Kitab KELUARAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Evelin Salsalina Sitepu Roni Rezeki Saragih Susanto Marpaung



Tingkat/ Jurusan



: 1-D/Teologia



Mata Kuliah



: Pengantar Perjanjian Lama I



Dosen



: Pdt. Agus Jetron Saragih, M. Th



Kitab Keluaran I.



Pendahuluan Dalam Kitab Kejadian telah diceritakan mengenai penciptaan dan jatuhnya manusia ke



dalam dosa, yang mengakibatkan rusaknya hubungan Allah dengan manusia. Namun Allah tetap mengasihi manusia dan membuat rencana untuk memperbaiki hubungan yang rusak itu. Riwayat penggenapan janji diteruskan dalam Kitab Keluaran dan Allah merencanakan pembaruan hubungan-Nya yang rusak dengan manusia. Pada pembahasan kita kali ini kita akan membahas Kitab Keluaran, semoga sajian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan kita. II.



Pembahasan



II.1. Pengertian Nama Kitab Exodus artinya “keluaran” (perjalanan keluar). Nama Ibrani adalah Eleh Syemot yang berarti “inilah nama-nama”. Juga kata ini merupakan kata-kata yang pertama dari buku ini.1 Kata “Keluaran” adalah terjemahan dari bahasa Yunani exodus yang artinya “keluar” atau “keberangkatan”.



Keluaran merupakan kitab kedua dalam Pentateukh, atau taurat



Musa. Meskipun tidak seluruhnya menggambarkan isinya, namun nama ini tepat untuk kitab itu, karena salah satu bagian terpenting adalah peristiwa “keluaran dari mesir” dan hal inilah yang menjadi tema utama dari kitab ini.2 Musa merupakan tokoh yang utama dalam kisah-kisah keluaran dimana Musa dipakai Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Cerita yang sebenarnya adalah karya pertolongan, pengampunan dan penebusan oleh Allah (Ibrani: Yahweh) dalam



1 2



J.Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2013), 23 W. S Lasor, D. A Hubbart, F. W Bush, Pengantar Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2000), 190



melepaskan Israel dari perbudakan di Mesir dan menetapkan hubungan baik dengan bangsa itu.3 II.2. Latar Belakang Keluaran orang Israel dari Mesir adalah peristiwa utama sejarah keselamatan dalam Perjanjian Lama. Melalui peristiwa itu Allah menggenapi janji-janjinNya kepada para bapak leluhur Israel bahwa Ia akan memberikan tanah kepada mereka dan keturunan mereka akan menjadi bangsa besar. Walaupun peristiwa itu penting, namun untuk memastikan tempat dan waktu terjadinya merupakan tugas yang sukar, sebagian dikarenakan sifat-sifat kitab yang menceritakan tentang peristiwa itu. Nama firaun yang berhadapan dengan Musa tidak disebut, demikian pula orang atau kejadian lain yang dapat dihubungkan secara pasti dengan sejarah Mesir dan Palestina pada waktu itu. Bukti mengenai peristiwa itu semuanya bersifat tidak langsung, karena itu persoalan sejarah harus ditangani dahulu sebelum kita beranjak lebih lanjut pada isi dan teologi kitab ini.4 II.3. Garis Besar Kitab Keluaran ialah kitab kedua dalam Pentateukh. Menyajikan sejarah israel yang menyusuli masa keberuntungan, yaitu waktu Yusuf memegang tampuk pemerintahan Mesir. Kitab Keluaran mencatat kedua puncak masa jaya dalam sejarah Israel, yaitu: pembebasan dari Mesir dan pemberian Taurat. Sesudah itu peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam Keluaran menduduki tempat sentral dalam penyataan diri Allah kepada umat-Nya, tidak hanya di bawah perjanjian lama tapi juga dibawah perjanjian baru: karena domba Paskah menjadi lambang dari korban Tuhan Yesus, dan pesta Hari Raya Pakah menjadi dasar dari Perjamuan Kudus, peringatan penebusan umat kristiani. Tema utama Keluaran adalah peristiwa-peristiwa yang mendahului dan menyusuli keberangkatan Israel dari Mesir. Kerangka kronologisnya hanya diberikan secara umum, selaras dengan cara Ibrani melihat sejarah, yaitu sebagai deretan peristiwa, jadi bukan sebagai deretan peristiwa, jadi bukan sebagai deretan tanggal. Kitab Keluaran mulai dengan catatan ringkas tentang keturunan Israel, sebagai jembatan peralihan dari kejadian, lalu mencatat keresahan yang timbul pada pihak Mesir melihat laju pertambahan jumlah orang israel yang begitu besar, ini mereka anggap ancaman. Untuk menghadapinya dikeluarkan dan bahkan mungkin tiga ketetapan. Pertama, membebankan kepada orang Israel kerja paksa, diawasi oleh mandur-mandur orang mesir. Barangkali tujuannya untuk memperoleh sejumlah besar tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat itu, sambil mengawasi mereka dengan ketat. Kedua, kelihatannya bertujuan untuk 3 4



Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004), 168 W. S Lasor, D. A Hubbart, F. W Bush, Pengantar Perjanjian Lama, 173



memperberat perbudakan yang telah begitu tajam, sekaligus memeras tenaga dan waktu memikirkan dan melakukan yang lain. Ketiga, bertujuan mencegah pertambahan jumlah orang israel selanjutnya, dengan jalan membunuh semua bayi laki-laki yang baru lahir. Bayibayi laki-laki dijadikan sasaran, karena dianggap kelak akan bangkit jadi pemberontak. Ketetapan ketiga melatar belakangi kelahiran Musa dan dibesarkannya dia di istana Firaun, dan menjadi tokoh besar kedua dalam sejarah bangsa israel.5 II.4. Penulisan kitab Menurut tradisi Yahudi dan Kristen, Musa menulis kitab Keluaran atas perintah Allah dalam hubungannya dengan pengalaman kovenan Israel bersama Yahweh di Sinai (bdg. 17:14; 24:4; 34:27). Beberapa pakar beranggapan bahwa Musa hanya menulis bagianbagian utama dari Keluaran dan beberapa tambahan tertentu telah dibuat oleh editor-editor di kemudian hari (misalnya, silsilah dalam 6:14-27). Orang lain lagi menganggap kitab Keluaran sebagai hasil penulisan pengganti Musa, seperti Yosua, atau imam Eleazar, berdasarkan tradisi lisan yang diterima dari Musa dan Harun. Bagaimanapun juga, semua pandangan ini mengakui bahwa Musa adalah sumber dari dokumen tertulis yang mencatat peristiwa Keluaran dari Mesir. Para pakar yang menerima Musa sebagai penulisnya untuk sebagian atau untuk seluruh Keluaran memperkirakan bahwa karya penulisan itu dilakukan sekitar abad ke-15 atau ke-13 SM, bergantung pada pandangan yang diambil sehubungan dengan menentukan tanggal terjadinya peristiwa Keluaran. Sarjana-sarjana Alkitab, Yang berpegang pada pandangan lebih dari satu penulis yang dikaitkan dengan hipotesis dokumen-dokumen untuk komposisi Pentateukh, membagi Keluaran kedalam tiga sumber utama: sumber Y (atau Yahwis), sumber E (Elohis), dan sumber P (Priestly atau Imam). Pasal 1-34 pada umumnya dianggap sebagai suatu “jalinan” dari Y dan E dan P, sedangkan pasal 35-40 dianggap sebagai materi dari sumber P. Analisis sumber yang tradisional mengaitkan “anyaman” terakhir dari sumber-sumber sastra dalam kitab Keluaran menjadi satu naskah atau kitab yang lengkap dengan beberapa editor penulis Imam yang tidak dikenal pada periode pembuangan atau pasca pembuangan (sekitar tahun 600-400 SM).6 II.5. Struktur Kitab Adapun yang menjadi struktur Kitab Keluaran adalah sebagai berikut:  Pembebasan dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (Kel 1-18) 5 6



