kerajaan Sriwijaya yang sudah memberikan pengaruh besar pada perdagangan Indonesia. Sebagai warga Indonesia, mengharuskan kita untuk menjaga dan merawat dan melindungi dengan baik peninggalan-peninggalan sejarah yang diwariskan pada generasi sekarang.



9 DAFTAR PUSTAKA 



http://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-sriwijaya







http://www.ipsmudah.com/2017/04/penyebab-runtuhnya-kerajaansriwijaya.html







http://www.edukasinesia.com/2017/08/sejarah-kerajaan-sriwijaya-palinglengkap-sejarah-perkembangan-kerajaan-sriwijaya-sejarahperkembangan-politik-dan-pemerintahan-kerajaan-sriwijaya-sejarahperkembangan-ekonomi-kerajaan-sriwijaya-sejarah-perkembangansosial-budaya-kerajaan-sriwijaya.html







http://ellanputra.blogspot.co.id/2012/08/nama-nama-raja-sriwijaya.html







http://www.ipsmudah.com/2017/08/4-sumber-sejarah-kerajaan-sriwijayaisi.html



10 LAMPIRAN-LAMPIRAN PRASASTI KEDUKAN BUKIT



CANDI MUARA TAKUS



11



PETA KERAJAAN SRIWIJAYA



BENDERA KERAJAAN SRIWIJAYA



12



KERAJAAN SRIWIJAYA



PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA



13



14