Kitab Ihya Ulum Ad-Din Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Kitab Ihya Ulum ad-DIN “Karya Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali” Mata Kuliah Membahas Kitab Tasawuf Dosen Pengampu :



Alamsyah, M.Ag Di susun Oleh :



Fikri Maulana: (180103030014) Yuliani :



(180103030044)



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM BANJARMASIN 2020



Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 1



A. BIOGRAFI AL-GHAZALI Nama lengkapnya, ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Amad, Imam besar Abu Hamid Al-Ghazali Hujjatul-Islam. Dilahirkan di Thusia, suatu kota di Khurusan dalam Th,450 H. 91058 M). Ayahnya bekerja membuat pakaian dari bulu (wol) dan menjualnya dpasar Thusia. Sebelum meninggal ayah Al-Ghazali meninggalkan kata pada seorang ahli tasawuf temannya, supaya mengasuh dan mendidik Al-Ghazali dan adiknya Ahmad. Setela meninggal ayahnya, maka hiduplah Al-Ghazali dibawah asuhan ahli tasawuf Harta pusaka yang diterimanya adalah sedikit sekali. Ayahanya seorang miskin yang jujur, hidup dari usaha sendiri bertenun kain bulu. Disamping itu, selalu mengunjungi rumah alim ulama, memetik ilmu pengetahuan, berbuat jasa dan memberi bantuan kepada mereka. Apabila mendengar huraia alim ulama itu maka ayah Al-Ghazali menangis tersedu-sedu serayanya memohon kepada Allah swt. Kiranya dia diangrahi seorang putera yang pandai dan berilmu. Pada masa kecilnya Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqih di negeri sendiri pada Syekh Ahmad bin Muhammad Ar-Razikani. Kemudian pergi kenegeri Juijan dan belajar pada Imam Abi Nasar Al-Ismail. Setelah mempelajari beberapa ilmu di negeri tersebut, berangkatlah AlGhazali ke negeri Nisapur dan belajar pada Imam Al-Haramain. Disanalah mulai kelihtan tanda-tanda ketajaman otaknya yan luar biasa dan dapat menguasai beberapa ilmu pengetahuan pokok pada masa itu seperti ilmu mantik (logika), falsafah dan fiqih madzhab Syafii. Iman Al-Haramain amat berbesar hati dan selalu mengatakan: Al-Ghazali itu lautan tak bertepi. Setelah wafat Imam Al-Haramain, lalu Al-Ghazali berangkat ke Al-Askar mengunjungi menteri Nizamul-muluk dari pemerintahan dinasti Saljk. Ia disambut dengan kehormatan sebagai seorang ulama yang besar. Kemudian dipertemukan dengan para alim ulama dan pemuka-pemuka imu pengetahuan. Semuanya mengakui akan ketinggian dan keahlian AlGhazali. Menteri Nizamul-muluk melantik Al-Ghazali pada tahun 484 H, menjadi guru besar pada perguruan Nizamiyah yang didirikannya ikota Bagdad. Empat tahun lamanya AlGhazali mengajar di perguruan Nizamiya dengan cukup mendapat perhatian dari para pelajar, dari dekat dan jauh, sampai datang kepadanya suatu masa, dimana ia menjauhkan diri dari masyarakat ramai. Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 2



Maka pada tahun 488 H. Al-Ghazali pergi ke Makkah menunaikan rukun islam kelima. Setelah selesai mengerjakan haji, ia terus kenegeri Syam (Siria), mengunjungi Baiul-Makdis. Kemudian ke Damaskus dan terus menetap beribadah di masjid Al-Umawi di kota tersebut pada suatu sudut yang terkenal sampai sekarang dengan nama Al-Ghajaliyah, diambil dari nama yang mulia itu. Pada masa itulah ia mengarang kitab “ IHYA” yang kami alih bahasakan ini. Keadaan hidup dan kehidupanya pada saat itu adalah amat sederhana, dengan berpakaian kain kasar, menyedikitkan makan dan minum, mengunjungi masjid-masjid dan desa-desa, melatih diri berbanyak ibadah dan menempuh jalan yang membaanya kepada kerelaan Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian Al-Ghazali kembali Ke Bagdad, mengadakan majelis pengajaran menerangkan isi maksud dari kitab nya “IHYA”. Tak lama sesudah itu berangkat pula ke Nisapur dan mengajar sebentar pada peguruan Nizamiyah Nisapur. Akhirnya, kembali ia ke kampung asalnya Thusia. Maka didirikanya di samping rumahnya sebuah madrasah untuk ulama-ulama fiqih dan sebbuah pondok untuk kaum shufi (ahli taswuf). Dibagikannya waktunya antara membaca Al-Qur`an, mengadakan pertemuan dengan para kaum shufi, memberi pelajaran kepada penuntut-penuntut ilmu yang ingin menyauk dari lautan ilmunya, mendirikan shalat dan lain-lain. Cara hidup yang demikian diteruskannya sampai akhir hayatnya. Dengan mendapat Husnul-Khatiraah Al-Ghazali meninggal dunia pada hari senin tanggal 14 jumadiilakhir tahun 505 H (1111 m) di Thusia. Jenazah nya dikebumikan di makam Arh-Thabirn, berdekatan dengan makam AlFirdausi, seorang ahli syair yang termasyur. Sebelum meninggal Al-Ghazali pernah mngucapkan kata-kata yang diucapkan pula kemudian oleh Francis Bacon seorang Folosuf Inggris, yaitu;Kuletakkan arwahku dihadapan Allah dan tanamkanlah jasadku dilipat bumi yang sunyi senyap. Namaku akan bangkit kembali menjadi sebutan dan buah bibir ummat manusia di masa depan. Al-Ghazali meninggalkan pusaka yang tak dapat dilupakan oleh umat muslimin khususnya dan dunia umumnya dengan karangan-karangan yang berjumlah hampir 100 buah banyaknya. Diantaranya kita IHYA yang terdiri dari empat jilid besar,. Didalam dunia Krisren telah lahir pula kemudian Thomas a Kempis (1379-1471 M) yang mendekati dengan pribadi Al-Ghazali dalam dunia Islam, berhubungan dengan karangannya “ De Imitation c\hristi” yang sifatnya mendekati IHYA tetapi dipandang dari pendidikan kristen.



Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 3



B. Diskripsi Atau Gambaran Mengenai Kitab Ihya Ulumuddin Iya Ulumuddin atau Al-Ihya merupakan kitab yang membahas tentang kaidah dan prinsip-prinsip dalam menyucikan jiwa (Tazkiyatul Nafs) yang membahas perihal penyakit hati. Kitab ini merupakan karya yang paling terkenal dari imam Al-Ghazali. Hanya saja kitab ini memiliki kritikan, yaitu meskipun Imam Al-Ghazali merupakan sorang ulama, namun dia bukanlah seorang pakar dalam bidang hadist, sehingga ikut tercantum hadist-hadist tidak ditemukan sanadnya, berderajad lemah maupun maudhu. Hal ini menyebabkan banyak ulama dan para ahli hadist yang berupaya meneliti, memilah dan menyusun ulang terhadap takhrij hadist yang termuat di dalam kitab IHYA ULUMUDDIN. D antara ulama ahli hadist yang menyusun ulang kitab hadist berdasarkan IHYA ULUMUDDIN ini adalah Imam Ibnul Jauzi dan Imam Qudamah AlMaqdisi yang menulis kitab Minhajul Qashidin dan Ikhtisarnya. Kitab Ihya Ulumuddin memiliki tema utama tentang kaidah dan prinsip dalam penyucian jiwa yakni menyeru kepada kebersihan jiwa dalam beragam, sifat taqwa, konsep juhud, rasa cinta yang hakiki, merawat hati serta jiwa dan senantiasa menan at ikhlas di dalam beragama. Kandungan lain dari kitab Ihya Ulumuddin ini berkenaan tentang wajibnya menuntuk ilmu, keutamaan ilmu, bahaya tanpa ilmu, persoalanpersoalan dasar dalam ibadah eperti penjagaan tharah dan shalat, adab-adab terhadap AlQur`an, dzikir dan doa, penerapan adab seorang muslim didalam berbagai aspek kehidupan,



hakikat



persaudaraan,



bimbingan



memperbaiki



Akhlak,



bagaimana



mengendalikan syahwat, bahaya lisan, mencegah sifat benci dan emosi, zuhud, mendidk rasa syukur dan sabar, menjauhi sifat sombong, ajakan senantiasa bertaubat, pntingnya kedudukan tauhid, pentingnya niat dan kejujuran, konsep mendekatkan diri kepada Allah, tafakur, mengingat mati dan rahmat Allah, dan mencintai Rasulullah. C. Pokok-Pokok Pikiran Pada Kitab Ihya Ulumuddin a. Bagian Jiid 1 Pada bagian jidil 1 dalam kitab Ihya Ulumuddin ini pertama-tama kita akan menemui sejarah dari pengarang kitab ini yaitu Imam Al-Ghazali. Dalam Kitab Ihya Ulumuddin ini terdapat 4 Rubu, yang pertama yaitu ada rubu ibadah, pada bagian rubu ibadah ini melengkapi sepuluh kitab yaitu; 1. Kitab Ilmu Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 4



2. Kitab Kaidah-kaidah i`tikad i`tikad (aqidah) 3. Kitab rahasia (hikmah) bersuci 4. Kitab hikmah Shalat 5. Kitab hikmah zakat 6. Kitab hikmah shiam (puasa) 7. \k\itab hikmah hajji 8. Kitab adab (kesopanan\0 membaca Al-Qur`an 9. Kitab dzikir dan doa 10. Kitab tartib wirid pada masing-masing waktuya.



Pada pembahasan dalam Kitab Ihya pada bagian jilid 1 ini kita akan mendapati berbagai macam pembahasan seperti 1. Kitab Ilmu a. Keutamaan belajar dan berbagai hadist-hadist nya b. Keutamaan mengajar dan berbagai macam hadist-hadistnya c. Tentang dalil-dalil Aqli, yang dicari dari pepmbahasan bab ini adalah mengenal fadhilah (kelebihan) dan kenilaian ilmu, dan selama belum dipahami kelebian itu sendiri dan tidak diselidiki maksd dri padanya, maka tak mungkinlah diketahui adanya kelebihan itu menjadi sifat bagi ilmu atau bagi yang lain dari segala persoalan. d. Ilmu terpuji dan tercela, pada bagian ini mengeni ilmu terpuji dan tercela, bagianbagiannya dan hukum-hukumnya, pada penjelasanya apakah yng fardhu ain dan apakah yang fardhu kifayah. e. Ilmu fadhi kifayah, pada bagian ini menjelaskan bahwa fadhu tidak berbeda dengan yang tidak fardhu, kecuali dengan menyebutkan bagian-bagian ilmu, dan ilmu-ilmu itu dengan disangkutkan kepada fardhu yang sedang kita bicarakan ini, yang terbagikepada ilmu syari`ah dan bukan ilmu syari`ah. f. Tercelanya ilmu tercela, pada bagian ini menjelaskan ilmu yang diaangap orang awam, terpuji dan sebenarnya tidak, padanya pnjelasan segi ang menyebabkan sebagian ilmu itu menjadi tercela dan sepenjelasan penggantian nama-nama ilmu, yaitu fiqih, ilmu, tauhid, tadzkir, dan hikmah. Dan penjelasan batas tercela dari



Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 5



ilmu-ilmu syari`at. Ketahuilah bahwa ilmu itu tidaklah tercela karena ilmu itu seniri, tetapi tercelanya adalah pada hak manusia. g. Penyebaba manusia suka kepada ilmu khilafiyah, pada bagian ini menjelaskan penghuraian



bahaya



perdebatan



dan



pertengkaran,



dan



syarat-syarat



pembolehannya. h. Kadar ilmu dari ilmu terpuji. i. Bahaya berdebat yang merusak budi, pada bagian ini menjelaskan bahaya berdebat dan hal-hal yang terjadi padanya, tentang kerusakan budi. j. Adab pelajar dan Pengajar, pada bagian ini menjelaskan tentangg adab kesopanan pelajar dan pengajar. Adapun pelajar, mka adab kesopanan dan tugasnya yang dhahir itu adalah banyak. Tetpi perinciannya adalah tersusun dalam sepuluh rumpunan kata-kata.Tugas Mursyid, menjelaskan tugas-tugas petunjuk jalan kebenaran (MURSYID), yang mengajar (MU`ALIM). k. Tentang



bahaya



ilmu



pengetahuan,



menjelaskan



tentang



bahaya



ilmu



pengetahuan, penjelasan tanda-tanda ulama akhirat dan ulama su`(ulama jahat). l. Aqal, bagian ini menjelaskan tentang akal, lemuliaan akal, dan bahagian-bahagian akal. m. Hakikat akal dan bagian akal. n. Berlebih kurangnya manusia tentang akalnya, bagian ini menjelaskan berlebih kurangnya manusia tentang akalnya, sesungguhnya berbedalah manusia tentang berlebih kurang akalnya. 2. Kitab Qaidah-qaidah I`tiqad



Dalam bagian kitab Qaidah-qaidah I`tikad ini menjelaskan mengenai dalil-dalil yang cemerlang buat aqidah, yang tlah kami terjemahkan dengan “ Qudus”. 1. Mengetahui Sifat-sifat Allah 2. Mengetahui dengan segala af`al Allah swt. 3. Mengenai segala yang didengar (sam`uyyat), bagia ini menjelaskan mengenai segala yang didengar dan membenrkan nabi saw, tentang apa yang dikabarkannya. 4. Qaidah- qaidah aqidah mengenai iman dan islam, bagian ini membahas hubungan dan pemisahan antara kedianya. Bertambah dan berkurang yan mendatang kepadanya. Dan cara pengecualian ulama slaf. Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 6



3. Kitab RahasiaBersuci Pada bagian initerdapat penjelasan 1. Keutamaan Wudhu 4. Kitab Rahasia Sholat Pada bagian ini terdapat penjelasan mengenai 1. Fadhillah Mesjid dan Tempat sholat 2. Ruku dan segala yang berhubungan 3. Bathin yang menyempurnakan kehidupan sholat 4. Tentang keimanan dan mengikuti Imam 5. Kelebihan Jum`at 6. Masalah yang berpisah-pisah 7. Tenang sholat Sunnat 8. Sholat-sholat. Bagian ini menjelaskan sholat segala siang dan malam 5. Kitab Zakat Pada bagian ini menjelaskan berbagai macam zakar dan atata cara pengeluarannya. 6. Kitab Rahasia Puasa Menjelaskan rahasia-rahasia yang terkandung dibalik pelaksanaan puasa. 7. Kitab Rahasia Haji Menjelaskan rahasia-rahasia yang terkandung dibalik pelaksanaan haji. 8. Kitab Adab Tilawah Al-qur`an 9. Kitab Dzikir dan Doa 10. Kitab Dzikir dan doa-doa. b. Bagian Jilid 2 Pada bagian jilid 2 dalam kitab Ihya’ Ulumiddin ini pertama-tama kita akan menemui tentang kitab kehidupan. Pada jilid ke-2 ini ada berjumlah 10 kitab, antara lain: 1. Kitab Adab Berusaha dan Mencari Penghidupan 2. Kitab Halal dan Haram Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 7



3. Kitab Adab Berkasih-kasihan 4. Kitab Adab Al-‘Uzlah (Pengasingan Diri) 5. Kitab Adab Berjalan Jauh (Bermusafir) 6. Kitab Adab Mendengar dan Kesannya di Hati 7. Kitab Amar Ma’ruf dan Nahimunkar 8. Kitab Kehidupan dan Akhlaq Kenabian 9. Kitab Urairan Keajaiban Hati 10. Kitab Latihan Jiwa, Tahdzibul Akhlak dan Pengobatan Penyakit Hati 11. Kitab Yang Menerangkan Tentang Menghancurkan Dua Macam Nasfu Syahwat. Pada pembahasan dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin pada bagian jilid 2 ini akan mendapati berbagai macam pembahasan antara lain: 1. Kitab Adab Berusaha dan Mencari Penghidupan a. Tentang kelebihan usaha dan menggerakkan kepada usaha b. Tentang ilmu berusaha dengan jalan berjualan, riba, pembelian dengan pemesanan, penyewaan, penyerahan modal untuk diperniagakan dan perkongsian. Dan penjelasan syarat-syarat Agama tentang sahnya segala perbuatan itu yang menjadi tempat berkisarnya segala usaha pada Agama. c. Tentang penjelasan keadilan dan penjauhan kezaliman pada mu’amalah. d. Tentang ihsan pada mu’amalah e. Tentang kasih sayang seorang saudagar kepada agamanya, pada suatu yang khusus dengan agama dan yang umum dengan akhirat. 2. Kitab Halal dan Haram a. Tentang keutamaan yang halal dan pencelaan yang haram. Dan penjelasan macam yang halal, tingkat-tingkatnya dan berbagai macam yang haram dan tingkat-tingkat penjagaan diri (wara) padanya. b. Tentang tingkat-tingkat syubhat, perkembangan-perkembangannya dan pembedaannya dari yang halal dan yang haram. c. Tentang pemeriksaan, pertanyaan, penyerbuan perlengahan dan tempattempat yang meragukan padanya. d. Tentang bagaimana keluarnya orang yang bertobat dari kezaliman-kezaliman kehartaan. e. Mengenai segala harta kurnia sultan dan segala pemberian mereka, yang halal daripadanya dan yang haram. Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 8



f. Mengenai yang halal dan haram dari hal yang bercampur baur dengan sultansultan yang zalim, hukum mendatangi majelis mereka, masuk ke tempat mereka dan memuliakan mereka. g. Tentang masalah-masalah yang berserak-serak, yang banyak diperlukan kepadanya dan telah ditanyakan tentang masalah-masalah itu, mengenai fatwa-fatwanya. 3. Kitab Adab Berkasih-Kasih a.



Tentang kelebihan berkasih-sayang (ulfah) kelebihan berkasih sayang dan persaudaraan. i. Penjelasan: Kemarahan pada jalan Allah. ii. Penjelasan: Tingkat-tingkat mereka yang dimarahi pada jalan Allah dan cara bergaul dengan mereka. iii. Penjelasan: Sifat-sifat yang disyaratkan, mengenai orang yang dipilih menjadi teman.



b.



Tentang hak-hak persaudaraan dan persahabatan  Hak Pertama: Tentang Harta  Hak Kedua: Tentang menolong dengan jiwa  Hak Ketiga: Tentang lidah  Hak Keempat: Di atas lisan dengan penutup  Hak Kelima: Memaafkan dari ketelanjuran dan kesalahan  Hak Keenam: Do’a untuk teman pada masa hidupnya  Hak Ketujuh: Kesediaan dan keikhlasan  Hak Kelapan: Meringankan, meninggalkan yang berat



c.



Tentang hak-hak muslim, hak tetangga, hak-hak kerabat dan keluarga, hakhak Ibu, Bapak dan anak, hak-hak budak yang dimiliki (al-mamluk).



4. Kitab adab Al-‘Uzlah (Pengasingan Diri) a. Tentang menukilkan aliran-aliran.  Menyebutkan dalil-dalil orang-orang yangg cenderung kepada almukhalathah.  Menyebutkan dalil-dalil orang-orang yang cenderung kepada al-‘uzlah. b. Tentang faedah Uzlah  Faedah Pertama: Mengajar dan belajar Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 9



 Faedah Kedua: Memberi manfaat dan mengambil manfaat  Faedah Ketiga: Mengajar adab sopan santun  Faedah Keempat: Memperoleh kejinakan  Faedah Kelima: Tentang memperoleh pahala  Faedah Keenam: Percobaan (pengalaman) 5. Kitab Adab Berjalan Jauh (Bermusafir) a. Tentang adab dari permulaan Pasal pertama: Tentang faedah perjalanan Pasal kedua: Tentang adab orang yang bermusafir b. Mengenai yang tidak boleh bagi orang-orang yang berpergian jauh Bahagian Pertama: Pengetahuan tentang hal-hal Bahagian Kedua: Tugas yang terus-menerus 6. Kitab Adab Mendengar dan Kesannya Di Hati a. Tingkat ketiga dari pendengaran. 7. Kitab Amar Ma’ruf Dan Nahimunkar a. Tentang wajib amar ma’ruf dan nahi munkar b. Tentang rukun amar ma’ruf dan syarat-syaratmya Rukun Pertama: Muhtasib (Pengatur dan Pelaksana) Rukun Kedua: Hisbah mempunyai seseuatu padanya Hisbah Rukun Ketiga: Muhtasab ‘alaih Rukun Keempat: Ihtisab itu sendiri, mempunyai tingkat-tingkat da adab-adab penjelasan adab-adab muhtasib. c. Tentang kemungkaran yang biasa terjadi Kemungkaran-kemungkaran Mesjid Kemungkaran-kemungkaran Pasar Kemungkaran-kemungkaran jalanan Kemungkaran-kemungkaran tempat permandian Kemungkaran-kemungkaran tempat perjamuan Kemungkaran-kemungkaran umum d. Tentang amar ma’ruf terhadap amir-amir 8. Kitab Adab Kehidupan Dan Akhlaq Kenabian Penjelasan: Pengajaran pengadaban oleh Allah Ta’ala Penjelasan: Sejumlah dari kebagusan akhlaq Nabi saw Penjelasan: Sejumlah yang lain dari adab kesopanan Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 10



Penjelasan: Perkataan dan ketawanya Nabi saw Penjelasan: Akhlaq dan adab kesopanannya saw Penjelasan: Adab kesopanan dan akhlaq Nabi saw Penjelasan: Kemaafannya Nabi saw Penjelasan: Tentang Nabi saw memejamkan matanya Penjelasan: Kemurahan dan kelimpahan hati Nabi saw Penjelasan: Keberanian Nabi Saw Penjelasan: Merendah dirinya Nabi saw Penjelasan: Rupa Nabi saw dan kejadiannya Penjelasan: Mu’jizat Nabi saw dan tanda-tanda 9. Kitab Uraian Keajaiban Hati Penjelasan: Arti nafas, roh, hati dan akal. Penjelasan: Tentara hati Penjelasan: Contoh-contoh hati serta tentara bathiniahnya Penjelasan: Kekhususan hati insati Penjelasan: Contoh hati dihubungkan kepada ilmu pengetahuan khususnya. Penjelasan: Keadaan hati dengan menyandarkan kepada bermacam-macam ilmu Penjelasan: Tentang perbedaan antara ilham dan belajar Penjelasan: Perbedaan di antara dua makam dengan contoh Penjelasan: Saksi-saksi syara’ atas sahnya jalan ahli tasawuf Penjelasan: Penguasaan setan atas hati dengan was-was Penjelasan: Penguraian tempat-tempat masuknya setan ke dalam hati Penjelasan: Tentang bisikan hati, cita-citanya Penjelasan: Bahwa bisikan hati adalah tergambar menjadi terputus Penjelasan: Tentang segeranya berbulak-balik hati 10. Kitab Latihan Jiwa, Tahdzibul Akhlak Dan Pengobatan Penyakit Hati Penjelasan: Keutamaan kebagusan akhlak dan tercelanya keburukan Akhlak Penjelasan: Hakikat kebagusan dan keburukan akhlak Penjelasan: Tentang akhlak dapat berubah dengan jalan Penjelasan: Sebab yang dapat tercapai kebagusan akhlak Penjelasan: Penguraian jalan kepada pendidikan akhlak Penjelasan: Tanda-tanda penyakit hati Penjelasan: Jalan yang memperkenalkan manusia akan kekurangan dirinya Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 11



Penjelasan: Dalil-dalil yang diambil dari orang-orang bermata hati Penjelasan: Tanda-tanda kebagusan akhlak Penjelasan: Syarat-syarat kemauan, mukaddimah, mujahadah dan lain-lain 11. Kitab Yang Menerangkan Tentang Menghancurkan Dua Macam Nafsu Syahwat Penjelasan: Faedah-faedah lapar dan bahaya-bahaya kekenyangan Penjelasan: Jalannya latihan dalam menghancurkan nafsu Penjelasan: Bahaya ria yang berjalan kepada orang yang meninggalkan Penjelasan: Tentang nafsu keinginan kamaluan Penjelasan: Apa yang harus atas murid Penjelasan: Keutamaan orang yang menentang nafsu syahwat. c.



Bagian Jilid 3



Pada Bagian jilid 3 dalam kita Ihya Ulumuddin ini, terdapat beberapa pembahasan seperti: 1. Bahaya Lidah dan Keutamaan Diam. 2. Menjaga dari Dusta. 3. Bahaya Lidah. 4. Trecelanya Marah, Dendam dan Dengki. 5. Terecelanya Dengki. 6. Hakikat Dengkin. 7. Tercelanya Dunia.



1. Bahaya Lidah dan Keutamaan Diam Pada bagian ini menjelaskan bahaya lidah dan keutamaan diam, ketahuilah, bahwa bahaya lidah itu besar. Tiada teriepas dari bahayanya, selain dengan diam. Maka karena itulah, agama memuji diam dan mengajak kepada diam. 2. Menjaga Dari Dusta Dinukilkan dari ulama salaf (ulama terdahulu), bahwa pada kata-kata sindiran itu, kebebasan dari pada kedustaan. Umar r.a. berkata: “ Adapun pada kata-kata sindiran itu, apa Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 12



yang mencukupkan bagi seseorang, dari pada kedustaan. Dan diriwayatkan ucapan yang demikian, dari Ibnu Abbas dan lainnya. Sesungguhnya, mrka brmaksud dengan yang dmikian, apabila manusia memerlukan kpada kdustaan. Maka apabila tidak ada hajat dan darurat, maka tidak boleh menyindir dan berterus-terang. Akan tetapi menyindir itu lebih mudah 3. Bahaya Lidah Dalam sub pembahasan ini, dijelaskan batas fitnah dan apa yang harus diperbuat pada penolakannya. Ketahuilah bahw namimah (fitnah) itu, sesungguhnya ditujukan pada umumnya, kepada orang yang menyampaikan kata orang lain kepada orang yang diperkatakannya. Seperti engkau mengatakan :Si Anu mengatakan tentang engkau demikian dan demikian. Dan namimah itu tidak khusus dengan bgitu saja. Akan tetapi batasnya, ialah: menyingkapkan apa yang tidak disukai menyingkapkannya. Sama saja ketidak sukaan itu oleh orang yang diambil berita dari padanya atau oleh orang yang disampaikan berita kepadanya. Ataupun oleh orang ketiga, dan sama saja menyingkapkan itu dengan perkataan atau dengan isyarai. 4. Tercelanya Marah, Dendam dan Dengki Segala puji bagi Allah yang tidak berpegang kepada kema`afan dan ke-rahmatan-nya, selain orang-orang yang mengharap. Dan tidak takut kepada bunik kemarahan dan keperkasaan-Nya, selain orang-orang yang takut. Ia yang mengangsur kearah kebinasaan hamba-hamba-Nya, dimana mereka tiada mengetahuinya. Dia mengerasi nafsu-syahwat mereka. DIA mencoba mereka dengan kemarahan dan memberatkan mereka menahan kemarahan itu, mengenai apa yang dimarahi mereka. Kemudia Dia keliling-kan mereka dengan hal-hal yang tidak disukai (AL-MAKAARIH) dan berbagai macam kesenangan. Daan ia mnaguhkan kepada mereka untuk ia melihat, bagaimana mereka berbuat. 5. Tercelanya Dengki Pada bagian ini membahas tentang tercelanya dengki, tentang hakikat dengki, sebabsebab dengki, pengobatannya dan tujuan kewajiban pada menghilangkannya.



Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 13



Ketahuilah, bahwa dengki juga termasuk sebahagian dari natijah (hasil) dendam. Dan dendam itu termasuk sebahagian dari natijah marah. Jadi, dengki itu cucunya marah (anak dari anaknya). Dan marah itu neneknya dengki (asal dari asalnya). Kemudian, dengki itu mempunyai cabang-cabang yang tercela, yang hampir tidak dapat dihinggakan. 6. Hakikat Dengki Ketahuilah, bahwa tak ada dengki, kecuali atas nikmat. Apabila Allah Ta`ala memberi nikmat kepada saudara mu, dengan sesuatu nikmat, maka bagi mu dua hal padanya. Pertama: bahwa engkau benci nikmat itu dan engkau menyukai hilangnya. Hal ini dinamai: dengki. Maka dengki itu, batasnya: benci kepada nikmat dan menyukai hilangnya pada orang yang dinikmati dengan nikmat tersebut. Hal kedua: bahwa engkau tidak menyukai hilangnya dan tidak benci akan adanya kekanya nikmat itu. Tetapi engkau mengingini bagi diri engkau, nikmat seperti itu. Ini dinamakan : keiginan (ghitbthah). Kadang-kadang di khususkan dengan nama: loba-berlomba (al-rnunafasah). Kadang-kadang al-rnunafasah itu dinamakan: dengki, dan engki itu dinamakan al-munafasah.nia



7. Tercelanya Dunia Segala puji bagi Allah yang memperkenalkan kepada para waliNya, kerusakan-kerusakan dan bahaya-bahaya dunia. Ia menyingkapkan kepada mereka, segala kekkurangan dan yang memalukan dari dunia. Sehingga para wali itu memperhatikan pada bukti-bukti dan tandatanda dunia. Mereka beriimbang dengan kebaikan akan keburukannya. Lalu mereka mengetahui, kemungkaran dunia itu bertambah dari kebaikannya Tiaada yang sempurna diharapkan dari dunia, dengan yang ditakutkan. Tiada yang selamat muncul dari dunia itu, da. Akan tetapi, dunia itu dalam bentuk wanita manis. Ia menarik hati manusia dengan kecantikannya. Ia mempunyai rahasia-rahasia buruk dan keji, yang membinasakan orangorang yang ingin berhubungan dengan dia. Kemudia, ia melarikan diri dari orang-orang yang mencarinya, kikir dengan penerimaan baiknya. Apabila ia terima dengan baik, niscaya tidak aman dari kejahatan dan buruk sesudahnya, kalau ia berbuat baik sesaat, niscaya ia berbuat jhahat setahun. Maka lingkaran penerimaan baiknya itu berbputar dekat-mendekati. d. Bagian Jilid 4 Pada bagian jilid 4 dala Ihya’ Ulumuddin ini akan ditemui kitab-kitab tentang tobat, sabar dan syukur. Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 14



Pada jilid ke 4 beberapa kitab antara lain: 1. Kitab Taubat 2. Kitab Sabar dan Syukur Pada pembahasan dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin pada bagian jilid 4 ini kita akan mendapati berbagai macam pembahasan antara lain: 1. Kitab Taubat a. Sendi Pertama: Tentang taubat itu sendiri b. Sendi Kedua: Mengenai dari apa obat itu, yaitu: dari dosa yang kecil dan yang besar. c. Sendi Ketiga: Tentang kesempurnaan tobat, syarat-syarat dan kekekalannya sampai akhir umur. d. Sendi keempat: Tentang obat tobat dan jalan pengobatan untuk melepaskan ikatan kekekalan berbuat dosa. 2. Kitab Sabar dan Syukur a. Keutamaan sabar: Membahas tentang keutamaan dari sabar b. Hakikat sabar dan maknanya: Tentang hakikat sabar dan maknanya. Ketahuilah kiranya, bahwa sabar itu suatu maqam (tingkat) dari tingkat-tingkat agama. Dan suatu kedudukan dari kedudukan orang-orang yang berjalan menuju kepada Allah (orang-orang salikin). Semua maqam agama itu hanya dapat tersusun baik dari tiga hal: ma’rifah, hal-ihwal dan amal perbuatan. c. Sabar itu separuh iman: Tentang adanya sabar itu separuh iman. d. Bagian-bagian sabar: Bahagian-bahagian sabar, menurut perbedaan kuat dan lemahnya. e. Sabar pada segala keadaan: Tentang tempatnya sangkaan yang dijumpai seorang hamba itu tiada terlepas dari sabar pada segala hal ihwal. f. Obat sabar dan apa yang dapat memberi pertumbuhan kepada sabar: tentang obat sabar dan apa yang dapat memberi pertumbuhan kepada sabar. g. Keutamaan syukur: Tentang keutamaan syukur h. Batas syukur dan hakikatnya: Tentang batas syukur dan hakikatnya i. Jalan penyingkapan tutup dari kesyukuran terhadap Allah Ta’ala: Tentang penyingkapan tutup dari kesyukuran terhadap Allah Ta’ala j. Pembeda yang dikasihi dan yang tidak dikasihi Allah: Tentang pembedaan yang dikasihi oleh Allah Ta’ala daripada yang tidak dikasihinya.



Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 15



k. Hakikat nikmat dan bagian-bagiannya: Tentang hakikat nikmat dan bagianbagiannya l. Banyaknya nikmat-nikmat Allah Ta’ala dan sambung-menyambungnya: Tentang wajah contoh pada banyaknya nikmat-nikmat Allah Ta’ala dan sambungmenyambungnya dan keluarnya dari hinggaan dan hitungan. m. Sebab yang memalingkan makhluk daripada bersyukur: Tentang sebab yang memalingkan makhluk daripada bersyukur. n. Dalil-dalil syara’ tentang kecintaan hamba kepada Allah Ta’ala: Tentang dalildalil syara’ tentang kecintaan hamba kepada Allah Ta’ala. o. Hakikat kasih sayang dan sebab-sebabnya: Tentang hakikat kasih sayang dan sebab-sebabnya dan pemastum makna kecintaan hamba kepada Alla Ta’ala p. Yang mustahak bagi kecintaan, ialah Allah Tuhan Yang Maha Esa: Bahwa yang mustahak bagi kecintaan, ialah Tuhan Yang Maha Esa. q. Mengenal Allag Ta’ala dan memandang kepada wajah-Nya yang mulia: Tentang kelezatan yang paling agung dan paling tinggi, ialah mengenal Allah Ta’ala dan r. memandang kepada wajah-Nya yang mulia. Dan tidak tergambar bahwa diutamakan kelezatan yang lain daripada-Nya, kecuali orang yang telah diharamkan dari kelezatan ini. s. Berkumpulnya sabar dan syukur atas barang sesuatu: Tentang cara berkumpulnya sabar dan syukur atas barang sesuatu. t. Kelebihan nikmat atas bencana: Tentang kelebihan nikmat atas bencana. u. Yang lebih utama dari sabar dan syukur: Tentang yang lebih utama dari sabar dan syukur.



D. Corak Dalam Kitab Tasawuf Ihya Ulumuddin Ajaran-ajaran Tasawuf Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin cenderung lebih memberikan perhatian pada jiwa manusia dan membinanya secara moral, sedangkan pencarian secara mistisme yang falsafi jauh ditinggalkannya. Menurutnya jalan menuju sufi adalah perpaduan antara ilmu dan amal yang nantinya akan membuahkan moralitas. Dari Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 16



keterangan ini dapat dipahami bahwa ciri khas tasawuf Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, cenderung bersifat Amali ketimbang falsafi. Hal ini juga bisa dilihat karena dalam kitab Ihya Ulumuddin terdapat banyak mengajarkan amalan-amalan dalam peribadahan, dan juga kitab ini pernah sempat diasingkan oleh Abu Hasan Ali bin Harzahim, dan sampai saat ini merupakan pegangan bagi kalangan penganut tasawuf amali. Melalui kitab nya, Al-Ghazali dinilai mampu mendamaikan rasionalisme disiplin ilmu kalam yang ortodoks dengan operasionalisasi fikih terapan dan argumentas filsafat yang mumpuni. Kitab ini oleh para ulama dianggaap sebagai penanda puncaknya keemasan disiplin ilmu tasawuf amali. Namun kitab Ihya ulumuddin ini tidaklah sepenuhnya bercorak tasawuf amali, yang berisi tentang amalan-amalan, tetapi dalam kitab ini juga terdapat sepercik jenis tasawuf yang bercorak akhlaki. Hal ini dikarenakan dalam kitab Ihya ini terdapat tasawuf yang berkonsentrasi kepada teori-teori perilaku, budi pekerti atau perbaikan akhlak, hal ini bisa dilihat pada pembahasan adab belajar dan adab kepada mursyid.



E. Kesimpulan Kitab Ihya Ulumuddin merupakan kitab yang membahas tentang kaidah dan prinsip dalam penyucian jiwa yang membahas perihal penyakit hati, pengobatannya, dan mendidik hati. Kitab ini merupakan karya yang paling terkenal dari imam Al-Ghazali. Kitab Ihya Ulumuddin ini terdiri dari empat rubu, rubu pertama yaitu rubu al-ibadat, kedua rubu al-adat, ketiga rubu al-muhlikat, dan keempat rubu al-munjiyat. Adapun rubu al-ibadat merupakan pembahasan mengenai pengantar ilmu secara sistematis dan sederhana, ilmu Tauuhid secara mendalam. Rahasia-rahasia ibadah lengkap dengan sudut pandang fiqh. Pada rubu al-adat Al-Ghazali membicarakan mengenai adab-adab sehari-hari sampai kepada adab kenabian. Rubu Muhlikat membahas syarah, dan yang terakhir pada rubu almunjiyat Al-Ghazali membicarakan maqamat dan ahwal para sufi sesuai dengan keteranganketerangan yang bersifat syari dan aqli. Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali ini juga bercorakakan tasawuf amali, karena membahas tentang amalan-amalan dalam peribadahan, namun selain bercorak amali, Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 17



dalam kitab ini jua



terdapat sepercik coral akhlaqi karena terdapat pembahasan yang



berkonsentrasi kepada teori-teori perilaku.



Wallahu`alam bissawab



Membahas Kitab Tasawuf “ Analisis Kitab Ihya Ulum ad-Din”.



Page 18