KESADARAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KESADARAN Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kognitif Belajar Matematika Dosen Pengampu Dr. Maryono, M.Pd



Disusun oleh: 1.



Era Riyantika



(12851221008)



2.



Eva Rizkiyanti



(12851221009)



PROGRAM MAGISTER TADRIS MATEMATIKA PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH OKTOBER 2021



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji syukur teruntuk Allah SWT, yang telah menciptakan alam semesta dengan kebesaran-Nya. Wahai Dzat yang memegang segala urusan, terimalah bentuk niat kecil yang ada dalam hati ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang penuh cahaya Islam seperti sekarang. Tugas makalah ini tidak hanya penulis selesaikan sendiri, namun tetap dengan bantuan dari berbagai pihak. Rangkaian ucapan terima kasih, penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan motivasi, ruang dan waktu untuk menyelesaikan makalah ini. Adapun ucapan terima kasih yang penulis haturkan kepada:



1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. Selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, yang telah memberikan izin penulis untuk mengikuti proses perkuliahan di Program Tadris Matematika Pascasarjana UIN SATU Tulungagung. 2. Dr. Maryono, M.Pd. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Kognitif Belajar Matematika, yang telah memberi bimbingan serta arahan kepada Penulis 3. Rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatunya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis berharap pembaca berkenan untuk memberikan kritik yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi yang membacanya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Tulungagung, 25 Oktober 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................................... 1



A. Latar Belakang ...................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................1 C. Tujuan Penelitian .............................................................................2 BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................................ 3



A. Sejarah Kesadaran ............................................................................3 B. Kerangka Kerja Kesadaran...............................................................6 C. Fungsi-Fungsi Kesadaran .................................................................11 D. Tingkat Kesadaran............................................................................13 E. Model-Model Kesadaran ..................................................................17 BAB III: PENUTUP ................................................................................................... 20



A. Kesimpulan ......................................................................................20 B. Saran ................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 22



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesadaran telah menjadi satu topik terpenting kajian psikologi dan ilmu pengetahuan lain dewasa ini. Tidak salah jika zeman menggambarkan minat terhadap kesadaran sebagai air pasang yang sedang naikk dibarengi dengan gelombang publikasi, jurnal baru serta pertemuan ilmiah bertopik kesadaran. Dan topik kesadaran menjadi tantangan intelektual lintas disiplin mulai dari neurosains, psikologi sampai filsafat.1 Kesadaran adalah menjadi terjaga terhadap lingkungan dan diri sendiri sebagai wujud subjektif.2 Kesadaran (consciousness), yang pada suatu masa pernah menjadi topik sentral dalam psikologi dan kemudian disingkirkan karena dianggap tidak ilmiah, sekarang telah mengalami masa kebangkitan yang jaya. Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peritiwaperistiwa lingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori,pikiran, perasaan, dan sensai-sensasi fisik. Definisi kesadaran ini memiliki dua sisi. Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita diluar tidur dalam aktifitasaktifitas sadar, dan bakan dalam tidur pun kesadaran tidak sepenuhnya lenyap, seperti Ketika kita mampu terbangun ketika mendengar dering alarm. Didalam kesadaran terdapat beberapa submateri yang akan dijelaskan di makalah ini seperti: sejarah kesadaran, kerangka kerja kesadaran, fungsi-fungsi kesadaran, tingkat-tingkat kesadaran, dan model-model kesadaran. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah Kesadaran ? 2. Bagaimana Kerangka Kerja Kesadaran ? 3. Bagaimana Fungsi-Fungsi Kesadaran ? Dicky Hastjarjo, “Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness)”, Buletin Psikologi 13, no. 2 (2005), hal: 79-90 2 Dan Horton-Szar, Psikiatri, (Singapore: ELSEVIER, 1999), hal. 186 1



1



2



4. Bagaimana Tingkat-Tingkat Kesadaran ? 5. Bagaimana Model-Model Kesadaran ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mendeskripsikan Sejarah Kesadaran. 2. Untuk mendeskripsikan Kerangka Kerja Kesadaran. 3. Untuk mendeskripsikan Fungsi-Fungsi Kesadaran. 4. Untuk mendeskripsikan Tingkat – Tingkat Kesadaran. 5. Untuk mendeskripsikan Model-Model Kesadaran.



