Khoirunnisa Hanifah AUTOCAD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN TOPOGRAFI



TUTORIAL SOFTWARE AUTOCAD 2007



Oleh: KHOIRUNNISA HANIFAH SALMA NABILA 115.190.004 KELOMPOK 08



LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2020



HALAMAN PENGESAHAN



TUTORIAL SOFTWARE AUTOCAD 2007



Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum Perpetaan Topografi selanjutnya, tahun ajaran 2020/2021, Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Disusun Oleh:



KHOIRUNNISA HANIFAH SALMA NABILA 115.190.004 ACC 1



Asisten Perpetaan Topografi



ACC2



Asisten Perpetaan Topografi



LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2020



ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang



telah



memberikan



rahmat



dan



karunia-Nya,



sehingga



dapat



menyelesaikan Laporan Praktikum Perpetaan Tutorial Software Autocad 2007 ini sesuai dengan yang diharapkan dan tepat waktu. Banyak pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan Laporan Praktikum Perpetaan Topografi ini. Untuk itu saya sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Ardian Novianto, S.T,M.T, para asisten laboratorium perpetaan topografi, dan tidak lupa teman-teman kelompok 8 yang telah banyak membantu saya menyelesaikan laporan. Saya pun sadar masih banyak kesalahan serta kekurangan dari Laporan Praktikum Perpetaan Topografi yang saya buat ini, sehingga saya mengharapkan kritik yang membangun serta saran dari pembaca demi laporan praktikum yang lebih baik lagi. Penuh harapan Laporan Praktikum Perpetaan Topografi ini bisa sangat bermanfaat untuk pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan khususnya mengenai software Autocad 2007 bagi para pembaca.



Yogyakarta, 6 November 2020 Penulis,



Khoirunnisa Hanifah Salma Nabila



iii



DAFTAR ISI



ii



BAB I. PENDAHULUAN BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB III. DASAR TEORI



BAB IV. METODE PENELITIAN



BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.2. Peta Topografi Sayatan BAB VI. PENUTUP 6.1. Kesimpulan 6.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran A. Peta Topografi Sayatan Lampiran B. Lembar Konsultasi 1 & 2 Lampiran C. Lembar Penilaian



iv



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1. Peta Lokasi Merapi………………………………………………..3 Gambar 4.1. Diagram Alir Pengolahan Data …………………………………..11 Gambar 5.1. Tampilan awal AutoCAD 2007…………………………………..13 Gambar 5.2. Import data……………………………………..………………...14 Gambar 5.3. Data koordinat format files .dat……………………………….….14 Gambar 5.4. Interval Kontur……………………………………………………15 Gambar 5.5. Input command Contour Interval…………………………………15 Gambar 5.6. Kontur…………………………………………………………….16 Gambar 5.7. Warna Garis Kontur…………………………………..…………..16 Gambar 5.8. Label Garis Kontur………………………………………………..16 Gambar 5.9. Angka pada garis kontur (label) ……………………….…………17 Gambar 5.10. Garis kontur sebelum diberi tepian(rectangle) …………….……17 Gambar 5.11. Garis kontur setelah mempunyai garis tepi dan telah di extend…18 Gambar 5.12. Membuat Polyline untuk koordinat X………………………...…18 Gambar 5.13. Properties koordinat X dan Y……………………………………18 Gambar 5.14. Koordinat X………………………………………………….…..19 Gambar 5.15. Memberi jarak tiap koordinat yaitu 400…………………………19 Gambar 5.16. Rotate polyline untuk koordinat Y………………………………19 Gambar 5.17. Koordinat Y………………………………………………….…..20 Gambar 5.18 Garis sayatan……………………………………………………..20 Gambar 5.19. Drape……………………………………………………..……..21 Gambar 5.20. Flatten…………………………………………………………..21 Gambar 5.21. Penampang………………………………..……………………..22 Gambar 5.22. Grid Hilang…………………………………….………………..22 Gambar 5.23. Peta Topografi dan Sayatan……………………………………..23



