LP KOLIK ABDOMEN Igd [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PEDAHULUAN PADA Ny.I DENGAN COLIC ABDOMEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG



DI SUSUN OLEH : NURUL KISNA KAMALIA ZULFA 2008163



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2021



LAPORAN PENDAHULUAN KOLIK ABDOMEN



A. Pengertian Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma, dimana seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan secepatnya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan penderita (Nettina, 2012). Kolik abdomen adalah suatu keadaan yang sangat membutuhkan pertolongan secepatnya tetapi tidak begitu berbahaya, karena kondisi penderita yang sangat lemah jadi penderita sangat memerlukan pertolongan dengan segera (Bare, 2011). Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011). B. Penyebab Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu : a.    Secara mekanis : 1)   Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena radang) 2)   Karsinoma 3)   Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus) 4)   Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati) 5)   Polip (perubahan pada mukosa hidung) 6)   Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran) b.    Fungsional (non mekanik) 1)   Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat bergerak) 2)   Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas) 3)   Enteritis regional 4)   Ketidak seimbangan elektrolit



5)   Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011). C. Manifestasi Klinik 1. Mekanika sederhana – usus halus atas Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal. 2. Mekanika sederhana – usus halus bawah Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal. 3. Mekanika sederhana – kolon Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal. 4. Obstruksi mekanik parsial Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare. 5. Strangulasi Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar (Reeves, 2011). D. Patofisiologi Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang daari 24 jam. Colic



abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain. E. Patways



F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan fisik :  Tanda - tanda vital 2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri. 3. Pemeriksaan rectal. 4. Laboratorium : leukosit, HB. 5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus. 6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid



yang tertutup. 7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan



hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus. 8. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik (Reeves,



2011). G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu : a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. b. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis. c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik, ileus



paralitik atau infeksi. d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung. e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko. f.



Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.



Penatalaksanaan secara farmakologi yaitu : a. Terapi Na + K + komponen darah. b. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan. c. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler. d. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area



penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.



e. Antasid ( obat yang melawan keasaman ). f.



Antihistamine (adalah obat yang berlawanan kerja terhadap efek histamine) (Reeves, 2011).



H. Focus Pengkajian Keperawatan 1.



Pengkajian



  



a. Umum Anoreksia dan malaise, demam, takikardia, diaforesis, pucat, kekakuan abdomen, kegagalan untuk mengeluarkan feses atau flatus secara rektal, peningkatan bising usus (awal obstruksi), penurunan bising usus (lanjut), retensi perkemihan dan leukositosis. b. Khusus 1)      Usus halus. a)      Berat, nyeri abdomen seperti kram, peningkatan distensi. b)      Distensi ringan. c)      Mual. d)     Muntah : pada awal mengandung makanan tak dicerna dan kim; selanjutnya muntah air dan mengandung empedu, hitam dan fekal. e)      Dehidrasi. 2)      Usus besar. a)      Ketidaknyamana abdominal ringan. b)      Distensi berat. c)      Muntah fekal laten. d)     Dehidrasi laten : asidosis jarang.



I. Daignosa Keperawatan 1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyri, tampak meringis, gelisah, sulit tidur (D.0077) Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakanjaringan actual dan fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang kurang dari 3 bulan. Penyebab: a. Agen pencedera fisiologis (inflamasi, iskemia, neoplasma) b. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan) c. Agen pencedera fisik (abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, Latihan fisik berlebihan, trauma) Gejala (tanda mayor) DS: mengeluh nyeri



Gejala minor DS: -



DO: Tampak meringis, Bersikap protektif, Gelisah, Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur



DO: TD meningkat, pola napas berubah,



nafsu



makan



berubah,



proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaphoresis



2. Nausea berhubungan dengan Peningkatan tekanan intraabdominal (D.0076) Definisi : perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah



J. Fokus Intervensi Keperawatan No.D Tujuan dan Kriteria hasil X 1



Setelah



Intervensi



dilakukan



asuhan Manajement nyeri (l.08238)



keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi : diharapakan nyeri akut dapat Identidikasi lokasi, karakteristik, durasi, teratasi dengan kriteria hasil



frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri



Tingkat Nyeri (L.08066) :



Identifikasi faktor yang memperberat nyeri



-



Keluhan nyeri dari skala Monitor terapi komplementer yang sudah 5 (meningkat) ke skala 2 diberikan (cukup menurun)



-



Ekpresi



Terapeutik



meringis



dari Berikan Teknik nonfarmakologi untuk



skala 5 (meningkat) ke mengurangi rasa nyeri (teknik relaksasi skala 1 (menurun) -



napas dalam, kompres hangat)



Gelisah pada pasien dari Kontrol lingkungan yang memperberat skala 5 (meningkat) ke rasa nyeri skala 1 (menurun) Edukasi Jelaskan penyebab, perode dan pemicu nyeri Kolaborasi



2



Setelah



dilakukan



keperawatan diharapkan



3x24 neusea



- Kolaborasi pemberian analgetic tindakan Manajemen mual (I.03117) jam Obsevasi menurun



dengan kriteria hasil : 1. Keluhan



mual



1(meningkat)



ke



-



Monitor mual



-



Monitor asupan nutrisi



dari Terapeutik 4(cukup



-



menurun) 2. Perasaan



Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik



ingin



1(meningkat)



ke



muntah 4(cukup



-



Kurangi atau hilangkan penyebab muntah



menurun) 3. Pucat



1(memburuk)



4(cukup membaik)



Edukasi ke



-



Anjurkan istirahat



-



Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk mengatasi mual (relaksasi)



Kolaborasi -



Kolaborasi pemberian antimeitik



DAFTAR PUSTAKA



Price, Sylvia Anderson, 2010, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 6,volume 1, EGC, Jakarta Harison,dkk, 2010, Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume 4, EGC, Jakarta. Sudayo Aryo, ( 2010 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI. Jakarta Reeves, Charlene J, Keperawatan Medikal Bedah, Salemba Medika,  Jakarta, 2011 Syaifuddin, (2011). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, FKUI. Jakarta Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Implementasi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta