Kerangka Acuan Program Promosi Kesehatan Masyarakat [PDF]

  • Author / Uploaded
  • reni
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT UPT. PUSKESMAS JATISRONO I TAHUN 2016 A. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yang dilakukan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.Puskesmas mempunyai fungsi :Pusat Penggerak Pembangunan berwawasan Kesehatan; Pusat Pemberdayaan masyarakat; Pusat Pelayanan kesehatan masyarakat (mencakup pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayahkerjanya. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat,karena derajad kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap



kualitas



sumberdaya



manusia.Program



kesehatan



masyarakat



lebih



mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya-upaya



kuratif



dan



rehabilitatif



yang



sering



disebut



sebagai



paradigma



sehat.Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara fisik,mental dan social sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan citacitanya,mencukupi



kebutuhan-kebutuhannya,



serta



mengubah



atau



mengatasi



lingkungannya. Kesehatan



adalah



sumberdaya



kehidupan



bukan



hanya



obyek



untuk



hidup.Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari social



dan



kekuatan



personal,sehingga



promosi



kesehatan



tidak



hanya



bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja,melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat. B. LATAR BELAKANG Pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan ditindaklanjuti oleh Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan



Pemerintah



dan



Propinsi



sebagai



daerah



otonom,



memberikan



kewenangan kepada daerah untuk menangani manajemen pemerintahan di daerahnya Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



1



secara utuh sehingga dapat leluasa melaksanakan pelayanan kepada masyarakat atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakat dan kondisi daerahnya masingmasing. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya. Sesuai dengan visi pembangunan nasional, yaitu “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur” sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, aka salah satu yang harus dipenuhi adalah menjadi bangsa yang berdaya saing.Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing diperlukan pembangunan sumber daya manusia, yang ditandai dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu unsur penting bagi peningkatan IPM adalah derajat kesehatan. Dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, Pemerintah Indonesiatelah menetapkan tujuan pembangunan kesehatan, yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dijelaskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar



terwujud



derajat



kesehatan



masyarakat



yang



setinggi-tingginya



dengan



memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Masih tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi dan prevalensi gizi kurang pada balita menjadi masalah besar dalam upaya membentuk generasi yang mandiri dan berkualitas. Sehingga, penting untuk melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah, antara lain di bidang pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup dan kelembagaannya sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam pergaulan masyarakat internasional.Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangat penting. Hal ini dapat dijelaskan bahwa disamping ketentuan ini tercantum dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juga sebagai berikut : 1) Dari hasil kajian ternyata 70% sumber daya pembangunan nasional berasal kontribusi/partisipasi masyarakat; 2) Pemberdayaan masyarakat/partisipasi masyarakat berazaskan gotong royong, merupakan budaya masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan; 3) Perilaku masyarakat merupakan faktor penyebab utama, terjadinya permasalahan kesehatan, oleh sebab itu masyarakat sendirilah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan pendampingan/bimbingan pemerintah;



Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



2



4) Pemerintah mempunyai keterbatasan sumber daya dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang semakin kompleks di masyarakat, sedangkan masyarakat mempunyai potensi yang cukup besar untuk dapat dimobilisasi dalam upaya pencegahan di wilayahnya; 5) Potensi yang dimiliki masyarakat diantaranya meliputi community leadership, community organization, community fnancing, community material, community knowledge, community technology, community decision making process, dalam upaya peningkatan kesehatan, potensi tersebut perlu dioptimalkan; 6) Upaya pencegahan lebih efektif dan efsien dibanding upaya pengobatan, dan masyarakat juga mempunyai kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan apabila dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat terutama untuk ber-perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sejalan dengan upaya Pemerintah dalam memberdayakan dan mendorong peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan agar hidup sehat, tentu akan mendukung pencapaian MDG’s pada tahun 2015 meningkatnya angka harapan hidup (72 tahun), menurunnya tingkat kematian bayi ( 24 per 100 KH) dan menurunnya kematian ibu melahirkan (102 per 100 ribu KH) serta menurunnya gizi kurang pada balita (15 %). Perjalanan pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk terlibat dalam mewujudkan masyarakat yang sehat tampaknya menjadi acuan dan inspirasi untuk menghidupkan kembali pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat bidang kesehatan. Pemerintah Indonesia di era 70-an sampai 80-an berhasil memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat di bidang kesehatan melalui Gerakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Program inimengalami pasang surut ketika terjadi krisis ekonomi, kisah sukses tersebut menjadi motivasi bagi Tim Penggerak PKK untuk tetap bertahan dan mengaktifkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan hingga saat ini terdapat 84,3% desa dan kelurahan memiliki Posyandu. Kejayaan PKMD diupayakan untuk dibangkitkan kembali melalui pengembangan dan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk keberhasilan penyelenggaraan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lebih difokuskan pada: 1) meningkatnya perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, 2) meningkatnya



