Kntribusiku Sebagai Generasi Unggul Untuk Mewujudkan Indonesia Maju 2045 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kntribusiku sebagai Generasi Unggul untuk Mewujudkan Indonesia Maju 2045 Miftahul Jannah Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Indonesia telah merdeka lebih dari 69 tahun. Jika diibaratkan usia hidup seorang manusia, maka usia tersebut sudah sangat matang sehingga wajar apabila bangsa ini mendapatkan pelajaran sebagai modal dasar untuk menciptakan sejarah di masa depan yang lebih baik. Hal yang mendasar patut diperhitungkan oleh bangsa Indonesia khususnya pemerintah bagaimana menjadikan negara dengan jumlah penduduk yang besar dalam mutu sumber daya manusianya. Dengan demikian tantangan dari bangsa ini adalah tentang rendahnya mutu pendidikan. Bangsa ini mau tidak mau harus melakukan perbaikan dan pembaharuan di berbagai sektor yang berkaitan dengan pendidikan. Kemudian seiring dengan era globalisasi, pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan Indonesia dituntut untuk meningkatkan mutu sumber daya manusianya dalam menghadapi persaingan global. Dunia pendidikan harus peka dan tanggap dalam mempersiapkan sistem pendidikan sesuai dengan konteks dan tututan zaman. Tentang prospek pendidikan nasional ke depan dalam menghadapi era perkembangan globalisasi. Kesadaran global tentang peningkatan sumber daya manusia adalah sebuah keharusan bagi dunia pendidikan. Hal ini karena pendidikan sebagai bentuk investasi dalam mempersiapkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Mudah-mudahan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam pendidikan dalam rangka reformasi pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Dalam rangka menghasilkan kualitas SDM Indonesia yang sesuai dengan kebijakan arah pendidikan nasional, perlu dikembangkan suatu kurikulum pendidikan yang tepat. Dalam pengembangan kurikulum pendidikan harus termuat empat standar yang saling terkait, yaitu 1) standar kompetensi (tujuan) , 2) standar isi (materi/tema pembelajaran), 3) standar proses, dan 4)



standar evaluasi (penilaian) . Dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan agar semua ranah pendidikan atau potensi peserta didik dapat dibangun dan dikembangkan. Menyikapi hal itu, saya sangat sadar bahwa menjadi generasi yang unggul adalah sebuah keharusan. Sekarang ini, perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) telah mempercepat arus globalisasi. Persaingan dalam kancah Nasional dan Internasional menjadi semakin ketat. Bukan hanya itu, persaingan dalam lingkup lokal (daerah) juga tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, hanya manusia unggul yang mampu memenangkan persaingan, baik di lingkup lokal, Nasional, maupun global. Unggul dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti lebih tinggi dari pandai, baik, cakap, kuat, awet, utama, terbaik, terutama. Dalam hal ini, unggul dapat digambarkan sebagai ukuran lebih tinggi tingkatannya dari sekedar baik. Kata unggul sering digunakan bagi orang yang berprestasi dalam akademiknya saja. Namun, bagi saya “unggul” bukan hanya milik orang yang berprestasi dalam akademiknya, melainkan orang yang memiliki akhlak terpuji dan memahami kemampuan dirinya sehingga senantiasa untuk berusaha menjadi yang terbaik. Dengan demikian saya yakin bahwa orang yang ramah, jujur, mau bekerja keras, dan peduli merupakan orang yang unggul walau prestasi yang ditorehkan itu tidak mendapat sertifikat atau penghargaan dari suatu dinas maupun instansi yang lainnya. Namun, dengan adanya akhlak terpuji maka mereka sudah unggul dimata masyarakat dan Allah. Sekarang ini, saya sedang berusaha menjadi bagian dari generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia. Yaitu dengan menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Indonesia, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil Prodi Magister Pendidikan Dasar. Banyak anggapan yang telah lama ada, apabila mampu berkuliah Pascasarjana di perguruan tinggi maka dianggap sebagai pribadi yang unggul. Dalam perjalanan saya untuk bisa melanjutkan studi pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, banyak hambatan dan kegagalan yang harus saya lalui terlebih dahulu.