v



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari aspek fisik dan dinamik Bumi Geofisika kaidah fisika. Geofisika juga merupakan bagian dari eksplorasi Bumi, dalam kegiatan eksplorasi itu tentunya diperlukan media untuk melihat gambaran Bumi dengan informasi yang diperlukan untuk eksplorasi, yaitu peta. Peta sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, salah satu contohnya adalah peta topografi. Peta mengandung arti komunikasi, artinya merupakan suatu signal atau saluran anura pengirim pesan (membuat peta) dengan penerima pesan (pembaca peta), dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan. Yang berupa informasi tentang realita dalam wujud berupa gambar. (Prihandito, 1989). Peta topografi adalah peta yang memiliki informasi tentang ketinggian permukaan tanah pada suatu tempat terhadap permukaan laut, yang digambarkan dengan garis-garis kontur. (Handoyo,2004) Pada peta topografi, gambaran permukaan Bumi ditunjukkan melalui garis kontur. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Pada masa modern saat ini tentunya membuat peta topografi tentunya sudah efisien dengan adanya beberapa software tertentu. Software Autocad 2007 adalah salah satu software untuk menggambarkan peta topografi (peta kontur) tersebut.  AutoCAD adalah sebuah program aplikasi (software) yang digunakan untuk menggambar dan mendesain gambar, seperti gambar arsitektur, mesin, sipil, elektro dan lain-lain, di mana program AutoCAD mempunyai kemudahan dan keunggulan untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta bisa digunakan untuk memodifikasi gambar dengan cepat pula. 



1



1.2.



Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah tentunya agar praktikan dapat memahami membuat peta topografi melalui software Autocad 2007, serta memahami membuat sayatan dan penampang yang baik. Tujuannya



dari



penelitian



ini



adalah



menghasilkan



output



penggambaran peta topografi dengan menggunakan software Autocad 2007 dan laporan pembahasan.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Geologi Regional G. Merapi dengan tinggi 2986 mdpl terletak di empat perbatasan yaitu Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Posisi geografinya terletak pada 7° 32'30" LS dan 110° 26'30" BT. Berdasarkan tatanan tektoniknya, gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia menunjam di bawah Lempeng Eurasia yang mengontrol vulkanisme di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.



Gambar 2.1. Peta Lokasi Merapi



Studi stratigrafi dan geokimia G. Merapi menunjukkan bahwa 2 letusan besar telah terjadi selama Middle Merapi dan Recent Merapi. Letusan besar tersebut akan dapat berulang di masa yang akan datang menurut Newhall dan Bronto (1995). Supriyati, D. A (1999) membagi sejarah letusan G. Merapi menjadi 2 perioda yaitu perioda Pre-1800 A.D (lebih tua 2900 tahun BP - 1800 A.D) dan perioda Post-1800 A.D (1800 - 1996 A.D) berdasarkan perubahan tipe letusan dalam sekuen stratigrafi endapan. Perioda Pre-1800 AD sebagai produk dari kondisi vent yang tertutup dan meghasilkan letusan eksplosif tipe sub plinian, plinian dan vulkanian, sedang perioda Post-1800 A.D sebagai produk dari kondisi vent yang terbuka dan menghasilkan letusan eksplosif tipe vulkanian (kecil sedang) akibat dari longsornya kubah.



