13 0 625 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM DI RUANGAN KEBIDANAN RSUD ARO SUKA
Disusun Oleh : 1. Endri Yanti, S. Kep 2. Intan Masyita Suija, S.Kep 3. Wulan Pratiwi Krisna, S.Kep 4. Oktri Pendrito, S.Kep 5. Putri Mustika Sari, S. Kep 6. Tri Gusdarti, S. Kep 7. Vedi Yuanetta, S.Kep 8. Lili osmaliza,S.Kep
PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAITIKAPADANG 2019-2020
ii
KATA PENGANTAR
Segala
puji
bagi
Allah
SWT.Yang
telah
memberikan
rahmat,hidayah,inayah serta nikmat yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat
menyelesaikan
makalah
yang
berjudul
“ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD ARO SUKA ” Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada CI akademik dan CI klinik atas bimbingannya dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses belajar mengajar. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Aro Suka, 04 November 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI Kata Pengantar ......................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................2 1.2 Rumusan masalah ............................................................................................2 1.3 Tujuan ................................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................4 2.1 Definisi ..............................................................................................................4 2.2Klasifikasi....................................................................................................................4 2.3 Etiologi ..............................................................................................................5 2.4 Manifestasi Klinis ..............................................................................................2 2.5 Patofisiologi ......................................................................................................3 2.6 Klasifikasi .........................................................................................................4 2.7 Komplikasi ........................................................................................................7 2.8 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................7 2.9 Penatalaksanaan ................................................................................................8 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORI ..................................................9 3.1 Pengkajian ..........................................................................................................9 3.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................................12 3.3 Intervensi ..........................................................................................................13 3.4 Implementasi ...................................................................................................13 3.5 Evaluasi ...........................................................................................................13 BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KASUS ...............................................14 4.1 Pengkajian ......................................................................................................14 4.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................21 4.3 Intervensi .........................................................................................................23 4.4 Implementasi ...................................................................................................26 4.5 Evaluasi ...........................................................................................................27 BAB V PENUTUP ..............................................................................................29 5.1 Kesimpulan .....................................................................................................29 5.2 Saran ..............................................................................................................29 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................30
ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium. Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejal-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan. Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat(http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporanpendahuluan-kista-ovarium.html). B. Tujuan 1. Tujuan Umum:
Melakukan asuhan keperawatan pada Ny. N dengan post operasi laparatomi atas indikasi kista ovarium 2. Tujuan Khusus: a.
Melakukan pengkajian keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium b. Melakukan analisa data dan diagnosa keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi
laparatomi atas indikasi kista ovarium c.
Menyusun rencana tindakan keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium
2
d. Melakukan implementasi keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium e.
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium f.
Melakukan dokumentasi tindakan keparawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi
atas indikasi kista ovarium
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kistoma adalah tumor berupa kantong berisi cairan atau setengah cairan (Mardiana, 2000). Ovarium adalah organ dalam reproduksi wanita yang menghasilkan sel telur atau ovum (Prawiroharjo, 1999). Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium (Smelzer and Bare. 2002: 1556) Berdasarkan pengertian tersebut dapat di ambil kesimpulan kistoma ovari merupakan jaringan yang terdapat pada organ ovarium yang dapat mengganggu fungsi normal dari ovarium maupun saluran reproduksi.
2.2 KLASIFIKASI Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan
progresterone diantaranya adalah : a. Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang
berkurang di dalam korteks. b. Kista fungsional
-
Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
-
Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
-
Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
-
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma
4
a. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista. b. Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium) d. Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid e. Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesi
2.3 ETIOLOGI Penyebab Kista Ovarium secara pasti masih belum diketahui. Tetapi ada penyebab yang mendorong tumbuhnya kista antara lain : 1. Gaya hidup yang tidak sehat seperti makanan tinggi lemak, konsumsi makanan mengandung : zat-zat sintetik, merokok, 2. Polusi udara, 3. Stres 4. Virus 5. Faktor genetik
2.4 PATOFISIOLOGI Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin
yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional 5
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam ultrasonogram.
2.5 MANIFESTASI KLINIS Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium : 1.
Perut terasa penuh, berat, kembung
2.
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3.
Haid tidak teratur
4.
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha. 6
5.
Nyeri sanggama
6.
Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera: 2. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba 3. Nyeri bersamaan dengan demam 4. Rasa ingin muntah
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan: 1. Ultrasonografi (USG) Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. 1. Laparoskopi Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi. 2. Hitung darah lengkap Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
2.7 KOMPLIKASI Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus
7
menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
2.8 PENATALAKSANAAN Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
8
2.9 WOC
9
BAB III ASKEP TEORI
3.1 PENGKAJIAN 1. Identitas klien : nama ,umur ,alamat, nomer regiter, pekerjaan, pendidikan, agama. 2. Keadaan Umum dan keluhan utama Apa yang menjadi keluhan utama yang dirasakan klien saat kita lakukan yaitu pucat,cepat lelah,takikardi,palpitasi dan takipnoe 3. Riwayat kesehatan sekarang Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah. 4. Riwayat penyakit dahulu a. Adanya penyakit kronis seperti penyakit hati,ginjal. b. Adanya perdarahan kronis atau adanya episode berulangnya perdarahan kronis. c. Adanya riwayat penyakit hematologi, penyakit melabsorbsi 5.
Riwayat penyakit keluarga a. Adanya riwayat penyakit kronis dalam keluarga yang berhubungan dengan status penyakit yang diderita klien saat in. b. Adanya anggota keluarga yang menderita sama dengan klien. c. Adanya kecenderungan keluarga untuk terjadi anemia
6. R i w a y a t p e r k a w i n a n K a w i n / t i d a k k a w i n i n i t i d a k m e m b e r i p e n g a r u h terhadap timbulnya kista ovarium. Riwayat kehamilan dan persalinan dengan kehamilan dan persalinan hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh atau tidaknya kista ovarium. 7. Ri w a ya t M e n s t r u a s i K l i e n d e n g a n k i s t a o v a r i u m k a d a n g - k a d a n g t e r j a d i digumenorhea dan bahkan sampai anhorea. PENGKAJIAN A. Sistem Sirkulasi: Gejala:
riwayat kehilangan darah kronis 10
riwayat endokartisinfektiv kronis palpitasi
Tanda:
tekanan darah :peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,hepotensi postural
distritmia:abnormal EKG misal :depresi segemen ST dan pendataran atau depresi gelombang T jika terjadi kaki kardia
denyut nadi: takikardi dan melebar
ektremitas:
warna
pucat
pada
kulit
dan
mebran
mukosa
(konjungtiva,mulut,faring,bibir,dan dasar kuku)
seklera biru atau putih seperti mutiara.
Pengisian kapiler melambat(penurunan aliran darah ke ferifer dan vasokontriksi kompensasi)
Kuku: mudah patah
Rambut : kering dan mudah putus
B. Sistem Neuro sensori Gejala:
Sakit kepala,berdenyut,pusing,vertigo,tinitus,ketidakmampuan berkonsentrasi
Insomnia,penurunan penglihatan dan adanya bayangan pada mata
Kelemahan,keseimbangan buruk,kaki goyang,parastesia tangan atau kaki
Sensasi menjadi dingin Tanda
Peka rangsang,gelisah,depresi,apatis
Mental:tak mampu berespon
Oftalmik:hemoragis retina
Gangguan koordinasi
C. Sistem pernafasan Gejala:
Napas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas
Tanda :
Takipnea,ortopnea,dan dispnea
D. Sistem Pencernaan Gejala : 11
Penurunan masukan diet,masukan protein hewani rendah
Nyeri pada mulut atau lidah,kesulitan menelan(ulkus pada faring)
Mual muntah,dyspepsia,anoreksia
Adanya penuruna berat bdan
Tanda :
Lidah tampak merah daging
Membran mukosa kering dan pucat
Turgor kulit : buruk,kering,hilang elastisitas
Stomatis dan glogasitis
Bibir : selitis(inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah)
E. Sistem Aktivitas / Istirahat Gejala :
Keletihan,kelemahan,malaise umum
Kehilangan produktivitas,penurunan semangat untuk bekerja
Toleransi terhadap latihan rendah
Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
Tanda :
Takikardi / takipnea,dispnea pada bekerja atau istirahat
Latergi,menarik diri,apatis,lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
Ataksia,tubuh tidak tegak
F. Sistem Seksualitas Gejala :
Hilang libido(pria dan wanita)
Impoten
Tanda :
Serviks dan dinding vagina pucat
G. Sitem Keamanan dan Nyeri Gejala :
Riwayat pekerjaan yang terpapar terhadap bhan kimia
Riwayat kanker
Tidak toleran terhadap panas dan dingin
Tranfusi darah sebelumnya 12
Gangguan penglihatan
Penyembuhan luka buruk
Sakit kepala dan nyeri abdomen samar
Tanda :
3.2
Demam rendah,mengigil,dan berkeringat malam
Limfadenopati umum
Petekie dan ekimosis
Nyeri abdomen samar dan sakit kepala.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Preoperasi a. Nyeri kronis b. Cemas c. Perdarahan 2. Post operasi a. Nyeri akut b. Resiko infeksi c. Defisit perawatan diri d. Resiko konstipasi
13
3.3 Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
NOC
NIC
Keperawatan 1
Nyeri akut berhubungan
NOC :
Managemen Nyeri
dengan agen injuri (insisi · Pain Level pembedahan)
· Pain control
Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
· Comfort level
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Kriteria Hasil :
Ajarkan tentang teknik non farmakologi, tehnik relaksasi
Mampu mengontrol nyeri (tahu
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
penyebab nyeri, mampu
Tingkatkan istirahat
menggunakan tehnik
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
Managemen lingkungan
berkurang dengan menggunakan
Batasi pengunjung
manajemen nyeri
Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
Wajah rileks
Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan
Menyatakan rasa nyaman setelah
Atur posisi pasien yang nyaman
nyeri berkurang
14
2
Tanda vital dalam rentang normal
Resiko defisit volume
NOC:
Fluid management
cairan berhubungan
· Fluid balance
§ Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
dengan kehilangan darah
· Hydration
yang berlebihan selama
· Nutritional Status :
tindakan pembedahan.
Food and Fluid Intake
tekanan darah ortostatik), jika diperlukan § Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin) § Monitor vital sign
Kriteria Hasil : · Mempertahankan urine output sesuai
§ Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian § Monitor status nutrisi
dengan usia dan BB, BJ urine normal,
§ Berikan cairan
HT normal
§ Berikan diuretik sesuai interuksi
· Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal · Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
§ Dorong masukan oral § Dorong keluarga untuk membantu pasien makan § Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
Elastisitas turgor kulit baik, membran
§ Atur kemungkinan tranfusi
mukosa lembab, tidak ada rasa haus
§ Persiapan untuk tranfusi
yang berlebihan
3
Resiko infeksi
NOC :
Kontrol infeksi
berhubungan dengan
· Immune Status
§ Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
tindakan invasif, insisi
· Knowledge : Infection control
§ Pertahankan teknik isolasi
post pembedahan.
· Risk control
§ Batasi pengunjung bila perlu
15
§ Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan Kriteria Hasil : · Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi · Mendeskripsikan proses penularan
setelah berkunjung meninggalkan pasien § Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan § Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan § Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung
penyakit, factor yang mempengaruhi
§ Pertahankan lingkungan aseptik selama perawatan
penularan serta penatalaksanaannya,
§ Tingkatkan intake nutrisi
· Menunjukkan kemampuan untuk
§ Berikan terapi antibiotik bila perlu
mencegah timbulnya infeksi · Jumlah leukosit dalam batas normal · Menunjukkan perilaku hidup sehat
Proteksi terhadap infeksi § Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal § Monitor kerentanan terhadap infeksi § Batasi pengunjung § Pertahankan teknik isolasi k/p § Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase § Inspeksi kondisi luka / insisi bedah § Dorong masukkan nutrisi yang cukup § Dorong istirahat § Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep § Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi § Ajarkan cara menghindari infeksi § Laporkan kecurigaan infeksi § Laporkan kultur positif
16
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN NY. N DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM
4.1 PENGKAJIAN 4.1.1
Identitas Klien
a. Identitas Klien Nama
: Ny.N
Umur
: 30 tahun
Pendidikan
: SMA
Suku Bangsa
: Minang
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Alamat
: Guguak
b. Suami Nama
: Tn. D
Umur
: 35 Tahun
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: karyawan swasta
Agama
: Islam
Keluarga yang mudah dihubungi: Ibu kandung Ny. N
c. Diagnosa dan informasi medik Tanggal masuk
: 29-10-2019
No. Medikal Record : 36.77.06 Ruang Rawat
: ruang kebidanan
Diagnosa Medis
: Kolik Abdomen VAS 8-9 ec Nul Kanas susp. Kista Coklat
Yang Mengirim
: Poliklinik Kebidanan
Alasan Masuk
: Susp Kista Coklat pre Operatif
17
4.1.2
Data Kesehatan Umum
a. Riwayat Kesehatan Sekarang 1. Keluhan Utama Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01-11-2019, pasien mengeluhkan nyeri pada luka operasi, nyeri terasa seperti menusuk, skala nyeri 6, nyeri dirasakan terus menerus dan meningkat saat bergerak. 2. Penyakit yang diderita saat ini Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut. Nyeri dirasakan ± sejak 10 hr yang lalu. Pasein telah di rawat dan dilakukan pemeriksaaan USG dan didiagnosa Kista Ovarium. Pasien direncanakan Operasi pada tanggal 30/10/2019. Pda tanggal 30/11/2019 pk. 10.00 pasien sudah mendapatkan tindakan laparatomi. 3. Lama keluhan Nyeri pada luka operasi dirasakan ± 2 jam setelah operasi samapai saat pengkajian. b. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien nyeri perut sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, tetapi pasien belum pernah melakukan pemeriksaan. Pasien belum prnah mendapatkan tindakan operasi sebelumnya dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti HT, DM atau penyakit menular. c. Riwayaat Kesehatan Keluarga pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit keturunan dan menular, keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat tumor/ carsinoma.
4.1.3
Status Obstetri
a. Riwayat Reproduksi 1. Riwayat Menstruasi Menarche
: umur 14 tahun
Siklus
: 28 hari
Lamanya
: 5-6 hari
Banyaknya
: 3-4 x ganti pembalut
Konsistensi
: cair
Dismenorrohe
: setiap hari 1 haid
2. Perkawianan 18
lama Perkawianan
: 3 th
berapa Kali Kawin
: 1kali
b. Riwayat Kehamilan Pasien belum pernah hamil sebelumnya. c. Data Keluarga Berencana Saat ini klien belum memiliki rencana untuk menggunakan kontrasepsi dan KB.
4.1.4
Data Psikologis
Pasien merasa cemas dengan kondisinya saat ini. Pasien takut penyakit ini akan datang kembali di kemudian hari dan pasien merasakan takut tidak akan memiliki keturunan.
4.1.5
Data Spiritual
Pasien beragama islam dan merupakan seseorang yang taat beribah. Pasien tetap melaksanakan ibadah di saat sakit.
4.1.6
Data Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga menengah.
4.1.7
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Kesadaran
: composmentis
Tekanan Darah
: 118/ 78 mmhg
Suhu
: 36.7 °C
Nadi
: 100 x/ menit
Pernafasan
: 22 x/ menit
b. Kulit Kepala
: kulit lembab dan turgor kulit baik
c. Rambut
: berminyak
d. Muka Konjungtiva
: tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Mulut
: mukosa tidak kering
Gigi
: tidak ada caries gigi
Bibir
: bibir lembab 19
e. Leher
: tidak ada pembengkakan vena jugularis
f. Mamae
: simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, dan tidak ada
pembengkakan pada mamae. g. Perut Dinding abdomen : kendor Kandung kemih : tidak teraba penuh Luka operasi
: terdapat luka operasi laparatomi dengan panjang 15 cm, luka
tampak basah dan tidak terdapat pus, jahitan masih utuh. h. Genetalia Kelur darah sebanyak ±½ duk i. Eliminasi BAK
: ada, 5x sehari
BAB
: belum ada sejak post op.
j. Ekstremitas Reflek Patela
: (+)
Edema
: tidak ada
Varises
: tidak ada
CRT
: < 2 detik
4.1.8
Data Penunjang
a. Data Laboratorium Darah Tgl 29/10/19 Hb
: 11.4 gr%
Leucosit
: 8.800
Trombosit
: 385.000
Hematokrit
:33
Ct/Bt
: 2’3”/4’30”
GDR
: 95
HbSAg
: (-)
Tgl 30/10/2019 Hb
: 12.1 gr %
b. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan USG pada tanggal 25/10/19 : Kista ovarium c. Program Terapi Dokter 20
Obat oral:
Asam Mefenamat 3x1 tab
SF 2x1 tab
Cefadroxil 2x1 tab
Metronidazol 3x1 tab
Dulcolac suppost 1 tab ( tgl 01/11/19)
Obat Parenteral: Pada saat dilakukan penekajian pasien sudah tidak terpasang IV line dan sudah tidak mendapat antibiotik injeksi.
21
4.2 ANALISA DATA Data
Etiologi
DS:
Masalah
Kista ovarium
Pasien
Nyeri Akut
mengatakan
nyeri
luka
Oovorectomy
mengatakan
Luka Operasi
pada
operasi
Pasien
nyeri meningkat saat Diskontuinitas Jaringan
bergerak
Pasien
mengatakan
nyeri seperti ditusuk
Nyeri
DO:
Pasien
tampak
meringis
Terdapat luka bekas operasi pada bagian perut.
Pasien post operasi hari ke 3
Jenis
luka
operasi
Mediana P
: Pasien mengatakan
nyeri area luka operasi Q : Terasa tertusuk R : Pada area perut S :6 T : Pada saat aktivitas TTV:
TD : 118/78 mmhg
N : 100 x/menit
S : 36.7 °C
RR : 22x/menit 22
DO:
Kista ovarium
Pasien
mengatakan
cemas
dengan
Anxietas
tindakan pembedahan
kondisinya saat ini
Pasien takut
mengatakan penyakit
ini
akan datang kembali
Pasien takut
kurang informasi
kurang pengetahuan
mengatakan tidak
akan
anxietas
memiliki keturunan. DS:
Pasien tampak cemas
Pasien
banyak
bertanya
tentang
penyakitnya
Pasien tampak takut tidak
memiliki
keturunan.
4.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut 2. Anxietas
23
4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa
NOC
NIC
Tingkat Nyeri:
Manajemen Nyeri:
Keperawatan Nyeri Akut
Nyeri dilaporkan berkurang cukup
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
berat (2) ditingkatakan ke tidak ada
Gunakan strategi komunikasi terapiutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
(5)
Panjang episode nyeri cukup berat (2)
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
di tingkatakan ke tidak ada (5)
terhdapa ketidak nyamanan.
Ekspresi wajah cukup berat (2)
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
ditingkatkan ke tidak ada (5)
Menegerenyit
cukup
berat
ditingkatakan ke tidak ada (5)
Anxietas
Tingkat Kecemasan
Terapi Relaksasi:
Tidak beristirahat cukup berat (2) ditingkatkan ke tidak ada (5)
Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan tepat
(2)
Ciptakan lingkungan yang tenang Dorong pasien untuk mengambil posisi yang nyaman Minta klien untuk rileks dan merasakan sensai yang terjadi
Tunjukkan dan praktekkan teknik relaksasi pada klien
Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi
Pengurangan kecemasan
Wajah tegang dilaporkan sedang (3)
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
ditingkatkan ke tidak ada (5) 24
Rasa takut ayng disampaikan secara
Berikan informasi faktual tentang diagnosis, perawatan dan prognosis
lisan sedang (3) ditingkatkan ke tidak
Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yng tepat
Ada (5)
Dengarkan klien
Rasa cemas yang disampaikan secara
Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan
lisan sedang (3) ditingkatkan ke tidak
Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
ada (5)
Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
Pertimbangkan kemampuan klien dalam mengambil keputusan.
Kaji tanda perbal dan non verbal tentang kecemasan
25
4.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN NO
Tanggal/Jam
Implementasi
Evaluasi
1
01 November 2019
Manajemen Nyeri:
S: pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
(16.00 WIB)
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara O: P : Pasien mengatakan nyeri area luka operasi
komprehensif
komunikasi
Q :Terasa tertusuk
terapiutik untuk mengetahui pengalaman
R : Pada area perut
nyeri
S :5
Menggunakan
strategi
Mendorong pasien untuk memonitor nyeri dan T : Pada saat aktivitas TTV:
menangani nyeri dengan tepat
Mengendalikan faktor lingkungan yang
TD : 108/ 67 mmhg
dapat
Nd : 90 x/ menit
mempengaruhi
respon
pasien
Nf : 20x/ menit
terhdapa ketidak nyamanan.
Berkolaborasi
dengan
pemberian obat
dokter dalam A: Tingkat Nyeri:
Terapi Relaksasi:
Nyeri dilaporkan sedang (3) ditingkatakan ke tidak ada (5)
Menciptakan lingkungan yang tenang
Panjang episode nyeri sedang (3) di tingkatakan ke tidak ada (5)
Mendorong pasien untuk mengambil
posisi yang nyaman
Meminta
klien
untuk
rileks
dan
Ekspresi wajah sedang (3) ditingkatkan ke tidak ada (5) Tidak beristirahat sedang (3) ditingkatkan ke tidak ada (5) Mengerenyit sedang (3) ditingkatkan ke tidak ada (5) 26
merasakan sensai yang terjadi
Menunjukkan dan praktekkan teknik Manajemen Nyeri:
relaksasi pada klien
P:
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Mengevaluasi dan mendokumentasikan
Gunakan
respon terhadap teknik relaksasi
pengalaman nyeri
strategi
komunikasi
terapiutik
untuk
mengetahui
Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan tepat
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhdapa ketidak nyamanan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Terapi Relaksasi:
Ciptakan lingkungan yang tenang
Dorong pasien untuk mengambil posisi yang nyaman
Minta klien untuk rileks dan merasakan sensai yang terjadi
Tunjukkan dan praktekkan teknik relaksasi pada klien
Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi 2
02 November 2019
Manajemen Nyeri:
Melakukan
S:
pengkajian
nyeri
secara pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
komprehensif
Mengunakan
strategi
komunikasi O:
27
terapiutik untuk mengetahui pengalaman
P : Pasien mengatakan nyeri area luka operasi
nyeri
Q : Terasa tertusuk
mendorong pasien untuk memonitor
R : Pada area perut
nyeri dan menangani nyeri dengan tepat
S :3
Mengendalikan faktor lingkungan yang
T : Pada saat aktivitas
dapat
TTV:
mempengaruhi
respon
pasien
terhdapa ketidak nyamanan.
TD : 102/ 60 mmhg
Berkolaborasi
Nd : 84 x/ menit
dengan
dokter dalam
Nf : 22 x/ menit
pemberian obat Terapi Relaksasi:
Menciptakan lingkungan yang tenang
Mendorong pasien untuk mengambil Tingkat Nyeri: posisi yang nyaman Nyeri dilaporkan ringan (4) ditingkatakan ke tidak ada (5)
Meminta
klien
untuk
rileks
merasakan sensai yang terjadi
A:
dan
Panjang episode nyeri ringan (4) di tingkatakan ke tidak ada (5)
Ekspresi wajah ringan (4) ditingkatkan ke tidak ada (5)
Menunjukkan dan praktekkan teknik relaksasi pada klien Mengevaluasi dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi
Tidak beristirahat ringan (4) ditingkatkan ke tidak ada (5) Mengerenyit ringan (4) ditingkatkan ke tidak ada (5)
P: intervensi dihentikan karena pasien boleh pulang berikan edukasi perawatan luka di rumah 28
23
02 Nov 2019
S:
Pengurangan kecemasan
Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Berikan
informasi
faktual
tentang
diagnosis, perawatan dan prognosis
penyakit O: Pasien tampak lebih tenang Pasien sudah mengetahui tentang penyakit, perawatan dan
Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan Ciptakan atmosfer rasa aman untuk
prognosis penyakitnya
A: Tingkat Kecemasan
meningkatkan kepercayaan
Wajah tegang dilaporkan dipertahankan tidak ada (5)
Dukung penggunaan mekanisme koping
Rasa takut yang disampaikan secara lisan dipertahankan tidak Ada
yang sesuai
Pertimbangkan kemampuan klien dalam
(5)
mengambil keputusan.
takut dan sudah mengetahui tentang
klien dengan cara yng tepat Dengarkan klien
Pasien mengatakan tidak
Dorong keluarga untuk mendampingi
Pasien mengatakan sudah tidak cemas dengan kondisinya saat ini
Rasa cemas yang disampaikan secara lisan dipertahankan tidak ada (5)
Kaji tanda perbal dan non verbal tentang kecemasan
P: 29
Edukasi tentang perawatan dan pencegahan penyakit.
30
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 01/11/2019 setelah 3 hari pasien mendapatkan tindakan operasi. Dalam pengumpulan data kelompok menggunakan metode wawancara dengan pasien dan keluarga serta observasi dengan menggunakan pemeriksaan fisik dan menggunakan studi dokumentasi pada status pasien. Selama melakukan pengkajian kelompok tidak banyak menemui kesulitan, hal ini berkaitan dengan kerjasama dan partisipasi dari pasien dan keluarga dalam pemberian informasi yang diperlukan, berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien. Kemudian kelompok mengelompokkan data melalui analisa data sehingga mendapatkan diagnosa keperawatan sesuai NANDA: a. Nyeri akut b. Anxietas Intervensi disusun berdasarkan NIC NOC sesuai dengan diagnosa dengan mencari aktivitas intervensi sesuai dengan kondisi pasien. Implementasi dilakukan selama 2 hari. Kelompok memberikan implementasi secara bertahap kepada pasien sekaligus memberikan edukasi untuk kondisi pasien saat itu. Selama melakukan impelemtasi pasien cukup koperatif dan mau melaksanakan apa yang dajarkan oleh kelompok. Edukasi dilakukan pada akhir jam dinas mealiputi SOAP dan diperoleh hasil pasien diperbolehkan pulang pada hari ke dua implementasi.
5.2 SARAN Selama melakukan asuahn keperawatan kelompok banyak melakukan kesalahan, untuk itu kelompok mohon saran dari pihak yang terkait demi kesempurnaan asuahn keperawatan ini. Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien khususnya dengan kasus-kasus maternitas diharapkan perawat menggunakan komunikasi yang efektif agar semua rangkaian kegiatan asuahan keperawatan dapat dilakuakan secara optimal.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/96911314/Asuhan-Keperawatan-Kista-Ovarium Achadiat, crhisdiono. 1996. Tumor-tumor Ovarium Bordeline. Klaten : Cermin Dunia Kedokteran. Djoerban, Zubairi. 2008. Kista Ovarium. Jakarta : Republika Online. Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat Kesuburan yang Rendah. www.kista ovarium.com. Nasdaly. 2008. Jenis-jenis Kista Ovarium. Jakarta : Staf Medic Fungsional
32