Kegagalan diawali dengan ketidak mampuan saya untuk membiayai kehidupan pribadi maksudnya setelah saya menikah. Hal yang wajar dan kita tidak tahu watak dari calon pasangan kita kelak seperti apa. Tidak untuk disesali, tetapi saya berusaha untuk grow up dan belajar , bertumbuh dan berkembang untuk menjadi wanita yang tangguh namun hakikatnya lemah. Hambatan lainnya ialah anak saya yang masih bayi sehingga saya tidak bisa berbuat banyak hal seperti mengajar di sekolah dasar karena dari pihak sekolah tidak menerima seorang guru yang sedang memiliki bayi yang dikhawatirkan ialah menghambat proses pembelajaran peserta didik dan saya juga takut membawa anak bayi untuk berkendaraan roda dua serta sekarang musim hujan sehingga banyak kekhawatiran yang saya alami dan memilih untuk cari amannya dengan mencari program beasiswa unggulan. Syukur Alhamdulillah Allah menganugerahkan seorang anak perempuan, yang dimana motivasi terbesarku terpusat ada padanya. Lika-liku selama ini menyadarkanku bahwa kebahagiaan sepenuhnya ada pada diri kita sendiri maka jangan sampai kalian menitik beratkan kepada pasangannya. Usia pernikahan saya masih seumuran jagung yakni 2,5 tahun. Entah kapan saya sanggup mempertahankan hubungan bersama seorang yang toxic, yang dimana roda perekonomian sepenuhnya diambil alih oleh sang suami, yang dengan mudah melakukan kekerasan fisik, dan psikis, makian dan cacian. Kegagalan itu benar-benar membuat saya berada pada titik terendah dalam perjalanan kehidupan. Perasaan sedih, piluh, trauma, benci, dendam, tidak percaya diri, sehingga untuk berbicara dengan banyak orang kadang saya memilih untuk mengurung diri di kamar karena takut bertemu. Tetapi, saya sangat bersyukur memiliki orang tua yang sangat support dan peduli. Langkah yang konkret untuk grow up yakni dengan melanjutkan studi pendidikan ke jenjang Magister Pendidikan Dasar berharap setelah lulus dari Program studi ini saya bisa bekerja dan membiayai kehidupan pribadi dan anakku. Generasi muda yang unggul sekarang ini sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Cara menjadi generasi muda yang unggul ialah membangun karakter, belajar bekerjasama, dan belajar



membagi waktu dengan adil. Oleh sebab itu, saya memilih untuk mengikuti beberapa komunitas dan lembaga-lembaga pelatihan diataranya Kominfo dan yang menjadi incara saya saat ini ialah program dari Kampus Merdeka yang mencari talenta-talenta berjiwa pebisnis dan jika Allah berkehendak saya ingin berpartisipasi, mencari pengalaman baru serta melatih skill



dan



keterampilan saya. Sebagai mahasiswi sekaligus Ibu untuk anak saya, saya harus mempunyai cita-cita untuk mewujudkan Pendidikan yang gemilang untuk Indonesia. Dimana menjadi pengajar pendidikan yang kita ketahui bukanlah perkara yang mudah, sepeleh kata “guru” namun efek yang dituai mampu mencerdaskan hingga memberi pandangan hidup untuk generasi muda nantinya. Setiap orang memiliki impian yang ingin diwujudkan melalui proses yang panjang, keterbatasan yang saya miliki tidak akan menjadi penghalang untuk mewujudkan sebuah impian. Impian yang ingin saya wujudkan adalah membahagiakan kedua orang tua dan anak serta menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat sekitar. Saya yakin atas kemampuan dan kerja keras yang menjadikan saya generasi unggul yang berguna bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, saya termotivasi untuk mengikuti beasiswa unggulan masyarakat berprestasi ini.