Kolik Abdomen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KOLIK ABDOMEN



DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV ASRI ROBY SEANTERO ARDHI SUCI AMALIA



AKADEMI KEPERAWATAN JAMBI YAYASAN TELANAI BHAKTI TAHUN AJARAN 2016/2017



A. TINJAUAN TEORI 1.1 Pengertian Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).



1.2 Anatomi Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visuil sulit dibedakan dari jejenum dan ileum, hanya saja panjang duodenum, kira-kira 25 cm dan berakhir pada ligmen-ligmen treltz berupa sebuah ligamen yang berjalan dari sisi kanan diafragma dekat hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum dan jejenum. Sisa dari usus halus adalah jejenum ¾ bagian akhir disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis. Colon / usus besar : Ini lebih besar dari usus halus yang terdiri dari : *



Caecum



* Colon pars desendens



*



Colon Pars aseenden



* Rectum



*



Colon transversum



Lapisan usus besar ini terdiri dari *



Tunika serosa



* Tunika submukosa



*



Tunika muskularis



* Tunika mukosa



1.3 Patofisiologi Inflamasi peritonium perietal



Perforasi peritontis Kelainan mukosa viseral Obstruksi viseral Pegangan kapsula organ Gangguan veskuler



Apendisitis



Divertikulitis



Colic abdomen



Pankreasitis



Kolesitisis



Gangguan perfusi jaringan



Gangguan rasa nyaman (nyeri)



Intoleransi nutrisi



Sepsis



Mual muntah



Hipertermi



Bising usus meningkat



Resiko syok neurogenik



Anoreksia



Gangguan motilitas



Gangguan pola nutrisi



Ekstra abdominal



1.4 Etiologi a. Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis, diverti kulitis, pankreanitis, kolesistitis.



b. Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease, kulitis infeksi, esofagitis. c. Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu. d. Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis. e. Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal. f. Gangguan motilitas : irritable bowel syndrome, dispepsia fungsional. g. Ekstra abdominal : hespes trauma muskuloskeletal, infark miokard dan paru dan lainnya.



1.5 Manifestasi Klinis Klien akan merasakan nyeri perut yang hebat / nyeri tekan, muntah, bisa juga kenaikan suhu bisa juga disertai dengan gejala yang sesuai penyakitnya. Skala nyeri I



: Ringan



: telah mengganggu Adl dan pasien dapat tidur



II



: Sedang



: mengganggu ADL dan pasien dapat tidur



III



: Berat



: mengganggu ADL dan pasien tidak dapat tidur



1.6 Komplikasi Anoreksia dan malaise, demam, takikardia, diaforesis, pucat, kekakuan abdomen, kegagalan untuk mengeluarkan feses atau flatus secara rektal, peningkatan bising usus (awal obstruksi), penurunan bising usus (lanjut), retensi perkemihan dan leukositosis.



1.7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang kadang perlu untuk mempermudah mengambil keputusan, misalnya pemeriksaan darah, urin, feses. Kadang perlu juga dilakukan pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi. Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan. Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang lainnya.



B. ASUHAN KEPERAWATAN 2.1 Pengkajian 1. Pengkajian, meliputi : a. Identitas klien 1) Nama 2) Umur 3) Jenis kelamin 4) Suku bangsa 5) Pekerjaan 6) Pendidikan 7) Alamat 8) Tanggal MRS 9) Diagnosis b. Keluhan utama Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah dan lain-lain. c. Riwayat kesehatan 



Riwayat kesehatan sekarang



Sejak kapan serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit. 



Riwayat kesehatan dahulu Pasien mempunyai riwayat penyakit tertentu seperti implamasi peritonium, appendisitis, diverkulitis, pankreasitis, colesititis, dan lain-lain.







Riwayat kesehatan keluarga Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adanya penyakit keturunan atau menular.



d. Pola- pola fungsi kesehatan 



Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan diri.







Pola nutrisi dan metabolisme Terjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah.