3



2.2. Geologi Lokal Menurut Van Bemmelen (1949), Gunung Merapi (2912 m) terletak di Zona Depresi Jawa Tengah. Gunung juga berada pada titik-titik pertemuan antara dua pola kelurusan vulkanik, Ungaran - Telomoyo - Merbabu - Merapi dan Lawu - Merapi - Sumbing - Sundoro – Slamet, serta antara Sesar Semarang (membujur Utara Selatan) dan Sesar Solo (membujur Barat Timur). Secara geomorfologi, bentang alam di daerah penelitian dapat dibedakan menjadi 4 satuan geomorfik, ialah satuan Kerucut Pusat, Satuan Kerucut Eksentrik (Turgo – Plawangan), Satuan Lereng Tengah, dan Satuan Lereng Kaki. Endapan Merapi dapat dibagi menjadi Proto Merapi, berupa lava basal, Merapi Tua, berupa lava basal olivin, Merapi Dewasa, terdiri dari lava andesitik, piroklastika, dan lahar, Merapi Muda, terdiri dari endapan lava andesitik, piroklastika, dan epiklastika, serta endapan aluvial (Wirakusumah, dkk, 1984). Endapan Merapi Muda tersebar secara luas, menempati 60% – 70% dari luas permukaan tubuh Merapi, di lereng Barat (Kabupaten Magelang), Baratdaya dan Selatan (Kabupaten Sleman). Ketebalan endapan berdasarkan data bor mencapai 50 meter (Hendrayana, 1993). Pembagian endapan Merapi berdasarkan Camus dkk (2000), adalah: Pre Merapi, Ancient Merapi, Middle Merapi, Recent Merapi dan Modern Merapi. Pre Merapi menghasilkan lava Gunung BIbi. Ancient Merapi menghasilkan lava Turgo dan Plawangan, auto breksia lava serta endapan lahar. Middle Merapi menghasilkan endapan lava Batulawang dan Gajahmungkur, lava andesitik yang tebal, berumur 2200 th - 14.000 th. Recent Merapi menghasilkan endapanendapan lava tipis, awan panas, dan lahar, umurnya 1000 th - 2000 th. Recent Merapi menunjukkan aktivitas yang spesifik (Tipe Merapi), ialah pembentukan kubah lava, guguran lava menghaslkan awan panas, dan endapan epiklastik lahar, umurnya lebih muda dari 1000 tahun. Produknya bersifat lebih asam dari pada produk periode sebelumnya, diklasifikasikan sebagai High K-basaltic andesite (Hammer, dkk, 2000) Hasil erupsi Merapi 2006 diendapkan mengisi lembah-lembah di bagian hulu beberapa sungai, yaitu Kali Krasak, Kali Boyong, Kali Gendol, dan Kali Woro. Endapan paling tebal terdapat di Kali Gendol (Kusumayudha, dkk, 2007). 4



Endapan piroklastika aliran melimpah di kawasan wisata Bebeng, Kaliadem dan sekitarnya, pada ketinggian sekitar 1060 m dpl, meliputi area seluas 80.000 m², dengan ketebalan rata-rata 3 m. 2.3. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis mengangkat penelitian terdahulu sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Dengan itu, penulis dapat memiliki gambaran akan lokasi yang akan diteliti menggunakan desain survei. Berikut penelitian terdahulu berupa jurnal yang terkait dengan penelitian penulis dengan judul “HIDROGEOLOGI LERENG SELATAN MERAPI PASCA ERUPSI 2006” oleh Kusumayudha,Sari, dan Puji Praktinyo. Penelitian Hidreologi Lereng Selatan Merapi ini sudah dilakukan tahun 2009, oleh Sari B. Kusumayudha dan Puji Praktinyo dengan latar belakang erupsi gunung Merapi pada tahun 2006. Dimana pada saat itu, setelah erupsi gunung Merapi terjadi, keberadaan air tanah dan kondisi lingkungan mengalami gangguan. Studi ini dilakukan terhadap hidrogeologi di daerah lereng barat, baratdaya, dan selatan Gunung Merapi, meliputi sistem airtanah termasuk kuantitas dan kualitasnya. Daerah penelitian berada di wilayah Kabupaten Sleman. Daerah yang paling banyak mendapatkan akumulasi hasil erupsi Merapi adalah kawasan wisata Bebeng Kaliadem, dan sepanjang aliran Kali Gendol. Hasil erupsi tersebut menutupi area seluas 80.000 m², mengubur beberapa bangunan yang ada di sekitar lokasi. Di Kaliadem, terdapat 3 mata air yang tertutup oleh endapan piroklastik. Namun secara umum erupsi tahun 2006, kuantitas air tanah di daerah penelitian tidak mengalami penurunan. Kualitas airtanah sangat penting untuk diperhatikan karena terkait langsung dengan kesehatan manusia. Setelah terjadinya erupsi Merapi 2006, beberapa sumber air mengalami perubahan kualitas, antara lain kekeruhan, total padatan terlarut (TDS), dan kandungan unsur kimia tertentu, yaitu natrium (Na), serta kalium (K) meningkat, sementara itu konsentrasi unsur kalsium (Ca) cenderung menurun.



5



BAB III DASAR TEORI



3.1. Pengertian Peta Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan Bumi dalam bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan simbolsimbol. Peta secara umum menggambarkan jarak, posisi, ukuran, dan distribusi dari obyek yang berada di muka bumi. Namun, tidak semua yang ada di peta sama dengan yang ada di permukaan bumi dikarenakan adanya distorsi. Distorsi ini tercipta ketika bumi yang berbentuk ellipsoid dipaksakan menjadi bidang datar melalui sistem proyeksi. (Khosim, Amir 2010) Menurut Erwin Raisz (1948) Peta adalah gambaran konvensional dari kenampakan muka bumi yang diperkecil sepertiketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas. 3.2. Jenis-jenis Peta Jenis peta di klasifikasin menjadi beberapa macam, seperti: 1. Berdasarkan Skala Untuk peta berdasarkan skala dibagi menjadi 5 jenis yaitu; -



Peta Kadaster



Peta kadaster adalah peta yang memiliki skala antara 1: 100 – 1: 5.000. Biasanya peta ini digunakan untuk menggambarkan luas tanah. -



Peta Skala Besar



Peta skala besar seringkali digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah yang cakupannya masih sempit misalnya peta kelurahan, peta kecamatan, dan peta kota. Biasanya peta ini memiliki skala antara 1: 5.000 – 1: 250.000. -



Peta Skala Medium



Jika tadi peta skala besar digunakan untuk wilayah cakupannya masih cukup sempit, peta skala medium ini digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah yang cukup luas. Seperti peta kabupaten, peta provinsi dan peta suatu pulau.



6



-



Peta skala medium memiliki skala antara 1: 250.000 – 1: 1.500.000.



-



Peta Skala Kecil



Peta skala kecil memiliki skala natara 1: 500.000 – 1: 1.000.000. Biasanya peta dengan skala kecil digunakan untuk menggambar daerah yang luas. Misalnya peta suatu negara. -



Peta Skala Geografis



Peta skala geografis memiliki skala lebih kecil dari 1: 1.000.000 sehingga bisa dibayangkan seberapa luas cakupan dari peta skala geografis ini. Peta ini biasanya digunakan dalam pembuatan peta benua atau peta dunia. 2. Peta Berdasarkan Isinya Berdsarkan isinya peta dibedakan menjadi dua jenis, yaitu peta umum dan peta khusus. -



Peta Umum



Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang bersifat umum dari kenampakan permukaan bumi. Adapun yang termasuk ke dalam peta umum yaitu: a. Peta Topografi Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan relief atau bentuk dari permukaan bumi. Relief tersebut seperti gunung, lembah, dataran tinggi, bukit, sungai, bangunan, jalan, permukiman, dll. b. Peta Chorografi Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum dan berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas. c. Peta Dunia Peta dunia yaitu peta yang memiliki skala sangat kecil dan memiliki cakupan wilayah yang sangat luas. -



Peta Khusus



Peta khsuus adalah peta yang menggambarkan secara khusus kenampakankenampakan yang terjadi di permukaan bumi. Contoh peta khsus: Peta geogologi, peta iklim, peta pariwisata, peta persebaran 7



penduduk, peta tanah, dan peta lainnya yang menggambarkan kondisi suatu wilayah secara khsus. 3. Berdasarkan Bentuk gambar peta digital Berdasarlan bentuknya peta terabagi menjadi 5 jenis peta yaitu: - Peta Datar - Peta Timbul - Peta Digital - Peta Garis - Peta Foto 4. Berdasarkan Keadaan Objek Berdasarkan dari keadaan suatu objek, peta dibedakan menjadi dua jenis yaitu - Peta Dinamik - Peta Satsioner 5. Peta berdasarkan Sumber Datanya - Peta Turunan - Peta Induk 3.3. Sayatan dan Penampang Pembuatan sayatan geologi bertujuan untuk membuat interpretasi lapisan batuan serta struktur geologi yang terdapat pada permukaan dan bawah permukaan. Selain itu, sayatan juga bertujuan untuk mengetahui urutan batuan dari tua ke muda dan ketebalan lapisan batuan, sehingga dapat dibuat legenda pada peta geologi. Penampang pada peta geologi yaitu gambaran suatu keadaan di bawah permukaan dengan prinsip-prinsip geologi dengan pembuatannya yang hampir sama dengan penampang pada peta topografi. Penampang geologi merupakan suatu gambaran dari hasil sayatan yang pada posisi nya mengarah searah vertical pada bumi yang berguna untuk menginterprentasikan pada suatuhubungan antara keadaan geologi baik geologi dengan menggunakan petaataupun tidak. ada beberapa jenis yang terdapat pada penampang permukaan bawah tanah yakni ada dua jenis yang digunakan dalam interpretasi reservoir minyak bumi.



