Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Serta Gangguan Asam Basa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROIT SERTA GANGUAN ASAM BASA DOSEN PENGAMPU: Ns.TIARA,MNS



Disusun oleh: HADI PRASETYO NIM. 2020206203054 KELAS REGULER 1 B



PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGHANTAR Puji kami syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat untuk melatih kami agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Karena hasil yang memuaskan membutuhkan kerja keras dan bersungguh-sungguh. Kami sadar apabila di dalam maklah ini masih banyak kesalahan penulisan dan tanda baca yang jauh dari harapan dosen pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan penambah semangat belajar tidak ada salahnya jika kami mengucapkan rasa syukur dan hamdalah.      Terima kasih kepada dosen telah mempercayai kami untuk mengerjakan tugas ini. Kesalahan yang ada di dalam makalah ini bukanlah disengaja namun karena kekhilafan, kelupaan dan kurang ketelitian kami dalam mengerjakannya. Kami telah berusaha dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini selengkaplengkapnya. Kami telah berusaha dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini selengkap -lengkapnya dan sebaik-baiknya. Saya harap dosen dan teman-teman dapat menerima makalah dari kami ini. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan komentarnya. Demikian,  saya harap makalah ini berguna untuk dapat menambah ilmu dan referensi  teman-teman semua.



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan asam basa didalam tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi dan saluran air dan elektrolit, serta pengaturan komponen – komponen tersebut oleh ginjal dan paru. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbangai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut ) dan zat tertentu ( zat terlarut ). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel – partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuma, dan cairan intravena ( IV ) dan distribusi keseluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit  ke dalam sveluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan cairan dan elektrolit,salah satunya adalah penyakit. Orang dewasa yang sehat, aktif  bergerak dan memiliki orientasi yang baik biasanya dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa yang normal karena mekanisme adaftaif  tubuhnya. Namun bayi, bayi, orang dewasa yang menderita penyakit berat, klien dengan gangguan orientasi atau klien yang imobilitasi, serta lansia sering kali tidak mampu merespon secara mandri dan seiring dengan waktu kemampuan adaptif tubuh mereka tidak lagi dapat mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit, da asam basa tanpa adanya bantuan oleh karena itu, asuhan keperawatan untuk beragam klien meliputi pengkajian  dan perbaikan ketidak seimbangan atau upaya mempertahankan ketidak seimbangan cairan, elektolit dan asam basa.   1.2  Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan benda cair, cairan dan gas? 2. Apa yang dimaksud keseimbangan cairan dan elektrolit? 3. Apa saja ganguan yang di sebabkan keseimbangan asam dan basa?   1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui benda cair, cairan dan gas. 2. Untuk mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit. 3. Untuk mengetahui ganguan yang terjadi pada keseimbangan asam basa.  



BAB II TINJAUAN TEORI  2.1 Pengertian Benda Cair, Cairan dan Gas dalam Tubuh Manusia



a)Benda Cair Merupakan zat yang mengalir. Terdapat sekitar 50 liter air didalam tubuh pada seorang dengan berat rata – rata 70 kg. air membentuk 75% pada tubuh bayi, 70% pada tubuh orang dewasa, 50% pada tubuh lanjut usia. Karena, wanita secara relative memiliki kandungan lemak yang banyak, jumlah air pada wanita sekitar 10% lebih rendah dari pada pria. b)Cairan Tubuh Secara fisik, molekul pembentuk tubuh manusia dapat dibedakan menjadi jenis cairan dan jenis matriks molekul padat. Fungsi cairan pada tubuh manusia, antara lain : Sebagai alat transportasi nutrient, elektrolit dan sisa metabolism Sebangai komponen pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh yang lain Sebangai pengatur suhu tubuh dan lingkungan sekitar.  



c)Gas dalam Tubuh Gas adalah substansi yang berada dalam keadaan dimana subsansi tersebut memiliki mobilitas dan bentuk yang tidak terbatas. Contoh gas dalam tubuh adalah O2 dan C02.  



2.2  Keseimbangan Cairan dan Elektrolit a)  Cairan Komposisi cairan tubuh Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Kebutuhan cairan tubuh dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi dan lingkungan.  



Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen : Cairan Intraseluler  ( CIS ) Cairan Intraseluler adalah cairan di dalam membrn sel yang berisi substansi        terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta          untuk metabolisme. Cairan Ekstraseluler  ( CES ) Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari badan  badan orang dewasa atau          30% dari total cairan tubuh.  Cairan  ekstraseluler  terdiri dari cairan:                   1. Intravaskuler 2. Interstisial 3. Transeluler   Pergerakan cairan tubuh Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.



Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi  tinggi. Filtrasi : perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Transpor aktif : bahan bergerak dari konsentrasi rendah  ke tinggi karena daya aktif tubuh seperti pompa jantung.  



b)  Elektrolit Pengertian Elektrolit Elektrolit adalah substansi  ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan ekstrasel. Ion positif disebut kation dan ion negatif disebut anion. Pengaturan elektrolit Sodium adalah elektrolit yang paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Nilai normal 135 – 145 mEq/L Potasium adalah kation yang paling banyak pada intaseluler . Nilai normal  3,5 – 5  mEq/L Calsium berfungsi transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisator kontraksi otot dan kekuatan konstraksi otot . Nilai normal  1,3 – 2,1 mEq/L Magnesium merupakan kation  terbanyak kedua pada cairan intrasel. Nilai normal 1,3 – 2,1 mEq/L Clorida merupakan cairan anion ekstraseluler ditemukan di darah , cairan intensial dan limpa . Nilai normal  95 – 105  mEq/L Bikarbonat  merupakan molekul anion, berfungsi pada keseimbangan asam basa dan diatur oleh ginjal.  Nilai normal  25 – 29 mEq/L Fosfat merupakan anion dalam sel tubuh, berfungsi sebangai  keseimbangan asam basa. Nilai  normal 2,4 – 4,5 mwq/L  ( mmol/L ).   3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Usia Jenis kelamin Sel-sel lemak Stres Sakit Temperatur lingkungan Diet   4.Macam – Macam  Sifat Larutan Isotonikadalah suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah. Pemberian larutan isonik melalui intravena akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari kompartemen intrasel. Hipotonikadalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah dari plasma, sehingga akan membuat air berpindah ke dalam sel. Hipertonikadalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih lebih besar dari plasma, sehingga akan membuat air keluar dari dalam sel.  



2.3 Keseimbangan Asam dan Basa Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam. Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah: 1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45 2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg. 3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L. 4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah komponen basa. 5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah komponen asam 2.4 Gangguan Keseimbangan Asam Basa 1. Asidosis Respiratorik a. Pengertian Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam. b. Penyebab Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti: Ø Emfisema Ø Bronkitis kronis Ø Pneumonia berat Ø Edema pulmoner Ø Asma. Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila



penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. c. Gejala Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari. d. Diagnosa Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri. e. Pengobatan Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik. 2. Asidosis Metabolik a. Pengertian Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma. b. Penyebab Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama adalah: 1.Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik. 2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali



dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula. 3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam Jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam. · Penyebab utama dari asidois metabolik: Gagal ginjal · Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal) · Ketoasidosis diabetikum · Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat) · Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida · Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, leostomi atau kolostomi. c. Gejala Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian. d. Diagnosa Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih. e. Pengobatan Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi



asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan. 3. Alkalosis Respiratorik a. Pengertian Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. b. Penyebab Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah: · rasa nyeri · sirosis hati · kadar oksigen darah yang rendah · demam · overdosis aspirin. c. Gejala Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran. d. Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri pH darah juga sering meningkat. e. Pengobatan Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik. 4. Alkalosis Metabolic



a. Pengertian Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. b. Penyebab Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut). Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah. Penyebab utama akalosis metabolik: · Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat) · Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung · Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid). c. Gejala Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani). d. Diagnosa Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa. e. Pengobatan Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena. BAB III PENUTUP Kesimpulan -Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut ) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada di dalam larutan. -Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam



tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.   Saran Dari makalah ini kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keseimbangan  cairan dalam tubuh.   DAFTAR PUSTAKA  Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid



I. Jakarta : Dian Rakyat. Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia. Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swainstruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca Exact. http://choled.wordpress.com/2008/02/17/ http://ayosz.wordpress.com/2008/02/21/keseimbangan-asam-basa//  Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC http://sichesse.blogspot.com/2012/04/keseimbangan-asam-basa.html http://fenly-jehamur.blogspot.com/2011/10/makalah-keseimbangan-asam-basah.html http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/gangguan-keseimbangan-asam-danbasa1.pdf http://aly-iloenx.blogspot.com/2012/04/gangguan-keseimbangan-cairan-elektrolit.html http://aslinar.blogspot.com/2011/10/gangguan-keseimbangan-asam-basa.html