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Kesadaran Psikologi ilmiah berawal pada abad ke-19 dengan studi terhadap pengalaman-pengalaman



kesadaran. Psikologi



pada masa itu terdiri



dari psikologi perkembangan, psikologi olahraga, psikologi sosial, psikologi faal, psikologi forensik, dan psikologi lain kemudian berkembang memahami pengalaman-pengalaman sadar.3 Dalam kutipan termasyhur dari William James, “psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental” (psychology is the science of mental), kehidupan mental berarti kehidupan mental yang sadar. Sebenarnya para filsuf dan orang awam jauh sebelum abad tersebut sudah merenungkan perihal tentang pikiran dan hakikat diri manusia. Di awal abad ke-20, topik tentang kesadaran hampir disingkirkan dari ranah psikologi oleh para pengikut behaviorisme yang dipimpin oleh John Watson dan B. F. Skinner.4 Sepanjang paruh akhir abad ke-20, Para psikolog kognitif berjuang untuk mempertahankan kesadaran sebagai topik terpenting dalam psikologi, sedangkan behaviorisme mempertahankan psikologi sebagai ilmu yang sepenuhnya objektif. Dalam hal ini antikesadaran kalah karena metode-metode dan doktrin-doktrin behaviorisme terlalu angkuh (imperious) sampai-sampai topik yang autentik dianggap tabu. Dalam tahun-tahun belakangan ini, kesadaran menjadi topik yang semakin marak diperbincangkan dalam pemikiran dan tulisan para psikolog, filsuf, dan ilmuwan neurosains dibandingkan topik-topik lain yang membahas pikiran. Francis Crick, ilmuwan neurosains dan Christof Koch, ilmuwan PhD yang memusatkan penelitian doktoralnya dalam bidang pemrosesan informasi



3



Fitri Febri, Sejarah Kesadaran dalam Psikologi, dalam Sejarah Kesadaran Dalam Psikologi DosenPsikologi.com diakses pada tanggal 21 Oktober 2021. 4 Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif, (Jakarta : Erlangga, 2007), hal. 241.



3



4



nonlinear, telah mengangkat kesadaran sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan ilmuwan neurosains. Kedua ilmuwan tersebut menyatakan bahwa para ilmuwan neurosains tidak berusaha sungguh-sungguh mempelajari kesadaran bahwa (1) kesadaran dianggap sebagai problem filosofis, yang sebaiknya disisakan bagi para filsuf, (2) upaya mempelajari kesadaran dianggap sebagai Tindakan yang “terlalu mendahului masanya”.5 Crick dan Koch menyanggah kedua ide tersebut dengan menyatakan bahwa kesadaran adalah sebuah produk yang muncul dari aktivitas otak sehingga kesadaran pastilah memiliki suatu korelasi neurologis. Setiap saatnya, sejumlah aktivitas neurologis terlibat dalam kesadaran, sedangkan aktivitas lain tidak. Kesadaran memang telah menjadi satu konsep yang sering digunakan psikologi, namun kesadaran merupakan konsep yang membingungkan dalam ilmu pengetahuan mengenai pikiran. Salah satu penyebabnya adalah karena pengertian kesadaran sangat bervariasi sehingga tidak ada satu pengertian umum yang dapat diterima semua pihak. Zeman menguraikan bahwa kata consciousness berasal dari bahasa Latin conscio yang dibentuk dari kata cum yang berarti with (dengan) dan scio yang berarti know (tahu).6 Kata menyadari sesuatu (to be conscious of something) dalam bahasa Latin pengertian aslinya adalah membagi pengetahuan tentang sesuatu itu dengan orang lain atau diri sendiri. Kata conscious (sadar) dan consciousness (kesadaran) pertama kali muncul dalam bahasa Inggris awal abad 17. Brown dan Ryan (2003) mengatakan bahwa rasa kesadaran didasari oleh meningkatnya keadaan sadar terjaga secara berkesinambungan, memonitor keadaan diri dan lingkungan luar, serta adanya perhatian yang memusat sehingga menghasilkan kesadaran penuh akan pengalamannya secara lebih terbuka. Baer, et.al (2006) mendefinisikan rasa kesadaran sebagai



5 6



Ibid., hal 242. Dicky Hastjarjo, Sekilas Tentang Kesadaran..., hal.80.



5



meningkatnya kesadaran dengan berfokus pada pengalaman saat ini serta adanya penerimaan tanpa memberikan penilaian.7 Rasa kesadaran membantu individu untuk bisa melihat secara lebih dalam hubungan antara pikiran, perasaan, dan aktivitasnya, sehingga makna dan penyebab dari pengalaman dan perilaku disadari sepenuhnya. Kesadaran (consciousness), yang pada suatu masa pernah menjadi topik sentral dalam psikologi dan kemudian disingkirkan karena dianggap tidak ilmiah, sekarang telah mengalami masa kebangkitan yang jaya. Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peritiwa-peristiwa lingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori,pikiran, perasaan, dan sensai-sensasi fisik. Definisi kesadaran ini memiliki dua sisi. Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita diluar tidur dalam aktifitas-aktifitas sadar, dan bakan dalam tidur pun kesadaran tidak sepenuhnya lenyap, seperti Ketika kita mampu terbangun ketika mendengar dering alarm. Kesadaran meliputi suatu pemahaman terhadap stimuli lingkungan sekitar. Kesadaran juga meliputi pengenalan seseorang akan peristiwaperistiwa mentalnya sendiri. Era 90an menjadi dekade keemasan bagi studistudi kesadaran. Zeman membagi kesadaran menjadi 4 kategori yaitu :8 1. Kondisi terjaga (waking state) : yakni kondisi saat kita mempersepsi dan berinteraksi. 2. Pengalaman : merupakan kesiagaan setiap saat terhadap peristiwa-peristiwa yang berlangsung di sekeliling kita. 3. Kondisi mental kita : yang meliputi keyakinan, harapan, niat, dan hasrat 4. Kesadaran diri kita : meliputi rekognisi diri, pengetahuan diri, perasaan kepemilikan atas pikiran-pikiran, ide-ide, dan perasaan-perasaan kita sendiri. 7



Annisa Awaliyah dan Ratih Arruum Listiyandini, Pengaruh Rasa Kesadaran terhadap Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa, dalam Jurnal Psikogenesis, Vol. 5, No. 2 (2017) : 91. 8 Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 242.



6



B. Kerangka Kerja Kesadaran Karakteristik-karakteristik



utama



kerangka



kerja



meliputi



attention,



wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Selain itu, terdapat pula sejumlah atribusi sekunder yang meliputi novelty, emergence, selectivity, dan subjectivity. 1. Attention (Atensi ; Perhatian) Attention adalah memusatkan mental pada hal - hal internal maupun eksternal. Atensi dapat kita arahkan ke peristiwa eksternal ataupun internal. Maka dari itu, kesadaran juga bisa diarahan ke peristiwa eksternal dan juga internal. Atensi eksternal biasanya diarahkan kepada hal-hal yang menarik minat seseorang. Atensi ini dianggap sebagai “lampu sorot” yang memusatkan berkas sinar ke arah yang menarik minat.9 Contoh: saat kita mengunjungi pantai, kita mungkin mengamati burungburung dilangit pada suatu saat dan selanjutnya mengarahkan “lampu sorot” kita ke sebuah kapal yang tampak di kejauhan. (Atensi Eksternal). Atensi terhadap suatu objek dikendalikan oleh suatu “mata pelacak” yang mencari detail-detail yang bila dikombinasikan dan diintegrasikan ke dalam pengetahuan dunia yang lebih luas, akan membentuk fondasi bagi kesadaran yang lebih komprehensif.10 Objek terlihat jelas jika berada persis di tengah medan penglihatan. Sesungguhnya mata kita benar-benar bergerak dari detail ke detail objek yang ada di hadapan kita. Atensi internal: merenungkan pikiran-pikiran pribadi, memori-memori, dan citra-citra visual. Contoh : Bayangan seorang tokoh ternama dalam benak kita. Menghadirkan memori-memori dari masa lalu kita.



9



Ibid.,…, hal. 244. Ibid,.



10



7



2. Wakefulness (Kesiagaan ; Keterjagaan) Wakefulness (Kesiagaan ; Keterjagaan) adalah proses kontinum dari tidur hingga terjaga. Dalam konsep kerja AWAREness, kondisi mental akan dihadapi oleh seseorang sepanjang hidupnya. Kesadaran adalah suatu kondisi mental yang dialami seseorang sepanjang hidupnya setiap hari. Sebagai contoh, kemarin malam anda tidur dan sekarang anda terjaga, itulah dua kondisi kesadaran yang berbeda secara radikal. Jika anda meminum secangkir kopi yang kuat, anda bahkan lebih terjaga lagi. Dengan demikian kita dapat membayangkan bahwa kesadaran terdiri dari berbagai level AWAREness



dan



eksitasi



yang



berbeda-beda.



Kesiagaan



menyerupai arousal yang mempengaruhi atensi. Kondisi kesadaran dapat diubah menggunakan meditasi, obat-obatan, atau atensi yang intensif. 3. Architecture (Arsitektur) Architecture adalah lokasi fisik struktur fisiologi yang membangun sebuah kesadaran atau dalam kata lain kesadaran mempunyai sejumlah struktur fisiologis. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa kesadaran yang berpusat di otak dapat diidentifikasi melalui korelasi neural kesadaran. Selama lebih dari seabad, para ilmuwan neuroanatomi telah membedah otak untuk menemukan fungsi-fungsinya menggunakan teknik-teknik yang semakin lama semakin canggih. Kesadaran bukanlah sebuah proses tunggal yang dilakukan oleh sebuah neuron tunggal, melainkan dipertahankan melalui sejumlah besar proses-proses neurologis yang diasosiasikan dengan interpretasi terhadap fenomena sensorik, sematik, kognitif dan emosional, yang ada secara fisik maupun secara imajinatif. Tindakan-tindakan



yang memerlukan intervensi



sadar, seperti



menentukan film yang yang akan ditonton, museum yang akan dikunjungi, atau menentukan bagus tidaknya suatu lukisan.11 Sebagai contoh lain



11



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 246.



