Makalah Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Kel 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PROSES TERJADINYA PERUBAHAN KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT DAN PERUBAHAN ASAM BASA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN Makalah isi disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi Dosen Pengampu : R Bayu Kusumah N.,S.Kep.,Ners.,M.Kes.AIFO



Disusun oleh : Kelompok 3 kelas A D3 Keperawatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Aishwarya Zahra Dalia Nurihayati Eneng Kania Illiyyin Tasnim Meika Refiana Neng Lusi L Rossa Gita A Siti Jubaedah Uke Rahayu



(32722001D20005) (32722001D20017) (32722001D20029) (32722001D20041) (32722001D20053) (32722001D20065) (32722001D20089) (32722001D20101) (32722001D20113)



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, karena kami telah diberikan kekuatan dan kesabaran sehingga dapat menyelesaikan Makalah Proses Perubahan Keseimbangan Cairan Elektrolit. Makalah ini disusun sedemikian rupa untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patofisiologi. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, akan besar manfaatnya bila pembaca berkenan memberi saran dan kritik yang sifatnya membangun, yang akan kami gunakan untuk memperbaiki pembuatan makalah dimasa yang akan datang. Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada bapak R. Bayu Kusumah N.,S.Kep.,Ners.,M.Kes.,AIFO



selaku Dosen Mata kuliah



Patofisiologi dan kepada semua pihak yang membantu pembuatan makalah ini. Semoga Allah SWT, membalas kebaikan yang telah diberikan semua pihak kepada kami. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua. Akhir kata, kami mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.



Sukabumi, 19 Mei 2021



Kelompok 3



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1



LATAR BELAKANG...............................................................................1



1.2



RUMUSAN MASALAH..........................................................................2



1.3



TUJUAN...................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3 2.1



KEBUTUHAN DASAR MANUSIA........................................................3



2.2



KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH...................3



2.3 FISIOLOGI PENGATURAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAMBASA4 2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM-BASA..................................................8 2.5



PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN.......................................9



2.6 GANGGUAN DALAM KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, DAN ASAM-BASA...........................................................................................10 2.7



PROSES PERUBAHAN KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT 10



BAB III PENUTUP...............................................................................................13 3.1



SIMPULAN.............................................................................................13



3.2



SARAN...................................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG Elektrolit merupakan mineral bermuatan listrik yang banyak terdapat pada sel dan jaringan tubuh manusia. Mineral ini juga bisa ditemukan di cairan tubuh, seperti darah, keringat, dan urine. Ada banyak jenis elektrolit yang terdapat di dalam tubuh, antara lain natrium, fosfat, kalium, klorida, magnesium, dan kalsium. Elektrolit bisa diperoleh dari makanan, suplemen, dan minuman tertentu, termasuk minuman elektrolit. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang, dan menjalankan fungsinya.Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara substansi-substansi yang ada di milieu interior.Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asambasa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresi ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh. Kadar elektrolit di dalam tubuh perlu selalu dijaga agar berada pada



1



rentang normal, sehingga fungsinya tersebut bisa berjalan dengan baik. Perubahan kadar elektrolit dapat terjadi ketika tubuh kekurangan cairan, misalnya akibat muntah, diare, atau keringat berlebih.



1.2



RUMUSAN MASALAH 1. Kebutuhan dasar manusia 2. Konsep dasar cairan dan elektrolit tubuh 3. Fisiologi pengaturan cairan, elektrolit dan asam-basa 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit dan asambasa 5. Pengaturan keseimbangan cairan



6. Proses Perubahan Keseimbangan Cairan Elektrolit



1.3



TUJUAN 1. Mengetahui kebutuhan dasar manusia 2. Mengetahui konsep dasar cairan dan elektrolit tubuh 3. Mengetahui fisiologi pengaturan cairan, elektrolit dan asam-basa 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa 5. Mengetahui pengaturan keseimbangan cairan