8



3.4. Softwere AutoCAD 2007 Autodesk Autocad adalah salah satu software yang sering kali digunakan untuk membuat peta atau desain bangunan rumah atau gedung. Banyak hal lain juga yang dapat dilakukan dengan menggunakan autocad, misalnya membuat desain mesin, property dan masih banyak lagi hal lainnya. AutoCAD digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer interior dan profesi lainnya. Autodesk AutoCAD 2007 dimuat dengan banyak fitur dan perangkat tambahan, termasuk diantaranya: 



Aplikasi luar biasa untuk membuat desain dan penyusunan 2D dan 3D.







Lebih produktif, andal, dan fleksibel.







Punya panel baru yang dikenal sebagai dashboard.







Memungkinkan membuat objek yang kompleks dengan mudah.







Memungkinkan membuat objek berbentuk piramida dengan bantuan perintah PYRAMID.







Memungkinkan melihat sekeliling dalam 360 derajat dengan perintah 3DSWIVEL.



Beberapa kelebihan menggunakan AutoCAD dibanding menggambar manual adalah: 1. Kualitas gambar konstan, tidak terlalu tergantung pada skill penggambar sebagaimana gambar manual. 2. Relatif lebih akurat dan cepat pengerjaannya karena menggunakan komputer. 3. Dapat diedit, ditambah-kurang tanpa harus memulai dari awal. 4. Dapat menjadi data base yang menyimpan berbagai informasi penting yang dibuat oleh drafter dan dapat diakses langsung oleh pengguna lain. 5. Dapat dibuat library untuk komponen-komponen standar atau komponen yang digambar/ dipergunakan berulang-ulang dalam gambar (misalnya: baut, mur, simbol-simbol, dll.) sehingga mempermudah dan mempercepat dalam proses pembuatan gambar. 6. Lebih



mudah



dan



praktis



dalam



dokumentasi,



duplikasi,



dan



penyimpanannya. 9



7. Dapat dibuat dengan berbagai warna sehingga lebih menarik dan mudah dipahami. Beberapa kekurangan AutoCAD adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi ini menjadi lebih kompleks. 2. Kebutuhan hardware yang lebih tinggi. 3. Infrastruktur



pendukungnya



harus



memadai,



seperti



penggunaan



printer/plotter untuk mencetak gambar dalam ukuran yang besar. 4. Software prabayar. 5. Struktur file hasil penggambaran, definisi database dan file database dari software tersebut rumit. 6. Alur dari proses pekerjaan desain rumit karena software tersebut terbagi atas beberapa software lagi menurut bagian konstruksi mana yang akan dibuat.



10



BAB IV METODE PENELITIAN



4.1. Diagram Alir Pengolahan Data



Gambar 4.1. Diagram Alir Pengolahan Data



11



4.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data Dalam penelitian ini penulis melakukan suatu kegiatan pengolahan data peta desain survei ini terdiri dari beberapa tahapan, tahapan yang dilakukan antara lain adalah: 1. Langkah pertama yaitu menyalakan software Autocad 2007 2. Lalu input data koordinat dengan menu import files .dat lalu ke menu quicksurf untuk membuat garis kontur dan menentukan interval kontur. 3. Kemudian setelah garis kontur muncul kita membuat label ketinggian pada garis tebal kontur, dengan cara membentuk garis polyline lalu ke menu Autolabel. 4. Untuk langkah selanjutnya membuat grid lalu membuat koordinat x dan y. 5. Lalu membuat sayatan dengan cara menarik garis polyline melintasi garis kontur dan membuat penampang, serta terakhir melakukan layouting. 6. Kemudian membuat kop peta yang berisi informasi mengenai judul peta, petunjuk arah, skala, dan lain-lain. 7. Setelah Peta kontur telah jadi, langkah selanjutnya mengambil pembahasan dari pengolahan data yang sudah dilakukan. 8. Terakhir menarik kesimpulan dari penelitian yang telah kita lakukan.