kemandirian



masyarakat



dalam



sistem



peringatan



dini,



penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana, serta terjadinya wabah/KLB, 3) meningkatnya keterpaduan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dengan kegiatan yang berdampak pada income generating. Disamping itu, upaya pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari masalah dan potensi spesifk daerah, oleh karenanya diperlukan pendelegasian wewenang lebih besar kepada daerah. Kesiapan daerah dalam menerima dan menjalankan kewenangannya sangat dipengaruhi oleh tingkat kapasitas daerah yang meliputi perangkat organisasi dansumberdaya manusianya, serta kemampuan fiskal. Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



3



Puskesmas Jatisrono I beserta jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam rangka peningkatan derajad kesehatan masayarakat Puskesmas Jatisrono I bertekad untuk meningkatkan kualitas Pelayanan kesehatan di wilayah Jatisrono I demi terwujudnya ”Masyarakat Jatisrono Yang Sehat Dan Mandiri”. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Jatisrono I sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia ( SDM ), dana, sarana, serta faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat Jatisrono I Selain itu juga dipengaruhi oleh pelaksanaan program – program kesehatan yang dijalankan di Puskesmas Jatisrono I khusunya Program Penyuluhan kesehatan Masyarakat yang merupakan salah satu cara pencegahan dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, sehingga masyarakat dapat bertindak cepat, tepat dan mandiri dalam pennyelesaian masalah kesehatan. Untuk itu Puskesmas Jatisrono I melalui bidang Promosi Kesehatan Masyarakat ( PKM) perlu menyusun sebuah program kesehatan yang efektif, efisien dan tepat sasaran. Untuk menyusun Program Kesehatan tersebut diperlukan sebuah kerangka acuan yang berfungsi sebagai dasar dalam melaksanakan program Promosi Kesehatan Masyarakat di UPT. Puskesmas Jatisrono I. C. TUJUAN a. Umum Mendukung tercapainya Indonesia sehat melalui peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia. b. Khusus. a) Petugas mempunyai pedoman



dalam



melaksanakan



program



promosi



kesehatan di puskesmas. b) Petugas promosi kesehatan mampu menggerakkan dan memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam mencegah penyakit. c) Meningkatnya kesehatan individu, keluarga, serta lingkungan d) Meningkatnya pperilaku masyarakat dalam ber PHBS e) Masyarakat mampu mencegah penyakit atau potensi wabah secara mandiri Secara ringkas tujuan khusus dari program promosi kesehatan adalah meningkatnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) sehingga masyarakat mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan lingkungan yang kondusif melalui pembinaan pemberdayaan masyarakat bidangkesehatan yang terintegrasi dan bersinergi oleh pemangku kepentingan terkait.



D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN a. Tugas Pokok Promosi Kesehatan : a) Menyusun bahan perencanaan, melaksanakan pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan sarana penyuluhan, kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan ikatan profesi, pelaksanaan, pembinaan dan monitoring serta evaluasi ; Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



4



b) Mengumpulkan bahan penyusunan, perencanaan, pelaksanaan koordinasi dan bimbingan teknis program serta evaluasi hasil kegiatan pelaksanaan program promosi kesehatan serta penelitian dan pengembangan kesehatan. b. Rincian Tugas : a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran ( RKAP ) kegiatan sarana kesehatan, kemitraan, promosi kesehatan serta penelitian dan pengembangan berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai bahan acuan kerja ; b) Melaksanakan konsultasi dengan atasan maupun koordinasi dengan lintas program / sektor terkait tentang permasalahan di bidang tugasnya guna kelancaran tugas ; c) Menginventarisasi kebutuhan sarana penyuluhan kesehatan guna menunjang program pnyuluhan di Puskesmas ; d) Menghimpun dan menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan sarana penyuluhan kesehatan, kemitraan, promosi kesehatan serta pengembangan dan penelitian di bidang kesehatan ; e) Membuat desain media serta mendistribusikan media informasi sesuai kebutuhan untuk mendukung dalam upaya promosi kesehatan, serta melaksanakan penyuluhan langsung maupun tidak langsung kepada individu dan kelompok tentang kesehatan untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) sesuai pedoman yang berlaku guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; f) Mengembangkan program Desa Siaga Sehat g) Menyusun bahan advokasi bagi atasan langsung dengan cara bekerja sama dengan organisasi / lembaga terkait untuk mempengaruhi para pengambil kebijakan terhadap program peningkatan kesehatan ; h) Melaksanakan pembinaan kepada upaya-upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) melalui kegiatan KIE dan motivasi untuk mewujudkan kemandiriannya ; i) Membuat desain penelitian dengan memperhatikan metode yang sesuai guna memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk pengembangan pembangunan bidang kesehatan ; j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan dengan tugas pokok instansi guna mendukung kinerja organisasi.



E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Kegiatan Promosi Kesehatan Didalam Gedung Puskesmas Yang dimaksud dengan promosi kesehatan didalam gedung puskesmas adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, promosi kesehatan puskesmas, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas. Kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas dilaksanakan sejalan dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Berikut ini rincian keterangan bentuk kegiatan promosi kesehatan yang dapat dilakukan didalam gedung puskesmas. a. Di Tempat Pendaftaran Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



5



Kegiatan promosi kesehatan ditempat pendaftaran dapat dilakukan dengan penyebaran informasi melalui media seperti poster, leaflet, selebaran yang dapat dipasang/diletakan didepan loket pendaftaran. Adapun jenis informasi yang disediakan yaitu : a) Alur pelayanan puskesmas b) Jenis pelayanan kesehatan c) Denah poliklinik Memberikan salam kepada pengunjung puskesmas termasuk dari kegiatan promosi karena telah tejadi komunikasi awal yang menimbulkan kesan yang baik dan menyejukan bagi pasien/pengunjung puskesmas sehingga mengurangi beban yang diderita. b. Di Poliklinik Petugas kesehatan puskesmas yang melayani paseien meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus diminumnya. Tetapi jika hal ini belum mungkin dilaksanakan maka dapat dibuka klinik khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau konseling. Guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayanan medis, disediakan berbagai media (alat peraga) seperti misalnya lembar balik (flash cards), poster, gambargambar dan leaflet yang bisa dibawa oleh pasien. Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah orang yang mengantarkannya ke puskesmas. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasi yang tersedia di poliklinik. Oleh karena itu di poliklinik khususnya di ruang tunggu, dipasang media seperti poster, selebaran (leaflet) yang berisi informasi tentang berbagai penyakit dan pencegahannya. Dengan mendapatkan informasi yang benar mengenai penyakit yang diderita pasien, diharapkan dapat membantu puskesmas memberikan informasi kepada pasien. Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya mendorong pasien untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan yang dideritanya dapat segera diatasi. c. Di Ruang Pelayanan KIA dan KB Di pelayanan KIA dan KB selain dijumpai pasien sakit (misalnya bayi atau balita), sebagian besar pengunjung adalah ibu-ibu atau wanita yang sakit. Yaitu ibuibu yang memeriksakan kehamilannya atau hendak bersalin, atau mereka yang memerlukan pelayanan kontrasepsi. Petugas kesehatan dipelayanan KIA dan KB tersebut perlu meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien/individu berkenaan dengan pelayanan yang didapatnya. Jika belum mampu, dapat dilimpahkan ke klinik khusus. Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien/individu yang mendapat pelayanan KIA dan KB, juga orang yang mengantarkanya ke puskesmas. Oleh karena itu, dipelayanan KIA-KB perlu dipasang poster-poster atau disediakan selebaran-selebaran (leflet) tentang berbagai penyakit, khususnya yang menyerang Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



6



bayi dan balita. Disamping itu tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara teratur, pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, pentingnya imunisasi lengkap bagi bayi, pentingnya pemberian ASI eksklusif, pentingnya memantau tumbuh kembang balita dan lain-lain. Dengan mendapatkan informasi yang benar tentang berbagai hal tersebut, pengentar diharapkan dapat membantu puskesmas memberikan informasi kepada pasien/individu tersebut. Pasien/individu pun merasa dalam suatu lingkungan yang mendorongnya untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki untuk kesehatannya. d. Ruang Tunggu Puskesmas menyediakan ruang tunggu bagi Pasien dan pengantar. Jika demuikian ruang tunggu ini dapat digunakan sebagai sarana untuk bina suasana.Pada dinding ruang tunggu dapat dipasang berbagai poster, disediakan boks berisi selebaran atau leflet yang boleh diambil secara gratis. Dengan berbagai informasi tersebut diharapkan para pengunjung mendapat tambahan informasi kesehatan dan dapat membantu menyebarluaskan kepada masyarakat lainnya. Di ruang tunggu juga bisa diputarkan film tentang kesehatan atau diputarkan informasi melalui tape recorder e. Di Promosi kesehatan puskesmas Di Promosi kesehatan puskesmas, selain dapat dijumpai pasien (orang sakit) juga individu / pengunjung (orang sehat), dan para pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah pentingnya melakukan pemeriksaan promosi kesehatan puskesmas yaitu : a) Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter b) Bagi pengunjung yang sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat. Pada umumnya pasien atau pengantarnya tidak tinggal terlalu lama di promosi kesehatan puskesmas. Oleh karena itu di kawasan ini sebaiknya dilakukan promosi kesehatan dengan metode yang bersifat swalayan (self service) seperti poster yang dapat dibaca atau leaflet yang dapat diambil gratis dan dengan poster yang tertempel di dinding f. Di Kamar Obat Di kamar obat juga dapat dijumpai baik pasien/individu, keluarga atau pengantarnya. Kesadaran yang ingin di ciptakan dalam diri mereka adalah terutama tentang : a) Manfaat obat generic dan keuntungan jika menggunakan obat generic. b) Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai dengan petunjuk dokter. c) Pentingnya pemeliharaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dalam rangka memenuhi kebutuhan akan obat-obat sederhana. Petugas harus selalu melakukan senyum dan sapa yang ramah serta memberikan informasi tentang obat secara jelas kepada pasien atau pengantar pasien



Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



7



Disamping itu pemasang poster bisa dilakukan di dinding dan disediakan leflet/selebaran tentang informasi kesehatan, ditempat ruang ini dapat dioperasikan tape recorder/player yang menyampaikan pesan-pesan tersebut. g. Di Tempat Pembayaran Sebelum pulang pasien atau pengantar harus singgah



ditempat



pembayaran. Diruang perpisahan ini hendaknya tetap menyampaikan salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga semakin bertambah sehat. Perlu juga disampaikan bahwa kapanpun kelak pasien membutuhkan lagi pertolongan, jangan ragu-ragu untuk dating lagi ke puskesmas. Mereka juga diingatkan kembali untuk menjaga dan mempromosikan kesehatan dilingkungannya. h. Di Klinik Khusus Klinik khusus yang tersedia di Puskesmas Wonogiri adalah : Klinik Konsultasi Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik Berhenti Merokok (KBM) dan Klinik Konseling Kesehatan Remaja. Klinik khusus diselenggarakan dalam rangka meningkatkan upaya promosi kesehatan didalam gedung puskesmas. Khususnya untuk pelayananpelayanan yang perlu mendapat tambahan dalam hal promosi kesehatannya. Biasanya



karena



pasien



dan



keluarganya



memang



memerlukan



informasi/konsultasi khusus (misalnya tentang sanitasi/kesehatan lingkungan, gizi, KB, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, dan lain-lain). Kegiatan promosi kesehatan yang diselenggarakan di klinik-klinik khusus ini umumnya adalah berupa layanan konseling. Umumnya pelayanan disini berupa membantu upaya pemecahan masalah yang dirujuk dari poliklinik atau pelayanan KIA-KB. Beberapa prinsip pemberian informasi melalui konseling kepada pasien/individu yang perlu diperhatikan dan dipraktikan oleh petugas kesehatan puskesmas adalah : a) Memberikan suasana gembira dan semangat hidup Pada sat memulai pemberian informasi, sebaiknya petugas kesehatan puskesmas tidak langsung mengungkap masalah, kelemahan, atau kekeliruan pasien/individu.



Perbincangan



harus



diawali



dengan



situasi



yang



menggembirakan, karena situasi yang demikian membuat pasien/masyarakat menjadi tertarik untuk terlibat dalam perbincangan, selanjutnya pasien/individu diajak untuk menggungkapkan sendiri masalah, kelemahan atau kekeliruan. b) Menghargai pasien/klien sepenuh hati Menghargai pasien/individu adalah syarat utama untuk terjadinya hubungan yang baik dan terbuka. Cara menghargai ini dilakukan dengan memberikan ucapan-ucapan dan bahasa tubuh yang menghargai. c) Melihat pasien/indivudu sebagai subyek Petugas puskesmas harus mengendalikan kecenderungan keinginan untuk menasehati. Upayakan agar pasien/individu berbicara sebanyak-banyaknya tentang dirinya. sementara itu pembicaraan diarahkan kepada pemecahan masalah yang dihadapi. Dengan demikian “resep” pemecahan masalah itu datang dari pasien/individu itu sendiri. Hal ini akan menjadi komitmen dari pasien/individu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut. Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



8



d) Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan Dalam hubungan yang baik petugas kesehatan puskesmas selalu berusaha untuk mengemukakan kata-kata dan butir-butir dialog yang menyentuh perasaan



pasien/individu.



Banyak



petugas



kesehatan



menggunakan



pendekatan agama untuk membuat pasien/individu tersentuh hatinya. e) Memberikan keteladanan Keteladanan sikap dan perilaku petugas kesehatan puskesmas dapat menyentuh perasaan pasien/individu. Keteladanan memang merupakan sugesti yang cukup kuat bagi pasien/individu untuk berubah kearah positif. Motivasi



untuk



ketrampilan,



berubah



kesalehan,



itu



disebabkan



dan



kebijakan



oleh



kepribadian,



tenaga



kesehatan



wawasan, terhadap



pasien/individu. i. Di halaman Dihalaman puskesmas yaitu di tempat parkir, taman, dinding, pagar, dan tempat ibadah dapat dilakukan promosi kesehatan antara lain : a) Di Tempat Parkir Puskesmas Tempat parkir puskesmas biasanya berupa lapangan parkir, sebaiknya dilakukan promosi kesehatan bersifat umum. Misalnya tentang pentingnya melaksanakan



PHBS,



seruan



presiden



tentang



kesehatan,



himbauan



menggunakan obat generic berlogo, bahaya merokok, bahaya mengkonsumsi minuman keras, bahaya menyalah gunakan napza, dan lain-lain.Pesan-pesan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk baliho/billboard disudut lapangan parkir. Pengaturan dalam pemasangan media komunikasi ini harus dilakukan dengan konsultasi kepada ahlinya, sehingga mudah ditangkap oleh mereka yang berada dilapangan parkir, tanpa merusak keindahan lapangan tersebut. b) Di Taman Puskesmas Puskesmas pada umumnya memiliki taman baik dihalaman depan, disekeliling, ataupun dibelakang gedung puskesmas. Taman-taman di halaman puskesmas memeng diperlukan guna memperindah pemandangan di sekitar puskesmas. Namun demikian taman-taman puskesmas ini sebenarnya digunakan sebagai sarana memperkenalkan berbagai jenis tanaman yang berkhasiat obat. Jika demikian taman-taman tersebut dapat dikatakan sebagai Taman Obat Keluarga (TOGA). c) Di Dinding Puskesmas Di dinding puskesmas dapat ditampilkan pesan-pesan promosi kesehatan, misalnya dalam bentuk poster. Namun demikian agar penampilan pesan ini tidak merusak keindahan gedung atau ruangan puskesmas disarankan tidak banyak memasang poster di dinding. Poster-poster ditata sedemikian rupa supaya terlihat rapi dan saling berhubungan d) Di Pagar Pembatas Kawasan Puskesmas Pada saat-saat tertentu, misalnya kampanye Hari Kesehatan nasional, Kampanye Hari AIDS, dan lain-lain, dipagar pembatas sekeliling kawasan puskesmas, khususnya yang berbatasan dengan jalan, dapat dipasang Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



9



spanduk-spanduk. Pemasangan spanduk ini pun harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga tidak merusak keindahan pagar puskesmas. e) Di Tempat Ibadah Tempat ibadah yang tersedia di puskesmas biasanya berupa tempat ibadah untuk kepentingan individu/kelompok kecil, seperti mushola. Di tempat ibadah kecil tentu tidak dilakukan khotbah atau ceramah. Oleh sebab itu pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dalam bentuk pemasangan poster. Adapun pesan-pesan



yang



disampaikan



sebaiknya



berupa



pesan-pesan



untuk



kesehatan jiwa (yang berkaitan dengan perintah-perintah agama) dan pentingnya menjaga kebersihan/kesehatan lingkungan. 2. Kegiatan Promosi Kesehatan Diluar Gedung Puskesmas Promosi kesehatan di luar gedung adalah promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas di luar gedung puskesmas. Artinya promosi kesehatan dilakukan untuk masyarakat yang berada diwilayah kerja puskesmas. Kegiatan tersebut antara lain adalah : a. Penyuluhan Penyuluhan yang dilakukan dapat secara langsung ataupun tidak langsung. Tujuan penyuluhan adalah menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat baik secara verbal maupun non verbal sehingga masyarakat sehingga masyarakat meningkat pengetahuan tentang kesehatan. Penyuluhan dapat dilakukan secara berkelompok atau massa. Yang membedakan antara penyuluhan kelompok atau massa adalah jumlah peserta penyuluhan. Penyuluhan kelompok peseeta maksimal 40 sedangkan penyulukan massa jumlah peserta lebih dari 40 orang. Penyuluhan dapat juga dilakukan dengan media tradisional maupun melalui pameran. Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pihak kesenian atau penyelenggara pameran setempat dapat meningkatkan jumlah penyuluhan yang dilakukan. Kegiatan penyuluhan melalui media tradisional contohnya : memalui campur sari, wayang kulit, kethoprak dan lain-lain. Materi penyuluhan bisa beragam sesuai dengan program-program kesehatan yang ada b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ujung tombak peninhkatan PHBS adalah gerakan pemberdayaan PHBS terdiri dari beberapa tatanan seperti tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan institusi kesehatan, tatanan tempat kerja, tatanan tempattempat umum (pasar, terminal, tempat ibadah, rumah makan dan lain-lain) c. Kunjungan Rumah Kunjunggan rumah dilakukan petugas kesehatan puskesmas sebagai tindak lanjut dan upaya promosi kesehatan didalam gedung puskesmas yang telah dilakukan kepada pasien/keluarga. Terutama pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat dan atau mereka yang sepakat untuk melaksanakan langkah-langkah tindak lanjut dirumah tangganya (misalnya menyemen lantai rumah, membuat jamban keluarga, membuat TOGA, dan lainlain). Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



10



Untuk pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat, kunjungan rumah dilakukan untuk membantu proses pemecahan masalah tersebut (konseling) ditingkat keluarga, dalam hal ini berlaku prinsip-prinsip konseling. Untuk pasien/keluarga yang sepakat melaksanakan langkah-langkah tindak lanjut, kunjungan rumah dilakukan sebagai upaya supervise dan bimbingan, sekaligus sebagai penghargaan (apresiasi) jika langkah-langkah tersebut telah terlaksana. Namun tak jarang kunjungan rumah jenis ini dapat berubah menjadi kunjungan konseling, bila ternyata langkah-langkah yang telah disepakati belum terlaksana atau terkendala. Artinya petugas kesehatan puskesmas harus membantu keluarga yang dikunjungi tadi dalam mengatasi masalah atau kendala yang dihadapi. Tidak jarang



kunjungan



rumah



yang



semula



dimaksud



untuk



menyelenggarakan konseling keluarga berkembang menjadi konseling yang lebih luas (misalnya tingkat dasa wisma atau bahkan lebih luas lagi). Hal ini terjadi jika bahwa masalah yang dihadapi keluarga tersebut ternyata juga dihadapi oleh banyak keluarga lain. Atau jika proses pemecahan masalah keluarga yang bersangkutan menghendaki terlibatnya keluarga-keluarga lain. Keadaan seperti ini petugas kesehatan puskesmas tadi harus mengubah pendekatan menjadi pengorganisasian masyarakat d. Desa Siaga Prinsip desa siaga adalah masyarakat mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di daerahnya. Dengan kata lain masyarakat mandiri di bidang kesehatan. Pengelolaan desa siaga Pengorganisasian masyarakat (community organization) dengan demikian dapat diterapkan di tatanan manapun yang akan digarap : di suatu RT/RW, di suatu sekolah, di suatu pondok pesantren, di suatu kantor, di suatu pabrik, dan seterusnya. e. UKBM Upaya kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah kegiatan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan ini memiliki azas dari, oleh dan untuk masyarakat . UKBM juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat dan terbentuk karena memang masyarakat membutuhkan wadah ini. Contoh UKBM yang ada di masyarakat : Posyandu, Upaya Kesehatan Kerja (UKK), Pos Obat Desa (POD), Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan lain-lain Diantara beragam UKBM yang ada di masyarakat yang paling populer adalah Posyandu baik Posyandu Balita atau Posyandu Lansia. Umumnya para kaderlah yang



akan



lebih



banyak



melakukan



pemberdayaan



masyarakat



dengan



memfasilitasi kegiatan yang ada. F. SASARAN a. Peningkatan pengetahuan individu, organisasi kemasyarakatan dan ikatan profesi tentang kesehatan b. Menciptakan kemitraan yang harmonis disemua sektor c. Peningkatan jumlah dan jenis UKBM d. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan meningkatnya strata Desa Siaga Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



11



e. Peningkatan sarana dan prasarana serta metode penyampaian informasi untuk pengembangan kesehatan f. Peningkatan jaminan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin G. TATA NILAI Sedangkan tata nilai ini diperuntukan bagi petugas UPT Puskesmas Wonogiri I dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pelanggan dan agar pelanggan puas dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Tata nilainya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Senyum 8. Bahagia



Ibadah Ikhlas Tanggung Jawab Malu Peduli Instropeksi diri



H. LINTAS SEKTOR TERKAIT Lintas Sektoral yang terkait kegiatan Promkes adalah : 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri 2. Kecamatan (Camat beserta perangkat) 3. Dinas Nivo (Pengairan, Pertanian, PE-SDM, PKSK, PKH, Perikanan dan Kehewanan, Statistik, dll) Koramil (muspika) Polsek (muspika) KUA UPT. Dinas Pendidikan TP- PKK Kecamatan 9. Desa/Kelurahan (Kepala Desa/ Kelurahan beserta perangkat dan BPD) 10. TP-PKK Desa/Kelurahan 11. Kader Kesehatan 4. 5. 6. 7. 8.



I. LINTAS PROGRAM TERKAIT Lintas Program yang terkait kegiatan Promkes adalah : 1. Gizi 2. KIA/KB 3. P2P 4. Kesling 5. Perkesmas 6. Lansia 7. Yanmed 8. Penunjang medis (laboratorium, farmasi) J. JADWAL PELAKSANAAN Kegiatan promosi kesehatan setiap hari sesuai jam kerja dinas dan ada pembagian jadwal sesuai dengan tugas tambahan yang diberikan oleh Kepala Puskesmas Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



12



K. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN



Evaluasi Pemantauan Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pelaksanaan promkes dengan mekanisme; petugas membuat catatan secara berkala yang dilaporkan kepada kepala puskesmas dan kunjungan lapangan dibebepa lokasi terpilih.Evaluasi sebaiknya dilaksanakan pada setiap tahap menejerial mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil sekurang-kurang pada tiap pertengahan tahun dan akhir tahun dengan menggunakan indikator pada setiap tahapanantara lain : a. Indikator masukan 1. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam Rencana Umum Pengembangan promkes Puskesmas. 2. Adanya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana Operasional Promkes Puskesmas 3. Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM promkes puskesmas. 4. Adanya tenaga PKM dan tenaga kesehatan lain dipuskesmas yang sudah dilatih 5. Adanya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai acuan dalam standar sarana promkes puskesmas 6. Adanya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan promkes puskesmas. b. Indikator proses 1. Dilaksanakannya kegiatan promkes didalam gedung (setiap tenaga kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik khusus, pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya 2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk dan lain-lain) masih bagus dan relevan 3. Dilaksanakannya kegiatan



promkes



di



masyrakat



(kunjungan



rumah



&



pengorganisasian masyarakat) c. Indikator keluaran 1. Semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkes 2. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan promkes dalam gedung (konseling, bibliografi dan lain-lain) 3. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh puskesmas 4. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas dengan pengorganisasian masyarakat 5. Puskesmas sebagai model institusi kesehatan yang ber-PHBS, yaitu dengan puskesmas bebas rokok, lingkungan bersih, bebas jentik dan jamban sehat d.Indikator dampak Indikator ini mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes dipuskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat untuk semua tatanan. Tatanan yang dianggap mewakili untuk dievaluasi adalah tatanan rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional Promkes tahun 2010). L. PENCATATAN DAN PELAPORAN Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



13



Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan yang dilakukan yang dilakukan secara menyeluruh (terpadu) terhadap program dengan konsep wilayah kerja PKM. Pencatatan dan Pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa adanya Pencatatan dan Pelaporan kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Pencatatan dilakukan oleh petugas Promosi kesehatan mengenai program yang berjalan di tingkat Puskesmas dan Masyarakat. Pelaporan adalah mekanisme petugas Promosi Kesehatan melaporkan kegiatan Program Promosi Kesehatan yang dilakukannya kepada institusi yang lebih tinggi (dalam hal ini Dinas Kesehatan dan atau Kementerian Kesehatan). Tujuan pelaporan merupakan alat untuk memantau kegiatan Promosi Kesehatan, baik bagi petugas pengelola promosi kesehatan maupun pihak perencana dan penyusun kebijakan. memperoleh informasi tentang PHBS di 5 Tatanan terutama PHBS RT, PHBS Sekolah, Desa Siaga Aktif, Poskesdes, Poskestren, dll. mengetahui jumlah Rumah Tangga ber-PHBS, Data Desa Siaga selama sebulan, triwulan, semester dan setahun. Pencatatan program Promkes meliputi Pencatatan Data PHBS Rumah Tangga. Data Desa Siaga Aktif dan UKBM Lainnya. PHBS Sekolah. Poskesdes yang beroperasi. Media Promosi Kesehatan. Poskestren PAUD Macammacam pencatatan Promkes. Sedangkan pelaporanya terdiri dari Pelaporan 3 bulanan mencakup: kegiatan PHBS RT, Desi Aktif, UKBM, Poskesdes, Poskestren, dll. Pelaporan Tahunan: Data secara keseluruhan mencakup SDM, Program Promkes, ditujukan untuk Profile Promosi Kesehatan dll. M. BIAYA Biaya penyelenggaraan program promkesdari : 1. Dana Kapitasi JKN 2. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) 3. Operasional Puskesmas N. PENUTUP Demikian Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Program Promkes Puskesmas yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Jatisrono I setiap tahunnya. Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan RUK dan POA Program dan Program Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. Jenis kegiatan dan jumlah kegiatan tersebut diatas bisa bertambah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Mengetahui :



Jatisrono, 2 Mei 2016



Kepala UPT. Puskesmas Jatisrono I



Penanggung Jawab UKM



Pelaksana Program Promkes



dr. Kristiawan Teguh Wibowo NIP. 19770421 200801 1007



Hudayanah Umri, SKM NIP. 19771219 200604 2 002



Hudayanah Umri, SKM NIP. 19771219 200604 2 002



Dokumen Puskesmas Jatisrono 1@KAK



14