6. Proses Perubahan Keseimbangan Cairan Elektrolit



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow secara hirarkhis yang pertama adalah kebutuhan fisiologis (fisiological needs), yang dipandang sebagai kebutuhan paling dasar untuk manusia dalam mempertahankan kehidupannya (survive). Salah satu kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan akan cairan dan elektrolit yang merupakan cairan kedua setelah oksigen. Bila tidak terpenuhi akan menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh bahkan bisa menyebabkan kematian (Atoilah dan Kusnadi, 2013). Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostasis. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar didalam maupun diluar sel. Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak (Tarwoto dan Wartonah, 2011). Untuk mejaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh harus memiliki jumlah, haluaran air dan distribusi cairan dan elektrolit yang mencukupi, serta pengaturan



komponen-komponen



tersebut.Sehingga



tubuh



mampu



untuk



mempertahankan kesehatan dan kelangsungan hidupnya (Ernawati, 2012). Ketidakseimbangan



akan



mempercepat



proses



metabolisme,



memperlambat, menghambat penggunaan sari-sari makanan dengan benar, memengaruhi kadar oksigen dalam tubuh, atau menyebabkan tubuh kita menyimpan limbah beracun (Bennita W. Vaughans, 2011). Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit hipovolume / dehidrasi dapat terjadi pada pasien yang mengalami gangguan pada hipotalamus, klenjar gondok, diare,



dan muntah.Hipervolume/



overhidrasi,



kelebihan



cairan



ekstrasel



dihubungkan dengan gagal jantung, srosis hepatis, dan kelainan ginjal (Agustina, 2013).



3



2.2



KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH Cairan dan Elektrolit Tubuh Cairan termasuk dalam kebutuhan dasar manusia secara fisiologis karena memiliki proporsi besar dalam tubuh. Hampir 90% dari total berat badan berbentuk cairan. Air di dalam tubuh tersimpan dalam dua kompertemen utama, yaitu CIS dan CES. a. Cairan Intraseluler (CIS) CIS merupakan cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan berfungsi sebagai media tempat aktivitas kima sel berlangsung. Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total body water TBW) dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau 2/3 TBW. b. Cairan Ekstraseluler (CES) CES merupakan cairan yang terdapat diluar sel dan menyusun 30% dari TWB atau sekitar 20% dari berat tubuh. CES terdiri atas cairan intravasikuler, cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan intravasikuler atau plasma menyusun 5% dari total berat badan, sedangkan cairan interstisial menyusun 10%-15% total berat badan. Didalam cairan tubuh terdapat elektrolit.Elektrolit tersebut tersusun atas ion elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion yang bermuatan positif disebut kation, contohnya natrium (Na+ ), kalium (K+ ), Kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). Ion yang bermuatan negative disebut anion, contohnya klorida (Cl- ), sulfat (SO4 2-), fosfat (PO4 3-), dan bikarbonat (HCO3). Untuk mempertahankan keseimbanagan kimia, keseimbangan elektrolit, dan Ph yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES.Kation dan anion berperan dalam pertukaran ini. (Lyndon Saputra, 2013)ran dan Elektrolit Tubuh



2.3



FISIOLOGI PENGATURAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAMBASA  Cairanan tubuh terdiri atas dua kompertemen utama yang dipisahkan oleh membrane semipermeable.Kedua kompertemen tersebut adalah intraseluler dan ekstraseluler.Sekitar 65% cairan tubuh berada dalam sel, atau



4



intraseluler.Sisanya 35% cairan tubuh berada diluar sel, atau ekstraseluler. Komparemen ekstraseluler selanjutnya dibagi menjadi tiga subdivisi: a. Interstisial : cairan antara sel dan disekitar pembuluh darah (25%). b. Intravascular : cairan didalam pembuluh darah; juga disebut plasma darah (8%). c. Transeluler: air mata dan juga cairan spinal, synovial, peritoneal, pericardial,dan pleural (25%). b. Elektrolit Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan diluar sel tubuh. Mineral tersebut dimasukkan dalam cairan dan makanan dan dikeluarkan utamanya melalui ginjal. Elektrolit juga dikeluarkan melalui hati, kulit, dan paruparu dalam jumlah lebih sedikit.  Elektrolit Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan diluar sel tubuh. Mineral tersebut dimasukkan dalam cairan dan makanan dan dikeluarkan utamanya melalui ginjal. Elektrolit juga dikeluarkan melalui hati, kulit, dan paru-paru dalam jumlah lebih sedikit. Kadar elektrolit dalam tubuh diatur melalui penyerapan dan pengeluaran untuk menjaga level yang diharapkan untuk fungsi tubuh optimal. Dalam hal kalsium, hormone paratiroid dan kasitonin disekresikan untuk menstimulasi penyimpanan atau pengeluaran kalsium dari tulang untuk mengatur level dalam darah. Elektrolit lain diserap dari makanan dalam jumlah sedikit atau banyak atau disimpan atau disekresikan oleh ginjal atau lambung dalam jumlah sedikit atau banyak yang diperlukan untuk mengurangi atau menaikkan level elektrolit ke level yang diperlukan untuk fungsi tubuh optimal. Agar mekanisme umpan balik menjadi efektif, organ atau system yang bertanggung jawab untuk penyerapan dan ekskresi (gastrointestinal) atau penyerapan kembali dan ekresi (renal) harus berfungsi dengan baik.  Kesimbangan Asam Basa a. Asam Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang



5



dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3 - ).1 Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+ , contohnya adalah H2CO3. 1 b. Basa Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion bikarbonat (HCO3 - ), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).1 Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.1 Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O). Basa lemah yang khas adalah HCO3 - karena HCO3 - berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH- . 1 Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa lemah. c. Keseimbangan Asam Basa Penyangga kimia, system pernapasan, dan system renal merupakan mekanisme kunci untuk mengatur keseimbanagan asam basa dalam tubuh manusia. Penyangga adalah senyawa yang mengatur pH tubuh dengan



6



menerima atau melepaskan ion H+.Salah satu penyangga terpenting dalam tubuh manusia adalah bikarbonat. 



Karbondioksida (CO2) dilepaskan dari jaringan tubuh dan diterima oleh sel darah merah (SDM).







CO2 dalam sel darah merah, dikombinasikan dengan air dan dibawah pengaruh karbon anhidrasi (suatu enzim) dengan segera dikonversi menjadi asam karbon







Asam karbon berionisasi atau memisah menjadi bikarbonat (HCO3- ) dan H+.







Bikarbonat meninggalkan sel darah merah dan beredar dalam plasma menuju paru-paru.







Ion H+ bebas yang tertinggal dalam sel darah merah dengan cepat berinteraksi dengan oksihemoglobin dalam sel dan menyebabkan Poltekkes Kemenkes Padang 11 pelepasan oksigen (O2) dari sel darah merah kedalam jaringan untuk respirasi sel



Hal sebaliknya terjadi di paru-paru 



O2 berdifusi dari paru-paru kedalam sel darah merah, dimana selanjutnya dikonversi menjadi oksihemoglobin.







Hal ini memicu pergantian bikarbonat kembali ke sel darah merah.







Setelah berada dalam sel darah merah, bikarbonat bergabung dengan H+ bebas (dari hasil formasi oksihemoglobin) untuk membentuk asam karbon.







Dibawah pengaruh karbon anhidrasi, asam karbon memisah menjadi air dan CO2.







CO2 berdifusi keluar dari sel darah merah kedalam paru-paru, dimana ia akan dikeluarkan dari tubuh selama ekshalasi System penyangga memfasilitasi keseimbangan asam basa, pengeluaran karbon dioksida dari tubuh, dan transportasi oksigen keberbagai jaringan tubuh untuk digunakan dalam respirasi seluler.



7



Peran paru-paru dalam mejaga keseimbangan asam basa dalam keadaan



normal



telah



disekripsikan



sebelumnya.Jika



terdapat



kelebihan asam dalam tubuh (asidosis), paru-paru menyumbang dengan



menyebabkan



pernapasan



dalam



dan



cepat



untuk



mengeluarkan kelebihan itu.Hal sebaliknya terjadi ketika terjadi kelebihan jumlah basa dalam tubuh (alkalosis). Ginjal mengontrol keseimbanagn asam basa dengan mengeksresi atau menahan H+ dan HCO3- dari tubuh untuk melawan asidosis atau alkalosis.Ginjal merespon asidosis dengan meningkatkan pengeluaran H+ dari tubuh melalui eksesi urin dan dengan menahan HCO3-.Bikarbonat yang disimpan oleh ginjal disirkulasikan dalam darah dan tersedia untuk menetralkan ion H+ bebas yang beredar dalam darah.Dalam kasus Poltekkes Kemenkes Padang 12 alkalosis, hal sebaliknya terjadi.Ion hydrogen



ditahan,



dan bikarbonat



dikeluarkan



melalui



urin.



Pengaturan renal dari Ph merupakan proses yang lambat, namun hasilnya adalah perbaikan ketidakseimbangan asam basa yang efesien jangka panjang dan, tidak sepert system pernapasan dan memulihkan pH secara total ke kisaran normal. 2.4



FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM-BASA 



Usia seseorang mempengaruhi fungsi organ. Kemampuan organ (missal jantung, ginjal, paru-paru) untuk mengelola keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa secara efisien juga terpengaruh. Dikarenakan usia merupakan faktor pengaruh yang tidak terkontrol, sehingga menjadikannya semakin penting untuk mengatur faktor terkontrol yang telah disebutkan sebelumnya untuk individu yang sangat muda dan sangat tua







Temperature



lingkungan



Panas



yang



berlebihan



menyebabkan



keringat.Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 gram/hari.



8







Diet pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energy, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari intersisial ke intraseluler.







Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.







Sakit Poltekkes Kemenkes Padang 13 Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan jantung, gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.



2.5



PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN 



Rasa Dahaga Mekanisme rasa dahaga: -



Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan rennin, yang pada akhirnya meimbulkan produksi angiostensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sensai haus.



-



Osmoreseptor dihipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan osmotic dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga.







Antidiuretik hormone (ADH). ADH dibentuk dihipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari hipofisis posterior.Stimuli utama untuk sekresi ADH



adalah



peningkatan



osmolaritas



dan



penurunan



cairan



ekstrasel.Hormone ini meningkatkan reabsorbsi air pada duktus kolingentes sehingga dapat menghemat air. 



Aldosteron Hormone ini disekresi oleh kelenjr adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorbs natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium serium dan system rennin-angiostensin serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.







Prostaglandin Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfunsi dalam merespon radang, pengendalian tekanan darah, konstraksi uterus, dan mobilitas gastrointestinal.Dalam ginjal, 9



prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium, dan efek ginjal pada ADH. 



Glukokortiroid Meningkatkan respon natrium dan air, sehingga volume darah naik



dan



terjadi



retensi



natrium.



Perubahan



kadar



glukokortikoid



menyebabkan Poltekkes Kemenkes Padang 14 perubahan pada keseimbangan volume darah.



2.6



PROSES PERUBAHAN KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT 1. Proses Edemia  Definisi 



Udem atau Edema yaitu pembengkakan yg terjadi akibatpenumpukan cairan yg berlebihan dlm ruang jaringan(interstisial) & kavum serosa







Edema adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam jaringan tubuh







Edema adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat penumpukan cairan.



 Proses Odem Edema terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan sekelilingnya. Cairan kemudian menumpuk sehingga membuat jaringan tubuh menjadi bengkak. Edema ringan tidak berbahaya, tetapi juga dapat menandakan kondisi yang lebih serius, seperti gagal jantung, gangguan hati, ginjal, serta otak.  Klarifikasi lain edema Berdasarkan tempat terakumulasinya cairan dibagi menjadi 2, yaitu a) Edema Intraselular (Nonpitting Edema) Keadaan yang memungkinkan terjadinya edema adalah proses metabolik jaring dan tidak adanya sel yang adekuat b) Edema Eksrtaselular (Pitting Edema) Pada dasarnya ada 2 jenis penyebab adema yang sering dijumpai yaitu kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dan 10



melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstisial ke dalam darah 2. Hiper dan Hiperelektrolit 



Kondisi dimana terjadi kelebihan elektrolit di dalam







tubuh







Kondisi ini bisa di sebabkan karena asupan/intake yang berlebih, gangguan metabolisme elektrolit di dalam tubuh







