Review Kitab Al-Burhan Fi Ulum Alquran [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Abrar
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MEMBACA (READING ASSIGNMENT) KITAB TAFSIR ALQURAN



Mata Kuliah



: Studi Alquran



Dosen Pembimbing



: Dr. H. Syamsu Nahar, M.Ag



Tugas



: Al-Burha>n fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n.



1. Nama Kitab:



. ‫آن‬ ُ ‫ألبُ ْرهَانُ فِ ْي‬ ِ ‫علُ ْو ِم ا ْلقُ ْر‬ 2. Nama Penulis (Lengkap dan nama singkat): Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Bahadur bin Abdullah Badruddin az-Zarkasyi. Sebagian para penulis biografi (ashhab at-tarajum) mengatakan bahwa nama aslinya Muhammad bin Abdullah bin Bahadur. Beliau lahir dan wafat di Mesir dan mengikuti madzhab Muhammad bin Idris as-Syafi‟i. beliau lebih dikenal dengan julukan Zarkasyi. Beliau merupakan keturunan Turki. Nama Zarkasyi sendiri diambil dari kata Zarkasy yang berarti bordir atau hiasan, sebab beliau belajar membuat hiasan sejak kecil. Selain nama Zarkasyi, beliau dikenal juga dengan julukan al-Minhaji karena telah menghafal kitab Minhâj ath- Thâlibîn karya Imam Yahya bin Syarafuddin anNawawi. 3. Nama Penerbit Kitab: Kitab ini telah pertama sekali telah diterbitkan oleh Isa al-Halabi dan ditahqiq oleh Prof. Muhammad Abi al-Fadhl Ibrahim. Sedangkan Kitab yang penulis baca adalah terbitan Mesir, Darul Hadis Al-Qahirah, yang ditahqiq oleh Abi al-Fadhl al-Dimyathi. Kitab tersebut berukuran 12 x 24 cm, dengan total jumlah halaman yaitu 1232 halaman dan hanya satu jilid saja yang dicetak pada tahun 1427 H/ 2006 M.



1



4. Nama Kota Tempat Penerbit dan Tahun Terbit Kitab: Kitab Al-Burha>n fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n tersebut diterbitkan oleh Dar al-Hadis Al-Qahirah Mesir dalam 1 jilid pada tahun1427 H/ 2006 M. 5. Jumlah Juz atau Jilid serta jumlah halaman dalam setiap juz/ jilid: Kitab Al-Burha>n fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n yang peneliti baca hanya tersusun dalam 1 jilid, dengan jumlah halaman yaitu 1232 halaman. 6. Riwayat hidup penulis termasuk keahliannya: Imam Zarkasyi lahir di Mesir pada tahun 745 H. beliau dilahirkan dalam keluarga yang tidak terlalu terkenal di tengah- tengah masyarakatnya, bukan pula dari keluarga yang memiliki ilmu atau pun kedudukan. Ayahnya berasal dari Turki dan merupakan pelayan (budak) para raja. Meski hidup dalam keluarga yang biasa-biasa saja, namun tidak menyurutkan niat Zarkasyi untuk menuntut ilmu. Dalam usahanya menuntut ilmu, imam Zarkasyi hanya melakukan dua perjalanan yaiu dari Mesir ke Damaskus, dan dari Damaskus ke Halab. Al-Mushilli dalam Kasyf adz-Dzunun menyatakan, bisa jadi di antara penyebab beliau tidak memperluas perjalanan ilmiyahnya adalah bahwa Mesir dan Syam pada saat itu merupakan negeri Islam yang banyak dikenal keilmuwannya maupun intelektualnya. Atau bisa jadi imam Zarkasyi lebih memilih berguru pada intelektual Mesir dan Syam. Imam Zarkasyi pertama kali berguru pada ulama Mesir. Di Mesir beliau berguru dua ulama besar, yaitu Jamaluddin al- Asnawi dan Sirajuddin al-Bulqini. Namun, beliau lebih banyak menyertai al-Bulqini. Pada usianya yang masih kecil, imam Zarkasyi telah berhasil menghafal Minhajut Thalibin karya imam Nawawi, juga kitab matan lainnya. Setelah merasa cukup menimba ilmu di Mesir, beliau mendalami ilmu Hadits. Karena itu, Zarkasyi berniat melakukan perjalanan ke negeri Syam yang di sana terkenal dengan pakar ahli hadits. Di Syam beliau bertemu dengan Syihabuddin al-Adzra’i sekaligus berguru padanya. Beliau bertemu dengan Syeikh Shalah bin Abi Umar dan Imam Ibnu Umailah. Selain itu, beliau juga berguru pada alHafidz Mughlathai, Syeikh Ibnu Katsir, Ibnu al-Hambali dan asy-Syafi’i. Imam Badr al-Din awalnya sudah mampu menghafal al-Qur’an pada usia muda. Begitu juga dengan beberapa kitab ringkasan yang terdapat pada 2



zaman beliau seperti kitab al-Tanbih, karangan Imam Syirazi (w. 476H) dan kitab al-Minhaj, karangan Imam Nawawi ( w. 677H ) mampu dihafal oleh beliau ketika usia beliau masih muda. 7. Kitab-kitab yang pernah dikarang oleh beliau: Imam Zarkasyi dijuluki dengan nama al-Mushannif, karena banyaknya karya-karya beliau. Ad-Dawudi mengatakan bahwa Zarkasyi memiliki banyak karya di berbagai cabang ilmu dengan umur yang relativ singkat. Beliau hidup 49 tahun, namun demikian beliau telah berhasil membuat karya yang begitu banyak. Karya- karya imam Zarkasyi mencapai 64 karya yang meliputi bidang tafsir dan ilmu al-Qur`an, fiqih dan ushul fiqih, hadis, sastra, sejarah, ilmu kalam, sirah, mantiq. Di antara karya-karyanya itu ada yang mencapai berjilidjilid ada pula hanya sebatas tema-tema kecil dengan bahasan tersendiri. Berikut ini adalah karya-karya imam Zarkasyi secara umum: a.



Tiga kitab tentang Al-Qur’an dan ulumnya, diantaranya : AlBurhan wa Ulumuhu, satu kitab Tafsir sampai surat Maryam.



b.



11 kitab tentang Hadits dan Ulumnya, diantaranya: Tash-hihu AlUmdah, Syarhu Al-Jami’ Ash-Shahih, An-Nukat ‘Ala Ibni AshShalah.



c.



17 kitab tentang Fikih, diantaranya: Khadimu Ar-Rafi’I, ArRudhah (dalam 20 atau14 jilid), Syarhu At-Tanbih lisy-Syairazi.



d.



7 kitab tentang Ushul Fiqh, diantaranya : Al-Bahrul Muhith (kitab terpenting dalam ushul fiqh), Tasynif As-Sami’ bi Jam’il Jawami’, Ta’liq wa Syarh lil Gharib ‘Ala Kitab Abi Al-Hasan As-Subki.



e.



4 kitab tentang bahasa dan Adab, diantaranya : At-Tadzkirah AnNahwiyah, I’rab Liba’dhi Al-Ahadits An-Nabawiyah wal Abyat Asy-Syi’riyah allati Istasyhada biha Ulamau Al-Lughah, Rabi’u Al-Ghazlaan, dan kitab tentang Adab (sastra).



Demikianlah, Imam Az-Zarkasyi menghabiskan hidupnya penuh dengan ketaatan dan sungguh-sungguh dalam khidmah terhadap ilmu-ilmu Islam, memberikan fatwa, dan ta’lim.



