KMB-BETI - Gangguan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Akibat Patologis System Persarafan Dan Integumen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Gangguan kebutuhan istirahat dan tidur akibat patologis system persarafan dan integumentum



Oleh: Yosephina Gunawan



Pengantar • Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relative. • Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.







Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.







Pemenuhan istirahat dan tidur sangat diperlukan terutama bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur cukup, maka jumlah energi yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga membutuhkan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.



• •



• Apa hubungan antara tidur dan istirahat dengan system persarafan?????



• • • •



Pusat pengaturan aktifitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon Reticuler activating system dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir.Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan pada bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat ota k dan sistem limbik.



Hipertensi • Hipertensi dapat mempengaruhi pola tidur Hasil Penelitian: - 23 persen dari responden berusia antara 32 hingga 59 tahun yang tidur selama 5jam atau kurang dalam semalam mengalami hipertensi. - sedangkan responden yang tidur 7 hingga 8 jam semalam, hanya 12 persen yang mengalami hipertensi Orang dewasa yang lebih tua lebih berpotensi mengalami kenaikan tekanan darah akibat dari pengurangan durasi tidur. Didapati juga ada peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic secara drastis pada orang lanjut usia setelah kurang tidur. Hal ini disebabkan respon tekanan darah pada subyek berusia tua lebih tinggi dari pada subyek yang berusia muda



• Apa hubungan antara tidur dan istirahat dengan system integumen?????



• Kulit merupakan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak terujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit. • Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari berat badan



Secara mikroskopis kulit terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu: 1. Lapisan epidermis → lapisan paling atas kulit, tidak mengandung pembuluh darah dan saraf. Sel mendapatkan makanan melelui proses difusi dari jaringan dibawahnya. Bagian terluar terdiri dari stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale. 2. Lapisan dermis → pars papilare merupakan bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah yang menyokongd an memberi nutrisi pada epidermis. Pars retikulare merupakan bagian bawah yang menonjol ke arah subkutis dan terdiri dari serabut2 kolagen, elastin dan retikulin. 3. Lapisan subkutis → bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh, dan tempat penyimpanan energi



GANGGUAN SISTEM INTEGUMENT • Efek psikologis • Efek fisiologis Contoh: combustion / luka bakar Kerusakan jaringan kulit → nyeri akut → gangguan rasa nyaman → gangguan istraat dan tidur



Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur



Pengkajian • Riwayat tidur • Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat tidur • Gejala Klinis • Pemeriksaan fisik



Diagnosa keperawatan 1) Gangguan pola tidur disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita, Insomnia, hiperinsomnia, kehilangan tidur REM, ketakutan. 2) Perubahan proses berpikir disebabkan oleh terjadinya deprivasi tidur. 3) Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis. 4) Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Klien melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok.



Pemeriksaan diagnostik a. Elektroecepalogram (EEG). b. Elektromipogram (EMG). c. Elektrookulogram (EOG).



Intervensi a. Kaji masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperatur). b. Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur (bising: tutup pintu kamar, turunkan volume TV). c. Bantu upaya tidur dengan menggunakan alat bantu tidur (mis., air hangat untuk mandi, minum susu sebelum tidur). d. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan. e. Lingkungan yang tenang dapat mengurangi gangguan tidur. f. Mandi air hangat sebelum tidur dapat meningkatkan relaksasi. Sedangkan minum susu hangat mengandung L-triptofan (penginduksi tidur).



Implementasi →Sesuai intervensi/rencana tindakan →Bantu pelaksanaan ritual tidur → Relaksasi progresif sebagai salah satu teknik relaksasi otot telah terbukti mengatasi keluhan anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan darah tinggi, phobia ringan dan gagap.



Evaluasi S: Pasien mengatakan dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit, pada waktu tidur tidak sering terbangun, jika terbangun akan mudah tidur kembali, meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan, mengingat kembali mimpi yang dialaminya, menyatakan perasaannya tenang sesudah tidur, bebas dari kecemasan dan depresi, dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi, klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan tidur O: klien tampak tenang saat di wawancarai setelah bangun tidur A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan



• Mahasiswa wajib Baca 1. Modul KDM PPSDM hal.142-156 tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat dan tidur 2. Anfis system persarafan 3. Anfis system integumen 4. Modul KMB II PPSDM hal.312-401 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN SISTEM persarafan 5. Modul KMB II PPSDM hal.203-291 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN SISTEM integumen



Salam sehat untuk kita semua 1. ingat jaga jarak, 2. pakai masker, 3. dirumah saja, 4. cuci tangan dengan sabun dan air mengalir 5. Taat protocol pencegahan covid-19 BERSAMA KITA LAWAN PENYEBARAN COVID-19



SEKIAN DAN TERIMA KASIH