Pola eliminasi Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi.







Pola aktivitas dan latihan Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.







Pola persepsi dan konsep diri Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.







Pola sensori dan kognitif Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang berulang.







Pola reproduksi dan seksual Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.







Pola hubungan peran



Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakitnya. 



Pola penanggulangan stress Meliputi : Penyebab stress, koping terhadap stress dan pemecahan masalah







Pola tata nilai dan kepercayaan Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.



2. Pemeriksaan Fisik, meliputi : Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan dengan teliti dan sistematis dengan cara : inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi.







Inspeksi Semua pakaian harus dilepas. Abdomen bagian depan dan belakang diteliti apakah mengalami ekskoriasi atau memar, adakah laserasi, tusukan dan sebagainya dengan cara log roll.







Auskultasi Lakukan untuk mendegarkan bising usus terdengar atau tidak.







Perkusi Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karena dilatasi lambung akut di kwadran kiri atas ataupun adanya perkusi redup



bila



ada



hemoperitoneum.



Perkusi



mengakibatkan



pergerakan peritonium dan mencetuskan tanda peritonitis. Shifting dullnes (adanya darah dalam abdomen) terjadi kalau pasien dimiringkan.







Palpasi Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang kadang – kadang dalam.



Analisa Data 



Data 1 Ds



: Nyeri pada perut



Do



: Ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan



abdomen,



respon



autonomik



misalnya



perubahan tanda vital. Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri akut / kronik). Etiologi : Proses penyakitnya. 



Data 2 Ds



: Klien terlihat gelisah



Do



: Perubahan tanda vital, perilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah.



Masalah : Ansietas / cemas Etiologi : Perubahan status kesehatan (ancaman kematian) 



Data 3 Ds



: Nyeri perut



Do



: Muntah, intoleran terhadap makanan, mual.



Masalah : Resiko gangguan pemenuhan nutrisi Etiologi : Anoreksia (proses penyakitnya) Diagnosa keperawatan 



Data 1 Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik.







Data 2 Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda



vital, prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita. 



Data 3 Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap makanan.



Diagnosa Diagnosa 1: Gangguan



Tujuan/Kriteria hasil Tujuan : Nyeri berkurang



a.



rasa Kriteria hasil : (nyeri 



nyaman



akut/kronis) berhubungan dengan



Intervensi



proses



penyakitnya



Klien



menyatakan



Catat keluhan



nyeri,



termasuk



lokasi



Ekspresi wajah klien b. c.



sebelumnya dimana



yang



nyeri



perut,



meningkatkan



atau



ekspresi



wajah



menurunkan nyeri. d.



b.



berhati-



makan sedikit tapi



hati



dengan



sering sesuai indikasi untuk pasien. e.



perkembangan klien. c. diagnosa d.



Makan an mempunyai efek penetralisir



yang



kandungan



gaster.



Makan



sedikit



mencegah



ketidaknyamanan. Kolabor



asam,



juga menghancurkan



menimbulkan f.



dan



kebutuhan terapi.



batasi



makanan



Memba ntu dalam membuat



Identifi dan



Untuk mengetahui



Berikan



tubuh,



membantu



siagnosa.



Kaji



kasi



distensi



dan haluaran gastrin. e.



Makan



asi dengan tim medis



an



dalam



menyebabkan



terapi.



ada



dibandingkan dengan



dapat



faktor



abdomen, respon



selalu



tetapi bila ada harus



Observ



ulang



autonomik.



tidak



asi TTV klien.



tidak menyeringai



Nyeri



gejala nyeri pasien



ditandai dengan



penderita, postur



a.



lamanya.



nyeri mulai berkurang 



Rasional



pemberian



khusus



yang



distress



bermacam-



macam



antara



individu.



Penelitian



menunjukkan merica dan kopi berbahaya dapat



menimbulkan



dispepsia.



f.



Untuk mempercepat proses penyembuhan.



Diagnosa 2:



Tujuan



Ansietas (cemas)



Kriteria hasil :



berhubungan dengan







status 



kesehatan



: Cemas berkurang



Awasi



a.



Dapat



respon



fisiologis



menjadi



Menunjukkan rileks



seperti



takipnea,



derajat takut yang



Klien tidak terlihat



palpitasi.



indikatif



dialami



b.



gelisah



(ancaman



a.



Catat



pasien



tetapi dapat juga



petunjuk



prilaku



berhubungan



seperti



gelisah,



dengan



ditandai dengan



mudah



terangsang,



klien



kurang kontak mata. b.







kematian)



Menunjukkan



pemecahan masalah terlihat



gelisah,



c.



Dorong



kondisi



fisik. Indika tor derajat takut



perubahan tanda



pernyataan takut dan



yang



vital,



ansietas



pasien,misal



prilaku



menyerang,



:



berikan



umpan balik.



panik,



kurang



kontak



mata,



ekspresi



wajah



d.



penderita.



dialami :



pasien akan merasa Dorong



tak



orang



terdekat



terhaap situasi atau



tinggal



dengan



pasien. e.



terkontrol



mencapai



status



panik. Kolabor c.



Mem



asi dengan tim medis



bantu



dalam



menerima perasaan



terapi



pemberian



dan



pasien memberikan



kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep.



d.



Mem bantu menurunkan takut



melalui



pengalaman menakutkan menjadi



seorang



diri. e.



Untuk mempercepat proses penyembuhan dan memberikan



rasa



tenang pada klien.



Diagnosa 3 :



Tujuan



Resiko gangguan



nyeri perut]



dan observasi TTV



mengetahui



pemenuhan



Kriteria hasil :



klien.



keadaan







nutrisi berhubungan



dengan anoreksia 



: Klien tidak merasa a.



Klien tidak merasa b. klien



mual dan muntah. Klien



penyakitnya)



a.



Dorong untuk



makanannya



toleran



makan



c.



Untuk /



perkembangan klien.



sedikit b.



demi sedikit.



terhadap makanannya.



(proses



Kaji



Agar isi dalam lambung



Berikan



ditandai dengan



makan



muntah,



mual,



sering sesuai indikasi



keadaan



nyeri



perut,



pasien.



pencernaan klien.



intoleran



d.



sedikit



tapi



tidak kosong atau memperbaiki



Kolabor c.



sistem Maka



terhadap



asi dengan tim gizi



nan



mempunyai



makanan.



dalam pemberian diet.



efek



penetralisir



asam,



juga



menghancurkan



kandungan gaster. Makan



sedikit



mencegah distensi dan



haluaran



gastrin. d.



Melak ukan independen perawat.



4. Penataaksanaan KGD 



A : Airway : Tidak ada obstruksi jalan nafas







B : Breathing (pernapasan) :  Ada dispneu, penggunaan otot bantu napas dan napas cuping hidung.







C : Circulation (sirkulasi) : Hipotensi, perdarahan , adanya tanda “Bruit” (bunyi abnormal pd auskultasi pembuluh darah, biasanya pd arteri karotis), tanda Cullen, tanda GreyTurner, tanda Coopernail, tanda balance.,takikardi,diaforesis







D : Disability (ketidakmampuan ) : Nyeri, penurunan kesadaran, tanda Kehr



fungsi







E : Exposure : Terdapat jejas ( trauma tumpul atu trauma tajam) pada daerah abdomen tergantung dari tempat  trauma



5. Evaluasi KGD dan Dokumentasi 



Evaluasi Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.



DAFTAR PUSTAKA H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI Jakarta, 2001. H. Syaifuddin Drs. B.Ac, Anatomi Fisiologi, EGC Jakarta, 1997. Marllyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, 2000. Mudjiastuti, Diktat Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Masalah Pencernaan Makanan, Surabaya, Tidak dipublikasikan.



R. Sjamsuhidajat, Wim dc Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997.