Kelebihan elektrolit bisa berupa: 1) Hipernatremia Konsentrasi natrium yang tinggi dalam darah. Hipernatremia paling sering terjadi pada orang yang kurang minum air. Hal ini biasanya terjadi karena gangguan rasa haus atau penilaian mental. Sebagai contoh, penderita demensia atau bayi yang aksesnya ke cairan terbatas. 2) Hiperklamia Kadar kalium elektrolit dalam darah yang tinggi. Kalium tinggi dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit yang mendasari. Contohnya meliputi konsumsi makanan berkalium tinggi atau efek samping pengobatan. 3) Hiperkalsemia Terlalu banyak kalsium dalam darah. Hiperkalsemia paling sering disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan pada empat kelenjar kecil di leher (kelenjar paratiroid) atau dari kanker. Ekstra kalsium dalam darah memengaruhi banyak sistem tubuh. 4) Hipermagnesia Kondisi ketika kadar magnesium dalam darah terlalu tinggi. Kondisi ini tergolong salah satu penyakit yang jarang terjadi, tetapi dapat menimbulkan komplikasi yang serius. 5) Hiperkloremia



11



Gangguan di mana seseorang memiliki terlalu banyak klorida dalam darahnya. Klorida adalah elektrolit, dan perubahan kadar elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi. Elektrolit seperti klorida, natrium, dan bikarbonat adalah mineral yang larut dalam cairan tubuh . 6) Hiperfosfatemia Kadar Fosfat Tubuh yang Terlalu Tinggi.



12



BAB III PENUTUP 3.1



SIMPULAN Kebutuhan dasar manusia yang pertama yaitu kebutuhan fisiologis yang salah satunya yaitu kebutuhan cairan dan elektrolit. Cairan dan elektrolit ini berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Cairan tubuh terdiri atas dua komponen utama



yaitu intraseluler dan ekstraseluler. Elektrolit adalah



mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan diluar sel tubuh. Untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh harus memiliki jumlah, keluaran air dan distribusi cairan dan elektrolit yang mencukupi. Ketidakseimbangan akan menghambat penggunaan sari-sari makanan dengan benar, mempengaruhi kadar oksigen dalam tubuh atau menyebabkan tubuh menyimpan limbah beracun. Penyangga kimia, sistem pernapasan dan sistem renal merupakan mekanisme kunci untuk mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa diantaranya yaitu usia yang mempengaruhi fungsi organ, temperatur lingkungan panas yang berlebih, diet saat tubuh kurang nutrisi, stres dan sakit. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit diantaranya yaitu hipovolume/ dehidrasi dan hipervolume/overhidrasi.



3.2



SARAN Penulis berharap bahwa pembaca harus untuk selalu mencukupi dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh sehingga terhindar dari gangguangangguan yang tidak diinginkan.



Penulis juga berharap semoga makalah ini



bermanfaat bagi semua pihak dan untuk kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.



13



DAFTAR PUSTAKA FKUI.2013. GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR-ELEKTROLIT DAN ASAMBASA.Jakarta



(URL



:



http://repository.ukrida.ac.id/bitstream/123456789/204/1/buku%20editor %20Gangguan%20Keseimbangan.pdf) Utami



Nurfriyatna.2017. KESEIMBANGAN



ASUHAN CAIRAN



KEPERAWATAN



DAN



ELEKTROLIT



GANGGUAN PADA



PASIEN



CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUANG RAWAT PENYAKIT DALAM



RSUP



Dr.



M.



DJAMIL



PADANG.Padang



(



URL



:



http://pustaka.poltekkespdg.ac.id/repository/NURFRIYATNA_UTAMI_143110180_3A %281%29.pdf) Willy Tjin.2018.GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA.Alodokter (URL : https://www.alodokter.com/gangguan-keseimbangan-asam-basa) Moel



Ahmad.2017.7



PROSES



KESEIMBANGAN



ELEKTROLIT.Scribd



CAIRAN



DAN



(URL



:



https://id.scribd.com/presentation/356830164/7-Proses-KeseimbanganCairan-Elektrolit) Andrian



Kevin.2021.MANFAAT



TUBUH.Alodokter



(URL



MINUMAN :



ELEKTROLIT



BAGI



https://www.alodokter.com/minuman-



elektrolit-apa-manfaatnya-untuk-tubuh) Indriani



Deby



Ernawati



CAIRAN,ELEKTROLIT



LI.2019.MAKALAH DAN



ASAM



KESEIMBANGAN



BASA.PdfCofee.



(URL



https://pdfcoffee.com/makalah-keseimbangan-cairanelektrolit-dan-asambasa-pdf-free.html)



14



: