Kesehatan Spiritual [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KESEHATAN SPIRITUAL (PSIKOSOSIAL BUDAYA DALAM KEPERAWATAN)



Dosen Pengampu : Ns. Niken Yuniar, M.Kep.,Sp.Kep.J Disusun Oleh : Kelompok 2



      



Cindy Prisilia Ellend Dwi Salita Lisa Indriyani Novita Naza Syakir Nikmatul Laili Rahmadina Defi Safitri



: 185140036 : 185140101 : 185140050 : 185140064 : 185140060 : 185140063 : 185140067



FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2019/2020 KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis buat berdasarkan tugas yang di berikan oleh Dosen Pengampu mata kuliah Psikososial Budaya dalam Keperawatan. Proses penyusunan makalah ini diawali dengan hasil pengamatan, pustaka, dan disusun secara berkelompok sesuai bidang masing-masing agar memberi kemudahan dan sangat cocok bagi para pemula. Makalah ini sangat perlu dan dapat membantu pengetahuan anda. Perlu diingat, bahwa membaca itu sangat penting kerena sudah menjadi bagian dari hidup kita. Makalah kami yang masih perlu dikembangkan lagi ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ns. Niken Yuniar, M.Kep., Sp.Kep.J, sebagai dosen pengampu mata kuliah Psikososial Budaya dalam Keperawatan. Kami sadar bahwa makalah kami masih belum sempurna dan mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pengajar dan teman-teman untuk dikembangkan suatu hari nanti.



Bandar Lampung, 4 Oktober 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................ ii DAFTAR ISI............................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1 C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E.



Pengertian Konsep Kesehatan Spiritual................................................. Hubungan Keyakinan dengan Pelayanan Kesehatan............................. Perkembangan Spiritual.......................................................................... Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual....................... Beberapa Orang yang Membutuhkan Bantuan Spiritual........................



2 3 3 4 5



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................. 6 B. Saran....................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 7



iii



BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klien dalam perspektif keperawatan merupakan individu, keluarga atau masyarakat yang memiliki masalah kesehatan dan membutuhkan bantuan untuk dapat memelihara, mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya dalam kondisi optimal. Sebagai seorang manusia, klien memiliki beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat tersebut, maka keperawatan memandang manusia sebagai mahluk yang holistik yang terdiri atas aspek fisiologis, psikologis, sosiologis, psikologis dan spiritual. Kesadaran akan pemahaman tersebut melahirkan keyakinan dalam keperawatan bahwa pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat komprehensif atau holistik, yang tidak saja memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kultural tetapi juga kebutuhan spiritual klien. Sehingga, pada nantinya klien akan dapat merasakan kesejahteraan yang tidak hanya terfokus pada fisik maupun psikologis saja, tetapi juga kesejateraan aspek spiritual. B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.



Apa itu konsep kesehatan spiritual? Apa itu hubungan keyakinan dengan pelayanan kesehatan? Bagaimana perkembangan spiritual? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual?



C. Tujuan Penulisan 1. 2. 3. 4. 5.



Untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen pengampu mata kuliah Psikososial Budaya dalam Keperawatan Untuk mengatahui konsep kesehatan spiritual Untuk mengatahui hubungan keyakinan dengan pelayanan kesehatan Untuk mengatahui perkembangan spiritual Untuk mengatahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual



1



BAB II



PEMBAHASAN



A. Pengertian Konsep Kesehatan Spiritual



Kesehatan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang mungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Spirituality atau spiritual berasal dari bahasa  latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara. Spirit  memberikan hidup, menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang (Dombeck,1995). Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989). Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib) . Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Kesehatan spiritual berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan dimensi lain (fisiologis, psikologis, osiologis, kultural). Peran perawat adalah bagaimana perawat mampu mendorong klien untuk meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu menghadapi, menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri individu tersebut.



2 B. Hubungan Keyakinan dengan Pelayanan Kesehatan



Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkan dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan,  di  mana  kebutuhan  dasar  manusia  yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan. C. Perkembangan Spiritual



Perkembangan Spiritual seseorang menurut Westerhoff’s di bagi ke dalam empat tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu : 1. Usia anak-anak, merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain dengan keyakinan atau kepercayaan yang di anut, pada masa ini, anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada masa prasekolh kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas keagamaan orang sekilingnya dalam hal ini keluarga. 2. Usia remaja akhir, merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang di tandai dengan adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat mereka semakin merasa  memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. 3 3.



Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses npernyataan akan keyakinan atau kepercayaan yang



4.



dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini, timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya. Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri, perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercatyaan diri yang dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya.



D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual



1.       Perkembangan :  Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan. 2.      Keluarga : Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam pemenuhan kebutuhan spiritual, karena keluarga memilki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. 3.      Ras/suku :  Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehungga proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki. 4.      Agama yang dianut :  Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menetukan arti pentingnya kebutuhan spiritual. 5.      Kegiatan keagamaan : Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan, dan selalu mendekatkan diri kepada Penciptanya.



4 E. Beberapa Orang yang Membutuhkan Bantuan Spiritual



1.       Pasien Kesepian, Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan. 2.      Pasien Ketakutan dan cemas, Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan pasien kacau, yang dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang paling besar adalah bersama Tuhan. 3.       Pasien menghadapi pembedahan, Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadaan pencipta dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan spiritual. 4.       Pasien yang harus mengubah gaya hidup, Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan bila ke arah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup kea rah yang lebih baok, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.



5



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan



Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Kesehatan spiritual berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan dimensi lain (fisiologis, psikologis, sosiologis, kultural). Peran perawat adalah bagaimana perawat mampu mendorong klien untuk meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu menghadapi, menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri individu tersebut. B. Saran



Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka kami dapat mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan yang bersifat positif antara lain : 1. Diharapkan agar mahasiswa (i) dapat menguasai dan menerapkan konsep kesehatan Spiritual ini. Terus mengembangkan dalam tindakan nyata pada kehidupan dimasyarakat. 2. Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan tambahan pembelajaran bagi ilmu keperawatan. 3. Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi tambahan di perpustakaan.



6



DAFTAR PUSTAKA



Pujianto Ahmad (2017, 3 May). Kesehatan Spiritual. Dikutip tanggal 3 Oktober 2019 dari fijayantangki: http://fijayantangki.blogspot.com/2017/05/kesehatanspiritual.html Pardede, Maulina Devy (2011 21 April). Konsep Kesehatan Spiritual. Dikutip tanggal 3 Oktober 2019 dari devypardede: http://devypardede.blogspot.com A. Azis Alimul. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika



7