Kerangka Acuan Penemuan Kasus Kusta [PDF]

  • Author / Uploaded
  • sudar
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN PENEMUAN KASUS (SUSPEK) KUSTA A. Latar Belakang Program pengendalian penyakit kusta dapat berjalan dengan efektif jika dilakukan memalui pendekatan terintegrasi, karena pendekatan tersebut dapat memberikan kesetaraan dan jangkauan pelayanan yang lebih luas kepada penderita kusta. Keuntungan integritas tidak hanya meningkatkan jangkauan pengobatan tapi juga mengurangi cacat dan diskriminasi yang dihadapai penderita kusta. Selain itu juga meningkatkan efektifitas penggunaan dana dalam jangka panjang akan menjamin kesinambungan program. Penemuan penderita kusta berdasarkan adanya orang yang dating mencari pengobatan ke Puskesmas/sarana kesehatan lainnya atas kemauan sendiri atau saran orang lain. Penderita ini biasanya sudah dalam kondisi stadium lanjut. Factor-faktor yang menyebabkan penderita terlambat dating berobat, yaitu karena : 1. Tidak mengerti tanda dini kusta 2. Malu dating ke puskesmas 3. Tidak tahu bahwa ada obat tersedia gratis di Puskesmas 4. Jarak rumah penderita ke Puskesmas/sarana kesehatan lainnya terlalu jauh B. Tujuan - Mencari penderita baru yang mungkin sudah lama ada dan belum ditemukan dan di obati - Mencari penderita baru yang mungkin ada diantara penderita kusta yang sudah RFT C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan - Pemeriksaan fungsi saraf - Pengobatan - Kunjungan rumah - Penyuluhan D. Cara melaksanakan kegiatan - Membawa kartu penderita dari penderita yang sudah tercatat dan kartu penderita kososng. Alat-alat untuk pemeriksaan serta obat MDT - Mendatangi rumah penderita dan memeriksa tetangga yang sering kontak dengan penderita - Mendatangi rumah tetangga dan memeriksa tetangga yang sering kontak dengan penderita



-



Bila ditemukan penderita baru dari pemeriksaan itu, maka dibuatkan kartu baru , kemudian diberikan obat MDT dosis pertama Memberikan penyuluhan kepada penderita dan semua anggota keluarga



E. Sasaran 1. Semua masyarakat dengan suspek kusta 2. Semua anggota keluarga yang di obati F. Jadwal pelaksanaan Kegiatan Jadwal kegiatan penjaringan/penemuan kasus dilakukan setiap hari ditempat pelayanan kesehatan seperti : BP Puskesmas, Pustu, Polindes, serta setiap hari Sabtu petugas melakukan Survey Kintak serumah pada pasien Kusta yang di obati G. Tenaga Pelaksana a. Dokter b. Petugas kesehatan yang ebrtugas di BP ( perawat dan Bidan) c. Petugas Kusta H. Evaluasi Evaluasi pelaksanaan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksnaan program I. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu kegiatan penting dalam penjaringan / penemuan suspek J. Monitoring Monitoring kegiaan penjaringan / penemuan suspek kusta dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada saat klien mengambil obat bulan berikutnya dengan dilakuakan pemeriksaan fungsi saraf. K. Pendanaaan a. Penjaringan / penemuan kasus baru di danai oleh JKN b. Pemeriksaan kontak serumah didanai oleh BOK c. Survey school di danai oleh BOK Pendanaannya seperti berikut : - 1 or x 15 kss x Rp. 30.000,- = Rp. 450.000,- 1 or x 10 SD x Rp. 30.000,- = Rp. 300.000,-



KERANGKA ACUAN SURVEY KONTAK SERUMAH A. Latar Belakang Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM dan UKP di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan unit pelaksana teknis dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota. Penyakit Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycrobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat. Atas dasar define tersebut maka untuk mendiagnosis kusta di cari kelainan-kelainan uang berhubungan dengan gangguan susunan saraf tepi dan kelainan-kelainan yang tampak pada kulit. Untuk menetapkan mendiagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama atau cardinal sign, yaitu : 1. Lesi (kelainan ) kulit yang mati rasa Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak keputih-putihan (hypopigmentasi) atau kemerah-merahan ( erythematous ) yang mati rasa ( anasthesi ) 2. Penebaalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf Gangguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan kronis saraf tepi ( neuritis perifer ) seperti mati rasa, kelemahan otot atau kelumpuhan dan kulit kering atau retak-retak. 3. Adanya bakteri tahan asam (BTA) didalam kerokan jaringan kulit (BTA positif) Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta bilamana terdapat satu dari tanda-tanda utama diatas. Pada dasarnya sebagian besar kasus dapat didiagnosis dengan pemeriksaan klinis. Namun demikian pada kasus yang meragukan dapai dilakukan pemeriksaan kerokan kulit. Apabila hanya ditemukan cardinal sign ke 2 perlu dirujuk kepada wasor atau ahli kusta, jika masih ragu orang tersebut dianggap sebagai kasus yang dicurigai ( Suspek ). B. Tujuan  Tujuan Umum Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan kusta.  Tujuan Khusus 1. Terbinanya anggota keluarga kusta dalam menangani masalah kesehatan secara mandiri 2. Tercapainya penemuan kasus suspek baru