12



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN



5.1. Langkah – Langkah Pembuatan Peta Topografi Sayatan Berikut Langkah-langkah pembuatan peta topografi Kaliadem menggunakan AutoCAD 2007: 1. Menyalakan software AutoCAD 2007 Cara menyalakan software AutoCAD 2007 sama seperti apk atau software lainnya, yaitu dengan mengklik icon atau klik kanan, lalu open hingga tampilan pada PC muncul seperti (gambar 5.1) kemudian pilih AutoCAD Classic.



Gambar 5.1. Tampilan awal AutoCAD 2007



2. Import Data Cara mengimport data yang pertama buka toolbars Quicksurf, lalu pilih menu import data dengan pilihan (Read ASCII Points). Kemudian cari data dalam bentuk format files .dat kemudian open. Quicksurf – import data – Read ASCII Points.



13



Gambar 5.2. Import data



Gambar 5.3. Data koordinat format files .dat



3. Interval Kontur Setelah memasukan koordinat, sebelumnya kita membuat jarak pada kontur yang akan kita buat. Peta topografi ini interval konturnya sebesar 20.







Interval kontur : quicksurf – Contour interval – klik enter – Contour interval/auto (20) – klik enter







Kontur : klik quicksurf – Countur – klik enter – Surface – klik enter Draw (ketik huruf D) – klik enter. Selanjutnya menampilkan kontur dengan ketik Z – Enter . lalu ketik E – Enter, hingga muncul tampilan kontur berwarna. Kemudian pada kolom command di bawah akan muncul surface, lalu tekan enter, kemudian ketik di keyboard huruf d (draw), setiap langkah di enter. Lalu huruf z dan e agar gambar garis konturnya muncul.



14



Gambar 5.4. Interval Kontur



Gambar 5.5. Input command Contour Interval



4. Kontur dan label kontur Setelah itu kontur akan muncul seperti (gambar 5.6). Apabila gambar kontur masih kaku, maka bisa ke menu annotate lalu smooth contour. Langkah selanjutnya adalah mengubah warna garis kontur terlebih dahulu dengan cara blok hijau atau ungu semua area hingga menjadi warna biru pada garis seperti pada (gambar 5.7). Kemudian pilih warna pada bagian ‘by layer’ di toolbars, dan ubah ke warna hitam. -



Kontur yang masih kaku (membentuk sudut bukan lengkungan) : blok hijau semua daerah kontur – annotate -



-



Ubah warna kontur : blok hijau semua daerah kontur – bylayer – warna hitam



15



Gambar 5.6. Kontur



Gambar 5.7. Warna Garis Kontur



Setelah itu buat garis menggunakan polyline melintasi kontur untuk memberi label keterangan ketinggian garis kontur yang tebal. Pilih toolbars Quicksurf, lalu pilih annotate (Autolabel Contours) dan angka angka akan muncul pada bagian tengah antar garis kontur yang tebal.



Gambar 5.8. Label Garis Kontur



16



Gambar 5.9. Angka pada garis kontur (label)



5. Gridding Gridding memberi koordinat kartesius atau koordinat X dan Y. Yang pertama dilakukan adalah membuat garis tepi dengan menu rectangle. Setelah itu merapikan garis kontur yang tidak sampai tepian, dengan cara ketik ex, lalu mengklik garis tepi luar dan tekan enter, kemudian mengklik garis kontur yang akan di extend atau perpanjang. Setelah itu, membuat garis menggunakan polyline yang melintasi garis kontur secara vertical dan horizontal. Garis tersebut memiliki spasi sebesar yang kita mau, dalam peta topografi yang saya buat memiliki jarak pergaris yaitu 400.