8



mengenai kesadaran yang dipertahankan dalam otak adalah bahasa, yang menempati bagian yang cukup besar di hemisfer kiri otak. Bahasa memberikan kontribusi amat besar dan penting bagi kesadaran, yakni memberikan identifikasi semantic dan pengorganisasian terhadap suatu objek. Sesungguhnya, seluruh otak tampaknya teribat dalam berbagai aspek yang berbeda dari AWAREness yang sadar. 4. Recall of Knowledge (Mengingat Pengetahuan) Recall of Knowledge (Mengingat Pengetahuan) adalah mengambil informasi tentang seseorang yang bersangkutan dan lingkungan sekitarnya. Kesadaran memampukan manusia dapat mengakses pengetahuan melalui recall informasi tentang diri pribadi dan dunia sekitar. Defenisi kesadaran ini



memiliki



3



komponen: (1) recall pengetahuan



pribadi, (2) recall informasi-informasi



tentang



diri



umum, dan (3) recall terhadap



pengetahuan kolektif individu yang bersangkutan. 5. Self-knowledge (Pengetahuan-diri) Self-knowledge



(Pengetahuan-diri) adalah



pemahaman



tentang



informasi jati diri pribadi seseorang. Pertama, terdapat pengetahuan fundamental bahwa anda adalah anda. Pengetahuan ini disebut kesadaran diri (self-awareness). Jika seekor binatang atau seorang manusia dapat mengenali dirinya di cermin diyakini mereka memiliki kesadaran diri. Kesadaran diri diindikasikan dengan rekognisi di kaca sekaligus kesadaran makhluk yang bersangkutan bahwa bayangan di kaca adalah diri sendiri. 12 Pengetahuan diri terdiri dari kesadaran-diri dan informasi-informasi lain mengenai diri. Sebagai contoh anda mengetahui bahwa pada saat ini anda sedang mengamati kata-kata dalam sebuah halaman, anda menegtahui bahwa kata-kata yang barusan anda baca (yang menjadi bagian kesadaran



12



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 247.



9



anda) kata “sekolah”, anda mengetahui bila anda terlambat untuk menghadiri suatu pertemuan, anda mengetahui bilamana anda mengalami sakit kepala, anda mengetahui perasaan anda terhadap seseorang, anda mengetahui bilamana pakaian anda terlalu longar, dan demikian halnya anda mengetahui informasi-informasi pribadi lain, yang tak terhitung jumlahnya tersebut dalam alam benak anda. 6. World Knowledge (Pengetahuan Tentang Dunia) World Knowledge (Pengetahuan Tentang Dunia), memampukan kita mengingat sejumlah fakta dari memori jangka panjang kita. Dengan demikian ketika anda memasuki museum wajakensis. Anda mampu membawa informasi mengenai peninggalan-peninggalan bersejarah di Tulungagung (yang telah anda miliki dalam memori Anda) ke kesadaran. Meningkatnya kesadaran tersebut diakibatkan karena meningkatnya aktivitas neurologis yang berkaitan dengan pemahaman anda terhadap sesuatu. Peran kesadaran adalah aktivasi pengetahuan (activation of knowledge), yang mungkin merupakan aspek yang paling menarik. Pada tataran ini, seseorang menyadari tindakan-tindakan kerjasama selama bertahun-tahun. kemampuan bertahan hidup akan meningkat apabila seorang anggota kelompok memahami apa yang dipikirkan rekannya, selain mampu mengamati dan memahami apa yang dipikirkan rekannya, selain mampu mengamati dan memahami apa yang dilakukan rekannya tersebut. Sensitivitas yang empatik membantu kemampuan bertahan hidup dan sekaligus menjadi kunci untuk mengungkap cara kita, sebagai manusia modern, memahami dunia lain. 7. Emotive (Emotif) Emotive



(Emotif)



adalah



komponen-komponen



afektif



yang



diasosiasikan dengan kesadaran. Sentience adalah suatu kondisi sadar yang sering dianggap sebagai suatu bentuk perasaan atau emosi (berbeda dengan



10



pikiran atau persepsi). Emosi ditimbulkan oleh kondisi-kondisi internal saat kita merespons peristiwa-peristiwa eksternal seperti perasaan saat jempol kaki tersandung batu atau mendapatkan nilai A secara tidak terduga. Saat anda berusaha mendeskripsikan emosi-emosi subjektif tersebut kepada orang lain, mustahil menggambarkan perasaan-perasaan tersebut persis sebagaimana yang anda rasakan. Tidak ada seorangpun yang dapat menyerap kedalam tempurung kepala anda atau menghubungkan saraf-saraf otak anda dengan otak mereka sehingga mereka sungguh-sungguh mengerti apa yang anda rasakan. 8. Novelty (Kebaruan) Novelty (Kebaruan) adalah konsep yang berfokus pada pikiran dan peristiwa sentral dalam menemukan sesuatu yang baru, kreatif dan inovatif. Terdapat sejumlah besar bukti bahwa orang-orang dan hewan mencari stimulasi baru dan informatif, kesadaran tampaknya memiliki minat tehadap “kabar berita (news). Kebaruan dapat muncul dari perubahan lingkungan, diskonfirmasi atau pelanggaran terhadap perilaku terampil yang rutin. 9. Emergence (Kemunculan) Emergence (Kemunculan) adalah kesadaran berbeda berkaitan dengan proses neural lainnya yang berkaitan dengan pemikiran pribadi dan internal. Berbeda dengan proses-proses neural yang lain (seperti proses yang membuat anda menggerakkan bola mata anda agar dapat melihat objek dengan lebih jelas), proses-proses neural yang berhubungan setidaknya dengan sejumlah aspek kesadaran tampaknya berpusat pada informasi internal dan refleksi diri. Proses-proses ini menimbulkan setidaknya impresi fenomenologis bahwa kesadaran muncul dari aktivitas otak. 10. Selectivity dan Subjectivity Manusia yang berfokus pada waktu, akan tetapi pikiran dapat berubah cepat akibat adanya gangguan dari pikiran - pikiran baru atau adanya isyarat eksternal. Kesadaran telah lama dipandang sebagai “lampu sorot” psikologis



11



dan neurobiologis yang digunakan untuk menyoroti objek yang di persepsi, yang membantu memperjelas pemahaman konseptual kita. “Lampu sorot” tersebut mencangkup fungsi selektif kesadaran dan mencangkup informasiinformasi sadar sepanjang domain-domain yang beragam dari memori, persepsi, imagery, pikiran, dan tindakan.13 Jika kita mempertimbangkan “lampu sorot” tersebut dalam konteks yang lebih realistik, seperti dalam sebuah panggung teater, Kita dapat menyamakan pengalaman sadar dengan panggung yang disinari terang benderang, dalam sebuah auditorium gelap. Hanya karena kita tidak mampu melihat apapun diluar panggung, tidak berarti tidak ada aktivitas penting yang berlangsung dibelakang panggung dan ditempat audiens. Sumber-sumber aktivitas yang beragam (kru yang mengurusi pencahayaan, para penata rias, penata busana, sutradara) berpadu dan membentuk secara keseluruhan pengalaman selama berlangsungnya pementasan tersebut. Kita dapat mengembangkan analogi tersebut lebih langsung lagi ke kesadaran dengan mengenali bahwa sebagian besar kesadaran tersebar di seluruh otak dan yang kita kenali sebagai “pengalaman sadar” hanya terjadi saat seluruh kepingan-kepingan kesadaran tersebut berpadu menjadi satu. Akhirnya, subjektivitas yang jelas dan sederhana mengacu kepada fakta bahwa pengalaman sadar setiap orang adalah pengalaman yang unik. C. Fungsi-Fungsi Kesadaran 1. Fungsi kesadaran Piearson & Trout (2005) Memungkinkan melakukan pergerakan atas kemauan sendiri yaitu pergerakan yang dibuat berdasarkan keputusan bukan berdasarkan insting atau refleks. Dengan demikian kesadaran, mampu melakukan pergerakan atas kemauan sendiri, kita dapat mengarahkan atensi dan perilaku kita



13



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 248.



12



kepada aspek-aspek dalam lingkungan yang akan menimbulkan hasil akhir yang lebih baik.14 2. Fungsi Kesadaran Damasio (1999) Memampukan



kita



merencanakan



perilaku



kita,



alih-alih



hanya



mengandalkan insting semata. Kemampuan tersebut (hanya diperkuat dengan adanya kesadaran diri) memberikan kita kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dalam lingkungan kita.



15



3. Fungsi kesadaran Baars & McGovern (1996) 1. Fungsi konteks-setting (context-setting) yakni fungsi dimana sistemsistem bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah stimuli yang datang ke dalam memori. Fungsi ini berperan untuk menjernihkan pemahaman mengenai stimulus yang bersangkutan. 2. Fungsi adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning), keterlibatan sadar diperlukan untuk menangani informasi baru dengan sukses 3. Fungsi prioritisasi (prioritizing) dan fungsi akses, di mana kesadaran diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang tersedia di tingkat ketidaksadaran. 4. Fungsi rekrutment dan kontrol (recruitment and control), di mana kesadaran memasuki sistem-sistem motorik untuk menjalankan tindakantindakan sadar. 5. Fungsi pengambilan keputusan (decision-making) dan fungsi eksekutif, yang berperan membawa informasi dan sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk mebantu pengambilan keputusan dan penerapan kendali.



14 15



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 250 Ibid.,



13



6. Fungsi deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error detection and editing), fungsi ini berfokus pada kesadaran yang memasuki sistem norma yang membuat kita menyadari jika kita membuat suatu kekeliruan. 7. Fungsu monitor-diri (self-monitoring), mengendalikan fungsi-fungsi sadar dan fungsi-fungsi tidak-sadar dalam diri kita. Monitor diri, dalam bentuknya refleksi-diri, percakapan internal, & imagery. 8. Fungsi pengorganisasian dan fleksibilitas (organization and flexibility), memungkinkan kita mengandalkan fungsi-fungsi otomatis dalam situasisituasi yang terprediksi serta memungkinkan untuk memasuki sumbersumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam situasi-situasi tidak terduga.16 D. Tingkat - Tingkat Kesadaran Didalam tingkat-tingkat kesadaran terdapat beberapa macam yaitu: tidur, bermimpi, penggunaan obat dan meditasi. 1.



Tidur Perbedaan yang jelas antara kesadaran dengan ketidaksadaran dapat diamati saat seseorang terjaga atau tertidur, dan para peneliti kesadaran selama ini sangat meminati eksperimen-eksperimen yang menggunakan orang



yang



tidur.



Alat



yang



lazim



dipakai



adalah



EEG



(Electroencephalograph) karena EEG tidaklah ribet. Dan metode EEG memungkinkan



dikumpulkannya



data-data



temporal



yang



baik.



Gelombang otak dapat diamati selama periode tidur. Pada siang hari kita berinteraksi secara konstan berada dalam kondisi siaga, melihat kesuatu arah, mendengarkan pesan, membau suatu aroma baru. Namun ketika tidur mekanisme kesiagaan sangat berkurang dan interaksi personal hampirhampir tidak ada. Selain itu terdapat pula perubahan jelas pada rekaman16



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 252.



14



rekaman EEG yang menyatakan bahwa manusia pada umumnya melalui sejumlah tahap tidur. Lima karakteristik gelombang otak menunjukkan aktivitas elektronik saat manusia terjaga dan selama empat tahap tidur. Pada tahap pertama seseorang terjaga dan rekaman EEG nya menampilkan pola aktivitas cepat dengan amplitudo rendah yang selanjutnya menjadi gelombang delta yang lambat dengan voltase tinggi yang merupakan pola EEG saat orang tersebut telah tertidur lelap. Selama tahap tidur lelap ini kesadaran sangat berkurang, tahap tidur lelap ini digantikan oleh fase tidur REM (Rapid Eye Movement: gerak mata cepat) yang menandai terjadinya mimpi saat orang tersebut mulai ke kondisi sadar.17



2.



Bermimpi Bermimpi terjadi ketika tidur REM, mengapa kita bermimpi, sebuah pendektan ilmiah untuk menjawab pertanyaan berikut adalah hipotesis sintesis-aktivasi. Hipotesis tersebut mendalilkan bahwa aktifitas



17



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 253



15



otak yang berlangsung selama REM diinterpretasikan otak dengan cara yang sama seperti saat kita sadar (ingatlah bahwa aktivitas otak selama REM sangat menyerupai aktivitas otak saat kita sadar).18 Otak mengakses struktur-struktur



pengetahuan



yang



tersimpan



dalam



LTM



dan



menggunakan pola berbicara kita sehari-hari dalam bentuk cerita-cerita dan narasi-narasi. Akhibatnya tidaklan mengherankan jika banyak orang merasakan mimpi-mimpi merekan ibarat film yang didalamnya mereka ikut berpartisipasi atau hanya sebagai penonton. Mimpi melibatkan pengalaman-pengalaman dan emosi-emosi yang sama dengan yang kita jumpai sehari-hari; kebahagiaan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, dan kecemasa. Kita bermimpi mengenai hal-hal yang kita ketahui (yang pada umumnya ditampilkan dalam mimpi dengan sangat jelas) dan kita juga bermimpi mengenai hal-hal yang tidak kita ketahui (dalam mimpi-mimpi semacam itu kita menambahkan atau mengubah detail-detail tertentu).19



18 19



Ibid., hal. 255 Ibid.,



16



3.



Penggunaan Obat Alasan mengapa obat-obatan “manjur” adalah karena kita memiliki reseptor-reseptor diotak yang peka terhadap obat-obatan tersebut. Meskipun demikian reseptor-reseptor tersebut tidak dirancang untuk memproses senyawa-senyawa kimiawi tertentu, sehingga penggunaan obat akan mengubah kondisi kesadaran kita sedemikian rupa sehingga kesadaran tersebut menjadi berbeda secara signifikan dengan kondisi kesadaran normal saat kita terjaga. Beberapa obat (depressan; obat penenang) menghambat aktivitas sistem saraf (misalnya alkohol, barbiturat, mariyuana), obat-obatan lain (stimulant, obat perangsang) mempercepat



aktivitas



sistem saraf (misalnya



nikotin,



kokaine,



methamphetamin). Obat-obatan lain (hallucinogen; obat halusinogenik) mengubah pemahaman kita terhadap realita (seperti LSD/acid, psylocibyn/ jamur). Beberapa obat memiliki beberapa kasiat (seperti ekstasi, yang digolongkan sebagai stimulan namun juga menimbulkan simtom-simtom halusinogenik). Semua obat-obatan bekerja dalam neurotransmitter kita dalam menghasilkan dampak-dampaknya. Obat-obatan mempengaruhi kewaspadaan kita akan aspek-aspek fisiologis dan psikolois dari pengalaman sadar kita. Sebagai contoh, ekstasi mem[engaruhi anda secara psikologis dengan menyebabkan gerak gemeretuk gigi diluar kendali (involuntari teeth clenching), perasaan ingin muntah (neusea), pandangan yang kabur, perasaan dingin, berkeringat, detak jantung dan tekanan darah yang meningkat. Efek-efek psikologis meliputi perasaan keintiman terhadap orang lain dan timbulnya hasrat untuk menyentuh orang lain, penggunaan ekstasi yang berulang-ulang dapat sel-sel yang menghasilkan serotonin, sehingga mengganggu mood, selera makan, kemampuan belajar dan daya ingat.20



20



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 256



17



Halusinasi adalah pengalaman visual dan serasa sangat nyata. Berbeda dengan ilusi, halusinasi tidakdapat dirasakan oleh orang lain selain individu yang bersangkutan. Obat-obatan halusinasi secara dramatis akan mengubah keadaan anda dan diri anda, dunia anda dan informasi-informasi sensorik. Halusinasi juga dapat disertai demam yang sngat tinggi, kekurangan tidur yang parah, kelaparan, dan kekurangan oksigen. 4.



Meditasi Meditasi (meditation) adalah suatu kondisi konsentrasi rileks dimana pikiran dikosongkan. Praktik meditasi memiliki beragam teknik dan tujuan. Beberapa teknik meditasi menggunakan nyanyian yang diulang-ulang (chants), mantra-mantra internal, ragam posisi tubuh (dari variasi posisi duduk hingga yoga) dan objek-objek eksternal (bantal, tasbih, patung-patung) sebagai bagian dari keseluruhan ritual. Hampir seluruh teknik meditasi menganjurkan latihan harian selama 10 – 30 menit setiap harinya. Alasan meditasi seperti alasan keagamaan, spiritual, kedamaian pribadi atau kesehatan tubuh. Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa meditasi membantu mengurangi setres dan meredakan rasa sakit serta memperlancar kondisi fisiologis yang rileks. Meditasi juga mempengaruhi otak, yang ditunjukkan oleh efek meditasi pada korteks prefontal kiri (bagian otak yang terlibat dalam perencanaan pengambilan keputusan yang logis dan mood positif).21



E. Model – Model Kesadaran Terdapat sejumlah model kognitif mengenai kesadaran yang berupaya menjelaskan topik yang kompeks ini.



21



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 257



18



1. Johnson-Laird mengajukan sebuah model komputasional yang menyatakan bahwa struktur arsitektual kognitif berupa suatu sistem pemprosesan paralel yang didominasi oleh sebuah hierarki kontrol.22 2. Model Schachter yang disebut model DICE (dissociable interactions and conscious experience), didesain untuk menjelaskan disosiasi (pemisahan) memori dalam fungsi memori normal dan memori abnormal pada orang orang yang mengalami kerusakan otak. DICE mendukung gagasan bahw aterdapat kesadaran dalam suatu sistem berisi sumber-sumber daya pengetahuan yang terpisah. Model Schachter berfokus pada suatu sistem pemprosesan informasi yang memiliki empat subsistem yakni sistem penataan



pendirian/



contention



scheduling,



sistem



kepenyelian/



supervisory system (yang mengawasi penataan pendirian), sistem bahasa, sistem memori episodik.23 3. Teori medan kerja global (global workspace theory) dari Baars. Baars memendang kesadaran sebagai sebuah panggung tempat terjadinya suatu “sistem penyiaran global” yang menyebarka informasi keseluruh otak. Teori baars memanfaatkan metafora



gedung pertunjukan



untuk



menyebarkan kesadaran dan komponen-komponennya.24 Pertama terdapat sebuah area yang terang benerang diatas panggung, yang digerakkan oleh “lampu sorot” atensi yang selektif. Disekekliling area yang terang tersebut terdapat “area tepi” yang terdiri dari peristiwa- peristiwa yang penting namun hanya disadari secara samar-samar. Baars menganalogikan panggung dalam gedung tersebut sebagai sistem memori kerja kita. Eksplorasi lebih lanjud terhadap metafor tersebut menunjukkan bahwa para audien yang duduk dikursi-kursi yang gelap menerima informasi dari area panggung yang terang tersebut. Aktivitas-aktivitas dibelakang panggung 22



Robert L. Solso dkk, Psikologi Kognitif,…, hal. 257 Ibid., 24 Ibid., hal. 258 23



19



ikut membentuk kejadian-kejadian diatas panggung. Secara keseluruan area terang diatas panggung mendistribusikan informasi secara global keseluruh gedung pertunjukan, kepada para penonton, dan juga kepada seluruh sistem dibelakang panggung. (dan pada saat yang bersamaan sistem dibelakang panggung juga memberikan input-input yang membentuk pertunjukan diarea yang terang tersebut). Sebuah metafora gedung pertunjukan untuk menggambarkan pengalaman sadar.



BAB III PENUTUP



1. Kesimpulan Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peritiwa-peristiwa lingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori,pikiran, perasaan, dan sensai-sensasi fisik. Definisi kesadaran ini memiliki dua sisi. Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita diluar tidur dalam aktifitas-aktifitas sadar, dan bakan dalam tidur pun kesadaran tidak sepenuhnya lenyap, seperti Ketika kita mampu terbangun ketika mendengar dering alarm. Karakteristikkarakteristik utama kerangka kerja meliputi attention, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Selain itu, terdapat pula sejumlah atribusi sekunder yang meliputi novelty, emergence, selectivity, dan subjectivity. Kesadaran memiliki beberapa fungsi yaitu: Fungsi kesadaran Piearson & Trout, Fungsi Kesadaran Damasio, Fungsi kesadaran Baars & McGovern, dan Fungsi konteks-setting (context-setting). Dalam tingkatan-tingkatan kesadaran terdapat beberapa macam yaitu: tidur, bermimpi, pengguna obat dan meditasi. Sedangkan dalam model-model kesadaran terdapat model menurut Johnson-Laird mengajukan sebuah model komputasional yang menyatakan bahwa struktur arsitektual kognitif berupa suatu sistem pemprosesan paralel yang didominasi oleh sebuah hierarki kontrol. Model Schachter yang disebut model DICE (dissociable interactions and conscious experience), Teori medan kerja global (global workspace theory) dari Baars. Baars memendang kesadaran sebagai sebuah panggung tempat terjadinya suatu “sistem penyiaran global” yang menyebarka informasi keseluruh otak.



20



21



2. Saran Apabila ada saran dan kritik dari pembaca akan kami terima sebagai bahan masukkan dalam pembuatan makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami mengenai sejarah kesadaran, kerangka kerja kesadaran, fungsi-fungsi kesadaran, tingkat-tingkat kesadaran dan modelmodel kesadaran.



DAFTAR PUSTAKA



Awaliyah, Annisa & Listiyandini, Ratih Arruum. 2017. Pengaruh Rasa Kesadaran terhadap



Kesejahteraan



Psikologis



pada



Mahasiswa,



dalam



Jurnal



Psikogenesis, Vol. 5, No. 2 (2017) : 89 - 101. Febri, Fitri. Sejarah Kesadaran dalam Psikologi, dalam Sejarah Kesadaran Dalam Psikologi - DosenPsikologi.com diakses pada tanggal 21 Oktober 2021. Hastjarjo, Dicky. 2005. Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness), dalam Jurnal Buletin Psikologi, Vol. 13, No. 2 (2005) : 79 - 90. Horton-Szar, Dan. 1999. Psikiatri. Singapore: ELSEVIER Solso, Robert L. dkk. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga. .



22