C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan 1. Pemeriksaan fungsi saraf 2. Pengobatan 3. Kunjungan rumah 4. Penyuluhan D. Cara Melaksanakan Kegiatan 1. Membawa kartu penderita dari penderita yang sudah tercatat dan kartu penderita kososng. Alat-alat untuk pemeriksaan serta obat MDT 2. Mendatangi rumah penderita dan memeriksa tetangga yang sering kontak dengan penderita 3. Mendatangi rumah tetangga dan memeriksa tetangga yang sering kontak dengan penderita 4. Bila ditemukan penderita baru dari pemeriksaan itu, maka dibuatkan kartu baru , kemudian diberikan obat MDT dosis pertama 5. Memberikan penyuluhan kepada penderita dan semua anggota keluarga E. Sasaran Pemeriksaan ditujukan pada semua anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita dan tetangga disekitarnya. F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam tiga bualan seluruh anggota keluarga harus diperiksa dan pemeriksaan dilakukan jika ada anggota keluarga yang dinyatakan sakit kusra serta perhatian khusus ditujukan pada kontak tipe MB. Pemeriksaan ini sebaiknya diulang setiap tahun. G. Tenaga Pelaksanaan Kegiatan  Petugas Kusta  Petugas lintas program H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan kontak serumah biasanya dilakukan oleh petugas kusta untuk mengetahui adanya penderita baru. I. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan merupakan slah satu kegiatan penting dalam semua kegiatan.



J. Monitoring Monitoring kegiatan dilakukan 1 tahun sekali K. Pendanaan Semua kegiatan pemeriksaan kontak serumah didanai oleh BOK. Pendanaannya seperti berikut : 1 or x 10 kss x Rp. 30.000,- = Rp. 300.000,-



KERANGKA ACUAN SURVEY SCHOOL DAN FRAMBUSIA A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah social, ekonomi, budaya, keamanandan ketahanan nasional. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga sampai petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan / pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap Kusta dan cacat yang ditimbulkannya. Dengan kemajuan teknologi dalam bidang promotif, preventif, kuratif serta rehabilitative di bidang penyakit Kusta, maka penyakit Kusta sudah dapt diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Akan tetapi mengingat kompleknya masalah penyakit Kusta maka diperlukan program pengendalian secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan endemisitas penyakit kusta. Selain itu juga harus diperhatikan rehabilitasi medis dan rehabilitasi social ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup orang yang menderita penyakit Kusta. Pada dasarnya WHO sudah menganjurkan kegiatan penemuan penderita secara aktif, namun apabila dibutuhkan survey dibawah ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan misalnya bila kasus anak tinggi maka dapat dilakukan pemeriksaan anak sekolah. Untuk melakukan survey anak sekolah perlu kerjasama dengan UKS dan guru-guru. B. Tujuan 1. Mendapatkan kasus baru secara dini 2. Memberikan penyuluhan kepada murid dan guru C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan 1. Pemeriksaan pada anak sekolah 2. Penyuluhan D. Cara Melaksanakan Kegiatan Untuk melakukan survey sekolah, perlu kerjasama dengan UKS dan guru. Sebelum dilakukan terlebih dahulu diberikan penyuluhan tentang kusta kepada murid-murid dan guru. Pemariksaan dilakukan pada semua murid. Jika ada yang dicurigai kusta maka perlu dirujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jumlah anak yang diperiksa dan penderita baru yang ditemukan dicatat.



E. Sasaran  Anak SD / sederajat  Taman kanak-kanak F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Jadwal kegiatan pemeriksaan survey school dan frambusia dilakukan bersamaan dengan kegiatan penjaringan anak sekolah yaitu bulan Agustus. G. Tenaga Pelaksanaan  Petugas Kusta  Petugas Uks H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan merupakan salah satufungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program. I. Pencatatan dan Pelaporan Jumlah anak yang diperiksa dan penderita baru yang ditemukan dicatat di buku kegiatan dan buku register kusta. J. Monitoring Monitoring kegiatan dilaksanakan setiap habis kegiatan penjaringan anak sekolah. K. Pendanaan Kegiatan pemeriksaan survey school dan frambusia di danai oleh BOK. Pendanaannya sebagai berikut : 1orx10sklhxRp. 30.000,- =Rp. 300.000,-