Gambar 5.10. Garis kontur sebelum diberi tepian(rectangle)



17



Gambar 5.11. Garis kontur setelah mempunyai garis tepi dan telah di extend



Gambar 5.12. Membuat Polyline untuk koordinat X



Gambar 5.13. Properties koordinat X dan Y



18



Gambar 5.14. Koordinat X



Gambar 5.15. Memberi jarak tiap koordinat yaitu 400



Gambar 5.16. Rotate polyline untuk koordinat Y



Untuk pindah garis caranya adalah klik polyline pada tepian luar – ketik co – pindah pada ujung tepi – klik kanan lalu rotate – Enter.



19



Gambar 5.17. Koordinat Y



6. Sayatan Membuat sayatan dengan cara mengklik garis polyline lalu menarik garis melintasi garis kontur yang mewakili daerah penelitian. Lalu tulis A untuk titik awal penarikan sampai ke A` di akhir sayatan.



Gambar 5.18 Garis sayatan



20



Gambar 5.19. Drape



Drape ini berfungsi untuk garis polyline menempel pada garis kontur, agar bisa dibuat penampang. Quicksurf – design tool – drape – klik pada garis polyline / sayatan yang akan di buat.



Gambar 5.20. Flatten



Flatten berfungsi untuk agar penampangnya dapat terbentuk. Quicksurf – design tool – flatten – enter.



Gambar 5.21. Penampang



21



Gambar 5.22. Grid Hilang



5.2. Peta Topografi Sayatan



22



Gambar 5.23. Peta Topografi dan Sayatan



Daerah penelitian berada di Kaliadem, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan menggunakan garis kontur. Peta topografi umumnya berskala besar dan menyajikan obyek dengan tingkat detail relatif tinggi. Sebuah survei topografis umumnya dipetakan menjadi peta topografi dalam bentuk peta berseri. Sebuah seri peta topografi terdiri dari beberapa peta yang menggambarkan wilayah yang berdekatan. (Hakim, 2019) Pada peta topografi ini menunjukkan sifat garis kontur yang menunjukkan pola aliran sungai dengan berbentuk V terbalik dari arah utara ke selatan. Dengan sayatan melintas secara vertical, besar azimuthnya adalah N 180° E dan back azimuthnya adalah N 0° E. Pada peta topografi yang dibuat memiliki besar skala 1:40000. Peta topografi yang dibuat memiliki interval kontur sebesar 20 meter. Daerah Kaliadem termasuk kedalam zona proyeksi koordinat UTM ke 49. Gunung



Merapi



dengan



erupsinya



ditempatkan



sebagai



kendala



dalam



pengembangan pariwisata di wilayah Sleman maupu Magelang (Jawa Tengah).



23



Gunung Merapi dengan segala potensi bentang alam dan produk erupsi yang pernah ada di wilayah Sleman, khususnya di lembah Sungai Boyong. Proses kegunungapian Merapi pada masa lalu telah membentuk tatanan geologi yang khas di daerah penelitian, yang meliputi adanya Endapan Merapi Tua dan Endapan Merapi Muda. Endapan Merapi Tua (Rahardjo, dik, 1995) di sekitar Kinahrejo terdiri dari aliran lava andesit, basaltik yang bersifat keras, kompak. Aliran lava andesit tersebut sebagian tersingkap sebagai dasar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi (Sungai Kuning dan Sungai Gendol). Endapan Merapi Muda menempati sebagian besar kawasan lereng Gunung Merapi bagian selatan, umumnya berupa bongkah andesit lepas, kerakal-kerikil andesit, endapan awan panas, serta endapan lahar yang bersifat lepas, agak kompak dan poros.



24



BAB VI PENUTUP



6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain: 



Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:







Pembuatan peta topografi dengan AutoCAD menggunakan quicksurf







Dalam penginputan koordinat, import files dengan format .dat







Peta topografi merupakan peta dasar yang menggambarkan relief Bumi dengan garis kontur (per satu garis kontur mewakili satu ketinggian







Pembuatan peta topografi menggunakan AutoCAD menggunakan command tertentu







Pada daerah kavling penelitian, garis kontur menunjukkan pola aliran sungai dengan huruf V terbalik.



6.2. Saran Dari penelitian yang telah dilakukan penulis ingin memberi saran agar



penelitian



berikutnya



menjadi



lebih baik



yaitu,



praktikan



harus



memperhatikan kelas praktikum dengan baik agar memahami tentang software AutoCAD 2007. Agar menghasilkan laporan yang jelas dan baik, pembuatan pembahasan haruslah dibuat secara kuantitatif dan kualitatif. Apabila penulis mengalami kesulitan hendaknya meminta bantuan kepada teman satu kelompok dan asisten laboratorium.



25



DAFTAR PUSTAKA



Andreastuti, S.D., (1999). Stratigraphy and Geochemistry of Merapi Volcano, Central Java, Indonesia: implication for assessment of volcanic hazards. Unpublished PhD Thesis, University of Auckland, New Zealand, 455 h. Camus, G., A. Dkk. (2000). Merapi (Central Java, Indonesia): An outline the structural and magmatological evolution, with a special emphasis to the major pyroclstic events. Journal of Volcanology and Geothermal Research, Vol 1000, Elsevier, 139 – 163 Hakim, Iqbal. (2019, 31 Januari). Peta Topografi. Diakses pada tanggal 9 November, 2020 dari https://insanpelajar.com/peta-topografi/. Hammer, J.E., K.V. Cashman, B. Voight. (2000). Magmatic Process revealed by Textural and Compositional Trends in Merapi Dome Lavas. Journal of Volcanology and Geothermal Research, Vol 1000, Elsevier, 165 – 192. Handoyono Ivan, dkk. (2004). PEMODELAN PETA TOPOGRAFI KE OBJEK TIGA DIMENSI. Jurusan Teknik Informatika, Jurnal VOL. 5(1), 14–21. Hendrayana, H. (1993). Hydrogeologie und grundwasser gewinnung im Yogyakarta becken. Indonesia: Disertasi, Universitas Achen, 117 Khosim,Amir dan Kun, Marlina Lubis. (2012). Geografi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Grasindo. Kusumayudha, S.B. (1988). Magmatic Evolution of Mt. Merapi Based on Petrographical Analysis. Semester Gasal Seminar UPN “Veteran” Yogyakarta, 50. Kusumayudha, S.B., A. Riyanto, A.R. Tadung, Juandri. (2007). Imbas Erupsi 2006 terhadap Potensi Hidrogeologi Lereng Selatan Merapi. Studi Kasus: Kec Cangkringan, Pros Seminar Nasional Eksistensi Kebumian, Pemanasan Global, dan Pengelolaan Sumber Daya Mineral. Kusumayudha , Sari B. & Puji Pratiknyo. (2009). HIDROGEOLOGI LERENG SELATAN MERAPI PASCA ERUPSI 2006. Semarang: Proceedings of The 38th IAGI Annual Convention and Exhibition. 11



Maulana, Rolly. (2019).Pengantar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Kreatif Industri Nusantara. Moldy Ramadhan. Pengertian AutoCAD Beserta Sejarah, Fungsi dan Kegunaannya Dalam Kehidupan Arsitek. Diakses pada 6 November. AsdarId : https://www.asdar.id/pengertian-autocad-beserta-sejarah-fungsidankegunaannya-dalam-kehidupan-arsitek/ Moldy Ramadhan. Download AutoCAD 2007 Trial. Diakses pada 6 November. AsdarId : https://www.asdar.id/download-autocad-2007-trial/ Newhall, C. & Bronto, S. (1995). An Explosive History of Merapi Volcano, Central Java. Yogyakarta :Merapi Decade Volcano International Workshop and Symposium. Prihandito, A. (2017). Proyeksi Peta. DKI Jakarta : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi. Purwohardjo, Umaryono U. (1986). Ilmu Ukur Tanah Seri B. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Rahardjo, W., Sukandarrumidi, & Rosidi, H.M.S. (1995). Peta geologi lembar Yogyakarta skala 1:100.000. Bandung: Direktorat Geologi. Raisz, Erwin. (1948). General Cartography. New York: Mc.Graw Hill Book Co. Inc. Van Bemmelen, R.W.,(1949). The Geology of Indonesia, Vol. IA, Martinus Nijhoff, the Hague: 732 p. Wirakusumah, A. D., H. Juarna, H. Lubis. (1984). Peta Geologi Gunung Merapi. Direktorat Vulkanologi, Departemen Pertambangan dan Ebergi, tidak dipublikasikan



27