Keseimbangan Cairan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KESEIMBANGAN CAIRAN Keseimbangan cairan adalah essensial bagi kesehatan Dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis). Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu berada dalam jumlah yang tetap/konstan PENGERTIAN CAIRAN TUBUH     Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : -



cairan intraseluler Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.



-



cairan ekstraseluler cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel, Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : 1. cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. 2. cairan interstitial



cairan yang terletak diantara sel, Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa. 3. cairan transeluler cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran pencernaan. Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.



Komposisi Cairan Tubuh 1. Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). 2. Solut (substansi terlarut) jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu berupa elektrolit dan non-elektrolit. Prosentase Total Cairan Tubuh Dibandingkan Berat Badan



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Stress 4. Sel-sel lemak



5. Sakit 6. Temperatur lingkungan FUNGSI CAIRAN TUBUH 1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel 2. Mengeluarkan buangan-buangan sel 3. Mmbentu dalam metabolisme sel 4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit 5. Membantu memelihara suhu tubuh 6. Membantu pencernaan 7. Mempemudah eliminasi 8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM   PERGERAKAN CAIRAN TUBUH Cairan dan substansi yang ada didalamnya berpindah dari cairan interstisial masuk ke dalam sel. Metose dari perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara : 1. Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi  ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Laju difusi dipengaruhi oleh: ukuran molekul, konsetrasi larutan, dan temperatur larutan. 2. Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi yang sifatnya menarik. 3. Filtrasi adalah perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respons terhadap adanya  tekanan cairan. Contoh Filtrasi adalah pergerakan cairan dan nutrien dari kapiler menuju cairan interstitial di sekitar sel. 4. Transpor Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif tubuh seperti pompa jantung. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN CAIRAN  TUBUH



1. Membran 2. Proses transport 3. Konsentrasi cairan tubuh Dampak-dampak bila kekurangan cairan tubuh : 1. Sel-sel otak tidak berkembang dan tidsk aktif



2. Dehidrasi 3. Suhu badan meningkat 4. Air kencing berwarna pekat 5. Sakit kepala 6. Infeksi kandung kemih 7. Kulit kering 8. Kerja ginjal terganggu PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH 1) Pengaturan Keseimbangan natrium Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan volume cairan tubuh.Natrium paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel.Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron.Aldosteron dihasilkan oleh kosteks suprarenal dan berfungsi mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya dibantu oleh ADH.ADH mengatur sejumlah air yang diserap kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis.Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah.Natrium tidak hanya bergerak ke dalam atau ke luar tubuh, tetapi juga mengatur keseimbangan cairan tubuh.Eksresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil melalui feses, keringat, urine, dan air mata. 2)  Pengaturan Keseimbangan Kalium            Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit.Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu: a.      Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldosteron. b.      Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan melalui gijal. c.      Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.            Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernapasan.Partikel penting dalam kalium berfungsi menghantarkan impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru.Dan jaringan usus pencernaan.Ekskresi kalium dilakukan melalui urine, sebagian melalui feses dan keringat.



3) Pengaturan Keseimbangan Kalsium            Kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk tulang, menghantarkan mpuls kontraksi otot, koagulasi (pembekuan) darah, dan membantu beberapa enzim pankreas.Kalsium diekskresi melalui urine dan keringat.Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur langsung oleh hormon paratiroid dalam reabsobsi tulang. Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratirod akan merangsang pembentukkan hormon paratiroid yang langsung menigkatkan jumlah kalsium dalam darah. 4)  Pengaturan Keseimbangan Magnesium            Magnesium merupakan kation dalam tubuh, merupakan yang terpenting kedua dalam cairan intrasel.Keseimbangannya kelenjar paratiroid, magnesium diabsorbsi dari saluran pencernaan.Magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesium terjadi bila konsentrasi serum turun menjadi < 1,5 mEq/1t dan hipermagnesium terjadi bila kadar magnesium serta serum meningkat menjadi > 2,5 mEq/1t.



DAFTAR PUSTAKA Yuniastuti, ari, 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu : Yogyakarta Almatsier, sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia : Jakarta Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: EGC