8. Madzhab dari penafsir :



3



Imam al-Zarkasyi adalah ulama’ yang bermazhab Syafi’i dan dikenali sebagai seorang faqih yang amat tajam pemikirannya, seorang ahli usul yang disegani dan seorang ahli tafsir yang dikenali serta seorang yang mahir dalam bahasa Arab. 9. Matode penafsiran yang digunakan : Pengarang dalam mukadimah kitab menulis: Kitab al-Burhan akan memberikan pengetahuan kepada Anda tentang rahasia-rahasia Ulumul Quran. Kami



akan



menjelaskan



sebagian



permasalahan-permasalahan



ilmu



keagamaan, kisah-kisah, sejarah kehidupan para Nabi dan keutamaankeutamaan Ahlulbait as. Aku memilih riwayat-riwayat dari kitab-kitab yang muktabar, dapat dipercaya dan menjadi rujukan bagi kebanyakan orang dimana pengarangnya adalah para syaikh muktabar dan ulama-ulama terpilih. Metode dalam penulisan kitab tafsir ini pada awalnya mengisyaratkan nama surah, tempat turun, fadhilah surah dan jumlah ayat, kemudian menjelaskan ayat-ayat yang memiliki riwayat tafsir dan menukilkan riwayatriwayat yang berkaitan dengan setiap ayat Alquran. 10. Corak penafsiran yang digunakan : Sebagaimana dikemukakan oleh Imam al-Zarkasyi dalam kitabnya alBurhan, bahwa corak yang digunakan dalam kitab tersebut adalah penafsiran bi al-ra’yi. Setidaknya ada empat langkah pokok yang harus ditempuh dalam menafsirkan al-Qur’an bi al-ra’yi. Pertama, Mengutip hadis Nabi dengan memperhatikan hadits-hadits dhaif dan maudhu’. Kedua, Mengambil pendapat sahabat dalam hal tafsir karena kedudukan mereka adalah marfu’ (sampai kepada Nabi). Ketiga, Berpegang pada kemutlakan bahasa Arab dengan membuang alternatif yang tidak tepat dalam bahasa Arab. Keempat, Pengambilan berdasarkan ucapan yang populer di kalangan orang Arab yang sesuai dengan ketentuan syara’.



4



11. Hal yang spesifik dalam penafsiran kitab tersebut : Secara sistematika sebelum memasuki bahasan ayat, Imam al-Zarkasyi pada setiap awal surat selalu mendahulukan penjelasan tentang keutamaan dan kandungan surat tersebut, dan sejumlah tema yang terkait dengannya secara garis besar. Setiap tema yang diangkat dan dibahas mencakup tiga aspek, yaitu: Pertama, aspek bahasa, yaitu menjelaskan beberapa istilah yang termaktub dalam sebuah ayat, dengan menerangkan segi-segi balaghah dan gramatika bahasanya. Kedua, tafsir dan bayan, yaitu deskripsi yang komprehensif terhadap ayat-ayat, sehingga mendapatkan kejelasan tentang makna-makna yang terkandung di dalamnya dan keshahihan hadis-hadis yang terkait dengannya. Dalam kolom ini, beliau mempersingkat penjelasannya jika dalam ayat tersebut tidak terdapat masalah, seperti terlihat dalam penafsirannya terhadap surat al-Baqarah ayat 97 sampai 98. Namun, jika ada permasalahan diulasnya secara rinci, seperti permasalahan nasakh dalam ayat 106 dari surat alBaqarah. Hal spesifik lainnya yaitu dari segi corak penafsiran yang beliau gunakan: Pertama, Mengutip hadis Nabi dengan memperhatikan hadits-hadits dhaif dan maudhu’. Kedua, Mengambil pendapat sahabat dalam hal tafsir karena kedudukan mereka adalah marfu’ (sampai kepada Nabi). Ketiga, Berpegang pada kemutlakan bahasa Arab dengan membuang alternatif yang tidak tepat dalam bahasa Arab. Keempat, Pengambilan berdasarkan ucapan yang populer di kalangan orang Arab yang sesuai dengan ketentuan syara’. Referensi Utama: Badruddin Muhammad bin ‘Abdullah alZarkasyi. 2006. Al-Burha>n fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n. Kairo : Da>r alHadis. Wa Alla>h A’lamu bi ash-Shawa>b....



5