J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2000), 534 Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, 166



 Penindasan orang Ibrani di Mesir (Kel 1)  Kelahiran dan masa muda Musa : Panggilannya dan misinya kepada Firaun (Kel 2:16:27)  Tulah dan Paskah (Kel 6:28-13:16)  Berangkat dari Mesir dan pertolongan dilaut Teberau (Kel 13:17-15:21)  Perjalanan ke Sinai (Kel 15:22-18:27)  Perjanjian di Sinai (Kel 19-24)  Tuhan menampakkan diri di Sinai (Kel 19)  Pemberian perjanjian (Kel 2:1-21)  Kitab perjanjian (Kel 20:22-23:33)  Pengesahan perjanjian (Kel 24)  Petunjuk untuk mendirikan kemah suci dan upacara-upacara keagamaan (Kel 25-31)  Keagamaan (Kel 25-31)  Kemah suci dan peralatan (Kel 25-27; 29:36-30:38)  Para imam dan persembahan (Kel 28:1-29:35)  Para tukang kemah suci (Kel 31:1-11)  Peringatan untuk menguduskan hari sabat (Kel 31:12-18)  Pengingkaran dan pembaharuan perjanjian (Kel 32-34)  Anak dan lembu emas (Kel 32)  Kehadiran Allah bersama Musa dan umat Israel (Kel 33)  Pembaharuan perjanjian (Kel 34)  Pembangunan kemah suci (Kel 35-40)  Persembahan sukarela (Kel 35:1-29)  Pengangkatan para tukang (Kel 35:30-36:1)  Mendirikan kemah suci dan peralatannya (Kel 36:2-39:43)  Penyelesaian dan upacara peresmian kemah suci (Kel 40)7 II.6. Tema-tema Kitab Keluaran Yang menjadi tema-tema Teologis dalam Kitab Keluaran seperti: 1. Yahweh Pernyataan nama “Yahwe” kepada Musa sebagai pelepas Israel yang ditetapkan oleh Allah menandai suatu tahap baru dalam penyataan diri Allah pada umat Ibrani yang terjadi



7



W. S Lasor, D. A Hubbart, F. W Bush, Pengantar Perjanjian Lama, 191



secara bertahap. Nama Allah biasanya diterjemahkan “AKU ADALAH” dan menunjukkan semua aspek pribadi, abadi, dan memadai dari hakikat dan karakter Allah. 2. Sepuluh Tulah Kitab Keluaran menyatakan bahwa konfrontasi antara Musa dan dan Firaun pada dasarnya merupakan suatu pergumulan kosmis antara Yahweh, Allah yang benar dan Ilahilah palsu dari Agama Mesir (Kel 12:12; 15:11; 18:11). Inilah sebabnya Yahweh harus meninggikan Musa pada suatu kedudukan “sebagai Allah”, sehingga ia dapat melawan Firaun Firaun sebagai orang yang sederajat (bdg Kel 7:1). Sepuluh Tulah: 1) Air menjadi darah: Kel. 7:14-25 2) Katak: Kel. 8:1-15 3) Nyamuk: Kel. 8:16-19 4) Lalat pikat: Kel. 8:20-32 5) Penyakit sampar pada ternak: Kel. 9:1-7 6) Barah: Kel. 9:8-12 7) Hujan es: Kel. 9:13-35 8) Belalang: Kel. 10:1-20 9) Gelap gulita tiga hari: Kel. 10:21----11:1 10) Anak sulung mati: Kel. 12:29-30.8 3. Paskah Konteks sejarah dari peristiwa paskah yangb mula-mula (kel 12) adalah tulah terakhir melawan Firaun, orang-orang Mesir, dan dewa-dewa Mesir. Tulah kematian ini mempercepat pelepasan umat Ibrani dari penindasan dan perbudakan (ayat 21-27). 4. Hukum Kesepuluh hukum yang yang juga dikenal sebagai dekalog atau kesepuluh firman yang tertulis dalam kel 20:1-17. Dekalog tersebut bertujuan supaya takut akan Dia (Allah) agar kamu sekalian tidak berbuat dosa. Dengan kata lain kesepuluh hukum tersebut terdiri atas prinsip-prinsip dasar yang mengatur kehidupan iman bagi umat Israel, serta merupakan perluasan kasih Yahweh kepada Israel yang sudah ditunjukkan dalam peristiwa keluaran dari Mesir. Kesepuluh Hukum atau Dasa Titah: 1) Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. 8



I. Snoek, Sejarah Suci, (Jakarta: Gunung Mulia, 2014), 66-67



2) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air dibawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. 3) Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. 4) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; msks jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. 5) Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu. 6) Jangan membunuh. 7) Jangan berzinah. 8) Jangan mencuri. 9) Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. 10) Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya atau hambanya laki-laki atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.9 5. Kehadiran Allah Salah satu akibat penting dari persetujuan kovenan antara Yahweh dan Israel adalah kehadiran Allah yang menyertai umat Ibrani dalam perjalanan mereka dari Mesir kedaratan Moab melalui Gunung Sinai. Struktur kemah suci sebagaimana digambarkan dalam Kel 25-40 dirancang untuk melambangkan kehadiran aktif dari Tuhan diantara umat Ibrani.10 9



Ibid, 75-76 Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, 178-185



10



II.7. Tema Utama Kitab Keluaran Keluaran berarti “pergi keluar”. Kitab ini mempunyai tiga tema utama, yaitu : a. Pembebasan (1-8). Bagian ini menggambarkan kemenangan Yehovah atas dewa-dewa Mesir dan pembebasan umat-Nya dari perbudakan. Titik beratnya ialah pada tangan Tuhan (lihat 3:20; 7:4-5; 9:3,15; 13:3,9,14,16). Kitab Keluaran ialah gambaran dari penebusan yang kita miliki melalui iman di dalam Yesus Kristus, Anak Domba Allah (Yohanes 1:29; 1 Korintus 5:7; 1 Petrus 1:18-21). b. Pemisahan (19-24). Tuhan dan Israel mengikatkan diri dalam perjanjian di Sinai. Tuhan memberi mereka hukum-hukum-Nya agar mereka hidup berbeda dari bangsa-bangsa lain dan sepenuhnya berbakti kepada-Nya. Titik beratnya ialah pada kekudusan Tuhan. Meskipun umat Tuhan sekarang tidak diwajibkan untuk menaati semua perintah ini, prinsip-prinsip dasarnya tak lekang oleh waktu dan tetap berlaku untuk hidup kudud pada saat ini. c. Tempat kediaman (25-40). Tuhan telah menyertai umat-Nya dalam kitab Kejadian, tetapi sekarang Dia hendak tinggal bersama mereka. Titik beratnya ialah rumah Tuhan dan para iman yang melayani disana. Kitab Ibrani dalam Perjanjian Baru menjelaskan bagaimana pelayanan Kemah Suci merupakan bayangan tentang pekerjaan Yesus Kristus dan pelayanan-Nya sekarang di surga sebagai Imam Besar: Kini, umat Tuhan adalah baitNya (1 Korintus 6:19-20; Efesus 2:20-22).11 II.8. Ciri-ciri Khas Lima siri utama menandai Keluaran. (1) Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa. (2) Dalam Kesepuluh Hukum (ps. 20), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral alkitabiah dalam penyataan selanjutnya. (3) Merupakan kitab PL terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, iblis, dan dunia. (4) Seluruh kitab ini penuh dengan pernyataan yang agung mengenai Allah yang (a) mulia dalam sifat-sifat-Nya (benar, murah hati,setia, kudus, dan mahakuasa); (b) Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa; (c) Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang 11



Warren W. Wiersbe, Hidup Bersama Firman, (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2014), 57



tertebus; (d) adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbangan –Nya; dan (e) dengan umat-Nya. (5) Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.12 II.9. Tujuan dan Pesan 2.10.1. Tujuan Kitab Keluaran merupakan sambungan antara riwayat-riwayat kitab pentateukh. Didalamnya terdapat sejarah perbudakan bangsa Israel di Mesir setelah kematian Yusuf serta pelepasan mereka agar dapat menjadi umat milik Tuhan dan melayani dengan tujuan untuk memuliakan nama Tuhan. Hal ini merupakan suatu pelepasan yang besar, yang akan dimungkinkan oleh kematian Tuhan Yesus Kristus, sehingga orang yang dulu bukan umat yang takut akan Tuhan kini menjadi umat yang memuliakan namaNya. Perjanjian yang dulu dimateraikan Kristus dengan darahNya sendiri itu menjadi Gereja Kristen, sebagaimana ketika perjanjian yang dimateraikan di Mesir dengan darah anak domba oleh kasih Allah menjadikan sebuah bangsa baru.13 Secara Historis kitab Keluaran adalah pelestarian kisah-kisah yang menjelaskna bagaimana umat israel sampai menjadi budak di Mesir, kelepasan mereka, dan kehadiran mereka di padang gurun Sinai. Cerita kitab Keluaran menghubungkan kisah-kisah para bapa leluhur dengan bangsa teokratis yang menaklukkan Kanaan (bdg. 6:4).14 Secara teologis tujuan dari kitab ini yaitu pernyataan diri Allah. Dimana Allah tidak hanya berjanji, namun Ia telah menyatakan diriNya kepada bangsa Israel melalui penyelamatan dan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir (bdg Kel 6:2-3). 2.10.2. Pesan Pesan Kitab Keluaran diringkaskan di dua bagian: pengutusan Musa (6:2-9) dan pendahuluan pada upacara konvenan di Sinai (19:1-6). Tiga komponen pokok dari berita itu meliputi (1) hukuman atas Mwesir, bangsa penindas, (2) kelepasan Israel dari perbudakan di Mesir, oleh “tangan yang kuat dari” Yahweh, dan (3) penetapan Israel sebagai umat khusus kepunyaan Aallah di antara semua bangsa.15 III. Kesimpulan Dari pemaparan diatas, kami para penyaji menyimpulkan bahwa kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub abkibat penindasan, perbudakan, dan 12



Stanley M. Horton, dkk, Alkitabiah Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2004), 95 Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004), 51 14 Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, 174 15 Ibid, 174 13



pembunuhan bayi di Mesir; kitab ini di akhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan (yaitu, berdiam) ditengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan ditengah padang gurun. IV. Refleksi Teologis Kemuliaan Tuhan adalah perwujudan dari semua atribut dan karakter-Nya, semua pribadi, perkataan, dan perbuatan-Nya. Segala sesuatu tentang Tuhan itu mulia, dan aktivitas tertinggi manusia ialah memuliakan Tuhan (Matius 5:16; 1 Korintus 10-31). Semua orang yang percaya kepada Kristus turut ambil bagian dalam kemuliaan-Nya saat ini dan akan melihat kemuliaan-Nya di surga kelak (Yohanes 17:22-24) V.



Daftar Pustaka Hill, Andrew E. & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004) Blommendaal, J., Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2013) Green, Denis., Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004) Snoek, I., Sejarah Suci, (Jakarta: Gunung Mulia, 2014) Douglas, J.D., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2000) Lasor W.S., D.A. Hubbard, F.W.Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK-GM, 2000) Horton, Stanley M., dkk, Alkitabiah Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2004) Wiersbe, Warren W., Hidup Bersama Firman, (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2014)