Makalah Cairan, Elektrolit, Asam, Dan Basa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Tentang Cairan,Elektrolit,Asam,dan Basa Diajukan untuk pemenuhan tugas individu IDK Dosen Pembimbing : Ns.Yosi Suryarinilsih,M.Kep,Sp.Kep,MB



Disusun oleh: Yakub Fawzy NIM:203310718 Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang Tahun Ajaran 2020/2021 1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kuliah tetang cairan,elektrolit,asam,dan basa ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Payakumbuh,8 Desember 2020



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. 2 DAFTAR ISI................................................................................................. 3 BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ............................................................. 4 C. Tujuan Penulisan ............................................................... 4



BAB II



PEMBAHASAN A. Konsep dasar cairan elektrolit dan asam basa .................. 5 B. Kompartemen dan Komposisi Cairan Tubuh ................... 8 C. Keasaman cairan tubuh dan sistem buffer tubuh ............. 9 D. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit............................. 11 E. Larutan Isotonik, Hipotonik, dan Hipertonik ................. 12



BAB III



PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................... 14 B. Saran ............................................................................... 15



DAFTAR PUSTAKA...................................... ........................................... 16



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah dan cairan transeluler (Anonim 2010). Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah substansi yang menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negative dan diukur dengan kapasitasnnya untuk saling berikatan satu sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Asam dan basa sudah dikenal sejak lama dan disebut dengan istilah pH (pangkat Hidrogen). Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa terasa lebih pahit dan bersifat kaustik (licin seperti bersabun). Indikator pH sangat penting keberadaannya untuk menunjukkan sifat asam dan basa pada suatu larutan. Hingga saat ini sudah banyak ditemui berbagai bentuk indikator pH dari bahan sintetis. Beberapa jenis indikator pH diantaranya dalam bentuk larutan dan kertas indikator asam basa. Namun salah satu bentuk yang praktis dan banyak digunakan karena relatif lebih awet adalah kertas indikator asam basa yang sangat dibutuhkan di tingkat sekolah lanjutan sampai dengan perguruan tinggi. Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa konsep dasar cairan elektrolit dan asam basa? 2. Bagaimana kompartemen dan komposisi cairan tubuh? 3. Bagaimana keasaman cairan tubuh dan sistem buffer tubuh? 4. Apa itu larutan elektrolit dan non elektrolit? 5. Apa itu larutan isotonik, hipotonik, dan hipertonik? C. Tujuan Penulisan Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga medis dapat memahami tentan Cairan,Elektrolit,Asam,dan Basa.



4



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dasar dan teori cairan elektrolit dan asam basa a. Cairan dan elektrolit Keseimbangan cairan adalah keseimbangan cairan akibat kadar cairan yang tidak normal atau tidak di inginkan (Judith, 2002). Keseimbangan elektrolit adalah keseimbangan elektrolit akibat dari serum yang tidak normal atau tidak diinginkan (misalnya kalsium, kalium, magnesium, natrium, dan fosfat dalam serum (Judith, 2002). Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki yang tetap. Contoh cairan elektrolit yaitu cairan ringer’s, cairan ringer’s laktat, cairan buffer’s. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamika karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan (Tarwoto, 2006). b. Asam dan basa Asam dan basa adalah dua golongan zat kimia yang sangat umum ditemukan di sekitar kita. Sebagai contoh, cuka, asam sitrun, dan asam dalam lambung tergolong asam, sedangkan kapur sirih dan soda api tergolong basa. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda. Pada mulanya, asam dan basa dibedakan berdasarkan rasanya, di mana asam terasa masam sedangkan basa terasa pahit dan licin seperti sabun. Namun, secara umum zat-zat asam maupun basa bersifat korosif dan beracun — khususnya dalam bentuk larutan dengan kadar tinggi — sehingga sangat berbahaya jika diuji sifatnya dengan metode merasakannya. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembedaan asam dan basa pun dapat dilakukan dengan menggunakan indikator seperti kertas lakmus dan indikator universal ataupun instrumen pH meter. Larutan asam akan memerahkan kertas lakmus biru, sedangkan larutan basa akan membirukan kertas lakmus merah. Pada pengujian zat dengan pH meter, larutan asam akan menunjukkan pH lebih kecil dari 7, sedangkan



5



larutan basa akan menunjukkan pH lebih besar dari 7. Larutant dengan pH sama dengan 7 disebut netral. Definisi asam dan basa pun akhirnya menjadi rumusan masalah bagi para ahli selama ratusan tahun. Dari berbagai teori definisi asam basa yang pernah diajukan, terdapat tiga teori yang sangat bermakna, antara lain teori asam basa Arrhenius, teori asam basa Brønsted–Lowry, dan teori asam basa Lewis. Teori Asam Basa Arrhenius Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius. Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu: ▪



asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.







basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH−. Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius, sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH4) yang bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H+ dalam air meskipun memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut. Teori Asam Basa Brønsted–Lowry Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah mengajukan definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu zat ke zat lainnya. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton. Jadi, menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry,







asam adalah donor proton.







basa adalah akseptor proton. Jika ditinjau dengan teori Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl ketika dilarutkan dalam air, HCl berperan sebagai asam dan H2O sebagai basa. HCl(aq) + H2O(l) → Cl−(aq) + H3O+(aq)



6



HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H+) kepada H2O. H2O menerima proton dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom O untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion hidronium (H3O+). Sedangkan pada reaksi ionisasi NH3 ketika dilarutkan dalam air, NH3 berperan sebagai basa dan H2O sebagai asam. NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq) NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom N untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O berubah menjadi ion OH− setelah memberikan proton (H+) kepada NH3. Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa (1) asam Brønsted–Lowry harus mempunyai atom hidrogen yang dapat terlepas sebagai ion H+; dan (2) basa Brønsted–Lowry harus mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat berikatan dengan ion H+. Kelebihan definisi oleh Brønsted–Lowry dibanding definisi oleh Arrhenius adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa dalam fase gas, padat, cair, larutan dengan pelarut selain air, ataupun campuran heterogen. Sebagai contoh, reaksi antara gas NH3 (basa) dan gas HCl (asam) membentuk asap NH4Cl. NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s) Beberapa zat dapat bertindak sebagai asam, namun juga dapat sebagai basa pada reaksi yang lain, misalnya H2O, HCO3−, dan H2PO4−. Zat demikian disebut amfiprotik. Suatu zat amfiprotik (misalnya H2O) akan bertindak sebagai asam bila direaksikan dengan zat yang lebih basa darinya (misalnya NH3) dan bertindak sebagai basa bila direaksikan dengan zat yang lebih asam darinya (misalnya HCl). Teori Asam Basa Lewis Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis, ▪



asam adalah akseptor pasangan elektron.







basa adalah donor pasangan elektron. Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron tidak hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga dapat berperan sebagai asam. Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan 7



NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya. Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa lain dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton. Misalnya, reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO2 dan SO2) dengan oksida basa (misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan ion kompleks seperti [Fe(CN)6]3−, [Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+, dan sebagian reaksi dalam kimia organik.



B. Kompartemen dan Komposisi Cairan Tubuh Dalam tubuh manusia, cairan akan terdistribusi ke dalam dua kompartemen utamayaitu cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalahcairan yang terdapat di dalam sel, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang terdapatdi luar sel. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh membran sel yang memiliki permeabilitas tertentu. Hampir 67% dari total badan air tubuh manusia terdapat di da lamcairan intraseluler dan 33% sisanya berada pada cairan ekstraseluler. Air yang berada didalam cairan ekstraseluler ini kemudian akan terdistribusi kembali ke dalam dua subkompartemen, yaitu pada cairan interstisial dan cairan intravaskuler (plasma darah). Dua kompartemen kecil lainnya yang termasuk dalam CES adalah limfe dan cairanlintas sel (transel). Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstisium ke plasmamelalui sistem limfe, tempat cairan tersebut disaring melalui kelenjar limfe untukkepentingan pertahanan imun. Cairan lintas sel (transcellular fluid) terdiri dari sejumlahvolume cairan khusus kecil, yang semuanya disekresikan oleh sel-sel spesifik ke dalamrongga tubuh tertentu untuk melaksanakan fungsi khusus. Cairan lintas-sel mencakup cairan cerebrospinalis, yaitu cairan yangmengelilingi, membentuk bantalan, dan memberi makan otak dan korda spinalis;cairanintraokulus, yang berfungsi mempertahankan bentuk dan memberi makan mata;cairan synovial , yang membasahi dan berfungsi sebagai peredam kejut bagi sendi;cairan pericardium, pleura,dan peritoneum, yang masing-masing berfungsi membasahi jantung, paru-paru, dan usus; serta getah pencernaan yang berfungsi mencerna makanan yang masuk. Dua per tiga dari air pada kompartemen cairan ekstraseluler terdapat pada sela-selasel (cairan interstisial) dan satu pertiganya akan berada pada plasma darah (cairanintravaskuler). Persentase air tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia individu.Wanita memiliki kandungan air yang lebih rendah dibandingkan dengan pria, terutamakarena hormone seks wanita, estrogen, meningkatkan penimbunan lemak di payudara, bokong, dan tempat lain. Hal ini tidak saja menghasilkan sosok khas wanita, tetapi j ugamenyebabkan wanta memiliki porsi jaringan lemak yang lebih besar, sehingga 8



kandunganairnya lebih rendah. Persentase air juga menurun secara progresif seiring dengan pertambahan usia. Pendistribusian air di dalam dua kompartemen utama (cairan intraseluler dan cairanekstraseluler) sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapatdalam kedua kompartemen tersebut. Karena membran sel yang memisahkan keduakompartemen ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat maka konsentrasilarutan (osmolality) pada kedua kompartemen juga akan berbeda.



C. Keasaman cairan tubuh dan sistem buffer tubuh a) Keasaman cairan tubuh pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau ke basaany ang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatularutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutanmemiliki sifat basa, sedangkan nilai pH HCO3- + H2OHCO3- + H+ => H2CO3 Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir adalah asamlemah (asam karbonat). Jika masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr adalah garamnya.Sistem buffer asam basa dalam cairan intraselular dan ekstraselular, bekerja sangat cepatdan menghasilkan efek dalam hitungan detik. Ada 4 sistem utama dalam tubuh, yaitu: 1.Sistem asam karbonat natrium bikarbonat Merupakan buffer utama dalam CES. Buffer yang paling penting, buffer initerdapat dalam jumlah yang paling besar dalam ciran tubuh. Dihasilkan olehginjal dan membantu dalam mengekskresikan hidrogen (H⁺). 2.Sistem buffer fosfat Fungsi sistem buffer fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubahasam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah. Natriumhydrogen fosfat (Na2HPO4) adalah basa lemah, dan natrium dihidrogen fosfat(NaH2PO4) adalah asam lemah. Komponen ini bekerja secara intraselular,terutama dalam sel darah merah dan dalam epitelium tubulus ginjal. Membantudalam ekskresi hidrogen (H⁺) dalam tubulus ginjal. 3.Sistem buffer protein Merupakan sistem buffer terkuat dalam tubuh. Sistem buffer ini meliputi proteinintraselular dan protein plsma ekstraselular yang menjadi buffer asam karbonatdan asam organik., protein adalah buffer yang sangat baik karena mengandunggugus amini yang berfungsi sebagai basa, bergantung pada media yangmengelilingi protein. Sebagian besar protein dalam tubuh termasuk media dasar.Protein bertindak sebagai asam dan berfungsi sebagai anion yang besar. 4.Sistem buffer hemoglobin Dalam sel darah merah, buffer hemoglobin berfungsi sebagai buffer pembentukan H+ saat terjadinya ranspor CO2 diantara jaringan dan paru-paru. Hemoglobin adalah salah satu contoh protein intraselular yang bekerja sebagaiasam lemah untuk menjadi buffer asam karbonat yang agak lemah. Jika tidak adasistem buffer hemoglobin, darah vena akan menjadi terlalu asam.



10



D. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Larutan non elektrolit merupakan za terarut yang tidak terurai dan tidak bermuatanlistrik. Larutan non elektrolit yang terdapat dalam tubuh manusia diantaranya protein,glukosa, dan karbondioksida.Larutan elektrolit merupakan larutan yang terurai dan bermuatan listrik. Jika bermuatan positif, maka disebut kation. Jika bermuata negative, maka disebut anion. Larutan elektrolitdalam tubuh manusia terdapat dalam bentuk unsur bebas. Cairan elektrolit di dalam tubuh berfungsi untuk menjaga tekanan osmotic tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dal amkompartemen badan air, menjaga pH tubuh, terlibat dalam reaksi reduksi dan oksidasi didalam tubuh, terlibat dalam proses metabolisme. Berikut adalah elektrolit-elektrolit yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah besar: 1.Natrium(Na+) Natrium merupakan kation utama dalam CES (Cairan Ekstra Seluler). Natrium sangat penti ng dalam pengendalian volume tubuh total. Asupanutama natrium adalah makanan. Keadaan dimana asupan natrium melebihi jumlah pengeluarannya akan menghasilkan keadaan keseimbangan natrium positif. Kelebihan retensi air dan natrium dapat mengakibatkan terjadinya berat badan dan edema. Hal ini juga dapat menimbulkan penyakit seperti gagal jantung konge sif dan penyakit ginjal. Sebaliknya, jika pengeluaran natriummelebihi jumlah asupannya, maka akan menghasilkan keadaan keseimbangannatrium negatif. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya penurunan volume CESdan plasma dengan disertai tekanan darah rendah dan sirkulasi yang tidakmemadai.Pengaturan natrium dalam tubuh terjadi terutama melalui ekskresi natriumoleh ginjal, bukannya melalui asupan natrium. Ekskresi natrium oleh ginjal dipengaruhi oleh laju filtrasi glomerulus (GFR) yang mengatur jumlah natriumyang difiltrasi dan Aldosteron yang mengstimulasi readsorbsi ion natrium daritubulus pengumpul, distal ginjal, kelenjar keringat, kelenjar saliva, dan salurangastrointestinal. Kendali pada sekresi aldosteron memiliki beberapa komponen,yaitu sistem rennin-angiotensinogen-aldosteron dan kalium. 2.Kalium (K +) Kalium merupakan kation utama dalam CIS (Cairan Intra Seluler). Kaliumsangat penting dalam pengendalian volume sel, aktivitas listrik saraf dan otot,dan metabolism selular. Kalium di dalam CES akan mempengaruhikeseimbangan asam-basa cairan tersebut.Pengaturan kalium dikendalikan oleh aldostern, hormon insulin dan epinefrin.Muntah, diare, kelebihan asupan natrium, penyakit ginjal, dan penggunaan obatdiuretic untuk hipertensi dan edema dapat menghasikan keadaan kekurangankalium atau hipokalemia. Hipokalemia dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit yaitu aritmia jantung. Sebaliknya ekskresi ginjal yang inadekuat dapatmengakibatkan terjadinya kelebihan kalium atau hiperkalemia. Hierkalemiadapat menyebabkan terjadinya fibrilasi jantung dan membahayakan kehidupan.



11



3.Kalsium (Ca2+) dan Fosfat (HPO4-) Kalsium merupakan elektrolit ekstraseluler. Sebagian besar berada di dalamrangka, tempatnya berikatan dengan fosfat membentuk Kristal hidroksiapatitmatriks. Fosfat merupakan anion utama dalam CIS.Perubahan konsentrasi ion kalsium memiliki efek yang signifikan.Sebaliknnya, perubahan konsentrasi ion fosfat memiliki efek yang tidak terlalusignifikan, bahkan hampir tidak menghasilkan efek apa-apa. Pengaturankosentrasi kalsium dalm CES dan Plasma darah dipengaruhi oleh hormone paratiroid, kalsitonin, vitamin D, dan modulator lain. 4.Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3 -) dan anion lainnya Klorida dan Bikarbonat merupakan anion utama dalam CES. Pengaturannya bersamaan dengan pengaturan natrium dan keseimbangan asam basa tubuh.Anio lainnya seperti sulfat, nitrat,dan laktat memiliki maksimum transport(TM). Jika maksimum transpornya terlewati, maka ion berlebih akan diekskresi. 5.Magnesium (Mg2+)



E. Larutan Isotonik, Hipotonik, dan Hipertonik Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat sehinggasetiap perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi dalam waktudetik atau menit untuk mencapai keseimbangan osmotik. Perubahan konsentrasi yang relatifkecil pada zat



terlarut



dalam



cairan



ekstraseluler,



maka



dapat



timbul



tekanan



osmotik



yang besar. Ini dibutuhkan kekuatan yang besar untuk memindahkan air agar dapat melintasi membran



sel



bila



cairan



ekstraseluler



dan



intraseluler



tidak



dalam



keadaan



keseimbanganosmotik.Isotonik,Hipotonik,dan Hipertonikadalah istilah yang digunakan untukmembandingkan tekanan osmotic dari cairan terhadap plasma darah yang dipisahkan olehmembran sel. a. Larutan Isotonik Larutan isotonik adalah suatu larutan yang konsentrasinya sama besardengan konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukarancairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonik (ekuivalen denganlarutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonik mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik yang sama. Isotonis adalah suatuyang larutan yang kita buat konsentrasinya sama besar dengan cairan dalamtubuh dalam sel darah merah. Harus disamakan agar tidak terjadi pertukaran.Isoosmotik larutan yg memiliki 12



tek.osmosa yang sama dengan tek. Alat yangdigunakan unutuk mengetahui osmosa sel darah digunakan alat yang disebutosmometer. b. Larutan hipotonik Larutan hipotonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendahdibandingkan dengan larutan yang lain. Suatu larutan memiliki kadar garamyang lebih rendah dan yang lainnya lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yangdicampur dengan larutan yang lainnya maka akan terjadi perpindahankompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya sampaimencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengahnormal saline (1/2 NS).. Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosisnyalebih rendah dari serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasimembrane sel darah merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darahmerah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar



menyebabkan



pecahnya



sel-sel



darah



merah.



Peristiwa



demikian



disebuthemolisa. c. Larutan Hipertonis Turunan larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggidari larutan yang lainnya. Suatu larutan mengandung kadar garam yang lebihtinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis inidicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan membransemipermeabel) maka akan terjadi perpindahan



cairan



menuju



larutan



hipertonissampai



terjadi



keseimbangan



konsentrasi larutan. Sebagai contoh, larutandekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasilarutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien. Titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah,sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membransemipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan sel- sel darahmerah.Peristiwa demikian disebut plasmolisa. Bahan pembantu mengatur tonisit as adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3.



13



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan 1. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamika karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan (Tarwoto, 2006). 2. Asam dan basa adalah dua golongan zat kimia yang sangat umum ditemukan di sekitar kita. Sebagai contoh, cuka, asam sitrun, dan asam dalam lambung tergolong asam, sedangkan kapur sirih dan soda api tergolong basa. Dari berbagai teori definisi asam basa yang pernah diajukan, terdapat tiga teori yang sangat bermakna, antara lain teori asam basa Arrhenius, teori asam basa Brønsted– Lowry, dan teori asam basa Lewis. 3. Dalam tubuh manusia, cairan akan terdistribusi ke dalam dua kompartemen utamayaitu cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). Dua kompartemen kecil lainnya yang termasuk dalam CES adalah limfe dan cairanlintas sel (transel) 4. pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau ke ba saanyang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatularutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutanmemiliki sifat basa, sedangkan nilai pH